TANGGAPAN FREKUENSI Rangkaian Orde1 Persoalan tanggapan rangkaian terhadap

  • Slides: 36
Download presentation
TANGGAPAN FREKUENSI Rangkaian Orde-1

TANGGAPAN FREKUENSI Rangkaian Orde-1

Persoalan tanggapan rangkaian terhadap perubahan nilai frekuensi atau tanggapan rangkaian terhadap sinyal yang tersusun

Persoalan tanggapan rangkaian terhadap perubahan nilai frekuensi atau tanggapan rangkaian terhadap sinyal yang tersusun dari banyak frekuensi timbul karena impedansi satu macam rangkaian mempunyai nilai yang berbeda untuk frekuensi yang berbeda Kita akan membahas tanggapan frekuensi dari rangkaian orde-1 dan orde-2

Rangkaian Orde-1

Rangkaian Orde-1

Tanggapan Rangkaian Terhadap Sinyal Sinus Keadaan Mantap

Tanggapan Rangkaian Terhadap Sinyal Sinus Keadaan Mantap

Tanggapan Rangkaian Terhadap Sinyal Sinus Keadaan Mantap Dalam analisis rangkaian di kawasan s kita

Tanggapan Rangkaian Terhadap Sinyal Sinus Keadaan Mantap Dalam analisis rangkaian di kawasan s kita lihat bahwa pernyataan di kawasan s dari sinyal di kawasan waktu adalah Jika T(s) adalah fungsi alih dari suatu rangkaian, maka tanggapan rangkaian tersebut adalah

memberikan pole alami memberikan pole paksa Tanggapan rangkaian ini dapat kita tuliskan komponen mantap

memberikan pole alami memberikan pole paksa Tanggapan rangkaian ini dapat kita tuliskan komponen mantap yang kita manfaatkan Dengan menghilangkan komponen transien kita peroleh tanggapan mantap di kawasan s yaitu komponen transien yang biasanya berlangsung hanya beberapa detik

Nilai k persamaan ini dapat kita cari dari Ini adalah suatu pernyataan kompleks yang

Nilai k persamaan ini dapat kita cari dari Ini adalah suatu pernyataan kompleks yang dapat ditulis sehingga

Tanggapan keadaan mantap rangkaian di kawasan s menjadi Dari tabel transformasi Laplace kita lihat

Tanggapan keadaan mantap rangkaian di kawasan s menjadi Dari tabel transformasi Laplace kita lihat Jika f(t) = e at maka Oleh karena itu tanggapan mantap di kawasan t menjadi

Persamaan tanggapan di kawasan waktu ini menunjukkan bahwa rangkaian yang mempunyai fungsi alih T(s)

Persamaan tanggapan di kawasan waktu ini menunjukkan bahwa rangkaian yang mempunyai fungsi alih T(s) dan mendapat masukan sinyal sinus, akan memberikan tanggapan yang: berbentuk sinus juga, tanpa perubahan frekuensi amplitudo sinyal berubah dengan faktor |T(j )| sudut fasa sinyal berubah sebesar sudut dari T(j ), yaitu . Jadi, walaupun frekuensi sinyal keluaran sama dengan frekuensi sinyal masukan tetapi amplitudo maupun sudut fasanya berubah dan perubahan ini tergantung dari frekuensi

CONTOH: Carilah sinyal keluaran keadaan mantap dari rangkaian di samping ini jika masukannya adalah

CONTOH: Carilah sinyal keluaran keadaan mantap dari rangkaian di samping ini jika masukannya adalah vs = 10 2 cos(50 t + 60 o) V. Penyelesaian: Transformasi rangkaian ke kawasan s Fungsi alih rangkaian ini Karena = 50 , maka Jadi keluaran keadaan mantap:

Pernyataan Tanggapan Frekuensi

Pernyataan Tanggapan Frekuensi

Fungsi Gain dan Fungsi Fasa Faktor pengubah amplitudo, yaitu |T(j )| disebut fungsi gain

