STANDARD OPERATIONS 2 Standard Operations DEFINISI STANDARD OPERATIONS

  • Slides: 20
Download presentation
STANDARD OPERATIONS

STANDARD OPERATIONS

2 Standard Operations DEFINISI STANDARD OPERATIONS Kumpulan standar-standar yang memberikan gambaran akurat dan lengkap

2 Standard Operations DEFINISI STANDARD OPERATIONS Kumpulan standar-standar yang memberikan gambaran akurat dan lengkap semua aspek dari sebuah tugas, operasi, atau proses Menjelaskan secara akurat best practice Harus diadaptasi untuk merefleksikan perubahan permintaan produk, tingkat keahlian dan kecakapan pekerja saat ini, mesin/alat saat ini, dan bagaimana pelaksanaan aktual pekerjaan dilaksanakan Harus berubah ketika hal-hal berubah di shop floor Prosedur kerja, urutan tugas-tugas, dan waktu-waktu yang disarankan untuk memproduksi satu unit output

3 Standard Operations KETERLIBATAN SHOP FLOOR Industrial engineers merupakan sumber key people yang mengawali

3 Standard Operations KETERLIBATAN SHOP FLOOR Industrial engineers merupakan sumber key people yang mengawali pengembangan standard operations Industrial engineers semestinya mendapatkan bantuan dari shop-floor supervisors and workers Sasaran: Untuk para supervisor dan worker dalam melaksanakan pengembangan pengukuran dan standar mereka sendiri Supervisors and workers harus dilatih terkait metoda dan prosedur analisis operasi, studi waktu/gerakan, dan tool-tool terkait Standard-standar tersebut mesti diterapkan dalam planning, scheduling, and control

4 Standard Operations MANFAAT Ketika dilaksanakan di shop-floor, koreksi-koreksi terhadap standar-standar dapat dilakukan segera

4 Standard Operations MANFAAT Ketika dilaksanakan di shop-floor, koreksi-koreksi terhadap standar-standar dapat dilakukan segera saat sebuah perubahan terjadi Memungkinkan planners untuk membuat master schedules yang layak dan merefleksikan shop-floor status Memungkinkan identifikasi bahaya dan prosedur keselamatan (safety hazards and procedures) yang menghasilkan atau memungkinkan terjadinya defects dan kemudian memodifikasinya Memungkinkan pekerja yang tidak berpengalaman (inexperienced workers) untuk menjadi terbiasa dengan sebuah tugas dalam waktu singkat Memungkinkan para pekerja dan supervisor memeriksa standards vs. current work

5 Standard Operations PROSEDUR 1. Menentukan required cycle time 2. Menentukan standard task time

5 Standard Operations PROSEDUR 1. Menentukan required cycle time 2. Menentukan standard task time dengan mengukur tiap tugas berkali-kali. Semua waktu-waktu manual dan mesin harus dimasukkkan dalam task time. Keputusan terhadap kecepatan pekerja ditentukan. 3. Menentukan completion time per unit 4. Memahami kapasitas produksi 5. Mengembangkan standard operations routines 6. Mengisi standard operations routine sheets 7. Menentukan process routing sequence 8. Mengembangkan standard operations sheets

6 Standard Operations CYCLE TIME Alasan perhitungan cycle time: kuantitas yang diproduksi harus didasarkan

6 Standard Operations CYCLE TIME Alasan perhitungan cycle time: kuantitas yang diproduksi harus didasarkan pada sasaran output produksi Sasaran keluaran semestinya dinyatakan dalam bentuk frequency that an item must be produced in the allotted time (takt time) Jangan masukkan pemborosan proses (ini akan membawa pada munculnya permasalahan dalam sistem)

7 Standard Operations STANDARD TASK TIME Task - Elemental unit of work; a simple

7 Standard Operations STANDARD TASK TIME Task - Elemental unit of work; a simple step or motion Operation - Group of tasks performed together, such as those performed at a workstation Standard task time - Expected time for an average worker to perform a task at a satisfactory level. Used to determine production capacity and work schedules. Machine time - Automatic run time of the machine Manual or handling time - Time in which the worker is working on the machine or handling parts Note: There may be a learning curve for a newly created task or a new person performing a standardized task.

