TEKNOLOGI MINYAK EMULSI DAN OLEOKIMIA Minggu 9 EMULSI

  • Slides: 62
Download presentation
TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA Minggu 9 EMULSI Oleh : Erliza Hambali DEPARTEMEN TEKNOLOGI

TEKNOLOGI MINYAK, EMULSI DAN OLEOKIMIA Minggu 9 EMULSI Oleh : Erliza Hambali DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Definition of an Emulsion An emulsion consists of two immiscible liquids (usually oil and

Definition of an Emulsion An emulsion consists of two immiscible liquids (usually oil and water), with one liquid being dispersed as small spherical droplets in the other liquid. Emulsions are thermodynamically unstable systems. Interfacial Membrane Oil Droplets Aqueous Phase

 Sistem heterogen yang mengandung dua fasa cairan : 1. Fasa terdispersi / fasa

Sistem heterogen yang mengandung dua fasa cairan : 1. Fasa terdispersi / fasa diskontinu / fasa diam 2. Fasa pendispersi / fasa eksternal / fasa kontinu / fasa bergerak Makro emulsi : ukuran globula 0, 10 - 0, 15 m • Tampak berwarna opaque dan keruh • Kurang stabil • Contoh: lotion, cream Mikro emulsi : ukuran globula 0, 10 m - 0, 002 m • Transparan • Relatif lebih stabil • Contoh: sabun cair

minyak air Emulsi Temporer

minyak air Emulsi Temporer

Traditional (Single-Step) Method of Emulsion Formation Oil + Emulsifier Water Emulsion preparation Homogenization Emulsion

Traditional (Single-Step) Method of Emulsion Formation Oil + Emulsifier Water Emulsion preparation Homogenization Emulsion Droplet Particle Size dictates Surface Area

Orientasi Molekuler Emulsifier

Orientasi Molekuler Emulsifier

Alasan Penggunaan Emulsi Untuk menghasilkan produk yang homogen dari dua atau lebih komponen penyusunnya

Alasan Penggunaan Emulsi Untuk menghasilkan produk yang homogen dari dua atau lebih komponen penyusunnya yang tidak dapat bercampur, misal : pembuatan lotion atau cream Untuk mengontrol flavour Untuk mengatur kondisi fisik produk, seperti tekstur dan tingkat kekentalannya ¤ Untuk menekan biaya produksi

Contoh Beberapa Produk Emulsi Pangan Sumber : SKW Biosystems

Contoh Beberapa Produk Emulsi Pangan Sumber : SKW Biosystems

Contoh Beberapa Produk Emulsi Non Pangan Sumber : Deutsche Gelatine Fabriken Stoess & Co.

Contoh Beberapa Produk Emulsi Non Pangan Sumber : Deutsche Gelatine Fabriken Stoess & Co. Gmb. H

Surfaktan Senyawa aktif penurun tegangan permukaan Dapat diproduksi secara sintesis kimiawi atau biokimiawi Memiliki

Surfaktan Senyawa aktif penurun tegangan permukaan Dapat diproduksi secara sintesis kimiawi atau biokimiawi Memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik dalam satu molekul Pembentukan film pada antar muka fasa menurunkan energi antar muka Dimanfaatkan sebagai bahan penggumpal, pembasah, pembusaan, emulsifier oleh industri farmasi, industri kosmetika, industri kimia, industri pertanian, industri pangan, dsb Dimanfaatkan sebagai bahan penurun tegangan permukaan antar muka, menambah wettability pada reservoar di lapangan minyak

Surfaktan Struktur Surfaktan secara Umum

Surfaktan Struktur Surfaktan secara Umum

Skema Molekul Surfaktan Ekor : Hidrofobik (grup nonpolar) Kepala : Hidrofilik (grup polar) -

Skema Molekul Surfaktan Ekor : Hidrofobik (grup nonpolar) Kepala : Hidrofilik (grup polar) - Bersifat hidrofobik dalam media air - Bersifat hidrofilik dalam media hidrokarbon - Bersifat hidrofobik dalam media hidrokarbon

Gambar. Prinsip Pembersihan Kotoran oleh Surfaktan

Gambar. Prinsip Pembersihan Kotoran oleh Surfaktan

Gambar. Proses Pembersihan

Gambar. Proses Pembersihan

Contoh emulsi air, surfaktan dan minyak, perbesaran 400 x, ukuran partikel 4, 5 -40,

Contoh emulsi air, surfaktan dan minyak, perbesaran 400 x, ukuran partikel 4, 5 -40, 7 mikron

Emulsifier • Emulsifier merupakan "surface active agent" yang mempunyai dua gugus yaitu gugus hidrofilik

Emulsifier • Emulsifier merupakan "surface active agent" yang mempunyai dua gugus yaitu gugus hidrofilik dan gugus lipofilik. • Gugus hidrofilik bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak.