Fungsi Gain dan Fungsi Fasa Faktor pengubah amplitudo, yaitu |T(j )| disebut fungsi gain Pengubah fasa disebut fungsi fasa dan kita tuliskan sebagai ( ) Baik fungsi gain maupun fungsi fasa merupakan fungsi frekuensi Jadi kedua fungsi tersebut menunjukkan bagaimana amplitudo dan sudut fasa sinyal sinus dari tanggapan rangkaian berubah terhadap perubahan frekuensi atau dengan singkat disebut sebagai tanggapan frekuensi

CONTOH: Selidikilah perubahan gain dan sudut fasa terhadap perubahan frekuensi dari rangkaian orde pertama

CONTOH: Selidikilah perubahan gain dan sudut fasa terhadap perubahan frekuensi dari rangkaian orde pertama di samping ini Penyelesaian: Berikut ini kita gambarkan perubahan gain dan perubahan sudut fasa

Gain [o ] Pada frekuensi rendah terdapat gain tinggi yang relatif konstan; pada frekuensi

Gain [o ] Pada frekuensi rendah terdapat gain tinggi yang relatif konstan; pada frekuensi tinggi, gain menurun dengan cepat Perhatikan bahwa sumbu frekuensi dibuat dalam skala logaritmik Pada frekuensi rendah sudut fasa tidak terlalu berubah tetapi kemudian cepat menurun mulai suatu frekuensi tertentu

Gain passband stopband Gain tinggi di daerah frekuensi rendah pada contoh ini menunjukkan bahwa

Gain passband stopband Gain tinggi di daerah frekuensi rendah pada contoh ini menunjukkan bahwa sinyal yang berfrekuensi rendah mengalami perubahan amplitudo dengan faktor tinggi 0. 5/ 2 C Nilai frekuensi yang menjadi batas antara passband dan stopband disebut frekuensi cutoff , C. Nilai frekuensi cutoff biasanya diambil nilai frekuensi dimana gain menurun dengan faktor 1/ 2 dari gain maksimum pada passband. Gain rendah di frekuensi tinggi menunjukkan bahwa sinyal yang berfrekuensi tinggi mengalami perubahan amplitudo dengan faktor rendah Daerah frekuensi dimana terjadi gain tinggi disebut passband sedangkan daerah frekuensi dimana terjadi gain rendah disebut stopband

Dalam contoh di atas, rangkaian mempunyai satu passband yaitu dari frekuensi = 1 sampai

Dalam contoh di atas, rangkaian mempunyai satu passband yaitu dari frekuensi = 1 sampai frekuensi cuttoff C , dan satu stopband yaitu mulai dari frekuensi cutoff ke atas Dengan kata lain rangkaian ini mempunyai passband di daerah frekuensi rendah saja sehingga disebut low-pass gain. Kebalikan dari low-pass gain adalah high-pass gain, yaitu jika passband berada hanya di daerah frekuensi tinggi saja seperti pada contoh berikut ini

CONTOH: Selidikilah tanggapan frekuensi rangkaian di samping ini Penyelesaian: Fungsi alih rangkaian adalah Gain

CONTOH: Selidikilah tanggapan frekuensi rangkaian di samping ini Penyelesaian: Fungsi alih rangkaian adalah Gain stopband passband 0. 5/ 2 C [ o]

Decibel Gain biasanya dinyatakan dalam decibel (disingkat d. B) yang didefinisikan sebagai Pernyataan gain

Decibel Gain biasanya dinyatakan dalam decibel (disingkat d. B) yang didefinisikan sebagai Pernyataan gain dalam d. B dapat bernilai nol, positif, atau negatif Gain dalam d. B akan nol jika |T(j )| bernilai satu, yang berarti sinyal tidak diperkuat ataupun diperlemah; jadi gain 0 d. B berarti amplitudo sinyal keluaran sama dengan sinyal masukan. Gain dalam d. B akan positif jika |T(j )| >1, yang berarti sinyal diperkuat. Gain akan bernilai negatif jika |T(j )| < 1, yang berarti sinyal diperlemah.

