TEKANAN PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP DAYA DUKUNG DAN DAYA
TEKANAN PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN (LAHAN)
Kerangka Pikir Analisis Dampak Kependudukan terhadap Daya Dukung Lingkungan Provinsi Sumatera Utara
Perkembangan Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun 1961 - 2016 (dalam jutaan) Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2017
Angka Kelahiran Total (TFR) Kabupaten/Kota Sumatera Utara
Kecenderungan Crude Death Rate (CDR) Sumut
Angka Migrasi Risen per 1000 Penduduk Sumatera Utara, Tahun 1980 Masuk 10. 0 Keluar 21. 0 Neto -11. 0 1985 1990 1995 2000 2015 7. 0 10. 0 9. 0 3. 9 4. 0 1. 2 21. 0 27. 0 18. 0 11. 5 17. 7 1. 9 -14. 0 -17. 0 -9. 0 -7. 6 -13. 7 -0, 7
Kepadatan Penduduk Sumatera Utara Tahun 1971 -2015 Tahun Penduduk Perkotaan Penduduk Pedesaan Penduduk Luas Wilayah Jiwa/Km Kota + Desa (km 2) 2 1971 1, 174, 090 5, 447, 741 6, 621, 831 71, 680. 68 92 1980 2, 129, 969 6, 230, 925 8, 360, 894 71, 680. 68 117 1990 3, 640, 729 6, 615, 298 10, 256, 027 71, 680. 68 143 2000 4, 923, 618 6, 552, 654 11, 476, 272 71, 680. 68 160 2005 5, 329, 502 6, 997, 176 12, 326, 678 71, 680. 68 172 2010 6, 042, 559 7, 205, 827 13, 248, 386 71, 680. 68 185 2015 6, 958, 650 7, 132, 310 14, 090, 960 71, 680. 68 197
Pertumbuhan Kepadatan Penduduk Kabupaten di Sumut (%)
Persentase Penduduk yang Berusia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (Persen) Pertanian, Kehutanan, Perkebuna, Perikanan, Peternakan Industri Pengolahan, Pengang. Perdaganga, kutan, Listrik, Gas, Air, Hotel, Bangunan, Komunika Restoran Pertambangan, si Penggalian Bank, Lemba ga Keuangan, Jasa dan lainnya Tahun 2000 53. 57 9. 15 17. 65 5. 02 14. 61 2005 52. 68 10. 52 17. 67 6. 35 12. 78 2010 46. 93 13. 06 19. 52 5. 04 15. 45 2015 41. 30 14. 21 21. 33 5. 43 17. 73
Proyeksi Penduduk Sumatera Utara, menurut Perkotaan dan Pedesaan (Jiwa)
Jumlah penduduk, Luas wilayah, Timbulan sampah dan beban lingkungan Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 - 2035 Jumlah Penduduk Luas Wilayah ( Jiwa ) ( km 2 ) (0, 7 kg/org/ hari) ton/hari Beban Lingkungan (ton/km 2/h ari) 2010 12, 982, 204 71, 680. 68 9, 087, 543 9, 088 0. 13 2015 15, 461, 299 71, 680. 68 9, 940, 848 9, 941 0. 14 2020 18, 153, 654 71, 680. 68 10, 822, 909 10, 823 0. 15 2025 16, 788, 418 71, 680. 68 11, 751, 893 11, 752 0. 16 2030 18, 153, 654 71, 680. 68 12, 707, 558 12, 708 0. 18 2035 19, 519, 882 71, 680. 68 13, 663, 917 13, 664 0. 19 Timbulan Sampah Tahun
Grafik Timbulan Sampah dan Beban Lingkungan antar daerah di Sumatera Utara, tahun 2015
Analisis Konsep Jejak Ekologi Konsep ecological footprint pertama kali dirintis oleh William Rees dan Mathis Wackernagel pada tahun 1996. Saat ini, pendekatan tersebut menjadi satu referensi yang paling penting untuk analisis keberlanjutan global (rees dan Wackernagel, 1996). Dengan mengemukakanmengenai bagaimana mengurangi dampak penduduk terhadap alam, konsep ecological footprint menjadi isu dunia yang penting, setidaknya dalam dua cara pandang (Mc. Donald dan Patterson, 2003).
