SUMBER AJARAN ISLAM Oleh Biki Zukfikri Rahmat S
SUMBER AJARAN ISLAM Oleh : Biki Zukfikri Rahmat, S. Sos. I, M. E. Sy DI SAMPAIKAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
Pendahuluan q q q Sumber ajaran islam yang utama adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami al-qur’an dan as-sunnah. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-nya dan ulil amri di antara kamu. Dialog rasul kepada muadz bin jabal (gubernur yaman); dengan apakah engkau melaksanakan hukum? dengan kitab Allah, kalau engkau tidak mendapatkannya disana? dengan Sunnah Rasul, kalau tidak juga engkau dapatkan? saya berijtihad dengan akal saya, dan saya tidak akan putus asa. nabi; segala puji bagi allah yg telah memberi petunjuk kepada utusan rasulnya yg diberi restu-nya.
Sifat yg membedakan Qur’an dgn kitab lainnya � � § § § Isi al-qur’an: kalamullah/firman Allah Cara turunya: melalui malaikat jibril, yg tanpa jibril itu hadis qudsi (hadis; lapalnya dari nabi maknanya dari allah). Pembawanya: nabi muhammad SAW (al-amin) susunannya: alfatihah s/d an-nas (ijtihad abu bakar dan usman). Otentisitas al-Qur; an Masa turun: berangsur-angsur 23 tahun. Nabi diangkat menjadi rasul usia 40 thn, 13 thn dimekah, 10 thn dimadinah. wafat usia 63 thn. Wahyu pertama: qs. al-a’laq 1 -5 berkhalwat digua hira 17 ramadhan 41 H/malam lailatul qadar. Ayat terakhir almaidah: 3 (sedang wukup diarafah, 9 dzulhijah 63 H). Mekah (12 thun, 5 bln, 13 hari)+madinah (9 thn, 9 bln, 9 hari). Total 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Lanjutan Hikmah al-qur’an turun berangsur-angsur: q Rasul dan sahabat mudah menyimak, memahami maksud ayatnya, mengamalkan dan memeliharanya. q Alquran diturunkan berkaitan dengan peristiwa pribadi maupun sosial kemasyarakatan (asbabun nuzul) No Makiyah Madaniyah 1 Ayatnya pendek 2 Ayatnya panjang 2 2 Ya ayyuhannas Ya ayyuhal ladzina amanu 3 1. Isi; tauhid, iman, taqwa, Isi; hukum, kemasyarakatan, kenegaraan, Makiyah umumnya pendek 2, Madaniyah panjang 2 pahala=ancaman perang, hukum internasional, muamalah, dll.
q q Yang menyampaikan al-quran Diturunkan dari lauhul mahfudz (tempat yg terpelihara/hard disk computer) kedunia melalui malaikat jibril yg terkenal dgn julukan ar-ruhul amin (malaikat yg terpercaya)+malaikat=makhluk sangat patuh dan tidak berhianat/berdosa. Penerima alquran Muhamad tidak hanya diakui oleh penulis muslim tapi orientalis michael hart bukunya ”The 100, A Ranking Of The Man Infuential Persons Is History (100 tokoh yg paling berpengaruh dalam sejarah) menempatkan nabi di posisi teratas. Muhamad lahir keadaan yatim, ibunya wafat saat nabi masih anak 2. beliau terkenal jujur (alamin/orang terpercaya)
Fungsi dan peran Alquran � � � � � Sebagai petunjuk (QS. Adz-Dzariyat, 51; 56) Sebagai sumber ajaran Islam (QS. Al-An’am, 6; 38 & An-Nahl, 16; 89) Sebagai peringatan & penyejuk (QS. Al-Qashas, 28; 77 &Al-Isra‘, 17; 82 keterangan 2, /dalil 2/penjelasan ttg kwajiban 2 Pemisah yg hak dan bathil Pengajaran dari allah Obat penyakit hati Rahmat Sbg kabar gembira memberi harapan 2 masa depan u/org beriman.
Pengkodifikasian Alquran § § Alquran diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Setiap ayat Alquran yang turun langsung dihafalkan oleh Nabi dan diajarkan kepada sahabat, serta dihafalkan pula oleh para sahabat. Pada masa rasul para sahabat yang pandai menulis sudah menuliskan ayat yang turun pada alat tulis yang mereka miliki, kemudian disimpan di rumah Rasul. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq ra. , beliau memerintahkan beberapa sahabat untuk menulis dan membukukannya. Setelah disusun, mushaf itu disimpan oleh Abu Bakar hingga wafat. Kemudian dipegang oleh Umar bin Khattab, setelah Umar wafat disimpan oleh Hafsah binti Umar. Pada masa khalifah Usman bin Affan ra. terjadi penyalinan kembali dan penggandaan. Mushaf Alquran yang ditulis pada masa Usman tersebut (yang dikenal dengan mushaf Usmani) menjadi rujukan bagi penulisan mushaf selanjutnya dan tersebar ke seluruh dunia Islam sampai sekarang.
