Struktur Bahasa Indonesia Morfologi Bahasa PENGERTIAN MORFOLOGI Secara
Struktur Bahasa Indonesia “Morfologi Bahasa”
PENGERTIAN MORFOLOGI • Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. • Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata’. • Kemungkinan adanya perubahan golongan kata ( fungsi gramatikal ).
MORFOLOGI FOKUS KAJIAN STRUKTUR KATA Susunan bunyi ujaran / tulisan yang menjadi unit bahasa yang bermakna BENTUK KATA Rupa unit tatabahasa, sama ada berbentuk tunggal atau terbitan daripada proses pengimbuhan, pemajmukan dan penggandaan PENGGOLONGAN KATA Penjenisan kata berasaskan persamaan bentuk / rupa dan fungsi / Peranan dengan anggota lain dalam golongan yang sama 3
Morfologi Dalam Linguistik Objek Kajian Morfologi Wacana Satuan morfologi adalah: Morfem (akar atau afiks) dan Kata. Sintaksis Morfologi Fonologi Proses morfologi melibatkan komponen : Dasar (bentuk dasar). Alat pembentuk (afiks, duplikasi, komposisi, akronimisasi, konversi). Makna gramatikal. dan
PENGERTIAN MORFEM • Unit tatabahasa / bentuk yang paling kecil • Bentuk yang bermakna leksikal atau fungsian • Tiada bentuk lain sebagai unsurnya • Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Umpamanya bentuk membeli dapat di analisis menjadi dua bentuk terkecil yaitu {mem-} dan {beli}. Contoh lain : “ditendang” di + tendang ialah morfem kerana tiada lagi bentuk lain yang lebih kecil daripada bentuk di dan tendang
Identifikasi Morfem • Berikut bentuk di- pada berikut ini, dapat dikatakan sebagai sebuah morfem karena merupakan bentuk kecil yang berulang-ulang dan mempunyai makna yang sama. Contoh : – – – dipukul diambil dipotong dibawa dipasang digali
• Contoh ke- II : – di pasar – di rumah – di kamar – di jalan – di kantor – di halaman Dalam hal ini karena makna bentuk di- pada dipukul dan di pasar tidak sama, maka kedua di- itu bukanlah morfem yang sama.
• Contoh ke- III : – membawa – terbawa – dibawa – pembawa Bagian yang sama itu adalah bentuk bawa. Maka, di sini pun bentuk bawa adalah sebuah morfem, karena bentuknya sama dan maknanya sama.
Alomorf Dan Morfe Alomorf adalah perwujudan konkret dalam ujaran, dari sebuah morfem. Morfem Alomorf Contoh (pada kata) Ber- Bertemu, Be- berdoa Bel- Beternak, bekerja Belajar Alomorf m Meng- Contoh (pada kata) Me- Melihat, Mem- merawat Men- Membaca, Meny- membawa Meng- Menduga, Menge- mendengar Menyisir, menyusul Menggali, mengebor Mengecat, mengetik
JENIS MORFEM Morfem Bebas Morfem yang boleh berdiri sendiri sebagai satu kata, dan mempunyai makna yang tersendiri, serta berfungsi dalam ujaran. Bentuk ini tidak memerlukan kata lain. Contoh : ikan, meja, baju, kertas, manusia, jalan Morfem Terikat Morfem yang tidak boleh berdiri sendiri sebagai kata, dan hanya wujud sebagai imbuhan yang digabungkan dengan morfem lain untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Contoh : ber + jalan tulis + kan ke + tulang + an = = = berjalan tuliskan ketulangan 10
v. Morfem utuh : {meja}, {kursi}, {kecil}, {laut}, dan {pensil} v. Morfem terbagi, adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah atau terbagi, karena disisipi morfem lain. Seperti pada kata kesatuanterdapat satu morfem utuh yaitu {satu} dan satu morfem terbagi, yakni {ke-/-an}; kata perbaikan terdiri dari satu morfem utuh {baik} dan satu morfem terbagi yaitu {per-/-an}. ØMorfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan. Misalnya morfem {lihat}, {ter-}, {sikat}, dan {lah}, {kah}, {lari}, dan {kali}. ØMorfem suprasegmental atau nonsegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi dan intonasi. Terdapat dalam bahasa Cina, Thai dan Burma.
• Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren memiliki makna. Misalnya {makan}, {pulang}, dan {pergi}. • Morfem tak bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren tidak memiliki makna. Misalnya morfem afiks {tetapi}, {ke}, dan {kalau}.
