TEORI BELAJAR TEORI KOGNITIF DOMINAN Oleh 1 Emiliana
TEORI BELAJAR TEORI KOGNITIF DOMINAN Oleh: 1. Emiliana Isam 2. Jelita Gusneli Sirait Dosen Pengampuh: Iswadi, M. Pd PROGRAM STUDI MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN KUSUMA NEGARA JAKARTA 2018
TEORI BELAJAR EDWARD CHACE TOLMAN BEHAVIORISME PURPOSIF KONSEP TEORITIS UTAMA ASPEK FORMAL TEORI TOLMAN FORMALISASI MACCORQUODALE DAN MEEHL ATAS TEORI TOLMAN PENDAPAT TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN EVALUASI TEORI TOLMAN RANGKUMAN
TEORI BELAJAR EDWARD CHACE TOLMAN Edward Chace Tolman merupakan seorang psikolog asal Amerika yang membuat kontribusi signifikan terhadap studi belajar dan motivasi. Teori belajar Tolman dapat dikatakan sebagai campuran antara Teori Gestalt dan Behaviorisme. • Teori Gestalt : menjelaskan bahwa proses persepsi melalui pengorganisasian suatu komponen-komponen yang memiliki hubungan, pola, dan juga kemiripan yang bersatu menjadi satu kesatuan ( teori strukturalisme). • Teori Behaviorisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkrit. Keberadaan kedua teori ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses Teori Tolman.
Tolman memperhatikan ada sedikit nilai dalam introspective approach (pendekatan introspektif). Pemikirannya ini bertentangan dengan para behavioris (Pavlov, Guthrie, Hull, Watson, dan Skinner) yang melihat segmen prilaku yang besar dapat dibagi menjadi segmen-segmen kecil, seperti reflek-reflek yang selanjutnya dianalisis. menjadikannya elemen-elemen kecil, Tolman memandang dengan sesungguhnya behavioris telah membuang artinya secara utuh. Akan tetapi dia juga yakin bahwa hal seperti itu mungkin juga untuk dijadikan objek ketika belajar tentang moral bahavior secara sistematis. Oleh karena itu Tolman bisa dikatakan seorang behavioris secara metodologi dan teoris kognitif dalam hal metafisisik, atau Ia belajar bahavior untuk menentukan proses kognitif.
Karakteristik utama pemahaman perilaku adalah “purposive” yang selalu diarahkan keberbagai tujuan atau maksud. Tolman juga berpendapat bahwa pola perilaku utuh mempunyai suatu maksud tertentu yang akan hilang jika dipelajari dari sudut pandang parsial atau elemen individual. Bentuk perilaku yang dinamakan Tolman sebagai moral, misalnya: seorang mahasiswa yang tuntut mempelajari mata kuliah yang tidak ia tekuni.
BEHAVIORISME PURPOSIF Teori Tolman dikenal sebagai purposive behaviorism, karena mencoba menjelaskan goal/tujuan belajar mengarah pada perilaku atau purposive behavior. Dalam hal ini ada persamaan antara Guthrie dan Tolman. Menurut Guthrie perilaku tetap berlaku sepanjang pemeliharaan stimuli disajikan oleh beberapa status kebutuhan (need). Sedangkan menurut Tolman, perilaku as if merupakan tujuan yang diarahkan sepanjang organisme sedang mencari-cari sesuatu yang ada dilingkungannya.
Konsep Teoritis Utama Apa Arti Belajar? Confirmation Versus Reinforcement Vicarious And Error Learning Versus Performance Latent Learning Reinforcement Expectancy
Asumsi-asumsi umum yang dikemukakan Tolman dalam proses belajar: v Apa arti belajar? Para tokoh behavioris (Pavlov, Guthrie, Hull, Watson, dan Skinner) mengatakan bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Tolman ini akan sia-sia karena dalam proses pembelajaran hanya bergantung pada respon sehingga stimulus hanya menghafalkan apa yang diberikan oleh respon. Berdasarkan pandangan teori Gestald, Tolman mengatakan bahwa dalam belajar, hal utama adalah proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Sehingga Tolman dikenal sebagai ahli teori S-S (stimulus-stimulus), dimana stimulus memperoleh pembelajaran dari pengalamannya sendiri dan lingkungannya. Hal ini akan berpengaruh pada kognisi, yaitu memori otak akan efektif menyimpan lebih lama stimulus karena memperoleh pembelajaran secara langsung. Dalam teori Tolman, motivasi juga merupakan hal terpenting, karena menentukan aspek-aspek lingkungan mana yang hendak disertai oleh organisme tersebut.
v Confirmation Versus Reinforcement Tolman mengatakan konsep penguatan (Reinforcement) sebagai konfirmasi. Karena dalam pembelajaran, keputusan yang diambil berdasarkan hipotesis yang telah dikonfirmasikan. Ada 4 tahap pengambilan keputusan dalam persepsi: 1. Kategori primitif : objek/pristiwa yang diamati ditandai berdasarkan ciri-ciri khusus. 2. Mencari tanda (cue search): mencari informasi tambahan di lokasi, untuk membuat kategorisasi yang tepat. 3. Konfirmasi: menerima tambahan informasi yang akan memperkuat konfirmasi keputusan. 4. Konfirmasi tuntas v Vicarious And Error Menurut Tolman, organisme yang mampu membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan yang dilakukannya disebut vicarious trial and error. Jadi proses belajar terjadi dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan sehingga memperoleh pengalaman, dan kesempurnaan dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan.
