SUB SISTEM KONSUMSI 1 Dini R Andrias SKM
SUB SISTEM KONSUMSI (1) Dini R. Andrias, SKM, MSc Dept. GIzi/ FKM/ Univ. Airlangga Excellence with Morality UNIVERSITAS
Faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan • Ketahanan Pangan (wilayah maupun RT) – Ketersediaan pangan – Akses ekonomi dan fisik thd pangan distribusi • Status Kesehatan • Kondisi fisiologis • Budaya, termasuk kepercayaan – Food taboo – Food belief – Food preference – Food habit • Pengetahuan Excellence with Morality UNIVERSITAS
KETAHANAN PANGAN 1. DEFINISI KETAHANAN PANGAN Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yg tercermin dr tersedianya pangan yg cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (UU No 7 Th 1996) Food Security exists when all people, at all times, have physical & economic access to sufficient, safe & nutritious food that meets their dietary needs & food preferences for an active & healthy life (FAO, 1996) Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yg tercermin dari tersedianya pangan yg cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tdk bertentangan dengan agama, keyakinan, & budaya masyarakat, utk dpt hidup sehat, aktif, & produktif secara berkelanjutan (UU No 18 Th 2012)
KETAHANAN PANGAN 4 dimensi Ketahanan Pangan: Physical AVAILABILITY of food (Ketersediaan) Economic & physical ACCESS to food (Keterjangkauan) Food UTILIZATION (Utilisasi/penyerapan) STABILITY of the 3 dimensions over time (Stabilitas) Excellence with Morality UNIVERSITAS
KETAHANAN PANGAN 2. EMPAT DIMENSI KETAHANAN PANGAN Food availability - Berkaitan dg suplai pangan - dipengaruhi oleh produksi pangan, jumlah stok & perdagangan Food accessibility - Suplai pangan yg cukup pd level nasional & intl, blm tentu menjamin ketahanan pangan RT, krn akses tiap RT thd pangan bisa berbeda 2, - dipengaruhi oleh pendapatan, pengeluaran, pasar, dan harga pangan Food utilization Stability of 3 dimensions over time - Berhubungan dg pemanfaatan zat 2 gizi dr makanan oleh tubuh shg menentukan status gizi - Terutama ditentukan oleh status kesehatan individu - Dipengaruhi oleh pola pengasuhan & pemberian makan yg baik, penyiapan makanan yg baik, keragaman pangan yg dikonsumsi, & distribusi makanan di dlm rumah tangga - Paradigma bergeser dr hanya kecukupan energi & protein (kuantitas), menjadi kecukupan mikronutrien (kualitas) - Intake pangan hrs ckp sepjg wkt. Jk mengalami kekurangan pd masa 2 tertentu (periodik), maka blm bisa disebut food secure - Dipengaruhi oleh iklim/cuaca buruk, ketidakstabilan politik, Excellence with Morality & faktor 2 ekonomi (pengangguran, peningkatan harga pangan)
KETAHANAN PANGAN DURATION 3. DURASI KERAWANAN PANGAN CRONIC FOOD INSECURITY (Kerawanan pangan kronik) TRANSITORY FOOD INSECURITY (Kerawanan pangan sementara) Yaitu… Jangka panjang & persisten Jangka pendek & sementara Terjadi ketika. . . Tdk dpt memenuhi kebutuhan pangan selama bbrp kurun wkt tertentu Tiba 2 ada penurunan kemampuan produksi atau akses pangan (sifatnya relatif unpredictable) Hasil dari… Kemiskinan berkepanjangan, kekurangan aset, kekurangan akses thd sumber daya produktif/ keuangan Shocks jangka pendek, fluktuasi thd ketersediaan & akses pangan, harga pangan & pendapatan rumah tangga Cara Peningkatan pendidikan; kredit; penanggu- akses langsung thd pangan utk langan… meningkatkan produktivitas - Early warning capacity - Safety net program
KETAHANAN PANGAN 3. DURASI KERAWANAN PANGN (contd. ) Ada 1 tipe lain kerawanan pangan berdasarkan durasi, yaitu seasonal food insecurity • • Availability / access to food • Time Biasanya terdapat pola siklus kekurangan ketersediaan & akses pangan Berhubungan dg fluktuasi musiman mnrt cuaca/iklim, pola panen, kesempatan kerja, dan/atau prevalensi penyakit Seasonal food security “terletak” di antara chronic & transitory food insecurity. Mirip chronic food insecurity (biasanya dpt diprediksi & mengikuti sekuens kejadian yg sudah dikenal), namun krn durasinya terbatas, bisa pula dianggap sbg transitory food insecurity, namun yang berulang Excellence with Morality UNIVERSITAS
KETAHANAN PANGAN Produksi KETERSEDIAAN PANGAN (Food Availability) Pasokan pangan dari luar (Impor ) Cadangan pangan Bantuan pangan Luas panen Produktifitas Diversifikasi produk Sarana dan prasarana pemasaran Irigasi, teknologi, kredit, Sarana produksi Jumlah Penduduk Iklim, hama penyakit, bencana, dll.
