TEKNIK PENGUMPULAN DATA PTK Chrisnaji Banindra Yudha M
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PTK Chrisnaji Banindra Yudha, M. Pd
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PTK � Secara umum, ada dua macam cara pengumpulan data PTK, yaitu secara kualitatif (berdasarkan pengalaman) dan secara kuantitatif (berdasarkan jumlah). � Menurut Millis (2003: 71), jika dilihat dari segi teknik pengumpulan data kualitatif, ada tiga teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang disebut 3 E (Experiencing, Enquiring, dan Examining).
Experiencing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa observasi. � Enquiring yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan o leh peneliti. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa wawancara, angket, skala sikap, atau tes. � Examining yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan yang dapat berupa data arsip, jurnal, audiotape/videotape , artifak, dan catatan lapangan. �
OBSERVASI � Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. � Hal yang harus diperhatikan dalam observasi, antara lain: o Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu
LANGKAH-LANGKAH OBSERVASI Pertemuan Perencanaan � Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati. Observasi Kelas � Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam kelas. Diskusi Balikan � Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.
JENIS-JENIS OBSERVASI Observasi dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta/ aktif (participant observation) dan observasi non partisipan/ pasif (non-participant observation), � Observasi dilihat dari segi instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. � Selain itu ada pula jenis observasi yang lain diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan observasi sistematik �
OBSERVASI PARTISIPAN (PARTICIPANT OBSERVATION) � Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. � Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data � Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya. � Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.
OBSERVASI NON-PARTISIPAN (NON-PARTICIPANT OBSERVATION) � Di dalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti. � Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.
OBSERVASI TERSTRUKTUR � Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. � Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati. � Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. � Contoh: menghitung siswa yang bertanya (sukarela, ditunjuk, dst—dibuat tabel, )
OBSERVASI TIDAK TERSTRUKTUR � adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. � Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. � Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
OBSERVASI TERBUKA DAN OBSERVASI TERFOKUS Observasi Terbuka � Merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat kesimpulan. Observasi Terfokus, � dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
OBSERVASI SISTEMATIK � observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
CATATAN ANEKDOT DAN CATATAN LAPANGAN Catatan anekdot ª adalah riwayat tertulis, deskriptif, longitudinal tentang apa yang dikatakan atau dilakukan perseorangan dalam kelas dalam suatu jangka waktu Catatan lapangan J Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subjektif. J Deskripsi boleh mencakup referensi misalnya pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran picik, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru atau pimpinan terkait. J Perhatian diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik.
DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS ª Teknik ini kurang terarah pada persoalan jika dibandingkan dengan teknik anekdot. ª Teknik ini berusaha untuk mencatat observasi dan pemahaman terhadap urutan perilaku yang lengkap. ª Deskripsi sebaiknya mengurangi penafsiran psikologis dan terminologis, misalnya, ketika seorang siswa diamati tertawa terbahak-bahak, peneliti tidak boleh memberi komentar tentang maksud tertawa siswa tersebut. Kecenderungan untuk memberikan penilaian seperti ini banyak dialami oleh peneliti pemula. Mereka belum terlatih untuk menunda penilaian sampai refleksi dilakukan.
ANALISIS DOKUMEN ª ª ª Gambaran tentang persoalan: sekolah atau bagian sekolah, kantor atau bagian kantor, Dapat dikonstruksi dengan menggunakan berbagai dokumen: surat, memo untuk staf, edaran untuk orangtua atau karyawan, memo guru atau pejabat, papan pengumuman guru, papan pengumuman siswa, pekerjaan siswa yang dipamerkan, garis besar, tes formal dan informal, publikasi siswa atau karyawan, kebijakan, dan/atau peraturan. Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil tulisan atau karangan siswa, dan nilai yang diberikan guru.
