TATA LAKSAKNA PENGAWINAN Oleh Prof Dr Ir Pollung






























- Slides: 30

TATA LAKSAKNA PENGAWINAN Oleh: Prof. Dr. Ir. Pollung H, Siagian MS Parsaoran Silalahi, SP. t 9/6/2021 1

A. Babi Pejantan Pemeriksaan darah Rasio pejantan dan betina Dewasa kelamin Babi pejantan Membantu mengawinkan pejantan Pemeriksaan fertilitas Beban mengawini 9/6/2021 2

Babi Pejantan 1. Pemeriksaan darah Permeriksaan untuk penyakit brucellosis dan leptospirosis. 2. Dewasa Kelamin Yaitu umur dimana spermatozoa aktif terdapat sewaktu ejakulasi. Pejantan harus berumur 8 bulan baru dapat digunakan untuk keperluan bibit. 9/6/2021 3

3. Pemeriksaan Fertilitas Seekor babi pejantan harus selalu diperiksa sebelum dikawinkan untuk melihat kemampuan membuahi betina dengan mengevaluasi air maninya. Sifat-sifat yang diperiksa adalah: Warna Motilitas Morfologi Rasio hidup dan yang mati Volume 9/6/2021 4

4. Beban Mengawini Perbedaan sifat semen pejantan disebabkan perbedaan dalam umur dan frekuensi pengawinan dan hal ini didasarkan pengurangan jumlah sperma pada frekuensi pengawinan yang tinggi Umur Pejantan Kurang dari 7 bulan Frekwensi Penggunaan (per minggu) Tidak boleh digunakan 7 – 9 bulan 2 9 – 12 bulan 5– 7 12 – 18 bulan 7– 8 Lebih dari 18 9 - 10 9/6/2021 5

5. Membantu Mengawinkan Pejantan Pengawinan pertama merupakan masa krisis bagi pejantan muda Pengamatan secara seksama terutama pada pengawinan pertama sangat diperlukan Sebaiknya jantan muda dikawinkan dengan induk yang telah pernah beranak (induk) 9/6/2021 6

6. Rasio Pejantan dengan Betina Jumlah babi pejantan yang dibutuhkan oleh sekelompok ternak tergantung kepada: Jumlah babi induk yang produktif, Babi dara pengganti, Umur pejantan, Ukuran babi betina, Frekuensi pengawinan betina pada satu masa birahi. 9/6/2021 7

Dengan rencana pengawinan dalam satu periode birahi, maka jumlah pejantan yang dianjurkan adalah sebagai berikut : Banyak pengawinan per birahi Banyak jantan Banyak betina 1 kali pengawinan 1 pejantan muda 1 pejantan >15 bulan 20 ekor babi dara muda 30 ekor induk 2 kali pengawinan 1 pejantan >15 bulan 2 pejantan 15 ekor induk 25 ekor induk 9/6/2021 8

B. Babi Betina Pemeriksaan darah Laju pelontaran sel telur Laju kebuntingan Birahi pada babi dara Babi betina Deteksi birahi dan waktu pengawinan 9/6/2021 Umur babi dara dikawinkan Pemacuan (flushing) 9

B. Babi Betina 1. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan Leptospirosis dan Brucellosis kira-kira tiga minggu sebelum dikawinkan 2. Dewasa kelamin atau Birahi Pada Babi Dara Ditandai dengan babi dara melepaskan sel telur (ovulasi) dan mengalami birahi untuk pertama kalinya (umur 190 – 200 hari). Hal ini berarti permulaan dari suatu fase folikular pada siklus 9/6/2021 10

3. Umur Babi Dara Dikawinan Babi dara sebaiknya dikawinkan saat berumur 8 bulan atau pada birahi kedua dengan bobot badan 90 -100 kg. Peternak memerlukan beberapa cara untuk merangsang pencapaian dewasa kelamin • Melepaskan babi dara ke pejantan menjelang umur 150 -170 hari • Pejantan yang digunakan harus berumur lebih dari 10 bulan sehingga aktif merangsang birahi 9/6/2021 11

Rangsangan yang diterima babi dara lebih efektif untuk mencapai umur dewasa kelamin Pengeluaran babi pejantan dilakukan setiap hari selama 15 -30 menit Penggunaan sejumlah pejantan dengan merotasikannya tiap hari dapat meningkatkan pengaruhnya. 9/6/2021 12

4. Pemacuan (Flushing) Pemacuan adalah pemberian ransum terhadap ternak babi dengan kandungan energi yang tinggi beberapa waktu sebelum dikawinkan. Pemacuan diperlukan untuk meningkatkan laju pelontaran sel telur. Lama pemacuan sebelum pengawinan (hari) 9/6/2021 Peningkatan sel telur 6 1, 3 st 10 1, 7 st 14 2, 0 st (st) 13

Deteksi Birahi dan Waktu Pengawinan yang Tepat Ciri-ciri babi birahi : • Alat kelamin berwarna merah dan kebasahan • Dari lubang alat kelamin keluar cairan kental • Sering bergerak dan gelisah • Suka menaiki babi lain dalam kandang • Berusaha lebih sering kencing terutama kalau ada jantan • Jika dilakukan penekanan pada bagian punggung maka posisinya akan dalam keadaan siap kawin • Daun telinga tegak, kaki kaku, dan gemetar pada bagian otot paha atau pinggang. 9/6/2021 14

