Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Bab 5 Pelaksanaan
Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Bab 5. Pelaksanaan Survei Tanah: Pasca Survei Tanah M. Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang,
Outline Bab 5. Pasca Survei Tanah Penanganan data hasi survei lapangan (analisis data) Macam analisis laboratorium contoh tanah Pembuatan peta tanah
Kompetensi Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan bagaimana cara menangani data hasil survei tanah (merekap hasil pengamatan) 2. Mengetahui analisa tanah apa saja yang harus dilakukan di laboratorium 3. Memahami bagaimana membuat peta tanah yang baik
Kegiatan Dalam Survei Tanah Bab 4. Pelaksanaan Survei Tanah Persiapan Survei Tanah Pelaksanaan Survei Tanah Analisis Data, Analisis Contoh Tanah, Pembuatan Peta
Penanganan data hasi survei lapangan (analisis data) Bab 5. Pasca Survei Tanah a. Kompilasi data b. Penamaan Tanah/ Klasifikasi tanah c. Pembuatan kisaran sifat tanah
1. Kompilasi Data Pengelolaan data: Memasukan data ke dalam database pada log book atau spreadsheet dalam komputer 2. Data ditata sesuai dengan susunan yang dikehendaki 3. Data diarsip dan dijaga, agar selalu siap digunakan 1. Perangkat lunak yang dipakai: 1. Spreadsheet: MSAcces, excel, tabel dalam Word, dll yang memiliki fasilitas sortasi
…. �Input data/informasi dari form pengamatan tanah, baik halaman satu maupun halaman 2 �Sortasi sesuai dengan tujuan, kemudian buat kisaran sifat tanah sesuai kategori, misalnya tekstur tanah: top soil loam – clay loam, sub soil clay loam – clay
Hasil tabulasi data survei
Hasil Seri Tanah
Satuan Tanah Klasifikasi Tanah: Pasca Survei Tanah Usaha membeda-bedakan mengelompokkan tanah berdasar kan sifat-sifatnya
TUJUAN 1. menyusun pengetahuan tentang tanah secara sistematis. 2. mengetahui hubungan masing 2 individu tanah satu sama lain. 3. memudahkan mengingat sifat 2 tanah. 4. mengelompokkan tanah untuk tujuan 2 yg lebih praktis dlm hal: memprediksi sifat 2 tanah memprediksi produktivitas tanah menentukan areal-areal untuk penelitian, atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di suatu tempat.
Macam Alami/taksonomi : berdasarkan sifat 2 alami tanah tanpa dihubungkan dgn pengunaannya - Taksonomi Tanah (USDA) - World Reference Base (WRB) for Soil Resources (ISSS-ISRIC-FAO; 1994, 1998) Klasifikasi Teknikal : berdasarkan tujuan khusus dgn memilih ciri 2 tertentu yg pgrhi kemampuan dan penggunaannya - Klasifikasi Kemampuan Lahan USDA - - Klasifikasi Kesesuaian Lahan FAO
Definisi Kelas: Kelompok individu dg sifat-sifat tertentu yg sama. Takson (Taksa): Suatu kelas pada tingkat taksonomik (pengelompokan) tertentu, atau kelas pd kategori tertentu. � Kategori: Susunan taksa berdasar perbedaan sifat pd masing tingkat klasifikasi, dan terdiri atas semua kelas. (Kategori merupakan kumpulan dari kelas). � Sifat-sifat Pembeda: Sifat 2 tanah yg digunakan sebagai pembeda untuk mengelompokkan individu-individu tanah. � Sifat Kategori Berganda: Sistem kategori yg berhirarkis. Kategori tertinggi punya kelas-kelas yang > sedikit dan dibedakan atas dasar sifat 2 yg > umum dan > sedikit jumlahnya. Kategori rendah seperti seri tanah t. a. > banyak kelas yg masing-masing dibedakan atas dasar sifat-sifat 2 yg >spesifik dan > jumlahnya. � �
Klasifikasi Tanah di Indonesia �Sebelum 1988 ada 3 sistem : ▪ Pusat Penelitian Tanah (PPT) ▪ FAO/UNESCO dan ▪ Taksonomi Tanah. �Sejak th 1988 hanya gunakan Sistem Taksonomi Tanah USDA. Ada upaya untuk menghidupkan kembali Kalsifikasi Tanah Nasional
Taksonomi Tanah (USDA) • dikembangkan oleh Soil Survey Staff (USDA), tahun 1975 • Terus direvisi 2 ed, 1999 • ada 6 kategori yaitu Order, Suborder, Great group, Subgroup, Family dan Series.
