TEORI BELAJAR BRUNER GAGNE Oleh PUJI NINGRUM 0404517003
TEORI BELAJAR BRUNER & GAGNE Oleh : PUJI NINGRUM (0404517003) IFANDIKA DWI SEPTIAN (0404517015) DESI ARYANTI NABUASA (0404517018)
Pendidikan diartikan secara sederhana sebagai usaha manusia untuk membina keperibadian sesuai dengan nilai di dalam masyarakat, kebudayaan dan agama. Sehingga tidaklah heran jika bermacam persoalan sering kali menjadi penghambat atau penghalang pertumbuhan pendidikan baik di daerah, pusat bahkan hingga pendidikan dunia. Persoalan yang di hadapi tidak jauh berkisar antara unsur yang terdapat dalam pendidikan itu sendiri.
Pada presentasi ini akan dibahas psikologi pendidikan dalam bidang kognitif dengan mengambil tokoh Bruner, dan tokoh psikologi tingkah laku yaitu Gagne. Selain menguraikan mengenai teori yang dicetuskan, pada presentasi ini juga akan dijelaskan penerapan teori masing tokoh dalam pembelajaran kimia yaitu pada materi Hidrolisa.
A. Teori Belajar Bruner Pemroses Teori Brunner Manusia Pemikir Pencipta Informasi
Teori Brunner Belajar Proses memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Teori Belajar Bruner menjelaskan beberapa hal di antaranya adalah : 1. Ide bruner dalam proses pendidikan 2. Belajar sebagai proses kognitif 3. Tiga mode Pembelajaran Bruner 4. Teori Konstruktivis bruner 5. Implikasi dan Aplikasi Teori bruner
Ide Bruner dalam proses pendidikan : 1. Struktur Pengetahuan dalam Kurikulum : q Mengajarkan prinsip-prinsip dasar dari suatu subjek 2. Kesiapan dalam Belajar : q Dapat membantu peserta didik untuk melihat, bagaimana q Bahan pendukung disajikan dalam bentuk yang tepat fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan, dapat 3. Nilai Institusi dalam Proses Pembelajaran : q Terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang dihubungkan satu dengan yang lain, dan pada lebih sederhana yang dapat memungkinkan seseorang informasiyang telah mereka miliki. q sekolah bisa menciptakan kondisi untuk meningkatkan 4. Motivasi atau keinginan untuk belajar : untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang lebih berpikir intuitif tinggi q melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah q harus berakar dalam proses belajar daripada tujuan formulasi-formulasi itu merupakan kesimpulan-kesimpulan yang sah atau tidak. eksternal (seperti nilai) q pengalaman dimana siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya.
Belajar sebagai Proses Kognitif q Dikenal sebagai tokoh psikologi kognitif. q Tujuan akhir dari pengajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman umum tentang struktur materi pelajaran q Teori belajar bersifat deskriptive : mendeskripsikan apa yang terjadi sesudah ada fakta. Sebaliknya, teori pengajaran bersifat prescriptive (menentukan) : ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan praktek mengajar yang dianggap paling baik q Berpikir merupakan gabungan dari tiga proses, yaitu penerimaan(acquisition), transformasi (transformation), dan menguji ketepatan(testing of adequacy), merupakan pengorganisasian aktif dari individu dalam memperoleh pengetahuan, yang merupakan ciri khas dari teori dasar kognitif.
Tiga Mode Pembelajaran Dalam proses memperoleh pemahaman, seorang anak belajar memahami sesuatu melalui tiga tahap perkembangan : 1. Tahap Enaktif 2. Tahap Ikonik q sebagian besar pengetahuan dalam bentuk respon motorik q langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. q sebagian besar pengetahuan dalam citra visual 3. Tahap Simbolik q dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret q pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk atau menggunakan situasi yang nyata, tanpa menggunakan bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang q memanipulasi simbol atau lambang-lambang objek tertentu imajinasinya tau kata-kata menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret. q sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan q pemahaman anak masih diperoleh dari benda nyata dalam wujud terhadap objek rill gambar dan bukan benda abstrak q Pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan
Teori Konstruktivisme Bruner q Kerangka kontruktivisme : peserta didik membangun ide-ide atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang ada, aktif, melibatkan transformasi informasi, memaknai pengalaman, membentuk hipotesis, dan pengambilan keputusan. q Teori Bruner tentang Konstruktivisme jatuh ke dalam domain kognitif, melalui inquiry dan peran pengalaman dalam belajar, membangun pengetahuan baru dan makna baru dari pengalaman otentik. q Dengan memanfaatkan teori konstruktivisme Bruner mengembangkan metode pengajaran yang disebut Belajar Penemuan (discovery learning)
Belajar Penemuan (Discovery Learning) Siswa diberi kebebasan untuk : q menggunakan ide dan konsepnya sendiri dalam kegiatan menginvestigasi pengetahuan. q melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip sendiri
Pengetahuan yang diperoleh dalam discovery learning, menunjukan beberapa kelebihan : q Pengetahuan bertahan lama atau mudah diingat. q Meningkatkan penalaran siswa, melatih ketrampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. q Membangkitkan keingintahuan siswa serta memberikan motivasi belajar untuk menemukan jawaban.
