STUDI KASUS PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI Tahapan Kegiatan
STUDI KASUS PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
Tahapan Kegiatan ▪ Pengumpulan data sekunder (Peta yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dikerjakan, data sekunder (angin, gelombang, arus, pasang surut); ▪ Identifikasi lokasi kajian (survei pendahuluan) cakupan yang akan dilakukan pengukuran detail, konsep bangunan pengamanan pantai, data-data apa yang akan diperlukan ▪ Survei detail (topografi, batmetri, hidro-oseanografi dan geoteknik); ▪ Elaborasi hasil pengukuran (pembuatan peta topografi dan batimetri, peramalan pasang surut, peramalan gelombang berdasarkan data angin di sekitar lokasi kajian, analisa sampel sedimen/tanah)
Tahapan Kegiatan ▪ Model numerik/fisik (pemodelan dengan melakukan beberapa skenario bentuk bangunan pengaman pantai) ▪ Desain bangunan pengaman pantai (revetmen, krib, jeti, pemecah gelombang, dll)
Survei Identifikasi/Pra Desain • Tujuan : Untuk mengetahui kondisi eksisting/awal sebelum menentukan rencana kerja proses pengkuran detail untuk perencanaan bangunan pengaman pantai • Peralatan yang digunakan : 1. GPS 2. Kamera / Handycam 3. Peralatan Tulis 4. Peta Dasar/Rupa Bumi 5. Meteran
Contoh Kasus (Identifikasi Permasalahan) Pantai Namosain Pada pantai ini terdapat permasalahan erosi yang menggerus dan merusak bangunan pengamanan pantai yang sudah ada berupa tembok laut dari pasangan batu. Kondisi Tembok Laut yang Hancur Berada Tepat di Depan Pemukiman Penduduk Kondisi Tembok Laut yang Sudah Tidak Berfungsi dengan Baik
Contoh Kasus (Identifikasi Permasalahan) Tata guna lahan dibelakang berupa pemukiman padat dan jarak dengan jalan raya berkisar 20 m. Selain itu tepat diseberang jalan juga terdapat tempat peribadatan. Kondisi Pengamanan yang dibuat Oleh Penduduk Sekitar untuk Menghindari Ancaman Gelombang Selain Itu Tata Guna Lahan di Belakang Garis Pantai Terdapat Pula Jalan Raya
Peta Rencana Kerja Pantai Namosain Keterangan : Pemasangan BM Pengukuran Arus Pengambilan sampel sedimen melayang Pengambilan sampel dasar Pengamatan Pasut Penyelidikan Tanah
Survei Desain • Tujuan : Untuk mendapatkan kondisi topografi, batimetri dan hidro-oseanografi lokasi kajian. • Peralatan yang digunakan : 1. Alat Ukur Topografi (Total Station/Real Time Kinematik (RTK, GPS) 2. Alat Ukur Batimetri (Echosunder) 3. Alat Ukur Arus (Current meter/ADCP) 4. Kamera / Handycam 5. Peralatan Tulis 6. Peta Dasar/Rupa Bumi 7. Meteran
Peta Topografi dan Batimetri Pantai Namosain Koordinat Elevasi BM di Sekitar Lokasi Pekerjaan Namosain Peta Topografi dan Batimetri Pantai Namosain
Data Pasang Surut Pengukuran muka air laut pasang surut dilakukan di semua lokasi kajian. Pengukuran dilakukan selama 15 hari dari pada tanggal 16 -30 bulan Mei 2014. Dari hasil pengukuran perbedaan pasang surut di lokasi hampir sama karena lokasinya yang berdekatan Elevasi-elevasi Penting Pasang Surut N o 1 2 3 4 5 6 7 Posisi Muka Air HHWL MHWS MHWL MSL MLWS LLWL Elevasi (cm) Peilscal 340, 09 392, 41 212, 27 132, 56 73, 36 MSL=0 127, 82 80, 14 0, 00 -79, 71 -138, 91 Grafik Pasang Surut Namosain Komponen Utama Pasut Namosain M 2 S 2 N 2 K 1 O 1 P 1 M 4 Ampl 68. 49 41. 70 8. 83 6. 10 32. 10 17. 50 22. 43 0. 03 (cm) Fasa ( 0 117. 4 80. 79 143. 9 95. 93 -79. 5 ) 47. 16 6 63. 01 1 52. 53 MS 4 0. 04 85. 7 3
Data Arus Laut Pengukuran arus tetap di satu lokasi. Kedalaman : 0. 2 d 0. 4 d 0. 8 d
Angin Total Kejadian Angin di Kupang 10 Tahun (2004 – 2013) Sumber : Stasiun Meterologi Lasiana, Kupang Windrose Kupang 10 tahun (2004 -2013)
Gelombang Fetch Effektif Kupang Fetch Wilayah Kupang Utara 196. 540 m Barat Laut 177. 268 m Barat 200. 000 m
Total Kejadian Gelombang di Kupang 10 Tahun (2004 – 2013) Waverose Kupang 10 tahun (20042013)
Analisa Mekanika Tanah Dari hasil pengambilan sampel sedimen/material pantai dari lima lokasi diperoleh berat jenis berkisar 2, 6761 gr/cm 3 – 2, 7565 gr/cm 3. Dengan kadar sedimen layang di lokasi kajian berkisar antara 0, 0018 gr/lt – 0, 1103 gr/lt. Dari kelima lokasi tersebut material pantai hampir di dominasi dengan pasir. Dari hasil pengukuran uji sondir diperoleh bahwa jenis material pantai di berbagai kedalaman dari kedalaman 0, 2 sampai dengan 3, 0 meter hampir sama yakni pasir sedang – kasar, berwarna abu-abu.