Frekuensi cutoff adalah frekuensi dimana gain telah turun 1/ 2 = 0. 707 kali

Frekuensi cutoff adalah frekuensi dimana gain telah turun 1/ 2 = 0. 707 kali nilai gain maksimum dalam passband. Jadi pada frekuensi cutoff, nilai gain adalah Dengan demikian dapat kita katakan bahwa frekuensi cutoff adalah frekuensi di mana gain telah turun sebanyak 3 d. B

CONTOH: Berapa d. B-kah nilai gain sinyal yang diperkuat K kali , jika K

CONTOH: Berapa d. B-kah nilai gain sinyal yang diperkuat K kali , jika K = 1; 2 ; 10; 30; 1000 ? Dan berapa nilai gain jika terjadi pelemahan dimana K = 1/ 2 ; 1/10; 1/30; 1/1000 ? Penyelesaian: Untuk sinyal yang diperkuat K kali, Penguatan Pelemahan

Kurva Gain Dalam Decibel Kurva gain dibuat dengan absis (frekuensi) dalam skala logaritmik; jika

Kurva Gain Dalam Decibel Kurva gain dibuat dengan absis (frekuensi) dalam skala logaritmik; jika gain dinyatakan dalam d. B yang juga merupakan bilangan logaritmik sebagaimana didefinisikan, maka kurva gain akan berbentuk garis-garis lurus Low-pass gain. Dengan menggunakan satuan d. B, kurva low-pass gain pada contoh sebelumnya adalah seperti terlihat pada ganbar di samping ini. Gain hampir konstan 6 d. B di daerah frekuensi rendah, sedangkan di daerah frekuensi tinggi gain menurun dengan kemiringan yang hampir konstan pula. Gain 6 [d. B] 9 C

High-pass gain. Dalam skala d. B, highpass gain pada contoh sebelumnya adalah seperti terlihat

High-pass gain. Dalam skala d. B, highpass gain pada contoh sebelumnya adalah seperti terlihat pada ganbar di bawah ini. Gain hampir konstan 6 d. B di daerah frekuensi tinggi sedangkan di daerah frekuensi rendah gain meningkat dengan kemiringan yang hampir konstan pula Band-pass gain. Apabila gain meningkat di daerah frekuensi rendah dengan kemiringan yang hampir konstan, dan menurun di daerah frekuensi tinggi dengan kemiringan yang hampir konstan pula, sedangkan gain tinggi berada di antara dua frekuensi cutoff kita memiliki karakteristik band-pass gain. Gain 6 [d. B] 9 C Gain 3 [d. B] C Frekuensi cutoff pada band-pass gain ada dua; selang antara kedua frekuensi cutoff disebut bandwidth (lebar pita)

Band-pass gain kita peroleh pada rangkaian orde-2 yang akan kita pelajari lebih lanjut. Walaupun

Band-pass gain kita peroleh pada rangkaian orde-2 yang akan kita pelajari lebih lanjut. Walaupun demikian kita akan melihat rangkaian orde-2 berikut ini sebagai contoh CONTOH: Selidikilah perubahan gain dari rangkaian orde-2 di samping ini. Gain belum dinyatakan dalam d. B. s + 105/s Vin(s) 1100 + Vo(s) Penyelesaian: Gain stopband passband stopband 1 3 Gain 1/ 2 [d. B] C Apabila kurva gain dibuat dalam d. B, kurva yang akan diperoleh adalah

CONTOH: Selidikilah perubahan gain dari rangkaian orde kedua di samping ini. Gain belum dinyatakan

CONTOH: Selidikilah perubahan gain dari rangkaian orde kedua di samping ini. Gain belum dinyatakan dalam d. B. Penyelesaian: Gain 1. 4 passband stopband passband 1 1/ 2 0. 7 0 1 1000000 Kurva ini menunjukkan bahwa ada satu stopband pada antara 10000 dan dua passband masing-masing di daerah frekuensi rendah dan tinggi Karakteristik gain seperti ini disebut band-stop gain.

