STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Proses Pembelajaran : interaktif, inspiratif, Menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, - Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. -
PRINSIP PEMBELAJARAN (1): 1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
PRINSIP PEMBELAJARAN (2): 6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
PRINSIP PEMBELAJARAN (3): 11. pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya pesertadidik.
Lintasan Perolehan (Proses Psikologis) SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAM Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Mencipta
PPT 3 a-1 PENDEKATAN SAINTIFIK PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
PPT 3 a-1. 2 TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 3. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4. diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah 6. Untuk mengembangkan karakter siswa
PPT 3 a-1. 3 2. PENGERTIAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan : mengamati merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
PPT 3 a-1. 4 Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik 1. pembelajaran berpusat pada siswa 2. pembelajaran membentuk students’ self concept 3. pembelajaran terhindar dari verbalisme 4. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip 5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik (lanjutan) 6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru 7. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi 8. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
PPT 3 a-1. 6 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Pengetahuan (Tahu Apa) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
PPT 3 a-1. 7 Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Observing (mengamati) Questioning (menanya) Associating (menalar) Experimenting (mencoba) Networking (membentuk Jejaring)
PPT 3 a-1. 8 Langkah Pendekatan Saintifik (PERMENDIKBUD 81 A) Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan UNTUK NON IPA e. mengkomunikasikan.
PPT 3 a-1. 9 MENGAMATI KEGIATAN BELAJAR: Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Mengamati dengan menginfrensi (mendengar suara sreng-sreng dan bau masakan) wacana (berarti orang memasak) KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN: Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
MENANYA KEGIATAN BELAJAR: Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN: Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat AGAR MUDAH BERTANYA: amati obyek dulu
MENGUMPULKAN INFORMASI PPT 3 a-1. 11 KEGIATAN BELAJAR • melakukan eksperimen • membaca sumber lain selain buku teks • mengamati objek/ kejadian/ • aktivitas • wawancara dengan nara sumber KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN: Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. mengamati, bertanya dan baru mengumpulkan data secara jujur dan bertanggung jawab melalui sumber primer atau skender
PPT 3 a-1. 12 MENGASOSIASI/MENALAR KEGIATAN BELAJAR: 1. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan / eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 2. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
PPT 3 a-1. 13 Lanjutan: KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN: Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
PPT 3 a-1. 14 MENGKOMUNIKASIKAN KEGIATAN BELAJAR: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN: Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
PPT 3 a-1. 15 LANGKAH PEMBELAJARAN A. KEGIATAN PENDAHULUAN 1. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. 2. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), 3. mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir
PPT 3 a-1. 16 LANGKAH PEMBELAJARAN B. KEGIATAN INTI 1. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. 2. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
PPT 3 a-1. 17 LANGKAH PEMBELAJARAN C. KEGIATAN PENUTUP 1. Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. 2. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. 3. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi dapat dilakukan dengan mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.
PPT 3 a-2 Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
Apaa, mengapa dan bagaimana discovery � Apa=difinisi � Mengapa ? supaya siswa penasaran dengan membuka sedikit informasi(informasi disembunyikan sebagian) atau tidak disampaikan secara final, namun diteruskan oleh siswa � Bagaimana? Melalui obsevasi , baru menemukan
PPT 3 a-2. 1 DEFINISI Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi.
PPT 3 a-2. 2 KONSEP Discovery learning merupakan pembentukan kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui lima unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah
PPT 3 a-2. 3 KELEBIHAN PENERAPAN DISCOVERY LEARNING 1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses kognitif. 2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. 3. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. 4. Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
PPT 3 a-2. 4 LANJUTAN 5. Peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasinya. 6. Strategi ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. 7. Berpusat pada peserta didik dan guru yang bersama berperan aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. 8. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
PPT 3 a-2. 5 LANJUTAN 9. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru; 11. Mendorong peserta didik berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri; 12. Mendorong peserta didik berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; 13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; 14. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
PPT 3 a-2. 6 LANJUTAN 15. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada pembentukan manusia seutuhnya, 16. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik. 17. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 18, Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
PPT 3 a-2. 7 Langkah-langkah Operasional Implementasi Discovery Learning Langkah Persiapan • 1. Menentukan tujuan pembelajaran • 2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik • (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) • 3. Memilih materi pelajaran. • 4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
PPT 3 a-2. 8 Lanjutan 5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik 6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik(dari yg kongkrit sampai yg abstrak) contoh ikon yg ada dikomputer 7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
PPT 3 a-2. 10 Sistem Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik
PPT. 3 a-3. 1 STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING) PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek PPT. 3 a-3. 9 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek PPT. 3 a-3. 10 1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata. 2. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran. 3. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata. 4. Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.