CATATAN HARIAN � Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur seputar topik yang diminati atau yang diperhatikan. Catatan harian mungkin memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi, dugaan, hipotesis, dan penjelasan. � Catatan harian dapat digunakan untuk salah satu atau beberapa tujuan berikut: Û Merekam secara teratur informasi faktual tentang peristiwa, tanggal dan orang, dengan klasifikasi judul, misalnya Kapan? Di mana? Siapa? Yang mana? Bagaimana? Mengapa? Data yang direkam dapat membantu peneliti merekonstruksi urutan waktu atau peristiwa sebagaimana terjadi.
Lanjutan Û Aide mémoire untuk merekam catatan pendek tentang penelitian yang sedang dilakukan untuk refleksi kemudian. Û Memotret secara rinci peristiwa dan situasi tertentu yang memberikan data deskriptif lengkap yang akan digunakan untuk laporan lengkap tertulis. Û Catatan introspektif dan evaluatif-diri di mana peneliti mencatat pengalaman, pemikiran, dan perasaan pribadi dalam rangka memahami penelitiannya
KARTU CUPLIKAN BUTIR Teknik ini mirip dengan catatan harian tetapi sekitar enam kartu digunakan untuk mencatat kesan tentang sejumlah topik, satu untuk satu kartu. � Misalnya: satu set kartu boleh mencakup topik seperti pendahuluan pelajaran, disiplin, kualitas pekerjaan siswa, efisiensi penilaian, kontak individual dengan siswa, dan perilaku seorang siswa. � Kartunya dikocok dan catatan harian dibuat untuk satu topik setiap harinya, dan dengan demikian membangun gambaran tentang semua persoalan sebagai dasar refleksi tanpa resiko memberikan tekanan terlalu berat atau menimbulkan kebosanan �
PORTOFOLIO Teknik ini digunakan untuk membuat koleksi bahan yang disusun dengan tujuan tertentu. Portofolio mungkin memuat hal-hal seperti tambatan rapat staf yang berkaitan dengan sejarah suatu persoalan yang diteliti, korespondensi yang berkaitan dengan kemajuan dan perilaku subyek penelitian, kliping korespodensi dan surat kabar yang berkaitan dengan persoalan di mana lembaga tempat penelitian menjadi pusat perhatian khalayak ramai, dan/atau tambatan rapat staf yang relevan; singkatnya dokumen apa pun yang relevan dengan persoalan yang diteliti dapat dimuat.
ANGKET � Merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). � Instrument pengumpul datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Pertanyaan dalam angket ada dua macam: ª Terbuka: meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden sendiri. Pertanyaan macam ini berguna bagi tahap-tahap eksplorasi, tetapi dapat menghasilkan jawaban yang sulit untuk disatukan. Jumlah angket yang dikembalikan mungkin juga sangat rendah.
Lanjutan angket Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi yang paling dekat dengan pendapat, perasan, penilaian, atau posisi mereka. Pertanyaan harus secara cermat, jelas dan tidak bermakna ganda. Angket sebaiknya diujicobakan pada kelompok kecil dengan tujuan untuk meningkatkan kualitasnya. ª Angket yang diberikan kepada siswa dapat diberikan dua kali, yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian tindakan. ª Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas proses pembelajaran. ª
PRINSIP PENULISAN ANGKET Isi dan Tujuan Pertanyaan � Maksudnya adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Jika berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. Bahasa yang digunakan � Bahasa yang digunakan dalam angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden (memerhatikan jenjang pendidikan keadaan sosial budaya dari responden).
lanjutan Tipe dan Bentuk Pertanyaan � Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka (pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian) atau tertutup (pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan) dan dapat pula menggunakan kalimat positif ataupun negatif
� Pertanyaan tidak mendua (double barreled), contohnya “Bagaimana pendapat anda mengenai kualitas dan relevansi pendidikan saat ini? ” � Tidak menanyakan yang sudah lupa, misalnya “Bagaimana kualitas pendidikan sekarang bila dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu? ” � Pertanyaan tidak menggiring, maksudnya pertanyaan dalam angket tidak menggiring/ mengarahkan ke jawaban yang baik atau yang buruk saja. Misalnya “Bagaimanakah prestasi belajar anda selama di sekolah yang dulu? ”
� Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat responden jenuh dalam mengisi � Urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik atua dari hal yang mudah menuju ke hal yang sulit. Hal ini perlu diperhatikan karena secara psikologis dapat memengaruhi semangat responden, jika pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit maka responden akan merasa malas untuk mengisi angket yang telah meraka terima.
