Teknik Penyajian dan Pembahasan Hasil Penelitian mustikalukmanarief Agenda
Teknik Penyajian dan Pembahasan Hasil Penelitian mustikalukmanarief
Agenda Paparan I. ISU-ISU PENTING II. III. PENYAJI AN HASIL PENELITI AN INTERPRET ASI HASIL PENELITIA N IV. PEMBAHA SAN DISKUSI HASIL PENELITIA N
ISU-ISU PENTING DALAM PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dan tak terpisahkan dari suatu Struktur Penelitian (Bagian IV). �Bagian ini sangat krusial menentukan keberhasilan suatu proyek penelitian karena menyajikan, menginterpretasikan dan membahas hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, pernyataan/hipotesis, basis teoritis dan model penelitian, serta desain penelitian yang telah diajukan pada bab-bab (bagian) sebelumnya
Struktur dan Siklus Penelitian Rumusan Masalah Kelayakan model dan normalitas data (uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik) Penyajian dan Pembahasan Hasil Tujuan Penelitian Model Penelitian dan Alat Ukur Kesimpulan dan Implikasi Hasil Riset Pernyataan, Proposisi atau Hipotesis Penelitian Obyek atau Sampel Penelitian Keterbatasan dan Usulan untuk riset selanjutanya
2. Penyajian hasil penelitian dan pembahasannya harus relevan dan mampu menjawab: �Rumusan masalah dan tujuan riset yang telah diajukan �Proposisi/hipotesis yang telah dinyatakan (H 0 atau Ha) �Relevansi hasil riset dengan basis teoritis dan hasil riset sebelumnya, serta cerita konteks lingkungan risetnya
3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian harus disesuaikan dengan pendekatan riset yang digunakan Pendekatan Riset Kualitatif/naturalis/non- positivism Studi kasus Action researh, riset pustaka, dll Riset Kuantitatif/Saintifik/positivism Riset Empiris (Deskriptif dan preskriptif)
Paradigma Ilmu Sosial Burrel & Morgan (1989) q PARADIGMS § Positivist paradigm § Interpretivist paradigm § Critical paradigm § Postmodernist paradigm, and § (Feminist paradigm) q Penelitian alternatif/kualitatif termasuk ke 4 di atas kecuali positivist (Sawaryuwono, 2013)
Perbedaan paradigma Riset Positivist vs non-positivist Uraian POSITIVIST NON-POSITIVIST Social Reality Objective “out there” Subjective, created, interpreted Human Beings Rationale, without free will Creators, assigning meaning Science Deductive Nomothetic Inductive Ideographic Research Purpose Explain, predict Understand holistically (Sawaryuwono, 2013)
Burrel & Morgan Subjective & Objective Dimension Subjectivist Approach to Social Science Objectivist Approach to Social Science Nominalism ONTOLOGY Realism Anti-Positivism EPISTEMOLOGY Positivism Voluntarism HUMAN NATURE Determinism Ideographic METHODOLOGY Nomothetic (Sawaryuwono, 2013)
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF �Focuses on human beings and real social phenomenon. �Research questions are understood comprehensively. �Produces holistic knowledge, instead of generalization. IN WAYS Getting inside the real social phenomena Based on the researcher’s intellectual & stock of knowledge (Sawaryuwono, 2013)
MACAM-MACAM METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF �Grounded theory Hermeneutic �Case study Qualitative Intuitive �Narrative Discourse Analysis �Historiography Action research/science �Life History Ethno methodology �Critical (perspective) Participant Observation Symbolic – Interactionisme �Phenomenology Library study (research) �Ethnography Dan lain-lain research �Focus Group Discussion