PPT. 3 a-3. 11 Manfaat Pembelajaran Berbasis Proyek 1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran 2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah. 3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks 4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas. 5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.
PPT. 3 a-3. 14 Karakteristik Project Base Learning Menekankan aktivitas pembelajaran siswa 1. berpusat pada siswa - Menjadi : problem solver, decision maker, investigator, documentaria - Berperan sebagai pekerja sesuai dengan bidang ilmu 2. Long – term ( Jangka panjang) - panjang waktu proses pembelajaran yang bervarias 3. Terintegrasi dengan isu-isu nyata
Lanjutan. . PPT. 3 a-3. 15 4. Mengembangkan keterampilan dunia nyata Berbagai keterampilan yang diperoleh : - Kemampuan bekerja dengan baik dengan orang lain - Membuat keputusan bijaksana - Mengambil inisiatif - Memecahkan masalah yang komplek 5. Memungkinkan untuk berbagai gaya belajar - Dapat diakses oleh semua pembelajar
PPT. 3 a-3. 16 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek 1. Penentuan proyek 2. Perancangan penyelesaian proyek 3. Penyusunan jadwal 6. Evaluasi proses dan hasil proyek 5. Penyusunan laporan & presentasi 4. Penyelesaian dengan fasilitasi & monitoring guru
PPT. 3 a-3. 17 Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian PBP 1. Kemampuan pengelolaan 2. Relevansi 3. Keaslian
PPT. 3 a-3. 18 Contoh penilaian berbasis proyek Satuan Pendidikan: SMP Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII Kompetensi dasar: 4. 7 Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang ada di lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan maupun alami. Indikator : Membuat indikator buatan alami dari kunyit, buah bit ungu, kubis ungu, bunga mawar atau tumbuhan lain yang ada di sekitar
Contoh. . . PPT. 3 a-3. 19 Rubrik Penilaian Proyek No Tahapan Skor 1 Perencanaan Menyiapkan alat Menyiapkan bahan 1 -5 2 Pengumpulan data Mencatat hasil pengamatan Data sesuai dengan hasil pengamatan 1 -10 3 Pengorganisasian data Mengelompokkan data berdasarkan jenis indikator buatan 1 -5 4 Pengolahan data Menetapkan jenis indikator buatan 1 -5 5 Penyajian data Membuat laporan tertulis Mempresentasikan hasil pengamatan 1 -10 Jumlah skor 5 -35
PPT 3 a 4 STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
KONDISI EMPIRIS PPT 3 a 4. 1 Banyak peserta didik hanya mampu menghapal materi pelajaran yang diterimanya, tetapi tidak memahaminya mereka biasa diajarkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak. 2. Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. 1.
PERMASALAHANNYA PPT 3 a 4. 2 Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan sebuah konsep sehingga peserta didik dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama? 2. Bagaimana setiap mata pelajaran dapat dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh? 1.
PPT 3 a 4. 3 4. 5. Bagaimana siswa dapat membuka wawasan berpikir yang beragam sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata? Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari ?
PPT 3 a 4. 6 PENGERTIAN PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (illstructured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru
PPT 3 a 4. 7 TUJUAN PBM Mengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri
PRINSIP PBM 1. PPT 3 a 4. 8 Menggunakan masalah nyata sebagai untuk mengembangkan pengetahuan kemampuan berpikir kritis dan memecahan masalah. 2. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem) 3. Berpusat pada peserta didik (student-centered) 4. Kolaborasi antarpeserta didik sangat diperlukan
CIRI-CIRI PBM PPT 3 a 4. 9 Merupakan aktivitas pembelajaran tidak hanya sekedar mengharapkan peserta didik mendengarkan, mencatat, kemudian menghapal materi pembelajaran, melainkan harus aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. 2. Aktivitas pembelajaran harus diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBM menempatkan masalah sebagai fokus pembelajaran, tanpa masalah tidak mungkin terjadi proses pembelajaran. 3. Pemecahan masalah dilakukan menggunakan pendekatan berpikir ilmiah (deduktif-induktif; sistematikempirik). 1.
LANGKAH-LANGKAH PBM TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 PPT 3 a 4. 10 Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok TAHAP 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya TAHAP 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Slides: 58