Bode Plot Kita lihat Low-Pass Gain Bentuk fungsi alih rangkaian orde pertama dengan karakteristik

Bode Plot Kita lihat Low-Pass Gain Bentuk fungsi alih rangkaian orde pertama dengan karakteristik low-pass gain adalah: Tentang tetapan K kita memahaminya sebagai berikut: K yang bernilai positif kita fahami sebagai K dengan sudut K = 0 o K yang bernilai negatif kita fahami sebagai K dengan sudut K = 180 o Tentang pole dari suatu fungsi alih, kita ingat diagram posisi pole seperti di samping ini: Jika rangkaian yang kita tinjau adalah rangkaian stabil maka ia harus memiliki pole dengan bagian riil negatif karena hanya pole yang demikian ini yang dapat membuat rangkaian stabil. Komponen transiennya menuju nol untuk t . Hanya rangkaian stabil saja yang kita tinjau dalam analisis tanggapan frekuensi.

Pendekatan Garis Lurus dari Kurva Gain Jika fungsi alih rangkaian yang kita tinjau adalah:

Pendekatan Garis Lurus dari Kurva Gain Jika fungsi alih rangkaian yang kita tinjau adalah: Fungsi gain dan fungsi fasa-nya adalah Fungsi gain dalam satuan d. B, menjadi Komponen-pertama fungsi gain ini bernilai konstan untuk seluruh frekuensi Komponen-kedua fungsi gain Ini tergantung dari frekuensi Komponen-kedua inilah yang menyebabkan gain berkurang dengan naiknya frekuensi Komponen-kedua ini pula yang menentukan frekuensi cutoff, yaitu saat ( / ) =1 dimana komponen ini mencapai nilai 20 log 2 3 d. B

Jadi frekuensi cutofff ditentukan oleh komponen yang berasal dari pole fungsi alih, yaitu Perubahan

Jadi frekuensi cutofff ditentukan oleh komponen yang berasal dari pole fungsi alih, yaitu Perubahan nilai komponen-kedua dari gain sebagai fungsi frekuensi, yang dibuat dengan = 1000 adalah sebagai berikut pendekatan garis lurus d. B Untuk frekuensi rendah, ( / ) << 1 atau << , komponen kedua dapat didekati dengan log (( / )2+1) C [rad/s] Untuk frekuensi tinggi, ( / )>>1 atau >> , komponen kedua tesebut didekati dengan Jadi pendekatan garis lurus untuk komponen kedua ini adalah garis nol untuk 1< < dan garis lurus 20 d. B per dekade untuk >. Titik belok terletak pada perpotongan kedua garis ini, yaitu pada ( / ) =1, yang berarti terletak di frekuensi cutoff.

Pendekatan Garis Lurus Kurva Fungsi Fasa Tanggapan fasa kita peroleh dari fungsi fasa Komponen-pertama

Pendekatan Garis Lurus Kurva Fungsi Fasa Tanggapan fasa kita peroleh dari fungsi fasa Komponen-pertama fungsi ini bernilai konstan. Komponen-kedua memberi pengurangan fasa yang juga menjadi penentu pola perubahan tanggapan fasa pendekatan garis lurus [o] Pada ( / )=1 (frekuensi cutoff) tan 1( / )= 45 o. tan 1( / ) Pada =0, 1 C tan 1( / )≈0 o. C [rad/s] Pada =10 C tan 1( / )≈ 90 o; Untuk >10 C tan 1( / )= 90 o. Jadi dalam selang 0. 1 C< <10 C perubahan fasa dapat dianggap linier 45 o per dekade.

Dengan pendekatan garis lurus, baik untuk fungsi gain maupun untuk fungsi fasa, maka tanggapan

Dengan pendekatan garis lurus, baik untuk fungsi gain maupun untuk fungsi fasa, maka tanggapan gain dan tanggapan fasa dapat digambarkan dengan nilai seperti tercantum dalam dua tabel di bawah ini. Gain Frekuensi C = =1 1< < > Komponen 1 20 log(|K|/ ) Komponen 2 0 0 20 d. B/dek 20 log(|K|/ ) 20 d. B/dek =1 K 0 K Frekuensi C = 0, 1 < <10 K 45 o/dek >10 K 0 K Total Komponen 1 Komponen 2 Total Perhatikanlah bahwa nilai komponen-pertama konstan untuk seluruh frekuensi sedangkan komponen-kedua mempunyai nilai hanya pada rentang frekuensi tertentu.