KETAHANAN PANGAN Pekerjaan Akses Ekonomi Pendapatan Pengeluaran AKSES PANGAN (Food accessibility) Aset Jumlah anggota keluarga Akses Fisik Sarana dan prasarana perhubungan Ketersediaan ‘pasar’ Akses sosial Tidak adanya konflik. Perang. Bencana. dll Jarak dengan ‘pasar’
Peta Ketahanan & Kerentanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas), 2009
Peta Kerentanan thd Kerawanan Pangan, P. Jawa, 2009 Excellence with Morality UNIVERSITAS
Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2009 Excellence with Morality UNIVERSITAS
Excellence with Morality UNIVERSITAS
hubungan antara ketahanan pangan pada level wilayah dengan ketahanan pangan rumah tangga (Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010) Excellence with Morality UNIVERSITAS
Hubungan antara ketahanan pangan pada level wilayah dengan konsumsi (asupan energi dan protein) pada balita (Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010) Excellence with Morality UNIVERSITAS
Hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga dengan konsumsi (asupan energi dan protein) pada balita Ketahanan pangan rumah tangga Rawan pangan (n=2103) Kurang pangan (n=1012) Rentan pangan (n=497) Tahan pangan (n=385) Total (N=3997) Defisit berat (<70% AKG) 1515 (72. 0) 688 (68. 0) 101 (20. 3) 62 (16. 1) 2366 (59. 2) Defisit ringan (70 -90% AKG) 333 (15. 8) 191 (18. 9) 72 (14. 5) 48 (12. 5) 644 (16. 1) Cukup (>90% AKG) 255 (12. 1) 133 (13. 1) 324 (65. 2) 275 (71. 4) 987 (24. 7) Defisit berat (<70% AKG) 1164 (55. 3) 507 (50. 1) 86 (17. 3) 38 (9. 9) 1795 (44. 9) Defisit ringan (70 -90% AKG) 267 (12. 7) 151 (14. 9) 43 (8. 7) 28 (7. 3) 489 (12. 2) Cukup (>90% AKG) 672 (32. 0) 354 (35. 0) 368 (74. 0) 319 (82. 9) 1713 (42. 9) Variable Kecukupan Energi, n (%)a Kecukupan Protein, n (%)b a. Spearman correlation (r=0. 418, p<0. 001); b. Spearman correlation (r=0. 320, p<0. 001) (Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010)
Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi Table. Perbandingan konsumsi bbrp jenis kelompok pangan pada wanita menurut status ketahanan pangan rumah tangga (Tarasuk, 2001) Excellence with Morality UNIVERSITAS
Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi Excellence with Morality UNIVERSITAS
Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA
Contoh hub antara ketahanan pangan RT (dari sisi akses ekonomi) dg konsumsi
STATUS KESEHATAN Status kesehatan • Kondisi kesehatan sso dapat pengaruhi jenis dan jumlah makanan yg dikonsumsi. • Pada umumnya ketika sakit, seseorang mengalami penurunan selera makan • Contoh 2 kondisi sakit yg berhubugan dg konsumsi: – – Diabetes atur makanan menurut indeks glikemik Hipertensi mengurangi konsumsi garam Autis makanan bebas/ rendah gluten Sakit gigi pengaruhi selera Excellence with Morality UNIVERSITAS
