TATA LETAK DAUN DIII FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

  • Slides: 29
Download presentation
TATA LETAK DAUN D-III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM PALANGKARAYA RABIATUL ADAWIYAH, S. Farm.

TATA LETAK DAUN D-III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM PALANGKARAYA RABIATUL ADAWIYAH, S. Farm. , Apt

TATA LETAK DAUN n n phyllotaxis memiliki karakteristik tersendiri, menurut rumus dan diagram daunnya.

TATA LETAK DAUN n n phyllotaxis memiliki karakteristik tersendiri, menurut rumus dan diagram daunnya. Rumus dan diagram daun dapat menjelaskan posisi daun secara kualitatif dan kuantitatif. Bila ditinjau dari kedudukannya yg melekat pada batang, posisi daun dapat dibedakan menjadi posisi berselang-seling, berhadapan dan berkarang.

n n n Tangkai daun, baik daun tunggal/majemuk meletak pada batang/cabang-cabang batang. Pada batang

n n n Tangkai daun, baik daun tunggal/majemuk meletak pada batang/cabang-cabang batang. Pada batang terdapat buku-buku batang(nodus). Nodus seringkali nampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu cincin, yang dapat kita lihat jelas pada tumbuhan berikut :

n n Tumbuhan monokotil : terutama pada - jenis rumput atau familia Poaceae, seperti

n n Tumbuhan monokotil : terutama pada - jenis rumput atau familia Poaceae, seperti bambu (Bambusa sp. ), tebu (Saccharum officinarum L. ) Tumbuhan dikotil, buku batang tidak terlihat jelas, melainkan hanya berbentuk seperti tonjolan pada batang. Pada buku batang inilah daun-daun melekat. Bagian batang antara dua buku-buku dinamakan ruas (internodus).

n n Duduknya daun pada batang dikenal “phyllotaxis” Biasanya satu tangkai daun duduk pada

n n Duduknya daun pada batang dikenal “phyllotaxis” Biasanya satu tangkai daun duduk pada satu buku daun. Namun pada beberapa tumbuhan, daun-daun duduk berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal batang atau pada ujungnya. Meskipun demikian, secara umum daun duduk pada batang secara terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata.

FILOTAKSIS daun n Duduk daun pada batang/cabang = nodus Internodus : antara 2 nodus

FILOTAKSIS daun n Duduk daun pada batang/cabang = nodus Internodus : antara 2 nodus Tanda pengenal tumbuhan

ATURAN LETAK DAUN/JENIS PHYLLOTAXIS 1 nodus : satu daun (buku batang hny 1 daun)

ATURAN LETAK DAUN/JENIS PHYLLOTAXIS 1 nodus : satu daun (buku batang hny 1 daun) =folia sparsa/t’sebar biasanya daun tersusun berselang-seling. Susunan tangkai daun dapat berselang-seling teratur/tidak teratur. Co/ alang-alang (Imperata cylindrica), jagung (Zea mays), rumput-rumputan, dan bbrp tumb kelas monocotyledoneae, jarak (ricinus n communis, mangifera indica, dll.

n n Duduk daun folia sparsa juga terdapat pada daun majemuk. Setiap satu tangkai

n n Duduk daun folia sparsa juga terdapat pada daun majemuk. Setiap satu tangkai daun majemuk, ibu tangkai daun duduk hanya pd satu buku batang. Co/ pada daun menyirip : belimbing wuluh ( Averrhoa belimbi), ceremai (phyllanthus acidus). Pada majemuk menjari : karet ( Hevea brasiliensis), dll.

Folia Opposita n n n 1 nodus : 2 daun berhadapan (buku batang 2

Folia Opposita n n n 1 nodus : 2 daun berhadapan (buku batang 2 daun)= folia opposita/b’hadapan-b’silang Setiap buku daun diduduki dua tangkai daun. Pada pola ini daun duduk berpasangan/berhadap-hadapan “Folia Opposita Co/ pada tumb. Bakau, seperti bakau (Rhizophora mucronata), tumb. Jenis jambu 2 an (famili Myrtaceae) : salam (Syzygium polyanthum), jambu air (Eugenia aquatica) , jambu biji (Psidium guajava), dll.

Folia Opposita Ada juga bbrp daun memiliki folia opposita yg saling bersilangan antara satu

Folia Opposita Ada juga bbrp daun memiliki folia opposita yg saling bersilangan antara satu buku dgn buku lainnya. Misalnya pada buku 1, 3, 5, dst posisi daun saling berhadapan. Pada buku ke 2, 4, 6, dst posisi daun yg berhjadapan memutar 90º dari posisi daun-daun yg berada pd buku di atas dan di bawahnya tersebut. Disebut duduk daun berhadapan bersilang.