Pertama, ecological footprint mengukur total biaya ekologis (dalam area lahan) dari suplai seluruh barang dan jasa kepada penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk tidak hanya secara langsung memerlukan lahan untuk produksi pertanian, jalan, bangunan dan lainnya, akan tetapi secara tidak langsung lahanpun turut mewujudkan barang dan jasa yang dikonsumsi penduduk. Dalam cara pandang ini, ecological footprint dapat digunakan untuk membuat nyata biaya ekologis dari aktivitas penduduk.
Kedua, ecological footprint sebagai indikator keberlanjutan, yaitu carrying capacity. Carrying capacity dalam ekologi adalah jumlah populasi maksimum yang dapat didukung oleh area lahan tertentu. Konsep ini merujuk untuk semua anggota ekosistem. Menjadi sangat menarik apabila populasi ini adalah populasi manusia atau penduduk.
Dengan menggunakan interpretasi kedua ini, Wackernagel dan Rees (1996) berpendapat bahwa kondisi ekologi di hampir semua negara maju sudah tidak sustainable, dimana tapak ekologi melampaui kemampuan biokapasitasnya (overshoot). Pada tingkatan global, tapak ekologi bagi seluruh umat manusia telah melampaui biokapasitas global sebesar 34 persen (Loh, 2000 dikutip oleh Mc. Donald dan Patterson, 2003).
Prof. Sudarto/Rektor UNDIP dalam salah satu tulisannya, mengemukakan analisis konsep jejak ekologis dimulai dengan menganalisis konsumsi penduduk untuk kebutuhan bahan makanan (food), perumahan (housing), transportasi (transportation), barang-barang konsumsi (consumer goods) dan jasa-jasa (service). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan lahan dan energi, luas lahan terbangun, luas lahan kebun, luas lahan pertanian dan luas areal usaha perikanan. Hasil perhitungan merumuskan bahwa kebutuhan lahan per orang/tahun untuk pemenuhan kebutuhan ekologis penduduk kriteria gaya hidup masyarakat Indonesia, diperlukan lahan seluas 1, 25 ha atau 12. 500 m 2 perjiwa/tahun dan kebutuhan lahan per orang/tahun kriteria masyarakat dunia sebanyak 4, 18 ha atau 41. 800 m 2 pertahun.
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN • KEMAMPUAN LINGKUNGAN DLM MENDUKUNG PERIKEHIDUPAN MANUSIA DAN MAHLUK HIDUP LAINYA • KONSUMSI SDA DI 52 NEGARA (80% PENDUDUK DUNIA) TLH MELAMPAUI SEPERTIGA KEMAMPUAN LINGKUNGAN UTK MEMULIHKAN
EVOLUSI KONSEP JEJAK EKOLOGIS (ECOLOGICAL FOOTPRINT) • JUMLAH MAXIMUM POPULASI YANG BISA DIDUKUNG SUATU KAWASAN SECARA BERKELANJUTAN • BIO-CAPACITY: KEMAMPUAN SUATU LAHAN UTK MEMPRODUKSI BAHAN-BAHAN BIOTIK (BIO-PRODUCTIVITY) • WILAYAH SEBAGAI SEBUAH EKOSISTEM YG DIPERLUKAN UTK MEMPRODUKSI SUMBER DAYA YG DIKONSUMSI DAN MENGOLAH LIMBAH YANG DIBUANG • ECOLOGICAL FOOTPRINT: RESOURCE CONSUMPTION AND WASTE ASSIMILATION REQUIREMENT OF DEFINED HUMAN POPULATION Disarikan dari makalah Prof. Sudarto/Rektor UNDIP
PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIS lahan Konsumsi Food v v v V v V consumer goods Services Kebn pertania Peternaka energi terbangun Housing Transportat. Lahan v V Kebutuhan lahan per orang /th kriteria dunia= 4. 18 ha Kebutuhan lahan per orang / th kriteria Indonesia= 1. 250 ha