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian yang perlu disajikan (Riset Kuantitatif) Hasil Pengujian Asumsi Klasik Ringkasan Hasil Penelitian: Hipotesis, hasil pengujian, interprestasi dan pembahasan Hasil Statistik Deskriptif Hasil Pengujian Hipotesis Sesuai Model Empirisnya
Hasil Pengujian Asumsi Klasik • Memaparkan hasil pengujian asumsi klasik tentang kelayakan variabel, model penelitian data penelitian yang digunakan • Asumsi klasik yang digunakan: ÆUji Normalitas data Æ Uji Multikolinearitas Æ Uji Heteroskedastisitas ÆUji Autokorelasi
Kriteria Pengujian Asumsi Klasik Keterangan Alat Uji Kriteria Keterangan Uji Normalitas data uji Kolmogorov. Smirnov Hasil Sig. Uji Kolmogorov. Smirnov > = 0, 05 Data terdistribusi normal Uji Multikolinearitas Tolerance (T), VIF Jika T > 0, 1 dan VIF < 10 Tidak terjadi multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas uji Glejser Sig. (koefisien variabel regresi) > = 0, 05 Tidak terjadi heteroskedasitas Uji Autokorelasi uji Durbin- du<DW<4 -du Model regresi
Hasil Statistik Deskriptif 1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min. ) dan maksimum (Max. ) dari observasi sampel untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji 2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu 3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev) dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu 4. Hasil Statistik Deskriptif perlu disajikan dalam bentuk tabel
Contoh-1 Statistik Deskriptif (N=204) CAR = θ 0 + θ 1 LABAit + θ 2 D 1 + θ 3 D 2 + θ 4 D 3 + θ 5 LD + θ 6 AKB + ε Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR -0. 11 0. 04 -0. 0117 0. 02499 (1) LABA -9. 96 16. 45 -0. 0155 2. 55238 (2) D 1 0. 00 1. 00 0. 4508 0. 49887 D 2 0. 00 1. 00 0. 3990 0. 49096 D 3 0. 00 1. 00 0. 4974 0. 50129 LD -6. 61 4. 81 0. 1384 1. 13409
Penjelasan Contoh-1 (1) Nilai minimum dan maksimum dari CAR (cummulative abnormal returns) saham dari 204 perusahaan adalah -0, 01 dan 0, 04 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar -0, 0017 dan deviasi standar sebesar 0, 025 (2) Nilai minimum dan maksimum LABA dari 204 perusahaan adalah -9, 96 dan 16, 45 dengan nilai mean sebesar -0, 0155 dan deviasi standar sebesar 0, 025
Contoh 2 Statistik Deskriptif VARIABEL Rit Awal N 103 Pertumbuhan 110 Dewasa 103 Penurunan 111 Panel VARIABEL LBK Awal Pertumbuhan Dewasa Penurunan 418 N Minimum Maximum -. 00461. 00520 -. 00589 . 00933 . 0000648 . 00221764 -. 00262 . 00475 . 0006263 . 00152907 -. 00717 . 00629 . 0001110 . 00216474 -. 00477 . 00933 . 0002894 . 00178753 Minimum 103 110 103 Mean Std. Deviation. 0003640. 00180191 Maximum Mean Std. Deviation -28. 66510 20. 73006 -. 2376396 5. 42028556 -20. 89820 22. 18247 -. 2406712 3. 67065215 -6. 08580 25. 96246 . 6303278 3. 56528628 -10. 73881 13. 60861 . 2903919 2. 21730639
Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel, grafik atau diagram alir 2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan model penelitian (Nilai F-test, Sig. F, R 2, Adj. R 2). Keterangan: Sig. F = Signifikansi model. Suatu model regresi dikatakan layak digunakan sebagai model penelitian apabila nilai Sig. F-nya signifikan pada level 0, 01, 0, 05 atau 0, 1. R 2, Adj. R 2 = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin bebar nilai R 2, Adj. R 2 maka semakin baik model tersebut.