Kategori Dlm Taksonomi Tanah KATEGORI FAKTOR PEMBEDA ORDO – 12 taxa Ada tidaknya horison penciri dan jenis/sifat dr horison tsb (Epipedon & endopedon) SUB ORDO – 63 taxa Keseragaman genetik : ada tidaknya sifat-sifat tanah dg pengaruh air, regim kelembaban, bahan induk utama, pengaruh vegetasi, tingkat pelapukan bahan organik. GREAT GROUP> 250 taksa Kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, KB, regim suhu dan kelembaban, adanya lapisan penciri lain (plintit, fragipan, duripan) SUB GROUP – >1400 taksa 1. sifat-sifat inti dari great group (Typic) 2. Sifat-sifat tanah peralihan ke great group lain, subordo atau ordo 3. Sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah FAMILI - > 8000 taksa Sifat-sifat tanah yg penting untuk pertanian dan engineering : sebaran ukuran butir, susunan mineral, regim temperatur SERI - > 19. 000 Jenis dan susunan horison; warna, struktur, p. H , sifat kinia dan mineral dari masing-masing horison
TAKSONOMI TUMBUHAN vs TAKSONOMI TANAH Kategori Nama Phylum Pteridophyta Order Alfisol Kelas Angiospermae Sub-order Udalf Sub-kelas Dicotyledoneae Greatgroup Hapludalf Order Rosales Sub-group Aquic Hapludalf Family Leguminoseae Family Aquic Hapludalf, berlempung halus, Campuran, Aktif, Isohipertermik Genus Trifolium Seri Lape Species T. repens (Phase) Berbatu
“Soil Taxonomy" Degree of Weathering and B Horizon Development Little Slight Entisols Aridisols Inceptisols Moderate Large Extreme Alfisols Spodosols Ultisols Mollisols Soils Defined by Special Constituent Materials Andisols Volcanic Ash Histosols Peat, Organic Matter Vertisols “Self-Mixing” Clay Soils Gelisols Soils on Permafrost Oxisols
DIAGRAM DERAJAT PERKEMBANGAN TANAH
Ordo Klasifikasi tanah
Tanah yang diklasifikasikan
Unsur Pembentuk Nama Ordo
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
Global soil regions
Tahapan klasifikasi tanah dengan SOIL TAXONOMY (sss, 1998) PROFIL TANAH Deskripsi Profil Tanah Ap A BA Bt C HORISON BAWAH 1. Agrik 2. Albik 3. Argilik 4. Kalsik 5. Kambik 6. Duripan 7. Fragipan 8. Glossik 9. Gipsik 10. Kandik 11. Natrik 12. Orstein 13. Oksik 14. Oetroklasik 15. Petrogipsik 16. Plasik 17. Salik 18. Sombrik 19. Spodik MORFOLOGI TANAH Analisa Lab 1. Susunan Hor 2. Sifat 2 hor a. Jenis, tebal+batas b. Warna tanah c. Tekstur d. Struktur e. dll PENCIRI LAIN 1. Perubh. Teks. Nyata 2. Bahan albik 3. Sifat tanah andik 4. Kondisi Anhidrous 5. Koef. Pengembangan Liniear 6. Durinod 7. Sifat tnh fragik 8. Karbonat sekunder 9. Bahan albik menjari 10. Lamella 11. Pemuaian linier 12. Diskontinuitas litologi 13. Nilai n 14. Kontak Petroferik 15. Plintit 16. Mneral resisten 17. Bidang kilir 18. Bahan spodik 19. Mineral lapuk EPIPEDON 1. 