TEKNIK PROSEDUR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Abdur Rahman

TEKNIK & PROSEDUR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN Abdur Rahman PKKLI-FKM-UI, 2007 Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

KARAKTERISASI RISIKO • Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (Ink) dengan dosis referensi (Rf. D atau Rf. C): • Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan mengalikan asupan (Ik) dengan CSF: ECR = Ik (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari) 1 Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

ANALISIS DOSIS-RESPON Menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi kimianya § Toksisitas dinyatakan sebagai: § • Dosis referensi (Rf. D atau Rf. C) untuk efek-efek nonkarsinogenik • Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek karsinogenik Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Respon Kurva Teoretis Dosis-Respon Nonkarsinogenik LOAEL NOAEL Dosis Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

• Rf. D = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose • No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan • Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Uncertainty Factor (UF) • Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan Rf. D dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi • Digunakan untuk menampung ketidakpastian: UF 1 = 1 -10 untuk variasi sensitivitas manusia; UF 2 = 1 -10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia UF 3 = 1 -10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik) UF 4 = 1 -10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL) Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Modifying Factor (MF) • Faktor yang digunakan untuk menurunkan Rf. D dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10 • Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak tertampung dalam UF (misal, ketidaklengkapan data dasar dan spesies hewan uji) • Nilainya ditetapkan dengan professional judgment • Nilai default MF = 1 Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Contoh Pernyataan Dosis-Respon Risk Agent Rf. D, Rf. C CSF Efek Kritis & Sumber Data mg/kg/hari (mg/kg/hari)-1 Hiperpigmentasi, keratosis & kemungkinan komplikasi vaskular pajanan oral (Tseng 1977; Tseng et al 1968) As, anorganaik 3 E-4 1, 5 E+0 Cd 6+ 5 E-4 - Proteinuria (EPA 1985) Kelainan neuropsikologis perkembangan (Grandjean et al 1997; Budz-Jergensen et al 1999) Me. Hg 1 E-4 - CHBr 3 2 E-2 7, 9 E-3 Lesi hepatik (tikus) (NTP 1989) Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Respon Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik a b c r d Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dosis Ekstrapolasi linier (linearized model) Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

ANALISIS PAJANAN • Mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi, ingesi, absorbsi); • Mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas segmen-segmen populasi berisiko • Menghitung asupan (intake) risk agent yang diterima setiap segmen populasi berisiko Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Perhitungan Asupan (Intake) I= intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari) C= konsentrasi risk agent, mg/M 3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg (makanan) R= laju (rate) asupan, 20 M 3/hari (udara), 2 L/hari (air minum? ) t. E = waktu pajanan harian, jam/hari f. E = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun Dt = durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi Wb = berat badan, kg tavg = perioda waktu rata-rata, 30 tahun 365 hari/tahun (non karsinogen) atau 70 tahun 365 hari/tahun (karsinogen ) Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

US-EPA Default Exposure Factors Land Use Residensial Exposure Pathway Daily Intake Exposure Frequency Exposure Duration Body Weight Air Minum 2 L (dewasa) 1 L (anak) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa) Tanah & debu 6 tahun 24 tahun 15 kg (anak) 70 kg (dewasa) Inhalasi kontaminan 200 mg (anak) 350 hari/tahun 100 mg (dewasa) 20 M 3 (dewasa) 350 hari/tahun 12 M 3 (anak) 30 tahun 70 kg (dewasa) Air minum 1 L 250 hari/tahun 25 tahun 70 kg (dewasa) Tanah & debu 50 mg Inhalasi 20 M 3 (hari kerja) Pertanian Konsumsi tanaman 42 g (bebuahan) 80 g (sayuran) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa) Rekreasi Konsumsi ikan lokal 54 g 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa) Industri & Komersial Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Variabel Perhitungan Asupan Jalur Pajanan Variabel Inhalasi (udara) C (mg/M 3), R (M 3/jam), t. E (jam/hari), f. E (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) Inggesi (air minuman/ makanan) C (mg/L), f. E (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) C (mg/L), t. E (jam/hari), f. E (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) Absorbsi (kontak kulit/ permukaan tubuh) Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Contoh Tabel Faktor Pemajanan Antropometri & Pola Aktivitas Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0, 83 M 3/jam) di Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO 2 (35, 6 g/M 3), NO 2 (49, 7 g/M 3), TSP (322, 6 g/M 3) dan Pb (0, 04 g/M 3). No. Resp Lama Pajanan (t. E) jam Frek. Pajanan (f. E) hari/tahun Lama Mukim (Dt) tahun Berat Badan (Wb) kg 1 10 350 14 73 2 14 350 14 45 3 19 350 14 56 4 8 350 15 85 5 14 350 8 62 dst Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Contoh 1: Perhitungan Intake NO 2 dan RQ (data dari Tabel 1) NO 2= 49, 7 g/M 3 (arithmetic mean) Rf. C-NO 2 = 0, 02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990) Karena RQ<1, pajanan 49, 7 g NO 2 /M 3 udara selama 14 tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg aman bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun. Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Contoh 2: Analisis & Manajemen Risiko Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara Konsentrasi As dalam air sumur 0, 04 -0, 1 mg/L (BTKL Manado 2005) § Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0, 1 mg/L) § (1) Perhitungan asupan: Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

(2) Perhitungan risiko: ECR = 1, 49 10 3 mg/kg/hari 1, 5 (mg/kg/hari) = 2, 23 E-3 Interpretasi: Air sumur yang mengandung As 0, 1 mg/L sangat tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg atau kurang. Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

Strategi Survey EKL Batas aman menurut durasi pajanan bisa menentukan kapan gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan § Durasi dihitung dengan mengganti I dengan Rf. D § Interpretasi: Efek toksik As diramal bisa ditemukan pada orang dewasa 55 kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0, 1 mg/L selama 3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun. Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

(Baku) Anjuran Kesehatan (Health Advisories) Arsen Memakai Rf. D sebagai dosis harian aman § Air minum bukan satu-satu sumber, paling banyak 80% (EPA 1990) § Perhitungan: § MCLG = 0, 8 0, 00715 mg/L = 0, 0057 mg/L 0, 006 mg/L Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu

§ Padahal, baku mutu As menurut Kep. Men. Kes 907/2002 adalah 0, 01 mg/L sehingga nilai itu kurang cocok untuk orang Indonesia; § Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum orang Indonesia? Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Copyright 2007 Abdur Rahman abd. [email protected] edu
- Slides: 20