Implikasi Teori Bruner dalam Pendidikan Dalam pengajaran seharusnya memuat beberapa hal berikut : q Memberikan informasi mengenai bagaimana menciptakan niat dan tujuan positif diantara siswa. q Mengorganisasikan pengetahuan untuk membantu pembelajaran. q Mengurutkan pengetahuan untuk membantu pembalajaran. q Memberikan informasi mengenai keberhasilan dan kegagalan dengan cara memberikan penguatan dan hukuman. q Pembelajaran yang memotivasi siswa dalam seting kelas.
Aplikasi Discovery Learning dalam Pembelajaran Sintaks : q Stimulasi q. Identifikasi Masalah q. Pengumpulan Data q. Pengolahan Data q. Pembuktian q. Generalisasi
Discovery Learning dalam Materi Hidrolisa Stimulus : Diberikan contoh gambar sabun. Komponen utama penyusun sabun adalah garam, namun mengapa sabun bersifat basa? Garam apakah yang menyusun sabun tersebut? Bagaimana reaksi yang terjadi sehingga sabun mempunyai sifat basa? ”
Identifikasi Masalah : Mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi masalah, dan mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait, seperti : 1. Apa yang dimaksud dengan garam ? 2. Apakah semua garam mempunyai sifat basa ? Ataukah ada sifat-sifatgaram yang lain ? 3. Bagaimana garam dapat mempunyai sifat-sifat tersebut ?
Pengumpulan Data : Melakukan praktikum/percobaan menentukan sifat-sifat senyawa garam berbatuan Lembar Kerja Pengolahan Data : Mengolah dan menganalisis data-data hasil percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari garam
Pembuktian : Materi : 1. Konsep reaksi hidrolisa 2. Sifat garam berdasarkan reaksi hidrolisa yang terbentuk 3. Perhitungan p. H larutan garam Generalisasi : Menaik kesimpulan : Sifat garam ditentukan berdasarkan hasil reaksi hidrolisa (menghasilkan ion H+ atau OH-), dibuktikan pula berrdasarkan perhitungan p. H larutannya
B. Teori Belajar Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang Tiga elemen dalam belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulus
Teori Belajar Gagne menjelaskan beberapa hal di antaranya adalah : 1. Sistematika 8 tipe belajar 2. Sistematika 5 jenis belajar 3. Fase-fase belajar 4. Implikasi dalam proses pembelajaran
Menurut Robert M Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu : 1. Belajar Isyarat; isyarat mirip dengan conditioned resons atau respons bersyarat. 2. Belajar simulus-respons (stimulus Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan 3. Belajar simulus-respons (stimulus respons learning) berbeda dengan belajar merespons suatu isyarat, bersifat umum, 4. Asosiasi verbal (verbal Association), respons learning) berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan emosional, tidak disadari, dalam 5. Belajar diskriminasi (discrimination terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan emosional arti respons diberikan secara tidak sadar learning) , pembedaan terhadap berbagai dalam urutan tertentu, yang satu mengikut emosional 6. Belajar Konsep (concept learning) rangkaian, seperti : membedakan bentuk yang lain. 7. Belajar Aturan (rule learning) : Konsep merupakan simbol berpikir. hal ini wajah, waktu, binatang, atau tumbuh 8. Belajar Pemecahan masalah (problem solving diperoleh dari hasil membuat tafsiran tumbuhan. learning) : upaya pemecahan masalah dilakukan hukum, dalil atau rumus adalah rule dengan menghubungkan berbagai urusan yang terhadap fakta-fakta. (aturan). relevan dengan masalah itu, melalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu
Sistematika 5 jenis Belajar Tidak jauh berbeda dengan sistematika 8 tipe belajar, sistematika 5 jenis belajar merupakan penyederhanaan dari sistematika 8 tipe belajar, terdiri dari : 1. informasi verbal (verbal 2. Kemahiran intelektual (intellectual skill) : information) merupakan pengetahuan yang kemampuan untuk berhubungan dengan dimiliki seseorang dan dapat 3. Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam diungkapkandalam bentuk bahasa, lisan, 4. Keterampilan motorik (motoric skill) : kemampuan strategy) merupakan suatu cara seseorang bentuk suatu representasi, khususnya dan tertulis seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerakuntuk menangani aktivitas belajar 5. sikap(Attitud)merupakan kemampuan gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan konsep dan berbagai lambang/simbol. seseorang yang sangat berperan sekali dan berpikirnya sendiri. mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai dalammengambil tindakan, apakah baik atau anggota badan secara terpadu. buruk bagi dirinya sendiri
Menurut Gagne, dalam pembelajaran peranan guru hendaknya lebih banyak membimbing peserta didik, antara lain : 1. Membangkitkan dan memelihara perhatian 2. Merangsang siswa untuk mengingat aturan dan ketrampilan yang relevan 3. Menyajikan situasi atau pelajaran yang baru 4. Memberikan bimbingan belajar 5. Memberikan feedback 6. Mengupayakan transfer belajar 7. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan soal untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.