� Prinsip Pengukuran. Angket yang diberikan kepada responden merupakn instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variable yang akan diteliti. Oleh karena itu, angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variable yang diukur, maka sebelum instrument angket tersebut diberikan kepada responden, sebaiknya diuji dulu validitas dan reabilitasnya. � Angket. Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan memengaruhi responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat dikertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik dari responden.
WAWANCARA ATAU DISKUSI Wawancara dapat berupa: ª Tak terencana: misalnya, omong-omong informal di antara pelaku penelitian atau antara pelaku penelitian dan subyek penelitian. ª Terencana tetapi tak terstruktur: Satu atau dua pertanyaan pembukaan dari pewawancara, tetapi setelah itu pewawancara memberikan kesempatan bagi responden untuk memilih apa yang akan dibicarakan. Pewawancara boleh mengajukan pertanyaan untuk menggali atau memperjelas. ª Terstruktur: Pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan.
Lanjutan Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. q Wawancara atau diskusi dilakukan antara peneliti dan guru. q Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. q
� Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara / diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. � Diskusi antar anggota tim peneliti dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan diskusi itu dipimpin oleh peneliti. � Dalam kegiatan diskusi itu, pemimpin diskusi melakukan hal-hal berikut: (1) meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkut-paut dengan kegiatan itu
(2) mengemukakan catatan tentang hasil pengamatannya terhadap KBM yang dilakukan guru sesuai fokus penelitian, mengemukakan segi kelebihan dan kekurangan, � (3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik oleh guru maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. � Dengan perkataan lain, pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan apa yang menjadi fokus penelitian. �
JADWAL DAN DAFTAR TILIK (CHECKLIST) INTERAKSI Kedua teknik ini dapat menunjuk pada: ª Perilaku verbal guru: misalnya bertanya, menjelaskan, mendisiplinkan (individu atau kelompok), memberi contoh melafalkan kata/frasa/kalimat ª Perilaku verbal siswa: misalnya, menjawab, bertanya, menyela, berkelakar, mengungkapkan diri, menyanggah, menyetujui. ª Perilaku nonverbal guru: misalnya, tersenyum, mengerutkan kening, memberi isyarat, menulis, berdiri dekat siswa pandai, duduk dengan siswa lamban. ª Perilaku nonverbal siswa: misalnya menoleh, mondar-mandir, menulis, menggambar, menulis
REKAMAN VIDEO Perekam video dapat dioperasikan oleh peneliti untuk merekam satuan kegiatan/peristiwa untuk kemudianalisis. Akan lebih baik jika satuan rekamannya pendek karena pemutaran ulang akan memakan waktu. Bila ada anggota peneliti yang membantu, lebih banyak perhatian dapat diberikan pada reaksi dan perilaku subyek secara perorangan (guru dan siswa), yang aspek-aspeknya disepakati sebelum perekaman.
FOTO DAN SLIDE Foto dan slide mungkin berguna untuk merekam peristiwa penting, misalnya aspek kegiatan kelas, atau untuk mendukung bentuk rekaman lain. ª Peneliti dan pengamat boleh menggunakan rekaman fotografik. ª Karena daya tariknya bagi subyek penelitian, foto dapat diacu dalam wawancara berikutnya dan diskusi tentang data. ª
TES � Pemberian tes dimaksudkan mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. � Tes diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam masalah yang diteliti dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil belajar. � Selain itu dapat diberikan tes akhir atau postes. � Jadi, bisa jadi pada penelitian tindakan kelas ada 3 kali jenis tes, yaitu pretes, tes setiap siklus dan tes akhir atau posttes.
� Terimakasih
- Slides: 35