JEJAK EKOLOGIS DI JAWA HASIL EVALUASI DAYA DUKUNG LAHAN MENURUT KRITERIA DUNIA No 1 2 3 4 5 Provinsi Penduduk DKI Jabar Jateng DIY Jatim Total P. Jawa (juta orang) (1) 9, 16 38, 34 29, 69 2, 90 33, 80 113, 89 Luas Lahan (ha) (2) 66. 100 4. 630. 000 3. 420. 600 318. 800 4. 792. 200 Kebut Total Kebutuhan Lahan (ha/or (ha) ang) (3) (4) = (1)*(3) 4, 18 38. 288. 800 4, 18 160. 261. 200 4, 18 124. 104. 200 4, 18 12. 122. 000 4, 18 141. 284. 000 13. 227. 700 ** ** Luas. Jawa dengan memasukkan Madura Kondisi Daya Dukung (ha) (5) = (2)-(4) -38. 222. 700 dilampaui -155. 631. 200 dilampaui -120. 683. 600 dilampaui -11. 803. 200 dilampaui -136. 491. 800 dilampaui 476. 060. 200 -462. 832. 500 dilampaui
JEJAK EKOLOGIS DI JAWA EVALUASI DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN KEBUTUHAN KHAS INDONESIA No Provinsi 1 DKI 2 Jabar 3 Jateng 4 DIY 5 Jatim Total P. Jawa Penduduk Luas Lahan Total Kebutuhan Lahan (ha) Kondisi (ha) Kebutuhan Lahan (ha/orang) (juta orang) (1) (2) (3) (4) = (1)*(3) (5) = (2)-(4) 9, 16 38, 34 29, 69 2, 90 33, 80 66. 100 4. 630. 000 3. 420. 600 318. 800 4. 792. 200 113, 89 13. 227. 700 1, 250 1, 250 11. 450. 000 47. 925. 000 37. 112. 500 3. 625. 000 42. 250. 000 (ha) -11. 383. 900 -43. 295. 000 -33. 691. 900 -3. 306. 200 -37. 457. 800 142. 362. 500 -129. 134. 800
Perhitungan Daya Dukung Lahan Berdasarkan Kebutuhan Ekologis Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 1971 s. d 2035 Tahun 1971 1980 1990 2000 2015 2020 2025 2030 2035 Jumlah Penduduk Luas Wilayah ( Jiwa ) (Ha) 6, 621, 831 8, 360, 894 10, 256, 027 11, 513, 973 12, 982, 204 14, 201, 211 15, 461, 299 16, 788, 418 18, 153, 654 19, 519, 882 7, 168, 068 7, 168, 068 7, 168, 068 Kebutuhan Lahan (1, 25 ha/Jiwa) 8, 277, 289 10, 451, 118 12, 820, 034 14, 392, 466 16, 227, 755 17, 751, 514 19, 326, 624 20, 985, 523 22, 692, 068 24, 399, 853 Kekurangan Lahan (Ha) (1, 109, 221) (3, 283, 050) (5, 651, 966) (7, 224, 398) (9, 059, 687) (10, 583, 446) (12, 158, 556) (13, 817, 455) (15, 524, 000) (17, 231, 785)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan lahan ekologis penduduk pada tahun 1971 sebesar 8. 277. 289 ha. Jika dibandingkan dengan luas Sumatera Utara 7. 168. 068 Ha, maka untuk memenuhi kebutuhan lahan ekologis penduduk Sumatera Utara diperlukan tambahan lahan 1. 109. 221 Ha Pada tahun 2015, jumlah penduduk Sumatera Utara meningkat menjadi 14. 461. 299 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan ekologis penduduk Sumatera Utara diperlukan tambahan 12. 158. 556 ha lahan, atau diperlukan tambahan lahan 1, 7 kali luas provinsi Sumatera Utara saat ini. Untuk tahun 2035, diproyeksikan tambahan lahan seluas 2, 4 kali luas provinsi Sumatera Utara.
Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Deli Serdang (Dalam Hektar)
Peta Pemukiman Kota Medan Tahun 1989 (a) dan Peta Pemukiaman Kota Medan Tahun 2002 (b)
Angka pertumbuhan kepadatan penduduk yang tinggi di daerah ini akan berdampak pada ketidak seimbangan lingkungan dan terjadinya tekanan penduduk terhadap lahan. Permintaan lahan untuk permukiman dan lahan usaha industri, perdagangan dan jasa, disamping tekanan dari limbah domestik dan beban sampah rumah tangga yang semakin meningkat. Untuk memperkirakan implikasi dan tekanan perkembangan penduduk terhadap lingkungan, digunakan pendekatan analisis trend terhadap beberapa indikator kunci kependudukan yaitu laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan trendnya dari tahun 2011– 2017, angka migrasi masuk 2015 serta trend angkatan kerja menurut pekerjaan utama kelompok pertanian dan kelompok industri tahun 2009 -2015.