2. 3. 4. Anthropik Folistik Histik Melanik ORDO TANAH SERI TANAH 5. 6. 7. 8. Molik Okrik Plagen Umbrik SUB ORDO FAMILI TANAH ORGANIK 1. Jenis BO 2. Serat-serat 3. Bhn Tnh Fibrik 4. Bhn Tnh Hemik 5. Bhn Tnh Saprik 6. Bhn Tnh Humiluvik 7. Bhn Limnik 8. Tnh Berkoprogen 9. Tnh Berdiatoa 10. Napal Ketebalan bh tnh org. 1. Tier permukaan 2. Tier bawah 3. Tier dasar GRUP TANAH SUB GRUP Lain 2 : Tnh Mineral) 1. Kondisi Akuik 2. Krioturbasi 3. Kontak Densik 4. Bahan Densik 5. Bahan Gelik 6. Lap. Glasik 7. Kontak Litik 8. Kontak Paralitik 9. Permafrost 10. Regim Lengas 11. Regim suhu tanah 12. Bahan Sulfidik 13. Hor. Sulfurik
Tahapan Cara Mengklasifikasikan Tanah dengan SOIL TAXONOMY (sss, 1998) PROFIL TANAH DESKRIPSI MORFOLOGI PROFIL HORISON PENCIRI EPIPEDON PENCIRI LAIN 12 1 ORDO Proses pembentukan tanah 63 2 SUB ORDO Pengaruh ikoim & vegetasi 250 3 GRUP 1400 4 SUB GRUP 8000 5 FAMILI 19000 6 SERI Horison 2 penciri Istilah 2 deskriptif: aquic, typic, vermic, dll Besar butir, mineral, katk, dll Nama lokal untuk polipedon, satuan terkecil
Differentiating Characteristics in Soil Taxonomy: Diagnostic epipedons • Diagnostic subsurface horizons • Other diagnostic soil characteristics • Soil moisture and temperature regimes •
Contoh, pembuatan sketsa profil
Epipedon �Surface horizons �Influenced strongly by biochemical and geochemical processes �Correspond with A, E, and sometimes upper B horizons �Important in classifying soils
Ringkasan Epipedon � Histik � Mollik : BO tinggi (>75%), tebal 20‑ 40 cm. : BO >1%, warna gelap dg value dan kroma <3 (lembab) dan value < 5 (kering), tebal >18 cm, KB >50%. � Melanik : mirip Mollik, tetapi miliki sifat tanah andik � Umbrik : sep molik tetapi KB <50%. � Anthropik : sep molik, tetapi mengandung >1500 ppm P 2 O 5 larut dlm 1% as sitrat. � Ochrik : warna terang (value dan kroma lembab >3), BO <1% atau keras‑sangat keras dan masif. � Plaggen : hor buatan, akibat penggunaan pupuk kandang yg terus menerus, tebal >50 cm, berwarna hitam. � Folistik : t. a. BO, jenuh < 30 hari
HORISON-PERMUKAAN PENCIRI Epipedons Apakah horison mineral ? Molik Umbrik Okhrik Histik Melanik Plaggen Anthropik Jenuh air > 30 hari Apakah horison kaya P 2 O 5 ? Apakah kejenuhan basa >50%?
