STP By Kustanto SpanningTree Protocol SpanningTree Protocol STP
STP By Kustanto
Spanning-Tree Protocol • Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. • Broadcast strom adalah sebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. • Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.
Spanning-Tree Protocol • Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802. 1 D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. • Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. • Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.
Spanning-Tree Protocol • STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. • STP memungkinkan sebuah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loop pada bridge, ataupun mendisable enable link backup ini secara manual. • Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.
Keuntungan dari spanning tree algoritma Spanning tree algoritma sangat penting dalam implementasi bridge pada jaringan. Keuntungan nya adalah sebagai berikut: • Mengeliminir bridging loops • Memberikan jalur redundansi antara dua piranti • Recovery secara automatis dari suatu perubahan topology atau kegagalan bridge • Mengidentifikasikan jalur optimal antara dua piranti jaringan
Topologi Jaringan STP 192. 168. 1. 0/30
Konfigurasi IP
Konfigurasi Switch 2
Konfigurasi Switch 3
Uji ping dari PC 2
Uji Ping dari PC 3
Hasil pengujian
Kesimpulan
Latihan soal
Konfigurasi • Di topologi ini kita akan mengunakan 1 switch sebagai server dan 2 switch sebagai client. Dimana yang bertindak sebagai Server adalah S 1(akan dijelaskan konfigurasinya), sedangkan yang bertindak sebagai client adalah S 2 dan S 3. Setelah menentukan switch yang bertindak sebagai server ataupun client, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi VLAN pada switch server S 1. • Konfigurasi pada switch S 1 yang bertindak sebagai server: Sebelumnya, ada baiknya kita melihat tabel VLAN yang belum dikonfigurasi : Switch>en Switch#sh vlan Pemberian nama switch sebagai S 1 : Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname S 1 Konfigurasi S 1 sebagai switch server : S 1(config)#vtp mode server Device mode already VTP SERVER. S 1(config)#vtp domain zuyan Changing VTP domain name from NULL to zuyan S 1(config)#vtp password cisco Setting device VLAN database password to cisco
Pembuatan VLAN pada S 1: • • • • • S 1(config)#vlan 2 S 1(config-vlan)#name TI S 1(config-vlan)#exit S 1(config)#vlan 3 S 1(config-vlan)#name SI S 1(config-vlan)#exit S 1(config)#vlan 4 S 1(config-vlan)#name SK S 1(config-vlan)#exit S 1(config)#vlan 5 S 1(config-vlan)#name TKJ S 1(config-vlan)#exit S 1(config)#vlan 6 S 1(config-vlan)#name INHERENT S 1(config-vlan)#exit S 1(config)#^Z S 1#sh vlan
Konfigurasi interface fast. Ethernet 0/1 sampai 0/4 sebagai switchport trunk native vlan 1: S 1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. S 1(config)#interface range fa 0/1 -4 S 1(config-if-range)#switchport mode trunk S 1#sh vlan
Pembagian VLAN : S 1>en S 1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. S 1(config)#interface fa 0/5 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 2 S 1(config-if)#exit S 1(config)#interface fa 0/6 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 3 S 1(config-if)#exit S 1(config)#interface fa 0/7 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 4 S 1(config-if)#exit S 1(config)#interface fa 0/8 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 5 S 1(config-if)#exit S 1(config)#interface fa 0/22 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 6 S 1(config-if)#^Z Tabelnya : S 1#sh vlan
Konfigurasi pada switch S 2 yang bertindak sebagai client: Pemberian nama switch sebagai S 2 : Switch>en Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname S 2
Konfigurasi S 2 sebagai switch client : S 2(config)#vtp mode client Setting device to VTP CLIENT mode. S 2(config)#vtp domain zuyan Domain name already set to zuyan. S 2(config)#vtp password cisco Setting device VLAN database password to cisco