3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk masing-masing variabel mencakup: ÆKeterangan terkait simbol dari model penelitian untuk masing-masing variabel penelitian (konstanta dan simbol variabel) Æ Nilai koefisien (arah/sign) untuk masing-masing variabel. �Nilai koefisien yang positif menunjukkan variabel independen (VI) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (VD). �Sebaliknya, apabila koefisien bernilai negatif maka VI berpengaruh negatif terhadap VD
ÆNilai t menunjukkan besaran nilai t-test statistikal dari suatu VI (magnitude). �Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan dengan nilai t -tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka pengaruh VI terhadap VD adalah signifikan pada level 0, 01, 0, 05 atau 0, 1. Demikian pula sebaliknya ÆNilai Sig. menunjukkan tingkat signifikansi nilai t dari suatu VI terhadap VD. �Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap VD apabilai nilai Sig. -nya berada pada level 0, 01, 0, 05, atau 0, 1
Contoh Ha 1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D 1), kualitas laba (D 3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham CAR = θ 0 + θ 1 LABAit + θ 2 D 1 + θ 3 D 2 + θ 4 D 3 + θ 5 LD + θ 6 AKB + ε B t Sig. Constant (θ 0) -0. 014 -3. 928 0. 000 LABA (θ 1) 0. 154 1. 945 0. 053 (2) D 1 (θ 2) 0. 067 0. 818 0. 414 (3) D 2 (θ 3) 0. 175 2. 517 0. 013 D 3 (θ 4) -0. 080 -1. 114 0. 267 LD (θ 5) -0. 161 -2. 311 0. 022 (4) AKB (θ 6) 0. 043 0. 626 0. 532 Variabel F-test 4. 509 (1)
INTERPRETASI dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil penelitian 1. Menjawab permasalahan dan tujuan penelitian, serta proposisi/hipotesis yang telah diajukan 2. Menginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel dan mengintegrasikan kesesuaiannya dengan propisisi/hipotesis yang telah diajukan (mendukung atau tidak mendukung hipotesis)
3. Mengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teoritis dari suatu teori yang menjadi basis teori riset (temuan riset mendukung atau tidak mendukung suatu teori tertentu) 4. Mengaitkan kesesuaian hasil riset dengan hasil-hasil riset sebelumnya (mendukung atau tidak mendukung hasil riset siapa saja).
4. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan dengan prediksi dari basis teori yang mendasari perumusan hipotesis atau hasil-hasil riset sebelumnya. � Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya terjadinya hasil yang bertentangan (anomali) tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya. �Apakah ada keterbatasan dalam pengunan variabel, data, model pengujian dan basis teoritis penelitian sehingga menyebabkan hasil penelitian bertentangan dengan prediksi teori atau hasil-hasil riset sebelumnya?
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian terhadap basis teoritis dan temuan-temuan sebelumnya, kebijakan yang sudah dilakukan dan praktik yang dijalankan. 7. Bila memang hasil penelitian dinilai sudah akurat dan krusial , peneliti dapat mengajukan modifikasi teori atau model yang sudah ada atau mengajukan teori atau model baru yang relevan disertai dengan asumsi-asumsi dan penalaran logis yang kuat.
Contoh penelitian empiris Ha 1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D 1), kualitas laba (D 3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham CAR = θ 0 + θ 1 LABAit + θ 2 D 1 + θ 3 D 2 + θ 4 D 3 + θ 5 LD + θ 6 AKB + ε. …. (14) B t Sig. Constant (θ 0) -0. 014 -3. 928 0. 000 LABA (θ 1) 0. 154 1. 945 0. 053 (2) D 1 (θ 2) 0. 067 0. 818 0. 414 (3) 0. 175 2. 517 0. 013 D 3 (θ 4) -0. 080 -1. 114 0. 267 LD (θ 5) -0. 161 -2. 311 0. 022 (4) AKB (θ 6) 0. 043 0. 626 0. 532 Variabel D 2 (θ 3) F-test anomali 4. 509 (1)
Penjelasan (1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4, 509 dengan nilai Sig-F sebesar 0, 000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj. R 2 sebesar 0, 099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D 1), kualitas laba (D 3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham (VD) adalah 9, 9%; sementara selebihnya (90, 1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain. (2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefisien 0, 154 dengan besaran nilai t adalah 1, 945 dan Sig sebesar 0, 053. Hasil tersebut menunjukkan kandungan laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham dan secara statistik signifikan pada level 10%
(3) Timeliness publikasi laba (D 1) memiliki nilai koefisien 0, 067 dengan besaran nilai t adalah 0, 818 dan nilai Sig sebesar 0, 414. �Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik tidak signifikan (4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefisien -0, 161 dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig sebesar 0, 022. �Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik signifikan pada level 5%. �Hasil ini anomali atau bertentangan dengan prediksi teori relevansi nilai yang menyatakan bahwa Laba di tahan berpengaruh positif meningkatkan relevansi nilai laba untuk pasar saham
Penyajian Hasil Riset Preskriptif • Riset yang bertujuan memaparkan data-data hasil penelitian yang telah diolah tanpa melalui pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas statistikal atau ekonometrika. . . • Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar) • Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi seperti tabel, grafik, gambar, diagram, bagan alir, dll • Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan dibahas sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, atau proposisi.