Pemodelan Matematik Data Pasang Surut Pengukuran langsung dan Naotide Simulasi Hidro. Dinamis Arus Simulasi Sedimen Transport Data Bathimetri Pengkuruan langsung dan GEBCO Data Gelombang Hasil Peramalan (Hindcasting) Simulasi Gelomba ng
Simulasi Hidro-Dinamis Arus BC - 1 BC - 2 Input Syarat Batas Pemodelan Kupang Peta Bathymetry Model Kupang BC - 1 BC - (123. 7682) 1 10. 0558) BC - (123. 5258) 2 10. 0548) – (- (123. 5258) – (- 10. 0548) – (- (123. 5257) 10. 1860) BC - 2
Saat kondisi pasang didapat perilaku arus di Pantai Namosain (1) mempunyai arus yang sejajar pantai dan kecepatan arusnya relatif besar dibandingkan dengan lokasi pantai Pasir Panjang, Kalapa Lima (2), Oesapa (3) dan Nunsui (4) yang terlihat relatif lebih kecil. 4 2 3 1 Kondisi muka air dan pasut pada saat pasang 4 Saat air mengalami surut, terjadi perbedaan pola arus di masing-masing lokasi kegiatan. Kecepatan arus yang terjadi di pantai Namosain (1) mengalami reduksi kecepatan, sebaliknya kecepatan arus semakin meningkat terjadi di wilayah pantai Nunsui (3) dan Oesapa (4). 2 3 1 Kondisi muka air dan pasut pada saat surut
Kondisi arus di sekitar struktur pemecah gelombang pantai Oesapa
Simulasi Gelombang BC - 1 TAHUN BC - 2 Peta Bathymetry Domain Kecil Model Kupang Peta Bathymetry Domain Besar Model Kupang BC - 1 BC - 2 UTARA BARAT LAUT Hs Ts 2004 0. 672 3. 763 2005 1. 037 4. 475 0. 961 4. 341 0. 886 4. 202 2006 1. 115 4. 607 2. 050 7. 052 1. 037 4. 475 2007 0. 742 3. 914 1. 115 4. 607 1. 528 5. 225 2008 1. 276 4. 862 0. 672 3. 763 0. 961 4. 341 2009 0. 539 3. 445 1. 115 4. 607 0. 813 4. 060 2010 1. 115 4. 607 0. 672 3. 763 0. 742 3. 914 2011 2. 146 6. 509 0. 539 3. 445 0. 813 4. 060 2012 0. 742 3. 914 0. 813 4. 060 0. 961 4. 341 2013 1. 115 4. 607 0. 961 4. 341 2. 528 7. 225 Input Gelombang Pemodelan
Domain Besar 3 1 2 Dari hasil running model domain besar Kupang, kita dapat melihat penjalaran gelombang dari laut dalam ke pantai. Gelombang dominan yang dipakai merupakan gelombang dari arah Barat Laut dengan ketinggian gelombang sekitar 2, 6 m. Gradasi warna menunjukkan adanya perubahan ketinggian gelombang yang berasal dari laut dalam ke pantai. Pada lokasi 1 yaitu lokasi kajian di Kupang, menunjukkan gelombang masih cukup tinggi terjadi yaitu sekitar 1, 4 – 1, 8 m. Sedangkan untuk lokasi 2 dan 3 karena merupakan daerah terlindung maka tinggi gelombang yang trerjadi tidak terlalu signifikan.