KONDISI FISIOLOGIS Kondisi Fisiologis • Hamil • Menyusui • Masa pertumbuhan Perlu asupan zat gizi tertentu yang lebih dari kondisi normal, sehingga dapat mempengaruhi jenis & jumlah makanan yg dikonsumsi Excellence with Morality UNIVERSITAS
BUDAYA • Food taboo – Taboo = Forbidden – Contoh: makan pisang gancet ketika hamil bayi kembar siam • Food belief – Food and folk medicine misal: yin-yang (keseimbangan panas dingin) – Sympathetic magic food misal Kenari dianggap masy tradisional india bisa mencerdaskan; Steak oleh masy tradisional amerika dinggap bisa membawa energi, kekuatan, maskulinitas – Physiological foods makanan ada yg dianggap menguntungkan/ merugikan. Misal: ikan bisa sebabkan cacingan pd anak 2 • Food preference – – Mrpkn tindakan/ukuran suka atau tdk suka thd makanan Mengukur preferensi makanan mengukur sikap Sikap berhubungan dgn opini, kepercayaan, motivasi & tindakan Skala Likert • Food habit Excellence with Morality UNIVERSITAS
Kebiasaan Makan (food habit) FAKTOR EKSTRINSIK FAKTOR INTRINSIK LINGK. ALAM ASOSIASI EMOSIONAL Pola makan pd umumnya berhubgn dg jenis pangan yg diprod setempat LINGK. SOSIAL, BUDAYA & AGAMA Budaya tdk hny tentukn apa yg dimkn, tp jg siapa & dlm keadaan bgmn mknn tsb dmkn Budaya m’beri nilai sosial pd mknn Budaya m’beri pedoman 2 & batasan Sikap thd mknn dipengaruhi pengalaman masa anak 2 KEADAAN JASMANI / KEJIWAAN Keadaan kesehatan, Ex: sakit gigi makan lunak nafsu makan turun Kejiwaan, Ex: lelah, putus asa nafsu makan turun LINGK. EKONOMI Trend Gol Ek tinggi, kons pgn hewani >> nabati Produsen/ penyalur pangan tdk selalu berarti konsumen. Ex: pedagang telur, sate
Pergeseran konsumsi & masalah gizi Pendapatan , teknologi Globalisasi, migrasi Pergeseran gaya hidup Pergeseran pola konsumsi Pergeseran masalah gizi Excellence with Morality UNIVERSITAS
PENGETAHUAN Pendidikan makin tinggi, peluang pengetahuan makin baik Diperoleh dari pengalaman sendiri maupun org lain Pengalaman Pendidikan PENGETAHUAN PANGAN GIZI Catt: • PPG rendah kesulitan memilih & memanfaatkan pangan salah pilih • Peningkt pndpt tdk selalu berdampak pd perbaikan konsumsi & st gizi • Peningkt pndptn & pnddikan gizi berdampak pd perbaikan kons & st gizi Media massa Akses thd media massa akses informasi
Referensi • Tarasuk VS. 2001. Household food insecurity with hunger is associated with women's food intakes, Health and Household Circumstances. The Journal of Nutrition; Oct 2001; 131, 10; Pro. Quest Biology Journals pg. 2670 • Handewi P. Saliem dan Ening Ariningsih. Perubahan Konsumsi dan pengeluaran Rumah tangga di Pedesaan: Analisis Data SUSENAS 1999 – 2005. • Ariningsih E. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga Perdesaan di Indonesia: Analisis Data Susenas 1999, 2002, dan 2005 • Suryana A. Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi: Faktor Pendukung Peningkatan Kualitas Sumber daya manusia
Terima Kasih Dini R. Andrias, SKM, MSc Dept. GIzi/ FKM/ Univ. Airlangga Excellence with Morality UNIVERSITAS
- Slides: 30