Kandungan Alquran terdiri atas 114 surah, 6. 666 ayat, 77. 439 kata, dan 323. 015 huruf. Kelengkapan Alquran diterangkan di dalam (QS. Al-An’am, 6; 38). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Secara umum, kandungan Alquran terdiri atas: Pokok-pokok keyakinan atau keimanan (aqidah) Pokok-pokok aturan atau hukum ( syariat) Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah) Tata cara hubungan antara sesama manusia (muamalah) Pokok-pokok aturan tingkah laku (akhlak) Sejarah para nabi dan umat terdahulu Dasar-dasar ilmu pengetahuan
Pesona Kemu’jizatan / Keistimewaan Alquran, secara umum adalah: 1. 2. 3. 4. Alquran diturunkan dengan bahasa arab yang sempurna. Alquran menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran. Seperti dalam (QS. Al-A’raf, 7; 158) Alquran sumber informasi tentang Tuhan, rasul dan alam gaib. Alquran merupakan naskah asli yang terjaga.
Sunnah / Hadis sebagai Sumber Ajaran Islam � � Pengertian Menurut terminologi Islam sunnah adalah perbuatan, perkataan dan taqrir (ketetapan/persetujuan) Nabi Saw. Sunnah dapat dibagi tiga yaitu: Sunnah qauliyah, adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan Rasulullah Saw. Sunnah fi’liyah, adalah sunnah dalam bentuk perbuatan. Sunnah taqririyah, adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya Nabi atas perkataan atau perbuatan sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya.
Kedudukan dan Fungsi Sunnah terhadap Alquran o o o Sunnah menempati sumber norma ajaran Islam kedua setelah Alquran. Keharusan mengikuti sunnah rasulullah terdapat pada (QS. Muhammad, 47; 33, An-Nisa’, 4; 59 dan Al-Ahzab, 33; 21). Kedudukan dan fungsi sunnah terhadap Alquran, antara lain: Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Alquran (memperkuat/penegasan oleh nabi) Sunnah merinci pernyataan Alquran yang bersifat global (menafsirkan alquran) Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Alquran. Sunnah memberi pengecualian pada pernyataan Alquran yang bersifat umum. Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Alquran (cont: haramnya daging himar, binatang buas bertaring, mengawini 2 org wanita yg bersaudara sekaligus).
Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadis Sanad, adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan hadis secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain sehingga sampai kepada periwayat terakhir. Matan, adalah isi yang terdapat dalam hadis itu sendiri. Rawi, adalah orang yang menerima suatu hadis dan menyampaikannya kepada orang lain. Semasa hidup Rasulullah Saw. , hadis masih berupa ucapan dan perbuatan Nabi yang didengar dan disaksikan langsung oleh para sahabat, penulisan hadis belum lumrah ketika itu. Setelah Rasulullah wafat (pada priode sahabat), perhatian terhadap pencarian dan penyebaran hadis ke segenap daerah Islam mulai tumbuh. Tetapi pada masa itupun penyampaian hadis masih berupa riwayat lisan. Ide pengumpulan dan penulisan hadis baru muncul pada masa pemerintahan Bani Umayyah, yaitu ketika Umar bin Abdul aziz menjabat sebagai khalifah pada awal abad ke-2 H.
Perbedaan Qur’an dan Sunnah No Qur’an Sunnah 1 Nilai kebenarannya mutlak (qath’i) Nilai kebenarannya relatif , nisbi (dzanni) 2 Wahyu dari Allah Sabda Nabi SAW 3 Seluruh ayat qur’an dijadikan pedoman hidup Tidak semua jadi pedoman hidup 4 Sudah pasti otentik lafal dan maknanya Tidak demikian 5 Masalah aqidah dalam quran wajib di imani Tidak semuanya
Seleksi Hadits Matan (materi/isi) hadits, dinilai baik apabila: � Tidak bertentangan dengan alqur’an � Tidak bertentangan dengan Hadits lain yang lebih kuat � Tidak nertentangan dengan Fakta sejarah, sunantullah, prinsip pokok ajaran islam. b. Sanad (kesinambungan antara pembawa dan penerima hadits) pembawa dan penerima harus bertemu. c. Rawi (orang yg membawa hadits) d. adil, orang islam yg baligh dan jujur e. hadidz, kuat hafalannya dan tidak cacat pribadinya a.