8 Standard Operations Standard Task Time = (Actual Time) * (Performance Rating) * (Allowance

8 Standard Operations Standard Task Time = (Actual Time) * (Performance Rating) * (Allowance Factor) = 105 sec. * 0. 95 * 1. 1= 109. 725 approximately 110 sec. Performance rating: 100% jika pekerja memiliki skill rata-rata. Dapat dinaikkan atau diturunkan jika skill pekerja rendah atau tinggi Allowance factor: mempertimbangkan unavoidable delays yang merupakan bagian normal dari operasi. Jangan pertimbangkan delays yang memungkinkan untuk dihilangkan atau gunakan sebagai sebuah faktor solusi sementara (fudge factor). Apa yang terjadi jika performance rating seorang pekerja baru adalah 105%? Akankah dia mampu memenuhi takt time = 120 sec. ?

9 Standard Operations Completion Time per Unit (CTU) Definisi: Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk

9 Standard Operations Completion Time per Unit (CTU) Definisi: Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproses satu unit. Ditetapkan untuk setiap tugas dan operasi (for value-added and non-value added activities) Dapat sama dengan standard task time, atau tidak Jika sebuah tugas diamati dan didapati mempunyai waktu 5, 5, 4, 3, and 4 seconds untuk empat unit, rata-ratanya dibutuhkan untuk completion time per unit = 4. 2 sec. (ditampilkan pada halaman berikut). Completion time per unit adalah jumlah completion time per unit untuk semua tasks.

10 Standard Operations Completion Time per Unit

10 Standard Operations Completion Time per Unit

11 Standard Operations Production Capacity Kapasitas produksi (production capacity) adalah jumlah unit yang dapat

11 Standard Operations Production Capacity Kapasitas produksi (production capacity) adalah jumlah unit yang dapat diproduksi dalam waktu produksi tersedia (available production time). Gunakan completion time per unit untuk mengestimasi production capacity. Memerlukan informasi tentang lot size and setup time.

12 Standard Operations Production Capacity Contoh: Sebuah pallet baru sheet metal dibutuhkan setelah 50

12 Standard Operations Production Capacity Contoh: Sebuah pallet baru sheet metal dibutuhkan setelah 50 lembar di-stamp. Operasi setup memerlukan waktu 9 minutes dan 2 seconds.

13 Standard Operations Routine Tujuan: Untuk menentukan urutan tugas-tugas yang akan dikerjakan (standard operations

13 Standard Operations Routine Tujuan: Untuk menentukan urutan tugas-tugas yang akan dikerjakan (standard operations routine). Tiga tipe SOR: 1. Single repeated operation – sebuah operasi yang dikerjakan berulang kali dari satu produk ke produk lain. 2. Multiple repeated operations – beberapa operasi pada mesin-mesin berbeda yang dikerjakan berulang kali. 3. Multiple non-repeated operations – berbagai operasi berbeda yang dikerjakan berulang pada hari-hari lainnya, namun tidak dikerjakan berulang sepanjang hari tertentu.