Contoh Hasil Riset Preskriptif 1. Judul: Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat 2. Pertanyaan penelitian: (1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun terakhir? (2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10 tahun terakhir? (3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian (usaha) terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir? (4) Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan pengangguran? (5) Bagaimana implikasi pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat?
3. Variabel penelitian � Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai PDRB setiap tahun � Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t. 0) dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) � Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya � Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin, tingkat keparahan kemiskinan (P 1) dan tingkat kedalaman kemiskinan (P 2) � Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran terbuka �Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat diproksikan dengan nilai Indeks Koefisien Gini (IKG) yang diterbitkan BPS
4. Penyajian Hasil Penelitian: 1. Tren kinerja perekonomian ( PDRB Harga Berlaku) Jateng periode 2002 -2012 (dalam trilyun Rp) 600 500 400 556, 48 Nilai PDRB terus meningkat dari tahun ke tahun 300 200 151, 97 171, 88 193, 45 498, 76 392, 989999999 444, 7 999 318, 429999999 362, 95 281, 979999999 999 234, 45 100 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB
2. Tren kinerja Nilai PDRB Harga Berlaku Per Sektor Usaha Jateng Periode 2002 -2012 (dlm triliun Rp) 200 Pertanian 180 Pertambangan & Penggalian 140 Industri Pengolahan 120 Listrik Gas & Air Bersih 100 Konstruksi 80 Perdagangan, Hotel & Restoran 60 40 Pengangkutan dan Komunikasi 20 Keuangan, Real estat & Jasa Persh. 12 20 11 20 10 20 09 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 0 20 PDRB 160 Jasa-jasa
3. Tren Prosentase (%) Kontribusi Per Sektor Usaha Terhadap PDRB Jateng Periode 2002 -2012 40, 00 35, 00 Prosentase 30, 00 25, 00 20, 00 15, 00 10, 00 5, 00 0, 00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 3 Pertanian 22, 16 19, 67 19, 90 19, 11 20, 34 21, 93 19, 60 19, 72 19, 49 19, 06 18, 74 Pertambangan & Penggalian 0, 93 0, 97 0, 96 0, 97 1, 02 0, 98 0, 97 0, 95 0, 94 Industri Pengolahan 31, 70 32, 64 33, 71 32, 86 31, 54 33, 08 31, 45 32, 87 33, 25 32, 83 1 Listrik Gas & Air Bersih 1, 01 1, 17 1, 22 1, 20 1, 12 1, 07 1, 03 1, 04 1, 05 1, 02 Konstruksi 4, 86 5, 17 5, 63 5, 77 5, 66 5, 69 5, 84 6, 22 6, 10 5, 98 5, 99 2 20, 94 20, 75 20, 09 19, 91 19, 63 19, 56 19, 73 19, 87 19, 56 19, 74 20, 29 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 5, 21 5, 76 5, 67 5, 91 5, 96 5, 77 6, 03 6, 19 5, 91 5, 85 5, 92 Keuangan, Real estat & Jasa 3, 80 3, 75 3, 73 3, 56 3, 40 3, 48 3, 68 3, 54 3, 59 Persh. Jasa-jasa 9, 38 10, 16 9, 85 10, 01 10, 07 10, 25 10, 85 10, 48 10, 59 10, 67 4
4. Tren Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PRDB) Jateng dan Nasional Periode 2002 -2012 7 6 PDRB 5 4 3 2 Pilgub Krisis ekonomi 1 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB Jateng 3, 55 4, 98 5, 13 5, 35 5, 33 5, 59 5, 46 4, 71 5, 8 6, 01 6, 34 PDRB Nasional 4, 3 4, 5 5, 1 5, 69 5, 5 6, 28 6, 06 4, 51 6, 5 6, 22