Pembuatan VLAN pada S 2 tidak perlu dilakukan lagi, karena telah dilakukan pada server(S 1), hanya saja kita perlu men-set sebagai switchport trunk native vlan 1 pada interface-interface yang berhubungan dengan S 1 dan S 3 : S 2(config)#interface range fa 0/1 -4 S 2(config-if-range)#switchport mode trunk S 2(config-if-range)#switchport trunk native vlan 1 S 2(config-if-range)#^Z Tabel VLAN : S 2#sh vlan
Terlihat bahwa, VLAN yang dibuat di S 1, akan tereplikasi ke S 2. Berikutnya, pembagian VLAN pada S 2 : S 2>en S 2#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. S 2(config)#interface fa 0/5 S 2(config-if)#switchport mode access S 2(config-if)#switchport access vlan 2 S 2(config-if)#exit S 2(config)#interface fa 0/6 S 2(config-if)#switchport mode access S 2(config-if)#switchport access vlan 3 S 2(config-if)#exit S 2(config)#interface fa 0/7 S 2(config-if)#switchport mode access S 2(config-if)#switchport access vlan 4 S 2(config-if)#exit S 2(config)#interface fa 0/8 S 2(config-if)#switchport mode access S 2(config-if)#switchport access vlan 5 S 2(config-if)#exit S 2(config)#^Z Tabel VLAN pada S 2 : S 2#sh vlan
Konfigurasi pada switch S 3 yang bertindak sebagai client: Untuk konfigurasi pada switch ini, lakukan perlakuan yang sama dengan switch S 2. Pengujian akses antar VLAN: Untuk memastikan VLAN yang telah kita buat, berhasil atau tidak, ada baiknya kita melakukan perintah ping dari PC yang mempunya VLAN yang sama. Tetapi sebelumnya, mari kita set IP dan Subnet mask pada PC berdasrakan VLAN-nya. Note : Untuk mampermudah, tidak perlu men-set getway terlebih dahulu (getway dipasang setelah konfigurasi pada router). Daftar IP pada PC (Sesuai keingian Anda) : • Untuk VLAN 2, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192. 168. 2. 11 dengan subnet mask 255. 0 Untuk VLAN 3, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192. 168. 3. 11 dengan subnet mask 255. 0 Untuk VLAN 4, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192. 168. 4. 11 dengan subnet mask 255. 0 Untuk VLAN 5, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192. 168. 5. 11 dengan subnet mask 255. 0 Untuk VLAN 6, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192. 168. 6. 11 dengan subnet mask 255. 0
Bila berhasil, kita bisa mengakses antar VLAN sesuai IP masing-masing. Dan pastikan Anda belum bisa mengakes IP yang berbeda VLAN. Karena untuk melakulkan hal tersebut diperlukan sebuah router agar dapat berhubungan antar VLAN. Penambahan sebuah router (R 1) pada S 1: Mengaktifkan dan memberi IP pada interface fa 0/0 di R 1: Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z Router(config)#hostname R 1(config)#interface fa 0/0 R 1(config-if)#ip address 192. 168. 1. 1 255. 0 R 1(config-if)#no shutdown
Konfigurasi di R 1 agar antar VLAN dapat saling berhubungan : R 1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R 1(config)#interface fa 0/0. 2 R 1(config-subif)#ip address 192. 168. 2. 10 255. 0 R 1(config-subif)#exit R 1(config)#interface fa 0/0. 3 R 1(config-subif)#encapsulation dot 1 Q 3 R 1(config-subif)#ip address 192. 168. 3. 10 255. 0 R 1(config-subif)#exit R 1(config)#interface fa 0/0. 4
R 1(config-subif)#encapsulation dot 1 Q 4 R 1(config-subif)#ip address 192. 168. 4. 10 255. 0 R 1(config-subif)#exit R 1(config)#interface fa 0/0. 5 R 1(config-subif)#encapsulation dot 1 Q 5 R 1(config-subif)#ip address 192. 168. 5. 10 255. 0 R 1(config-subif)#exit R 1(config)#interface fa 0/0. 6 R 1(config-subif)#encapsulation dot 1 Q 6 R 1(config-subif)#ip address 192. 168. 6. 10 255. 0 R 1(config-subif)#
Mengaktifkan dan memberi IP pada interface fa 0/1 di R 1: R 1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R 1(config)#interface fa 0/0. 6 R 1(config-subif)#interface fa 0/1 R 1(config-if)#ip address 192. 168. 10. 1 255. 0 R 1(config-if)#no sh
Men-set interface yang berhubungan dengan R 1 pada switch S 1 sebagai member dari VLAN 5 : S 1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. S 1(config)#interface fa 0/24 S 1(config-if)#switchport mode access S 1(config-if)#switchport access vlan 5 S 1(config-if)#^Z Konfigurasi selesai, sekarang Anda dapat melakukan akses antar PC yang ber beda VLAN.
Latihan
Latihan Soal
Kondisi awal topologi pada simulator
- Slides: 31