Kurva pendekatan garis lurus tanggapan gain dan tanggapan fasa ini, dengan mengambil = 1000

Kurva pendekatan garis lurus tanggapan gain dan tanggapan fasa ini, dengan mengambil = 1000 adalah sebagai berikut [o] Gain [d. B] K 20 log(|K|/ ) 45 o/dek 20 d. B/dek C = 0. 1 C [rad/s] 10 C [rad/s] Perhatikan bahwa penurunan gain dimulai dari C sedangkan penurunan sudut fasa terjadi antara 0, 1 C dan 10 C

Kita lihat High-Pass Gain Fungsi alih rangkaian orde pertama dengan karakteristik high-pass gain adalah

Kita lihat High-Pass Gain Fungsi alih rangkaian orde pertama dengan karakteristik high-pass gain adalah Fungsi alih ini mempunyai zero pada s = 0. Fungsi gain dan fungsi fasa-nya adalah Gain dalam d. B: Dengan menggunakan pendekatan garis lurus, nilai fungsi gain dan fungsi fasa adalah seperti dalam tabel berikut

Gain Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Total =1 20 log(|K|/ ) 0 0

Gain Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Total =1 20 log(|K|/ ) 0 0 20 log(|K|/ ) Frekuensi C = 1< < 20 log(|K|/ ) +20 d. B/dek 0 20 log(|K|/ )+20 d. B/dek > 20 log(|K|/ ) 20 log( /1)+20 d. B/dek 20 log(|K|/ )+20 log( /1) Gain Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Total K+90 o Gain [d. B] [ o] 45 o/dek +20 d. B/dek K 20 log(|K|/ ) C = [rad/s] 0. 1 C 10 C [rad/s]

CONTOH: Gambarkan pendekatan garis lurus tanggapan gain dari rangkaian yang mempunyai fungsi alih: Penyelesaian:

CONTOH: Gambarkan pendekatan garis lurus tanggapan gain dari rangkaian yang mempunyai fungsi alih: Penyelesaian: Gain [d. B] Gain Komponen 1 Komponen 2 Total =1 14 d. B 0 14 d. B Frekuensi C = 100 rad/s 1< <100 >100 14 d. B 0 20 d. B/dek 14 d. B 20 d. B/dek Komp-1 Komp-2 Gain C [rad/s]

CONTOH: Gambarkan pendekatan garis lurus tanggapan gain dari rangkaian yang mempunyai fungsi alih: Penyelesaian:

CONTOH: Gambarkan pendekatan garis lurus tanggapan gain dari rangkaian yang mempunyai fungsi alih: Penyelesaian: Gain Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Total =1 14 d. B 0 0 14 d. B Frekuensi C = 100 rad/s 1< <100 >100 14 d. B 20 d. B/dek 40+20 d. B/dek 0 20 d. B/dek 14 d. B +20 d. B/dek 26 d. B Gain [d. B] Komp-2 Gain Komp-1 Komp-3 [rad/s]

Kita lihat Band-Pass Gain Rangkaian dengan karakteristik band-pass gain dapat diperoleh dengan menghubungkan secara

Kita lihat Band-Pass Gain Rangkaian dengan karakteristik band-pass gain dapat diperoleh dengan menghubungkan secara bertingkat dua rangkaian orde pertama dengan menjaga agar rangkaian yang di belakang (rangkaian kedua) tidak membebani rangkaian di depannya (rangkaian pertama). Rangkaian pertama mempunyai karakteristik high-pass gain sedangkan rangkaian kedua mempunyai karakteristik low-pass gain. Hubungan kaskade demikian ini akan mempunyai fungsi alih sesuai kaidah rantai dan akan berbentuk Dengan membuat >> maka akan diperoleh karakteristik band-pass gain dengan frekuensi cutoff C 1 = dan C 2 = .

Course Ware Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde-1 Sudaryatno Sudirham

Course Ware Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde-1 Sudaryatno Sudirham