Fase-Fase pembelajaran Gagne : q. Fase Motivasi q. Fase Pengenalan q. Fase Perolehan q. Fase Retensi q. Fase Pemanggilan q. Fase Generalisasi dan Penampilan q. Fase Umpan balik
Fase-Fase pembelajaran Gagne dalam materi Hidrolisa : Fase Motivasi : Menggungah harapan dan keingingtauan peserta didik terhadap materi hidrolisa 1. Menginformasikan manfaat dari hidrolisa 2. Mengingatkan keterkaitan asam-basa dengan garam
Fase Pengenalan : Memfokuskan perhatian terhadap informasi-informasi yang penting yang terkait dengan materi hidrolisa Memperkenalkan beberapa produk-produk senyawa garam dan mengidentifikasi sifat-sifat nya → sifat garam : asam, basa dan netral
Fase Perolehan : Memperoleh informasi yang terkait dengan materi hidrolisa 1. Menjelaskan konsep Hidrolisa 2. Menghitung p. H garam terhidrolisa Fase Retensi : Memindahkan informasi yang diperoleh ke dalam memori jangka panjang 1. Praktikum : menentukan sifat-sifat garam terhidrolisa 2. Mengulang materi : konsep hidrolisa dan perhitungan p. H
Fase Pemanggilan : Mengorganisasi materi-materi yang diterima menjadi konsep-konsep yang lebih teratur → Peta konsep
Fase Generalisasi dan Perolehan Dengan pengetahuan yang diperoleh : menyelesaikan berbagai masalah, persoalan yang terkait dengan materi HIdrolisa Menyelesaikan soal-soal latihan, seperti : 1. Berikut adalah beberapa larutan: (1) (NH 4)2 SO 4; (2) Na 2 CO 3; (3) KCN; (4) CH 3 COONa; dan (5) K 2 SO 4. 2. Tuliskan reaksi hidrolisa dan sifat larutan garam-garam tersebut ! Jika diketahui larutan CH 3 COONa 0, 1 M dan Ka CH 3 COOH = 10− 5. Tentukan : a. reaksi hidrolisis garam tersebut b. p. H larutan garam tersebut 3. Jika dua larutan masing-masing mengandung 25 m. L Na. OH 0, 2 M dan 25 m. L CH 3 COOH 0, 2 M dengan Ka CH 3 COOH = 10− 5 dicampurkan, maka p. H nya adalah …
Fase Umpan Balik : Memberikan reinforcement/penguatan terhadap materi Hidrolisa Garam dari asam kuat dan basa kuat · tidak terhidrolisis, p. H = 7, kation/anion garam tidak bereaksi dengan air, ΣH+ dan ΣOH- di air tetap Contoh: Na. Cl, Na. NO 3, KCl, K 2 SO 4 Garam dari asam lemah dan basa kuat · hidrolisis parsial (terhidrolisis sebagian), p. H > 7, anion garam bereaksi dengan air, kation tidak, [OH-] = √ Kw/Ka. C garam [H+] = √Kw. Ka/C garam Ex: Na. CH 3 COO + H 2 O à CH 3 COOH + Na+ + OH Garam dari basa lemah dan asam kuat · hidrolisis parsial (terhidrolisis sebagian), p. H < 7, kation garam bereaksi dengan air, anion tidak, [H+] = √ Kw/Kb. C garam Ex: NH 4 Cl + H 2 O à NH 4 OH + Cl- + H+ Garam dari asam lemah dan basa lemah · kation dan anion garam bereaksi dengan air, hidrolisis sempurna, p. H = 7, jika Ka = Kb, p. H > 7, jika Ka < Kb, p. H < 7, jika Ka > Kb, [H+] = √Kw. Ka/Kb Ex: NH 4 CH 3 COO + H 2 O à NH 4 OH + CH 3 COOH
Kejadian Instruksional yang disarankan Gagne 1. Mengaktifkan motivasi 2. Memberi tau tujuan belajar 3. Mengarahkan perhatian Membangkitkan perhatian dalam isi Memberi tau mengapa mereka belajar, apa 4. Merangsang ingatan tentang pelajaran, mengemukakan Perubahan stimulus : “perhatikan. . ” 5. Menyediakan bimbingan belajar yang mereka pelajari dan apa yang akan yang telah lampau kegunaan/manfaat 6. Melancarkan retensi Persepsi selektif : mengeraskan ucapan, Mengaitkan informasi baru pada pengalaman dipelajari Mengajukan pertanyaan-pertanyaan 7. Membantu transfer belajar Sesering mungkin mengulang materi, memberi menggarisbawahi/mewarnai point-point Memberikan contoh dan non contoh dalam 8. Memperlihatkan penampilan dan umpan Melalui tugas pemecahan masalah, bekerja banyak contoh, “jembatan keledai, penting menjelaskan konsep balik dalam kelompok (diskusi atau percobaan) menggunakan tabel, diagram, gambar Pemberian tes, mengamati perilaku siswa, reinforcement
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Tanya Jawab : 1.
- Slides: 33