TEORI BELAJAR BERPIKIR KRITIS A PENDAHULUAN Berpikir kritis
TEORI BELAJAR BERPIKIR KRITIS
A. PENDAHULUAN Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Berpikir kritis meliputi aktivitas-aktivitas: 1. Memperhatikan detil secara menyeluruh 2. Identifikasi kecenderungan dan pola, seperti memetakan informasi, identifikasi kesamaan dan ketidaksamaan, dll 3. Mengulangi pengamatan untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan 4. Melihat informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang 5. Memilih solusi-solusi yang lebih disukai secara obyektif 6. Mempertimbangkan dampak dan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih
B. PENJELASAN Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000: 1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli. Dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga dosen lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman dosen tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Anderson et al. , 1997; Bloomer, 1998; Kember, 1997 Cit in Pithers RT, Soden R. , 2000). Tulisan ini bertujuan memberikan kajian tentang permasalahan cara belajar berpikir kritis terhadap pokok bahasan di pendididkan, serta panduan dalam program pengembangan staf yang memberikan perhatian untuk membantu siswa menjadi seorang yang mampu berpikir kritis. Teori belajar berpikir kritis harus memberatkan pada usaha peserta belajar untuk aktif menganalisis dan memecahkan berbagai masalah yang ada disekitar mereka termasuk dalam proses belajar mereka , namun teori tersebut memerlukan ketrampilan khusus untuk dapat berpikir kritis, dibawah ini beberapa tahap dan ketrampilan yang harus dikuasai peserta belajar
C. PENJABARAN Setelah kita mengenal proses tahapan berpikir kritis dalam penerapan metode berpikir kritis, selanjutnya kita harus menguasai ketrampilan untuk berpikir kritis, masih terkait dengan tahapan berpikir kritis yang telah kita pelajari sebelumnya. dibawah ini ketrampilan yang harus dikuasai dalam penggunaan metode berpikir kritis. a. Keterampilan Menganalisis Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan b. Keterampilan Mensintesis Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol
C. KETERAMPILAN MENGENAL DAN MEMECAHKAN MASALAH KETERAMPILAN INI MERUPAKAN KETERAMPILAN APLIKATIF KONSEP KEPADA BEBERAPA PENGERTIAN BARU. KETERAMPILAN INI MENUNTUT PEMBACA UNTUK MEMAHAMI BACAAN DENGAN KRITIS SEHINGA SETELAH KEGIATAN MEMBACA SELESAI SISWA MAMPU MENANGKAP BEBERAPA PIKIRAN POKOK BACAAN, SEHINGGA MAMPU MEMPOLA SEBUAH KONSEP. TUJUAN KETERAMPILAN INI BERTUJUAN AGAR PEMBACA MAMPU MEMAHAMI DAN MENERAPKAN KONSEP KE DALAM PERMASALAHAN ATAU RUANG LINGKUP BARU D. KETERAMPILAN MENYIMPULKAN IALAH KEGIATAN AKAL PIKIRAN MANUSIA BERDASARKAN PENGERTIAN/PENGETAHUAN (KEBENARAN) YANG DIMILIKINYA, DAPAT BERANJAK MENCAPAI PENGERTIAN/PENGETAHUAN (KEBENARAN) YANG BARU YANG LAIN (SALAM, 1988: 68). BERDASARKAN PENDAPAT TERSEBUT DAPAT DIPAHAMI BAHWA KETERAMPILAN INI MENUNTUT PEMBACA UNTUK MAMPU MENGURAIKAN DAN MEMAHAMI BERBAGAI ASPEK SECARA BERTAHAP AGAR SAMPAI KEPADA SUATU FORMULA BARU YAITU SEBUAH SIMPULAN. PROSES PEMIKIRAN MANUSIA ITU SENDIRI, DAPAT MENEMPUH DUA CARA, YAITU : DEDUKSI DAN INDUKSI. E. KETERAMPILAN MENGEVALUASI ATAU MENILAI KETERAMPILAN INI MENUNTUT PEMIKIRAN YANG MATANG DALAM MENENTUKAN NILAI SESUATU DENGAN BERBAGAI KRITERIA YANG ADA. KETERAMPILAN MENILAI MENGHENDAKI PEMBACA AGAR MEMBERIKAN PENILAIAN TENTANG NILAI YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR TERTENTU
BERIKUT INI AKAN DIJELASKAN ASPEK v Clarity (Kejelasan) Accuracy (akuratan, keteliketian, kesaksamaan) v Precision (ketepatan) v Relevance (relevansi, keterkaitan) v Depth (kedalaman) v Breadth (keluasaan) v Logic (logika)
STRATEGI DAN HAL YANG BERKAITAN DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS 1. Ketrampilan Intelektual dan Perkembangan Kognitif Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri mahasiswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan berpikir kritis.
2. Strategi pembelajaran berpikir kritis Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R. , 2000).
v Strategi pengajaran yang seperti itu dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yaitu: 1. Dengan menggunakan konteks yang relevan seperti masalah yang ada pada materi perkuliahan yang dipahami oleh mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis sekaligus meningkatkan prestasi akademisnya. 2. Cara penilaian yang memerlukan telaah yang lebih dalam, mendorong siswa untuk belajar secara lebih bermakna daripada sekedar belajar untuk menghapal
3. Evaluasi kemampuan berpikir kritis Evaluasi merupakan proses pengukuran pencapaian tujuan yang diinginkan dengan menggunakan metode yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Beberapa penelitian mengevaluasi kemampuan berpikir kritis dari aspek ketrampilan intelektual seperti ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis taxonomi Bloom 1, 3. Sedangkan tujuan pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan dan strategi kognitif, serta sikap.
1. Strategi pengajaran yang mendorong mahasiswa berpikir kritis terhadap pokok bahasan pada perkuliahan dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran yang menggunakan pendekatan di bawah ini: v Pembelajaran Aktif v Pembelajaran Kolaboratif v Pembelajaran Kontekstual v Menggunakan pendekatan higher order thinking v Self directed learning
- Slides: 11