Horison diagnostik Melanik Okrik Histik > terang, > tipis Mollik KB < 50 % Umbrik b. o. lebih banyak P larut asam lebih tinggi lebih tebal Plagen Antropik
RINGKASAN Horison Bawah Penciri - Endopedon) � Agrik Albik � Argillik : hor iluviasi yg tbtk krn pgrh pengolahan tanah shg terjadi akumulasi sejumlah debu, liat, dan humus. : hor berwarna pucat (E) dg value lembab >5. : hor penimbunan liat; minimal mengandung liat >1. 2 kali lebih banyak d/p kand. liat diatasnya. Tdpt selaput liat. � Kalsik : hor yg mengandung karbonat sekunder (Ca. CO 3 atau Mg. CO 3) tinggi, tebal >15 cm. � Petrokalsik : hor kalsik yg mengeras. � Kambik : indikasi lemah adanya argillik atau spodik, tapi tidak memenuhi syarat kedua hor tsb. � Gipsik : banyak mengandung gipsum (Ca. SO 4) sekunder. �
Horison Bawah Penciri - Endopedon (lanjutan) Petrogipsik � Natrik � � Oksik � Salik � Sombrik Spodik � Sulfurik � � Plasik : hor gipsik yg mengeras. : hor argillik yg banyak mengandung Na� : hor bertekstur agak kasar, KTK <16 me/100 g liat, tebal >30 cm. : banyak mengandung garam sekunder mudah larut, tebal >15 cm. : sep umbrik, gelap, terjadi iluviasi humus tanpa Al, tidak terletak di bawah hor albik. : hor iluviasi seskuioksida bebas dan BO. : hor yg mengandung sulfat, p. H , 3. 5, tdpt karatan jarosit. : padas tipis tersementasi senyawa Fe, Mn dan BO
Endopedon Oksik Spodik Lebih banyak Al, Fe, b o, amorf, KPK lebih tinggi Kambik KTK lebih rendah, minus Al amorf Sombrik Lebih banyak liat silikat Argilik + Na KBK lebih rendah, minus Na tukar Lebih banyak debu & b. o Agrik Natrik
Regim Suhu (kedalaman ± 50 cm) Pergilik � Cryic � � � : suhu tanah rata 2 tahunan (STRT) < 0 o. C. : STRT 0‑ 8 o. C, suhu pd musim panas (MP) rata 2 <15 o. C. Frigid : STRT 0‑ 8 o. C, pd MP suhu rata 2 >15 o. C. Mesic : STRT 0‑ 15 o. C. Thermic : STRT 15‑ 22 o. C. Hyperthermic : STRT >22 o. C. Iso- : beda suhu MP dan MD < 6 o. C.
Regim Lengas (kedalaman 10‑ 90 cm) � Aquic : tanah jenuh air (reduksi), bercak karatan dg chroma rendah. � Aridic/Torric : kering >6 bln, tdk pernah lembab >90 hr berturut 2 per tahun. : curah hujan (CH) per bulan selalu evapotranspirasi : tanah tdk pernah kering >90 hr kumulatif per tahun. : tanah per tahun kering >90 hr kumulatif, tapi <180 hr. : di daerah iklim mediteran. Setiap tahun kering >45 hr ber-turut 2 di MP, lembab >45 hr ber-turut 2 di MD � Perudic � Ustic � Xeric
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes JURUSAN TANAH FP UB
Analisis Laboratorium Contoh Tanah Bab 6 Pasca Survei Tanah
3. Analisis Laboratorium Contoh Tanah � Contoh tanah seb dianalisis, diperlakukan scr khusus (Sudjadi et al. , 1971; USDA-SCS, 1990; Staf Jurusan Tanah FP Unibraw, 1989). � Analisis kesuburan tanah : tekstur, p. H, BO, N, P, K, KTK, KB, Al- dan H-dd � Analisis fisika tanah : tekstur, BI, p. F, BJP, permeab. , indeks plastisitas + nilai COLE dll � Analisis khusus : unsur-mikro, besi bebas, dll kadang diperlukan, tgt tujuan survei
… �Analisis susunan mineralogi tanah : mineral fraksi pasir (mik. polarisasi), min liat/debu (difractometer sinar-X) utk tunjang penetapan bh induk tanah, klasifikasi tanah dan kesuburan tanah. �Macam analisis utk klasifikasi tanah menurut Eswaran (1981) Tab 6 dan 7.