14 Standard Operations SOR Sheet Untuk multiple, repeated operations: 1. Tentukan CT yg dibutuhkan

14 Standard Operations SOR Sheet Untuk multiple, repeated operations: 1. Tentukan CT yg dibutuhkan dan tuliskan pada SOR sheet. 2. Tentukan perkiraan jumlah pekerja dan rentang operasi yang tiap pekerja dapat kerjakan dalam CT yang dibutuhkan tsb. 3. Gambarkan garis kontinu dalam SOR sheet, CTU untuk operasi pertama. 4. Jika sebuah automated machine dinyalakan, gambarkan garis putus-putus yang dituliskan berlanjut dari garis pada Langkah 3. 5. Gambarkan garis bergelombang, lanjutan dari garis yang dituliskan pada Langkah 3 untuk menampilkan waktu yang dibutuhkan untuk berjalan ke mesin berikutnya. 6. Ulangi langkah 3, 4, and 5 untuk tiap operasi. 7. Tuliskan sebuah garis gelombang kembali ke tugas #1 jika pekerja harus berjalan ke task #1 tersebut. Note: Jika pekerja tiba pada task #1 sebelum CT dibutuhkan, maka routing sequence telah verified. Note: Lembar (sheet ) ini harus digambarkan dua kali untuk memastikan bahwa mesin-mesin tidak beroperasi ketika pekerja tiba di mesin. Jika demikian, hal ini akan memperpanjang CTU.

15 Standard Operations Routine and Process Routing Sequence Process routing sequence: Urutan operasi–operasi yang

15 Standard Operations Routine and Process Routing Sequence Process routing sequence: Urutan operasi–operasi yang harus dikerjakan untuk membuat sebuah part atau produk. Note: standard operating routine mungkin berbeda dengan process routing sequence. Contoh: Worker’s sequence mungkin mempunyai arah berlawanan dengan aliran produk.

16 Standard Operations Standard Quantity of WIP Kuantitas baku WIP (Standard quantity of WIP):

16 Standard Operations Standard Quantity of WIP Kuantitas baku WIP (Standard quantity of WIP): – Persediaan minimum work-in-process agar proses dapat berjalan/berfungsi. – Jumlah minimum material yang diperlukan untuk mencapai aliran kerja yang mulus (smooth flow of work). Jika SOR sequence sama dengan urutan process routing sequence Þ Kuantitas baku WIP mungkin sama atau kurang dari jumlah operasi-operasi. Jika SOR sequence berlawanan arah dengan process routing sequence Þ Satu WIP harus digunakan diantara operasi-operasi.

17 Standard Operations Standard Quantity of WIP harus dijaga dimana para pekerja saling bertukar

17 Standard Operations Standard Quantity of WIP harus dijaga dimana para pekerja saling bertukar part. WIP menyangga variasi. Buffers semestinya ditempatkan secara taktis pada bottleneck operations. Semestinya mempertimbangkan kuantitas yang diperlukan untuk memeriksa kualitas produk pada posisi-posisi yang perlu dalam proses. Juga perlu mempertimbangkan kuantitas yang ditahan hingga temperatur sebuah unit dari mesin sebelumnya mencapai tingkat yang diperlukan (seperti drying time).

18 Standard Operations Sheet Meliputi: – Completion time per unit – Required cycle time

18 Standard Operations Sheet Meliputi: – Completion time per unit – Required cycle time – Standard operations routine sheet – Standard WIP – Actual cycle time – Layout (with positions of quality checks) Tujuan: – Teaches worker about each operation – Insures standards are met – Tool to evaluate performance and improvement

19 Standard Operations Rules Lembaran-lembaran SOS harus selalu ditanggali untuk mengidentifikasi saat revisi terakhir

19 Standard Operations Rules Lembaran-lembaran SOS harus selalu ditanggali untuk mengidentifikasi saat revisi terakhir Lembar-lembar SOS harus direvisi secara teratur (reguler) Standard operations: – “Are always imperfect” – Should never be considered fixed – Must be adapted to reflect changing demand, worker skills, etc.

20 Standard Operations Syarat Keberhasilan Standard Operations 1. Focus pada pekerja, bukan pada mesin-mesin

20 Standard Operations Syarat Keberhasilan Standard Operations 1. Focus pada pekerja, bukan pada mesin-mesin 2. Jaminan kerja (job security) karena para pekerja hanya ditransfer, tidak dipecat 3. Repetitive work 4. Level production 5. Multi-skilled operators 6. Team effort