Folia Opposita Co/ tanaman soka (Ixora javanica), tapak dara (Catharanthus roseus ), mengkudu (Morinda

Folia Opposita Co/ tanaman soka (Ixora javanica), tapak dara (Catharanthus roseus ), mengkudu (Morinda citrifolia), dst. Yang harus diperhatikan dalam pola ini adalah duduk daunnya pada batanh, karena beberapa daun majemuk menyirip berdaun lebar kadang-kadang terlihat seperti Folia Opposita

Folia Verticillata n n 1 nodus : lebih dari 2 daun (buku batang ada

Folia Verticillata n n 1 nodus : lebih dari 2 daun (buku batang ada lbh dari 1 daun)= folia verticilata/berkarang Pada setiap buku daun terdapat tiga atau lebih daun yang duduk disana. Pola seperti ini dikenal sebagai daun yg berkarang “Folia Verticillata” Pada beberapa buku determinasi tumbuhan, pola berkarang sering disebut sebagai karangan daun.

Co/ daun berkarang dgn 3 daun pada satu bukunya dapat ditemukan pada : -

Co/ daun berkarang dgn 3 daun pada satu bukunya dapat ditemukan pada : - kaca piring (Gardenia augusta), oleander (Nerium oleander), dll. Sedangkan tumbuhan berkarang denan lebih dari 3 daun pada bukunya dapat ditemukan pada : alamanda (Allamanda cathartica) , dll. n

n Rozet = karangan : - daun mengumpul pada tempat tertentu pada batang -

n Rozet = karangan : - daun mengumpul pada tempat tertentu pada batang - rozet akar : pada pangkal batang ( tapak liman ) - roset batang : pada ujung batang ( kelapa )

tersebar Berhadapan-bersilang

tersebar Berhadapan-bersilang

1 nodus: satu daun= folia sparsa= tersebar n Jarak 2 daun yang terletak berurutan

1 nodus: satu daun= folia sparsa= tersebar n Jarak 2 daun yang terletak berurutan : filotaksis daun= a/b a= berapa kali batang harus dikelilingi untuk mendapatkan dua helai daun yang berada pada satu garis vertikal b= jumlah daun yang dilalui waktu mengitari batang ( daun pertama tidak dihitung )

n n n a/b : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 Filotaksis ½ =

n n n a/b : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 Filotaksis ½ = folia disticha ( duduk daun berseling ) : Poaceae, Zingiberaceae Filotaksis 1/3, 2/5, 3/8 : dikotil

2. Pada tiap buku ada 2 daun. - jarak antara tiap daun pada 1

2. Pada tiap buku ada 2 daun. - jarak antara tiap daun pada 1 buku 3600 disebut berhadapan – berseling (Mengkudu) 3. Pada tiap buku terdapat lebih dari 2 daun - daun demikin disebut Berkarang (Alamanda)

n n Roset : Bila ruas-ruas batang sangat pendek Roset Akar : Jika batang

n n Roset : Bila ruas-ruas batang sangat pendek Roset Akar : Jika batang amat pendek shg daun berjejal diatas tanah ( Lobak, Tapak liman ) Roset Batang : Jika daun berjejal pada ujung batang ( Kelapa ) Mosaik daun : Bila daun tersebar pada suatu bidang datar spt karpet ( Kemiri, Begonia )

Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun (tersebar/folio sparsa)

Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun (tersebar/folio sparsa)

Bagan (Skema) dan Diagram Tata Letak Daun a. Bagan tata letak daun ( batang

Bagan (Skema) dan Diagram Tata Letak Daun a. Bagan tata letak daun ( batang = silinder) b. Contoh : rumus 2/5, kita harus menggambar 5 ortostiknya, terus menggambar daun pada tiap buku yang jaraknya 2/5 lingkaran, maka setiap melingkari batang 2 kali akan melewati 5 daun. Diagram tata letak daun/diagram daun (kerucut) 8 -4 -11 B Contoh : rumus 2/5, buku batang sebagai lingkaran sempurna minimal 6 lingkaran / lebih , ortostiknya adalah jari-jari lingkaran yang sudutnya 2/5 lingkaran, puncak batang adalah pusat lingkaran.

Spirostik dan Parasitik 1. Spirostik : Bila pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar shg

Spirostik dan Parasitik 1. Spirostik : Bila pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar shg ortostiknya menjadi garis spiral dan spiral genetik sukar ditentukan (Pandan) 2. Parastik : Bila letak daunnya cukup rapat satu sama lain seakan-akan duduk daunnya menurut garis spiral kekiri / kekanan antara spiral genetik dan ortostik sukar ditentukan, karena setiap daun punya daun terdekat disebelah kiri dan kanan.

n n istilah_-istilah dalam Phyllotaxis Beberapa istilah yg sering dipakai dalam Phyllotaxis antara lain

n n istilah_-istilah dalam Phyllotaxis Beberapa istilah yg sering dipakai dalam Phyllotaxis antara lain roset/rosula, yg terdiri dari roset akar dan roset batang, spiral genetik, ortostik, sudut divergensi, deret fibonacci, spirostik, dan parastik. Istilah-istilah ini timbul dari duduk daun yang tersebar ( Folia sparsa)