KATA Ø Kata mempunyai ciri yang berikut: v Satuan bebas yang paling kecil v Dua satuan bebas, iaitu satuan fonologi dan satuan gramatis v Mempunyai makna lengkap v Dapat berdiri sendiri dalam ayat Ø Satuan fonologi bermaksud kata terdiri daripada satu atau beberapa suku kata, dan suku kata itu sendiri terdiri daripada satu atau beberapa fonem yang wujud sebagai unsur atau konstituen dalam ayat. Contoh : ber + ma + lam ber ma lam bermalam > > > 3 suku kata 3 fonem /b/, /e/, /r/ 2 fonem /m/, /a/ 3 fonem /i/, /a/, /m/ 8 fonem 13
Ø Satuan gramatis bermaksud kata terdiri daripada satu atau beberapa morfem yang wujud sebagai unsur atau konstituen dalam ayat. Contoh : bermalam > kemalaman > berkepemimpinan > 2 morfem ber + malam 2 morfem ke…an + malam 4 morfem ber, ke…. an, pe + pimpin Ø Satuan fonologi dan satuan gramatis ini menunjukkan bahawa definisi kata berdasarkan kriteria : - makna - fonologi ( tanda sebagai gabungan arbitrari antara representasi fonologi yang utuh dan distingtif dengan makna ) - fungsi sebagai unsur minimum yang bebas 14
Ø Pokok kata bermaksud satuan yang tidak dapat berdiri dalam ujaran biasa, dan secara gramatis tidak bersifat bebas. Ø Satuan ini tidak termasuk dalam golongan imbuhan kerana satuan ini mempunyai sifat tersendiri, dan dapat dijadikan bentuk dasar. Contoh : temu juang tawa ambil main jabat baca sandar alir > > > > > bertemu pejuang, berjuang ketawa ambilan, mengambil bermain, mainan jabatan, pejabat membaca, bacaan penyandar, bersandar aliran 15
Ø Berikut ialah contoh kata satuan bebas : kertas, baju, mentah, nasi, jagung, kenegaraan, warganegara, tanggungjawab, tamadun, ketidakadilan, kebahagiaan, kesedihan, kesepakatan, berdarmawisata, sabun, dirgahayu, kesinambungan, toksid, abstrak, tekal, lestari, matra, citra, matahari, bulan, bintang, dewa, raja, menteri, sultan, sabut, indah, cantik, menawan, buku, almari, berkelah, menghadap, bertanya, pintu, belakang, hadapan, pagar, rumah, batu, anjung, bumbung, tangga, kereta api, alat tulis… 16
Ø Berikut ialah contoh kata yang bukan satuan bebas, tetapi bersifat satuan bebas. Oleh itu, dianggap satuan bebas : dari, daripada, sangat, amat, paling, nian, begitu, kepada, kerana oleh, sebagainya, juga, sungguhpun, sekalipun, namun, pada, paling, walau, bagaimana, dapat, boleh, ialah, adalah, maka, al-kisah, memang, biar, jikalau Ø Berikut ialah contoh dua satuan bebas : jatuh hati, masuk hantu, rampas kuasa, tumbuk rusuk, luar musim, racun serangga, luar negara, rumah sakit, rumah putih 17
Pembentukan Kata • Morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut: • Prefiks yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-, me-, per-, di-, ter-, se- dan ke-. • Infiks yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, bisanya pada suku awal kata yaitu infiks –el, -em, dan er-. • Sufiks adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu sufiks –kan, -i, -an dan –nya.
• Konfiks yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan kanan bentuk dasar secara kebersamaan. Misalnya konfiks ke-an, ber-an, per-an dan se-nya. • Klofiks yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap. Kata-kata yang berklofiks dalam bahasa Indonesia adalah yang berbentuk me-kan, me-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-i, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-per, teper-kan, teper-i. • Dalam ragam nonbaku ada afiks nasal yang direalisasikan dengan nasal m-, ny-, ng- dan nge-. Kridalaksana (1989) menyebut afiks nasal ini dengan istilah simulfiks. Contoh: nulis, nyisir, ngambil, dan ngecat.
KOMPOSISI • Komposisi adalah proses pengabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu ‘konsep’ yang belum tertampung dalam sebuah kata. • Misalnya, dalam kata rumah untuk mengacu pada konsep “bangunan tempat tinggal”, tetapi dalam kehidupan nyata kita ada konsep ‘bangunan tempat menggadaikan’, maka terbentuklah komposisi “rumah gadai”
Reduplikasi • Reduplikasi merupakan bentuk pengulangan suatu kebahasaan. • Reduplikasi morfologi dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa: a. Pengulangan utuh b. Pengulangan sebagian c. Pengulangan perubahan bunyi d. Pengulangan dengan infiks
PEMENDEKAN( AKROMINASI), DAN PENYERAPAN 1. Pemendekan/Akrominasi Akronimisasi adalah proses pembentukan kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi lebih dari sebuah kata. Proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. contoh : ABRI, PBB, UK, SD (Sekolah Dasar), Hankam, km, DPR , dll. . . 2. Penyerapan adalah poses pengambilan kosakata dari bahasa asing. Sejak terbitnya buku pedoman istilah dalam Buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan penyerapan kata-kata asing harus dilakukan secara visual. Artinya, berdasarkan apa yang dilihat di dalam tulisan.
Inti dari pedoman pembentukan istilah itu adalah: 1. Kata-kata yang sudah terselip dan lazim digunakan sebelum buku pedoman ini terbit, tidak perlu lagi diubah ejaannya. Misalnya kata-kata kabar, sirsak, telepon, iklan, perlu, bengkel, hadir, dan badan. 2. Penyerapan dilakukan secara utuh. Misalnya kata standardisasi, efektivitas diserap secara utuh di samping kata standar, efektif. 3. Huruf-huruf asing. pada awal kata harus disesuaikan sebagai berikut: c dimuka e, l, oe dan y menjadi s. Contoh: central menjadi sentral, circulation menjadi sirkulasi, ceelom menjadi selom, cylinder menjadi silinder
Terimakasih
- Slides: 24