5 a. Tren Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian dan Industri Pengolahan Periode 2002 -2012 Pertumbuhan 18 Ada pola kenaikan signifikan 3 tahunan 16 pada Industri Pengolahan 14 12 Ada pola kenaikan yang signifikan 4 tahunan pada sektor Pertanian 10 8 6 4 2 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 4, 95 2, 05 5, 33 4, 61 3, 6 2, 78 5, 09 4, 38 2, 5 1, 3 3, 7 PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN 3, 13 5, 51 2, 73 9, 28 15, 41 6, 23 3, 83 5, 49 7, 1 PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN 5, 46 5, 49 6, 41 4, 8 4, 52 5, 56 4, 5 1, 84 6, 9 4, 9 7, 4 6, 7 5, 5
5 b. Tren Pertumbuhan Sektor Liistrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, dan PHR Periode 2002 -2012 14 PHR trennya bertumbuh dalam 5 tahun terakhir 12 Pertumbuhan 10 8 6 4 2 0 2002 2003 2004 2005 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 11, 83 0, 45 8, 65 10, 78 BANGUNAN 10, 56 12, 92 7, 84 6, 88 PERDAGANGAN, HOTEL DAN 1, 85 5, 24 2, 45 6, 05 RESTORAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 6, 49 6, 72 4, 76 5, 55 8, 4 4, 3 6, 4 6, 1 7, 21 6, 54 6, 77 6, 9 6, 3 7 5, 85 6, 54 5, 1 6, 01 6, 1 7, 5 8, 2
5 c. Tren Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers dan Jasa-jasa Periode 20022012 20 Pertumbuhan 15 10 5 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PENGANGKUTAN DAN 5, 3 5, 91 4, 67 7, 34 6, 63 8, 07 7, 52 6, 96 -5 KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN 2, 35 2, 8 3, 78 5 6, 55 6, 81 7, 78 JASA PERS -10 JASA-JASA -6, 05 16, 46 5, 58 4, 75 7, 89 6, 71 7, 66 7, 85 6, 7 8, 6 7, 9 5 6, 6 9, 4 7, 5 7, 3
6 a. Implikasi Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan dan Pengangguran Pertumbuhan ekonomi berimplikasi positif menurunkan jumlah kemiskinan dan penganggura n terbuka dlm 5 tahun terakhir 25 20 15 10 5 0 PDRB Jateng Jumlah Penduduk Miskin (dalam juta jiwa) Penduduk Miskin (%) Pengangguran Terbuka (juta jiwa) Pengangguran Terbuka (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 41153 4, 98 5, 13 5, 35 5, 33 5, 59 5, 46 4, 71 5, 8 6, 01 6, 34 6, 98 6, 84 6, 53 7, 1 6, 56 6, 19 5, 72 5, 36 5, 25 4, 86 21, 78 21, 11 20, 49 22, 19 20, 43 19, 23 17, 72 16, 58 16, 21 14, 98 0, 91 1, 239 1, 446 1, 357 1, 36 1, 22 1, 25 1, 04 0, 9600000 1 5, 66 7, 35 7, 33 6, 21 7, 72 8, 51 8, 2 7, 77 5, 93 5, 52
6 b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) Jateng 2007 -2012 Pertumbuhan ekonomi berdampak positif menurunakan indeks keparahan dan kedalaman kemisikinan 7 6, 56 6, 19 5, 72 6 5, 36 5, 25 5 4 3, 83 3, 39 2, 96 3 2 1 0 1, 08 2007 0, 9 2008 2, 49 4, 86 2, 56 2, 27 0, 74000000 0, 66000000 0, 6000000 01 01 01 2009 Penduduk Miskin (dlm juta jiwa) Indek Kedalaman Kemiskinan (P 2) 2010 2011 0, 53 41153 Indek Keparahan Kemiskinan (P 1)
7. Tren Rasio Gini Jateng dibanding Propinsi lain di Jawa Periode 2008 - Juni 2012 Propinsi 2008 2009 2010 2011 Juni-2012 DKI Jakarta 0, 33 0, 36 0, 44 0, 42 Jawa Barat 0, 35 0, 36 0, 41 Banten 0, 34 0, 37 0, 42 0, 40 0, 39 Jawa Tengah 0, 31 0, 32 0, 34 0, 38 DIY 0, 36 0, 38 0, 41 0, 40 0, 43
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Nilai PDRB Jateng terus meningkat selama 10 tahun terakhir sehingga dapat disimpulkan bahwa tren kinerja perekonomian Jateng terus meningkat 2. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, dan sektor keuangan dan real estat yang berfluktuasi nilainya, nilai dari enam sektor usaha lainnya terus meningkat dari tahun ke tahun. 3. Sektor Industri pengolahan, PHR dan Pertanian memberi kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Jateng dari tahun ke tahun, disusul sektor jasa