Macam-macam Hadis � 1) 2) 3) Dari segi jumlah orang yang meriwayatkannya, hadis dibagi tiga macam: Hadis mutawatir: adalah hadis yang diriwayatkan sejumlah orang secara terus menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin sepakat untuk berbohong. Hadis masyhur: hadis yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. Hadis ahad: adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih, tetapi tidak mencapai syarat masyhur dan mutawatir. Dari segi kualitas macam hadis terdiri atas: Hadis sahih: hadis yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat, dan tidak bertentangan dengan periwayatan yang lebih kuat. Hadis hasan: adalah hadis yang memenuhi syarat hadis sahih, tetapi orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya. Hadis dhaif : adalah hadis yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki syarat yang terdapat dalam hadis sahih dan hadis hasan.
Hadis maudhu’: � � 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Suatu perkataan orang yang dikatakan sebagai sabda Nabi atau suatu perbuatan tertentu yang disebutkan sebagai perbuatan Nabi, padahal Nabi tidak pernah mengerjakannya. Motif- motif pembuatan hadis palsu, di antaranya karena: Politik dan kepemimpinan Fanatisme golongan dan bahasa Kejahatan untuk sengaja mengotori ajaran Islam Dorongan untuk berbuat baik tetapi bodoh tentang agama Soal-soal fikih dan pendapat dalam ilmu kalam Kesehatan-kesehatan sejarah, dan lain-lain. Ciri-ciri hadis palsu, antara lain: Pengakuan pembuatnya Perawinya sudah terkenal sebagai pembuat hadis palsu Bertentangan dengan akal pikiran yang sehat Bertentangan dengan ketentuan agama, “aqidah Islam” Bertentangan dengan ketentuan agama yang sudah qath’i Mengandung obral pahala dengan amal yang sangat sedehana Mengandung kultus-kultus individu Bertentangan dengan fakta sejarah, dan lain-lain.
Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam Islam § Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berpikir untuk menetapkan suatu keputusan hukum tertentu dengan jalan mengeluarkan hukum dari Alquran dan Sunnah. Kedudukannya sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah Alquran dan Sunnah. § Masalah-masalah yang dapat diijtihadkan adalah hukum-hukum syara’ yang tidak mempunyai dalil qath’i (pasti), bukan hukum-hukum asal dan masalah yang berhubungan dengan ilmu kalam (aqidah). § Dalam perkembangannya Ipteks melahirkan temuan-temuan baru, yang hukum penggunaannya di kalangan umat Islam harus diatur. Dengan adanya ijtihad menyiratkan bahwa Islam senantiasa dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi manusia dari zaman ke zaman. Misal: bid. kedokteran, bayi tabung, alat 2 kontrasepsi, trasnpalansi organ tubuh, otopsi, dll.
Macam-macam dan Metodologi Ijtihad Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepada dua macam: Ijtihad fardhi, adalah ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid. Ijtihad Jama’i (ijma’), adalah ijtihad yang dilakukan oleh para mujtahid secara berkelompok. Dilihat dari segi materi, ijtihad terdiri atas: 1. Qiyas (reasoning by analogy) : menetapkan hukum sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan sesuatu hukum yang telah ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya persamaan di antara keduanya. cntoh; meninggalkan jual beli ketika adzan jumat bagamana aktivitas yg lain 2. Ijma’ : adalah kebulatan atau kesepakatan semua ahli ijtihad umat setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentang suatu hukum. Ijma’ terdiri atas ijma’ qauli (ucapan) dan ijma’ sukuti (diam). 3. Istihsan (preference) : menetapkan suatu hukum atas suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang, dan sebagainya dari Alquran dan Sunnah. Memilih salah satu persolan yg sama 2 jelek, maka ambil yg pling ringan kejelkannya. 4. Mashalihul mursalah (utility) : menetapkan hukum berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaat yang sesuai dengan tujuan syariat Islam, sekalipun tidak ada dalil secara eksplisit dari Alquran dan Sunnah. Hifdzu din, hifdzu nafs, hifdzu nasl, hifdzu maal, � 1. 2.
Sikap muslim terhadap hasil ijtihad � Kebenaran hasil ijtihad bersifat dzanniyah (persangkaan kuat kepada benar). Karena itu mungkin saja hasil ijtihad di antara para mujtahid berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menentukan secara mutlak mana yang benar dan mana yang salah dari hasil ijtihad mereka, karena yang dapat mengukur kebenaran secara mutlak hanyalah Allah. Hal ini diisyaratkan Nabi dalam sabdanya: “Seorang hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai kebenara, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mencapai satu pahala. ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Neng Dian Putra Bu Karsih Sekian Dan Terima Kasih Wassalam
- Slides: 21