Waktu Pengawinan (Alami dan IB) Ternak babi 9/6/2021 15

6. Laju kebuntingan Faktor berikut adalah yang mempengaruhi laju kebuntingan • Waktu pengawinan Pengawinan ternak babi harus terjadi 12 jam sebelum dan 12 jam sesudah pelontaran sel telur. Pada babi dara sebaiknya dikawinkan 12 dan 25 jam setelah mulai birahi, dan induk dikawinkan 18 dan 36 jam setelah mulai birahi. 9/6/2021 16

Musim Ketidaksuburan pada musim panas telah diketahui di banyak negara. Cekaman panas adalah satu penyebab kegagalan embrio, tidak subur karena gangguan terhadap fungsi indung telur dan ketidak suburan pejantan. Melakukan penyiraman sewaktu-waktu, udara dingin atau bahkan ruang udara yang baik untuk induk kering dan pengawinan secara lepas dapat mengatasi ketidaksuburan. 9/6/2021 17

Pejantan Catatan reproduksi dari individu pejantan harus dipantau secara teratur untuk mengenal pejantan mana yang mempunyai penampilan yang jelek Umur dan bangsa babi Laju kebuntingan babi dara lebih rendah daripada induk, laju kebuntingan hasil persilangan lebih tinggi daripada babi murni Lingkungan sosial Laju kebuntingan babi yang tinggal berkelompok lebih tinggi daripada babi yang dikandangkan secara individu 9/6/2021 18

7. Laju Pelontaran Sel Telur Faktor berikut mempengaruhi laju pelontaran sel telur: Umur Musim dan bangsa Jumlah anak perkelahiran (litter size) 9/6/2021 19

Pengawinan Secara Individu dan Kelompok Alasan pengawinan secara individu adalah: Peternak tahu pasti, induk mana yang sudah atau belum dikawinkan Jadwal induk yang akan beranak dapat diperkirakan lebih tepat Frekuensi pengawinan jantan dapat diatur lebih tepat Peternak mengetahui apabila induk yang dikawinkan birahi kembali karena tidak dibuahi Peternak tahu babi betina mana yang dikawini pejantan, dan mengapa seekor babi pejantan menghasilkan anak babi yang jelek Peternak dapat menentukan pejantan mana yang akan di afkir 9/6/2021 20

Pengawinan Secara Kelompok Sistem pengawinan dalam kandang secara kelompok sangat umum dilakukan, dimana seekor pejatan dimasukkan kedalam kelompok babi induk (12 -25 ekor). Untuk memperoleh keuntungan dari pengawinan ini pejantan harus dirotasi dalam waktu 24 jam 9/6/2021 21

Perkawinan silang Kawin buatan Silang dalam Perkawinan 9/6/2021 22

Kawin Buatan Kawin buatan sering juga disebut inseminasi buatan (IB) Beberapa fungsi IB dengan menggunakan semen segar mempertimbangkan faktor berikut: Peningkatan akan laju perbaikan genetik Mempertahankan status kesehatan yang tinggi Meningkatkan efisiensi penggunaan bibit Pembuahan Biaya dan keuntungan Pengambilan semen dari usaha peternakan sendiri 9/6/2021 23

Perkawinan Silang Rataan keunggulan dari perkawinan silang dibanding dengan bangsa murni Sifat Keunggulan (%) Jumlah anak yang lahir 12 Jumlah anak yang disapih 14 Berat sapih: Per ekor 10 Seperindukan 35 Berat pada umur 5 bulan: 9/6/2021 Per ekor 14 Seperindukan 40 24

Perkawinan Silang dapat meningkatkan : Jumlah anak lahir dan sapih Daya kemampuan hidup Laju pertumbuhan 9/6/2021 25

Tujuan pokok perkawinan silang adalah untuk meningkatkan hybrid vigour atau heterosis effect 9/6/2021 26

Jenis persilangan Persilangan Satu Ragam: yaitu persilangan yang dilakukan pada dua bangsa babi Contoh: induk Landrace dikawinkan dengan pejantan Hampshire Persilangan Dua Ragam: yaitu persilangan dengan menggunakan pejantan dari dua bangsa yang berbeda secara berganti-ganti. Babi dara hasil persilangan dikawinkan dengan salah satu pejantan dari bangsa tetuanya. 9/6/2021 27

Persilangan Tiga Ragam: sistem persilangan tiga ragam sama dengan persilanga dua ragam, tetapi bedanya adalah menggunakan tiga bangsa babi pejantan yang berbeda. 9/6/2021 28

Silang Dalam Yaitu perkawinan babi yang mempunyai hubungan darah yang masih dekat (masih saudara kandung). Tujuan dari perkawinan ini adalah untuk mendapatkan sediaan bibit dan pengembangan galur atau bangsa baru dari ternak babi. 9/6/2021 29

TERIMAKASIH 9/6/2021 30