Stratigrafi Stratigrafi Berasal dari kata strata Yunaniperlapisan Ilmu
Stratigrafi
Stratigrafi Berasal dari kata “strata” (Yunani-perlapisan) Ilmu yang mempelajari tentang perlapisan batuan yg ada dikulit bumi, yaitu batuan sedimen ( tersebar 75% di permukaan bumi), asal-usul susunan perlapisan batuan dan hubungan antara perlapisan batuan itu. Metode mempelajari stratigrafi di lapangan: 1. Mencari data/mengumpulkan data 2. Mengklasifikasikannya 3. Interpretasi 4. Kesimpulan
Konsep dasar Stratigrafi: 1. Konsep Uniformitarism: 2. “The present is the key to the past” 2. Konsep Steno: “The Law of Original Horizontallity” 3. Konsep “Superposition” (Steno) 4. Perlapisan batuan tertua terletak dibawah yg lebih muda, 5. bila belum terganggu.
4. Konsep “Pinching-out” 5. Ujung/tepi suatu perlapisan sedimen umumnya membaji 5. Konsep “The Law of Cross cutting Relationship” Batuan yg mengintrsi selalu lebih muda dari yg diintrusi 6. Konsep “The Law of Faunal Succession” (William Smith) Umur dan hubungan antar perlapisan batuan dapat diketahui melalui fosil yang dikandungmya.
1. Konsep Uniformitarism: 2. 3. “The present is the key to the past”
2. Konsep Steno: “The Law of Original Horizontallity”
3. Konsep “Superposition” (Steno) 4. 5. Perlapisan batuan tertua terletak dibawah yg lebih muda, bila belum terganggu.
4. Kesimpulan “Pinching-out” 5. Ujung/tepi suatu perlapisan sedimen umumnya membaji
5. Konsep “The Law of Cross cutting Relationship” Batuan yg mengintrsi selalu lebih muda dari yg diintrusi
6. Konsep “The Law of Faunal Succession” (William Smith) Umur dan hubungan antar perlapisan batuan dapat diketahui melalui fosil yang dikandungmya.
Fosil yang umum terdapat di batuan karbonat: 1. Koral:
2. Crinoid:
Rock-Stratigraphy = Membandingkan formasi batuan di dua tempat atau lebih berdasarkan jenis batuanmya.
Foraminifera Besar
Microfossil
Unconformities (Ketidakselarasan) Suatu bidang erosi antara dua formasi batuan, yang membentuk gap (jarak umur) yang besar antara kedua formasi batuan tsb. dari permukaan bumi Unconformity
1. Disconformity: Unconformity antara dua formasi batuan sedimen yang mempunyai kedudukan sama. Bidang ketidakselarasan masih dapat dikenali di lapangan. Disconformity antara Formasi Tarburg & Leet Junction
2. Paraconformity: Unconformity antara dua formasi batuan sedimen yang mempunyai kedudukan sama. Bidang ketidakselarasan itu sulit untuk dikenali di lapangan. Paraconformity antara perlapisan dalam Formasi Birkland
3. Nonconformity: Unconformity antara dua formasi batuan yang berbeda jenis (misalnya batuan sedimen dan batuan beku)
4. Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) Unconformity antara dua formasi batuan sedimen yg mempunyai kedudukan tidak sama. Umumnya diatas bidang ketidak-selarasan lapisannya sejajar.
Mendapatkan data bawah permukaan: 1. Secara Langsung: Dengan jalan pengeboran ( Auger, Cable-tool & Rotary Drilling) 2. Secara Tidak Langsung: Secara Geofisika 3. Pemetaan Geologi: Dengan membuat Jalur Stratigrafi Terukur (Measured Section)
Measured Section Rajamandala Carbonates
8.
Jaman Neogen Kwarter Kala Holosen = Aluvium, dari sekarang hingga 20, 000 thn yang lampau. Pleistosen = Diluvium, jaman es, mulai 2 juta tahun yg lalu Pliosen Regresi, kegiatan volkanis masih ada, tapi pindah keposisi seperti sekarang (Formasi Cantayan dan Bentang) Fosil Penunjuk: Foram Besar Alveolinella 7 Miosen Tersier 26 Oligosen Paleogen Keterangan Bertambah kegiatan volkanis di Miosen Bawah. Khusus endapan kapur di Rajamandala dan Sumatra Selatan (Baturaja Limestone) Miosen Atas: transgresi, lempung laut tebal di Sumatra (Telisa) & kapur (Parigi & Cibulakan) Fosil Penunjuk: Lepidociclyna & Flosculinella Umumnya endapan volkanik bersifat andesit & dasit, konglomerat di Banten & Bogor Trough Endapan laut didaerah Bandung (napal & batu pasir di Cibogo) Fosil: Foram besar (Lepidocyclina) &Camerina 38 Eosen 54 Ditemukan di S. Luk Ulo & Peg, Jiwo (Jateng), juga di Jampung dan Banten (G. Walat, Jabar) Umumnya endapan laut + batu kapur di bebeberapa tempat. Fosil penunjuk: Foram besar (Discocyclina) & Camerina & Flosculina Kaenozoikum di daerah Bandung
- Slides: 26