4. Semua sektor usaha mengalami tren pertumbuhan positif di atas 4% per tahun. Sektor Pertanian terindikasi mengalami siklus tren kenaikan/penurunan dalam 4 tahunan 5. Kecuali pada tahun terjadinya krisis ekonomi, tren kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Jateng cenderung meningkat dalam 10 tahun terakhir
6. Tren kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat berdampak positif menurunkan kemiskinan dan pengangguran terbuka 7. Tren kinerja dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat ternyata meningkatkan kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat di Jateng.
ASPEK-ASPEK KRUSIAL dan SALAH KAPRAH DALAM PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel dependen, fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai koefisien Beta ( ) variabel, setelah itu baru dilihat nilai signifikansinya. �Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefisien (positif atau negatif) yang dihasilkan, setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifikansinya. Misalnya: Ha 1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks prestasi siswa. Ha 2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil berpengaruh negatif terhadap tingkat prestasi mahasiswa
2. Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif secara signifikan terhadap suatu variabel dependen, fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai koefisien Beta ( ) variabel dan tingkat signifikansinya. �Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefisien (positif atau negatif) dan tingkat signifikansinya. Misalnya: Ha 1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan kemiskinan berpengaruh positif secara signifikan menurunkan jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan
3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah (sign) dari nilai koefisien variabel (positif/negatif) dan level signifikansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai p-value atau Sig. -nya berada pada level 0, 01, 0, 05 atau 0, 1. Apabila nilai Sig-nya lebih besar dari level itu, maka tidak signifikan. Salah kaprah: 1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefisien variabel, tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang diambil seringkali salah 2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat signifikansi dengan = 0, 05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifikansi variabel di atas 0, 05, misalnya, 0, 06 maka dikatakan tidak signifikan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari bahwa = 0, 05 merupakan level of confidence atau tingkat keyakinan yang moderat terhadap data yang digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifikansi (Sig. ) variabel
4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau tidak didukung secara empiris, maka perlu dicermati secara mendalam apakah terjadi kekeliruan dalam: �Perumusan proposisi atau hipotesis � Penggunaan basis teoritis atau grand theory � Proses sampling dan normalitas data � Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat � Penggunaan instrumen penelitian yang tidak realiabel � Penggunaan model penelitian, alat uji serta tolok ukur pengujian hipotesis yang tidak tepat � Ketidaktepatan peneliti dalam membaca dan menginterpretasikan hasil penelitian
5. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian sangat tergantung pada: �Rumusan masalah (bagaimana, apakah, apa, mengapa) �Tujuan penelitian (menguji, menganalisis, menginvestigasi, menemukan, menelusuri, mengamati) �Pernyataan/hipotesis penelitian (positivism: H 0 atau Ha) �Pendekatan riset (kuantitatif atau kualitatif) �Model penelitian dan alat analisisnya {regresi linear
TERIMA KASIH
- Slides: 55