Perkiraan Tekanan Penduduk Kabupaten/Kota di Sumatera Utara No. Kabupaten/Kota LPP Trend LPP 2011 -2017 Migrasi Masuk 2015 Trend AK Pertanian 20092015 Trend Jumlah AK Industri 2009 -2015 Rata-rata 1 Nias 0. 53 -1. 67 0. 93 1. 29 -0. 73 0. 07 2 Madina 1. 08 0. 09 1. 65 -2. 31 0. 68 0. 24 3 Tapsel 0. 66 0. 03 5. 37 -1. 65 0. 42 0. 97 4 Tapteng 2. 28 0. 33 6. 27 -1. 90 -0. 43 1. 31 5 Taput 0. 82 0. 07 6. 88 0. 69 -0. 25 1. 64 6 Tobasa 0. 57 -0. 01 4. 12 -2. 25 0. 29 0. 54 7 L. Batu 2. 06 0. 29 1. 49 -1. 55 0. 27 0. 51 8 Asahan 0. 94 0. 10 2. 42 -1. 56 0. 65 0. 51 9 Simalungun 0. 58 0. 06 5. 14 -0. 55 -0. 04 10 Dairi 0. 48 0. 00 4. 16 -0. 53 0. 27 0. 88 11 Karo 2. 00 -0. 02 1. 76 -0. 40 0. 17 0. 70 12 Deli Serdang 2. 46 0. 25 9. 27 -1. 51 -0. 36 2. 02 13 Langkat 0. 75 0. 36 1. 61 -1. 89 -0. 07 0. 15 14 Nias Selatan 1. 09 0. 02 0. 25 0. 59 -0. 45 0. 30 15 Humbahas 1. 12 0. 09 4. 71 -1. 53 0. 19 0. 92
Perkiraan Tekanan Penduduk Kabupaten/Kota di Sumatera Utara No. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Kabupaten/Kota Pakpak Bharat Samosir Sergai Batu Bara Paluta Palas Labusel Labura Nias Utara Nias Barat Sibolga T. Balai P. Siantar T. Tinggi Medan Binjai P. Sedempuan G. Sitoli SUMUT LPP 2. 27 0. 50 0. 29 1. 13 2. 39 2. 70 2. 40 1. 04 0. 85 0. 57 0. 29 1. 43 0. 89 1. 39 0. 88 1. 31 1. 70 1. 35 1. 24 Trend LPP 2011 -2017 0. 11 0. 43 -0. 06 0. 09 0. 35 0. 41 0. 34 0. 03 2. 71 -0. 04 -0. 03 0. 06 0. 16 0. 05 0. 13 0. 22 0. 14 0. 15 Migrasi Masuk 2015 2. 09 4. 30 3. 52 2. 45 5. 75 1. 31 6. 06 2. 97 1. 92 0. 26 10. 02 3. 93 8. 32 6. 78 7. 08 6. 93 5. 63 3. 12 4. 20 Trend AK Pertanian 20092015 Trend Jumlah AK Industri 2009 -2015 -0. 75 -1. 51 -2. 41 -0. 29 -2. 72 -1. 51 -4. 05 -5. 53 5. 87 1. 96 -1. 90 -0. 86 -0. 52 0. 71 -0. 02 -0. 86 -0. 74 1. 52 -0. 87 0. 11 -0. 29 1. 27 0. 39 0. 00 0. 37 -0. 82 0. 20 -3. 74 -0. 09 0. 31 0. 11 -0. 55 -0. 86 -0. 24 -0. 65 0. 32 -1. 57 -0. 15 Rata-rata 0. 77 0. 69 0. 53 0. 73 1. 10 0. 64 0. 80 -0. 20 0. 99 1. 08 1. 74 0. 92 1. 64 1. 55 1. 37 1. 43 0. 91
Grafik Prakiraan Implikasi dan Tekanan Perkembangan Penduduk Sumatera Utara tahun 2009 -2017
Selamat Bertugas
- Slides: 32