APLIKASI TEKNOLOGI EMULSI, DEMULSIFIKASI, CREAMING, INVERSI PADA PENGEMBANGAN PRODUK

APLIKASI TEKNOLOGI EMULSI, DEMULSIFIKASI, CREAMING, INVERSI PADA PENGEMBANGAN PRODUK

Emulsions encountered in everyday life! Pesticide Asphalt Skin cream Metal cutting oils Margarine Ice

Emulsions encountered in everyday life! Pesticide Asphalt Skin cream Metal cutting oils Margarine Ice cream

Jenis Industri Agrochemical Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan methylamine, nonylphenol ethoxylate, lauryl alcohol ethoxylate, fatty

Jenis Industri Agrochemical Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan methylamine, nonylphenol ethoxylate, lauryl alcohol ethoxylate, fatty acid ethoxylate, tridecyl alcohol ethoxylate, sodium disulfosuccinate, sodium lignosulfonate, dodecylbenzene sulfonate

Jenis Industri Karet Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Epoxy plasticizer, asam stearat, polyester polyol, butylamine

Jenis Industri Karet Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Epoxy plasticizer, asam stearat, polyester polyol, butylamine

Jenis Industri Kertas Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated nonyl/octylphenol phosphate ester, ethoxylated linear alcohol

Jenis Industri Kertas Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated nonyl/octylphenol phosphate ester, ethoxylated linear alcohol phosphate ester, polyoxyethylene nonyl/octylphenol, octylphenol ethoxylate

Jenis Industri Logam Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated nonylphenol phosphate ester, linear alcohol ethoxylate,

Jenis Industri Logam Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated nonylphenol phosphate ester, linear alcohol ethoxylate, sodium acylamido aminopropionate

Jenis Industri Tekstil Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated dodecylphenol phospate ester, ethoxylated linear alcohol

Jenis Industri Tekstil Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Ethoxylated dodecylphenol phospate ester, ethoxylated linear alcohol phosphate ester, ethoxylated tridecylalcohol phosphate ester, ethoxylated alkyl sulfate, ethoxylated sorbitan monolaurat, ethoxylated tallow amine

Jenis Industri Pangan Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Calcium stearoyl lactylate (CSL), diacetyl tartaric acid

Jenis Industri Pangan Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Calcium stearoyl lactylate (CSL), diacetyl tartaric acid ester of mono- and diglycerides (DATEM), ethoxylated monogliserida, ethoxylated digliserida, monogliserida, digliserida, polysorbate 20/40/60/65/80, sorbitan monostearat, succinylated monogliserida, karoten, gliserol, sukrosa ester, polyglycerol ester margarin

Jenis Industri Kosmetik Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Gliserol, asam lemak, propylene glycol, dietanolamida, etanolamida

Jenis Industri Kosmetik Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan Gliserol, asam lemak, propylene glycol, dietanolamida, etanolamida

Jenis Industri Pasta gigi Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan gliserol, sodium lauryl sulfate, polyethylene glycol,

Jenis Industri Pasta gigi Jenis oleokimia/surfaktan yang digunakan gliserol, sodium lauryl sulfate, polyethylene glycol, hydrogenated oil

Aplikasi pada Produk Pembersih

Aplikasi pada Produk Pembersih

Aplikasi pada Produk Kosmetik Sumber : www. iopri. go. id

Aplikasi pada Produk Kosmetik Sumber : www. iopri. go. id

Aplikasi pada Industri Sabun dan Shampo

Aplikasi pada Industri Sabun dan Shampo

Aplikasi pada Industri Perminyakan

Aplikasi pada Industri Perminyakan

Aplikasi pada Industri tekstil

Aplikasi pada Industri tekstil

Aplikasi pada Industri Perkapalan

Aplikasi pada Industri Perkapalan

Plasticizer Sumber : www. iopri. go. id

Plasticizer Sumber : www. iopri. go. id

Bio-Candle Sumber : www. iopri. go. id

Bio-Candle Sumber : www. iopri. go. id

Tipe Emulsi a. Tipe minyak dalam air atau oil in water (o/w) Contoh :

Tipe Emulsi a. Tipe minyak dalam air atau oil in water (o/w) Contoh : • susu • santan • lateks • lotion • mayonaise • salad dressing • es krim • cat b. Tipe air dalam minyak atau water in oil (w/o) Contoh : • mentega • margarin • shortening • lipstik • cream • coklat batangan • selai kacang • sabun padat • semir

gugus polar dominan gugus non polar dominan Molekul emulsifier diadsorpsi lebih kuat oleh air

gugus polar dominan gugus non polar dominan Molekul emulsifier diadsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan oleh minyak Molekul emulsifier diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan oleh air tegangan permukaan air menjadi lebih rendah Tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sistem emulsi o/w sistem emulsi w/o