v Learning Versus Performance Dalam teorinya, Hull membedakan antara learning dan performance. Performance dapat diartikan sebagai bentuk perwujudan belajar dalam prilaku. Menurut Tolman kita memperoleh banyak hal disekitar kita, namun kita hanya akan melakukan informasi atau pengetahuan itu disaat kita harus melakukannya. Contohnya, seorang mahasiswa mengerjakan suatu hal yang baru dikarenakan kebutuhan dalam memenuhi tugas pembelajaran.
v Latent Learning Latent learning adalah belajar yang tidak diwujudkan dalam performance. Atau dengan kata lain, latent learning merupakan kemungkinan belajar yang terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut dinyatakan dalam perilaku. Dalam hal ini, Tolman dan Honzik (1930) melakukan eksperimen yang melibatkan 3 kelompok tikus, yang mencoba belajar untuk memecahkan suatu kebingungan.
v Reinforcement Expectancy Menurut para ahli teori Stimulus-Respon bahwa merubah reinforcer dalam teori belajar tidak akan mengganggu perilaku sepanjang kuantitas reinforcement tidak diubah secara drastis. Sedangkan menurut Tolman, jika reinforcer di rubah, perilaku akan terganggu karena reinforcement expectancy merupakan bagian dari apa yang di harapkan.
ASPEK FORMAL TEORI TOLMAN Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Tolman terhadap 3 kelompok tikus, Tolman berpendapat bahwa rasio perilaku di tentukan oleh pengalaman kolektif yang berasal dari tindakan yang berbelok ke setiap arah saat berbelok ke ssetiap arah saat dititk pilihan dalam beberapa kali percobaan. Variabel lingkungan, perbedaan individu dan variabel intervening berpengauh terhadap perilaku.
FORMALISASI MACCORQUODALE DAN MEEHL ATAS TEORI TOLMAN Mac. Corquodale dan Meehl mendeskripsikan teori Tolman sebagai teori S 1 -R 1 -S 2, dimana S 1 menimbulkan ekspektansi, R 1 menunjukan tindak lanjut dari ekspektansi, dan S 2 menunjukan perkiraan organisme tentang apa yang terjadi sebagai akibat dari tindakannya. Jenis-jenis Belajar cathexes Equivalence belief Field expectancies Field-cognition modes Drive discrimination Motor patterns
1. Cathexes mengacu pada kecendrungan belajar yang berhubungan dengan objek tertentu serta drive state tertentu. Misalkan, mahasiswa prodi matematika lebih cendrung mempelajari materi-materi SD, SMP, dan SMA, meskipun ada potensi untuk mempelajari ilmu lain. 2. Equivalence Belief Ketika sebuah “sub goal” mempunyai pengaruh yang sejenis dengan dirinya, maka sub goal tersebut mendasari sebuah equivalence belief. Tolman (1949) menganggap bahwa jenis belajar ini termasuk dalam typical social drives dari pada physological drives. Misalkan, seorang seniman yang belajar pada falkulta teknik bangunan, maka dengan jelas dapat ditunjukan dengan minat, kebutuhan, dan menerima pembelajaran tanpa harus menanyakan kualitas nilai dan equivalence belief.
3. Field Expectancies Jenis belajar ini dikembangkan dengan cara yang sesuai menurut perkembangan peta kognitif. Dimana sebuah organisme belajar tentang objek dan fungsinya. Ketika melihat suatu tanda tertentu ia mengharapkan sign yang lain akan mengikutinya. Contoh, seorang mahasiswa melihat sign untuk belajar, setelah memiliki bekal ilmu yang cukup, ia berharap untuk bisa menjadi model pembelajaran untuk yang lainnya. Satu-satunya reinforcement yang paling penting dalam jenis belajar ini adalah konfirmasi hipotesis. 4. Field-Cognition Modes Jenis belajar ini kurang diminati Tolman, karena ini merupakan strategi pendekatan untuk situasi problem-solving untuk menyusun perceptual field dalam bentuk tertentu. Menurut Tolman, field-cognition modes yang efektif yaitu mencoba memecahkan masalah pada situasi yang sama pada masa yang akan datang.
5. Drive Dicrimination Jenis belajar ini hanya mengacu pada fakta bahwa organisme dapat menentukan status drive mereka sendiri. Contoh, seorang mahasiswa pasca sarjana keguruan ilmu pendidikan , akan dibebaskan untuk menentukan program studi yang diminatinya. 6. Motor Patterns Tolman meunjukan bahwa sebagian besar teorinya terkait dengan ide asosiasi bukan ide yang beerhubungan dengan prilaku. Jenis belajar ini merupakan suatu usaha untuk memecahkan sebuah masalah.
PENDAPAT TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN Tolman dan Gestaltis sepakat mengenai praktik pendidikan yang menekankan pentingnya pemikiran dan pemahaman. Meneurut Tolman murid perlu melakukan hipotesis dalam situasi problem. Terakhir tolman mengatakan bahwa penguatan ekstrinsik adalah tak perlu memicu proses belajar karena belajar bersifat konstan.
EVALUASI TEORI TOLMAN 1. Kontribusi Pembahasan belajar laten, serta eksperimen yang dilakukan Tolman telah dijadikan perintis studi tentang kognisi kkomparatif dewasa ini (Olton, 1992). Penelitian Tolman tentang belajar spasial dan peta kognitif masih menjadi pedoman riset terhadap belajar ruang pada manusia dan non manusia. 2. Kritik Terlihat jelas bahwa, teori Tolman tidaklah mudah ditelti secara empiris. Hal ini dikarenakan, dalam teorinya ini, telah banyak menggunakan variabel individual, bebas, dan intervening yang sulit dijelaskan.
- Slides: 20