Pembuatan Peta Tanah 5. Pasca Survei Tanah 1. 2. 3. 4. Peta Dasar Satuan Peta Satuan Tanah Satuan Peta Tanah
Peta Dasar. �Peta yang digunakan untuk memasukkan data baik data spasial maupun non-spasial �Diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia, skala diusahakan dua kali lebih besar dari peta tanah yang akan dihasilkan
RBI skala 1: 25. 000
Pemilihan Peta Dasar �Waktu pembuatan. Terbaru yang terbaik karena berpengaruh pada informasi yang ada. �Ketelitian peta (jarak, letak obyek pada peta, bentuk sungai, batas pantai dll harus akurat) �Skala peta publikasi yg ideal = 2 x < dari peta dasar yg digunakan sbg peta kerja.
Satuan Peta. �Satuan peta : satuan lahan yg sistem fisiografi/ bentuk-lahannya sama, yg dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas 2 alami, dan dapat digunakan sbg satuan evaluasi lahan. Satuan 2 yg dihasilkan: berupa tubuh lahan yg memiliki ciri 2 tertentu yg dibedakan dg lainnya oleh batas 2 alami, di tempat terjadinya perubahan ciri 2 yg paling cepat ke arah lateral. � pendekatan fisiografik.
Peta Landform (bentuklahan) sebagai wadah Satuan Peta
�Semua batas SPT yg diperoleh saat survei lapangan hrs dpt diplot dg teliti pd peta dasar publikasi �Bbrp karakteristik penting peta tanah yg hrs diperhatikan: kemudahan pembacaan (map legibility), batasan ukuran minimum dan tekstur peta.
Sifat kemudahan pembacaan peta tergantung : �jumlah dan ukuran poligon (SPT) �pemilihan warna utk bedakan SPT �tanda 2 alam yg digambarkan pd peta �kulitas penyajian peta Ukuran min 0, 4 cm 2, (poligon bulat) Poligon memanjang, bisa lebih besar
�Tekstur peta : banyaknya sebaran SPT pd peta tsb. �Peta bertekstur halus : banyak poligon 2 kecil; Sebaliknya bertekstur kasar. �Peta tanah yg baik hrs mudah dibaca, akurat, punya SPT jelas, serta simbol + legenda lengkap dan sistematis.
Contoh Legenda Peta pada skala berbeda: (a) skala 1 : 200. 000 Simb ol Landskap Tanah A Dataran aluvial B Dataran Aeolian Oxisol, bbrp Inceptisol G Bukit Curam M. Luthfi Rayes Entisol dan Inceptisol Singkapan batuan JURUSAN TANAH FP UNIBRAW
(b) Peta Tanah skala 1 : 100. 000 Simb Landskap Tanah Dataran Aluvial Ar Dataran banjir resen Psamment dan Aquept At Teras Tropept dan Aquept Am Beting sungai Psamment As Rawa Aquept dan Perairan Dataran Aeolin Ed Punggung cembung, Agk datar Orthox dan Tropept Ew Dataran, datar Aquox, bbrp Aquept Ec Lembah Tropept dan Aquox Bukit Curam G Bukit granit, curam Singkapan batuan + bbrp Psamment
Peta Tanah
Peta SPT 69 Kode Seri Tanah
M U Map Unit Name 1 Arnot loam, 25 to 35 percent slopes. 2 Arnot loam, 35 to 50 percent slopes. 3 Branford fine sandy loam, 3 to 8 percent slopes. 4 Branford fine sandy loam, 8 to 15 percent slopes. 5 Canarsie sandy loam, 0 to 3 percent slopes, compacted surface. 6 Canarsie sandy loam, 3 to 8 percent slopes, compacted surface. 7 Centralpark coarse sandy loam, 0 to 3 percent slopes, compacted substratum. 8 Centralpark coarse sandy loam, 3 to 8 percent slopes. 9 Cheshire loam, 8 to 15 percent slopes. JURUSAN TANAH FP UNIBRAW
THANK YOU
- Slides: 82