Metode untuk membedakan antara emulsi o/w dan emulsi w/o 1. Penampakan visual • Emulsi

Metode untuk membedakan antara emulsi o/w dan emulsi w/o 1. Penampakan visual • Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak creamy • Emulsi w/o bewarna lebih gelap dan menunjukkan tekstur minyak 2. Metode Dilusi Meneteskan emulsi dalam permukaan air • Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna • Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan tetesan emulsi tadi mengapung di permukaan air

3. Metode Pewarnaan Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat kelarutannya yakni yang

3. Metode Pewarnaan Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat kelarutannya yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam minyak • Jika yang digunakan zat warna yang larut dalam air - Emulsi tipe o/w jika antara emulsi dan zat warna dapat tercampur dengan merata - Emulsi tipe w/o jika antara emulsi dan zat warna tidak dapat tercampur rata • Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam minyak - Emulsi yang dapat tercampur merata adalah tipe w/o - Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w

4. Metode Penyerapan Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas air yang lebih tinggi

4. Metode Penyerapan Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas air yang lebih tinggi daripada minyak, misal Co. Cl 2 Jika tetesan emulsi ini tersebar berarti emulsi ini bertipe o/w dan jika tidak tersebar merata berarti emulsinya bertipe w/o 5. Metode Konduktivitas Dengan menggunakan prinsip bahwa air memiliki resistensi yang rendah dan konduktivitas yang tinggi, sehinggga emulsi tipe o/w menunjukkan nilai yang tinggi Untuk emulsi tipe w/o maka akan menunjukkan nilai resistensi tinggi dan konduktivitas yang lebih kecil.

6. Metode Flourensi Cahaya Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam memfluoresensi cahaya. Minyak merupakan

6. Metode Flourensi Cahaya Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam memfluoresensi cahaya. Minyak merupakan cairan yang mampu memfluoresensi cahaya lebih baik dibandingkan dengan air sehingga emulsi w/o ditunjukkan apabila cahaya yang dilalui pada emulsi dapat terflouresensi dengan jelas. Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapat terfluoresensi dengan jelas

Konfigurasi Partikel Fasa Terdispersi 1. Random atau Acak 2. Bentuk Bujur Sangkar 3. Segi

Konfigurasi Partikel Fasa Terdispersi 1. Random atau Acak 2. Bentuk Bujur Sangkar 3. Segi Enam Sama Sisi

a b c Konfigurasi partikel fasa terdispersi pada permukaan (a) Random (b) Bujur sangkar

a b c Konfigurasi partikel fasa terdispersi pada permukaan (a) Random (b) Bujur sangkar (c) Segi enam sama sisi

Konfigurasi bujur sangkar Konfigurasi segi enam sama sisi Konfigurasi romboidal decahedron

Konfigurasi bujur sangkar Konfigurasi segi enam sama sisi Konfigurasi romboidal decahedron

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK EMULSI Suatu sistem emulsi, pada dasarnya adalah suatu sistem yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK EMULSI Suatu sistem emulsi, pada dasarnya adalah suatu sistem yang tidak stabil, karena masing-masing partikel mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan partikel lainnya. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan, tidak terjadi perubahan warna dan konsistensi tetap. Prinsip dasar tentang kestabilan emulsi adalah keseimbangan antara gaya tarik-menarik dan gaya tolak menolak yang terjadi antar partikel dalam sistem emulsi.

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STABILITAS EMULSI a. Hukum Stokes dimana : v = 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STABILITAS EMULSI a. Hukum Stokes dimana : v = 2 gr 2( - ') 9 v = laju rata-rata pengendapan g = gaya gravitasi r = jari-jari partikel terdispersi = densitas fasa terdispersi ' = densitas fasa pendispersi = viskostas Hukum Stokes dapat menerangkan sebagian dari faktor yang mempengaruhi emulsi, yaitu : • Viskositas • Perbedaan densitas antar kedua fasa • Jari-jari partikel terdispersi.

b. Perbandingan Volume Kedua Fasa

b. Perbandingan Volume Kedua Fasa

c. Temperatur • Pembekuan dapat merusak lapisan emulsifier yang menyelimuti setiap globula. • Pemanasan

c. Temperatur • Pembekuan dapat merusak lapisan emulsifier yang menyelimuti setiap globula. • Pemanasan suatu sistem emulsi membuat zat hidrofilik memperbesar ukuran globula. • Perbedaan temperatur antara fasa terdispersi dan pendispersi mempengaruhi ketidakstabilan emulsi. • Semakin kecil perbedaan temperatur semakin baik pengaruhnya terhadap stabilitas emulsi, dan sebaliknya semakin besar perbedaan temperatur semakin tidak stabil suatu sistem emulsi.