Domain Kecil 4 2 1 3 Dari hasil pemodelan, didapat empat lokasi hasil pemodelan yaitu Pantai Namosain (1), pantai Pasir Panjang (2), pantai Nunsui (3) dan Pantai Oesapa (4). Hasil dari pemodelan didapat di lokasi pantai Namosain, tinggi gelombang harian yang terjadi tidak sebesar tinggi gelombang yang terjadi di lokasi pantai Pasir Panjang, Nunsui dan Oesapa. Hal ini diakibatkan adanya sifat penjalaran gelombang berupa difraksi, refraksi dan shoaling dari laut dalam ke pantai. Sedangkan untuk gelombang rencana yang terjadi di lokasi kajian tersebut adalah sebesar 1, 4 m.
Simulasi Sedimen Transport Pemodelan Numerik Pantai Dengan Struktur Revetmen
Pemodelan Numerik Kombinasi Struktur Revetmen dengan Pemecah Gelombang
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Peta Topografi dan Bathimetri CROSS 1
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Perhitungan Gelombang Desain Berdasarkan hasil model transformasi gelombang metode SWAN didapatkan tinggi gelombang desain pada lokasi struktur Hs = 1. 88 m dan Tm = 9. 4 dt untuk periode ulang 50 tahun.
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Desain Struktur Batu Untuk struktur batu perhitungan desain dilakukan dengan software breakwat (Deltares) Penentuan Elevasi Puncak : DWL = HWS + Storm Surge + Sea Level Rise Elevasi Puncak = DWL + Ru + Freeboard Diketahui 1. Sea Level Rise 2. Storm Surge 3. HWS 4. Ru 5. Freeboard : = 0. 1 m = + 2. 63 m = 1. 6 m (hasil pemodelan software) = 0. 5 m Maka Diperoleh : Elevasi Puncak = (2. 63+0. 1) + 1. 6 + 0. 5 = +4. 93 +5. 0 meter Perhitngan Berat Armor (Software Breakwat) Output Parameter Input INPUT OUTPUT (cot([alpha])) Slope angle (M 50) Armour mass pa= Satuan M 50(S = 2) (kg/m 3) (kg) (P) Notional Permeability factor pa= 2300 ([rho]a) Armour density pa= 2600 2497 1498 Nilai 2. 0 M 50(S = 3) M 50(S = 4) (kg) - 0. 4 (kg) 1958 Berat Batu TABLE 2300 1648 Terpilih 1174 2600 988. 1 (Dn 50) Nominal rock size pa= ([rho]w) Water density 3 Dn 50(S = 2) kg/m Dn 50(S = 3) 1025 Dn 50(S = 4) (kg/m 3) (m) (N) Number of incident waves (m) - pa= 2300 (Tm) Mean wave period 1. 028 0. 9478 0. 8948 s. Diameter 9. 4 Batu pa= 2600 (H 2%/Hs) Wave height ratio 0. 8321 (Hs) Significant wave height (S) Damage level 3000(m) 0. 7672 -Terpilih 1. 4 0. 7244 m 1. 88 TABLE 2 3 4
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Desain Struktur Blok Beton 3 B Perhitungan Run-up gelombang : Diketahui : Tinggi gelombang desain (H) = 1, 88 m Periode gelombang desain (T)= 9, 4 dt. 1, 25 Kemiringan strutur = 1 : 1, 2 Penjang Gelombang : Lo = 1, 56 x T 2 Lo = 1, 56 x (9, 4)2 Lo = 137, 84 m Dari grafik diperoleh Ru/H = 1, 25. Maka Ru =1, 25 x H = 2, 35 m Maka Diperoleh : Elevasi Puncak = (2, 63+0, 1) + 2, 35 = +5, 08 +5. 0 meter
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Layout Revetmen
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Tampak atas struktur revetmen
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Penampang struktur revetmen batu
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Penampang struktur revetmen Blok Beton 3 B
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Detail Blok Beton 3 B
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Detail Penampang Beton Pengunci (Frame) dan Beton Pondasi
Detail Desain Pantai Buho-Buho, Marotai Gambar Rencana Pengaman Pantai Detail Pembalokan dan Beton Pondasi
- Slides: 35