d. Pemilihan Emulsifier • Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, sebaiknya dipilih emulsifier yang

d. Pemilihan Emulsifier • Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, sebaiknya dipilih emulsifier yang larut dalam fasa yang dominan (pendispersi). • Contoh : bila tipe emulsi O/W maka emulsifier yang digunakan adalah yang larut dalam air. • Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan emulsifier : a. Reaksi atau kecocokan emulsifier dengan komponen lain yang terdapat pada sistem emulsi tersebut. b. Keasaman atau p. H

e. Efek Muatan • Setiap partikel fasa terdispersi membawa muatan listrik. • Gaya tarik

e. Efek Muatan • Setiap partikel fasa terdispersi membawa muatan listrik. • Gaya tarik menarik Van der Waals akan berusaha untuk menyatukan droplet, sedangkan gaya Coulomb menyebabkan gaya tolak menolak antar droplet. • Gaya tolak-menolak bersifat menstabilkan karena gaya ini mempertahankan butiran agar tetap terpisah, sedangkan gaya tarik-menarik bersifat menurunkan kestabilan. • Penambahan elektrolit dapat meningkatkan atau menurunkan kestabilan emulsi.

 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKSTABILAN EMULSI 1. Komposisi bahan yang tidak tepat 2. Ketidakcocokan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKSTABILAN EMULSI 1. Komposisi bahan yang tidak tepat 2. Ketidakcocokan bahan 3. Kecepatan dan waktu pencampuran yang tidak tepat 4. Tidak sesuainya rasio antara fasa terdispersi dan fasa pendispersi 5. Pemanasan dan penguapan yang berlebihan 6. Jumlah dan pemilihan emulsifier yang tidak tepat 7. Pembekuan

8. Guncangan mekanik atau getaran 9. Ketidakseimbangan densitas 10. Ketidakmurnian emulsi 11. Reaksi antara

8. Guncangan mekanik atau getaran 9. Ketidakseimbangan densitas 10. Ketidakmurnian emulsi 11. Reaksi antara dua atau lebih komponen dalam sistem emulsi 12. Penambahan asam atau senyawa elektrolit.

 PENGUJIAN STABILITAS EMULSI 1. Pengamatan terhadap Ukuran Partikel • Pengamatan ini dapat dilakukan

PENGUJIAN STABILITAS EMULSI 1. Pengamatan terhadap Ukuran Partikel • Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop. • Perubahan ukuran partikel menjadi lebih besar dari ukuran semula dapat menunjukkan emulsi tersebut tidak stabil.

 2. Pengukuran Stabilitas Relatif Emulsi • Stabilitas emulsi relatif dapat diukur dengan menggunakan

2. Pengukuran Stabilitas Relatif Emulsi • Stabilitas emulsi relatif dapat diukur dengan menggunakan tabung reaksi. • Sistem emulsi dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 mililiter, kemudian didiamkan beberapa lama atau kira-kira satu minggu. • Selanjutnya diamati skim yang terbentuk dan dihitung volume skim berdasarkan perhitungan berikut : Stabilitas (%) = 10 - volume skim x 100 % 10

 3. Viskositas • Perubahan viskositas emulsi dari viskositas semula menunjukkan bahwa telah terjadi

3. Viskositas • Perubahan viskositas emulsi dari viskositas semula menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pada sistem emulsi. • Emulsi yang tidak stabil cenderung mengalami penurunan viskositas selama penyimpanan. • Hal ini terjadi karena kerusakan emulsi menyebabkan fasa internal terpisah dengan fasa eksternal.

 USAHA-USAHA MEMPERTAHANKAN STABILITAS EMULSI 1. Pengendalian Bahan-bahan Pembuat Emulsi sebelum Proses Pembuatan Emulsi

USAHA-USAHA MEMPERTAHANKAN STABILITAS EMULSI 1. Pengendalian Bahan-bahan Pembuat Emulsi sebelum Proses Pembuatan Emulsi a. Fasa terdispersi dan fasa pendispersi b. Pemilihan jenis dan jumlah emulsifier c. Pemilihan jenis dan jumlah stabilizer

2. Pengendalian Selama Proses Pembuatan Emulsi a. Pemilihan peralatan yang tepat b. Penyesuaian suhu,

2. Pengendalian Selama Proses Pembuatan Emulsi a. Pemilihan peralatan yang tepat b. Penyesuaian suhu, tekanan, dan waktu pencampuran pada saat proses emulsifikasi. 3. Pengendalian Setelah Terbentuk Emulsi a. Disimpan pada suhu yang tepat b. Terlindung dari sinar matahari c. Terhindar dari guncangan mekanik