SOSIOLOGI GENDER BABBY HASMAYNI S PSI M PSI
SOSIOLOGI GENDER BABBY HASMAYNI, S. PSI, M. PSI
Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sosiologi Gender. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah sosiologi gender ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca. Medan, 3 Oktober 2018
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Perbedaan peran dan fungsi yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki yang terjadi dalam masyarakat mengakibabtkan terjadinya ketidakadilan gender yang sering dialamai oleh perempuan. Pemahaman yang salah dan pandangan-pandangan negatif sering menjadi pemicu terjadinya sebuah diskriminasi. Sebuah sistem dan struktur sosial yang tidak adil juga akan memunculkan ketidakadilan gender. Agar tidak salah dalam menafsirkan gender maka hal mendasar yang perlu untuk dipahami adalah tentang perbedaan gender dengan jenis kelamin. Gender merupakan sebuah konstruksi yang diberikan masyarakat kepada seseorang, yang dapat berubah-ubah. Sementara jenis kelamin merupakan kodrat yang tidak dapat dirubah lagi karena pemberian dari sang pencipta. Perbedaan antara gender dan jenis kelamin sangat jelas namun, persepsi masyarakat tentang gender sering dikaitkan dengan perempuan. Padahal gender bukan perempuan melainkan sifat masculine dan feminine yang dapat melekat pada perempuan atau laki-laki sesuai dengan kehendaknya. Selain dalam pemahaman tentang gender oleh masyarakat yang belum sesuai dengan pengertian gender tersebut yang dapat menimbulkan ketidakadilan gender, dampak yang dialami kaum perempuan dalam ketidakadilan gender adalah dalam bidang pendidikan. ketidakadilan gender dalam bidang pendidikan ini sangat terlihat dalam masyarakat kita. Sesuai dengan kenyataan yang ada contohnya adalah penempatan perempuan dalam pekerjaan cenderung masih jauh dibawah laki-laki karena alasan bahwa perempuan masih belum memenuhi kriteria seperti lulusan pendidikan yang lebih tinggi.
SOSIOLOGI GENDER Sosiologi gender adalah Kajian terhadap persamaan hak dan kewajiban antar pria dan wanita dalam suatu masyarakat Ilmu yang mempelajari tentang interaksi sosial antar laki-laki dan perempuan Suatu analisis kajian yang membahas tentang peranan antara laki-laki dan perempuan yang saling berinteraksi dalam suatu masyarakat Kajian yang menghasilkan dari adanya konstruksi sosial seperangkat peran dari laki-laki dan perempuan secara kultural. NIlmu yang mempelajari kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang saling berinteraksi dalam suatu masyarak Ilmu yang mempelajari persamaan kedudukan antara perempuan dan laki-laki Gender adalah perbedaan antar laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, perilaku yang di bentuk oleh keteraturan sosial dan budaya setempat. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan
Isu – isu gender : 1. Double borden ( beban ganda ) 2. Stereotype ( pelabelan ) 3. Marjinalisasi 4. Subordinasi 5. Violence ( tindak kekerasan )
Pendekatan-pendekatan dalam meningkatkan kedudukan dan peran wanita 1) Pendekatan kesejahteraan Pendekatan ini di dasarkan atas tiga asumsi, yaitu : a. Perempuan sebagai penerima pasif pembangunan b. Naluri keibuan adalah peranan yang paling penting bagi perempuan dalam masyarakat c. Mengasuh anak merupakan peranan perempuan yang paling efektif dalam semau aspek pembangunan ekonomi Pendekatan ini menitikberatkan peran reproduktif perempuan sementara laki-laki di pandang sebagai kelompok masyarakat yang aktif di dalam arena sosial maupun publik. Pelaksanaan pendekatan ini menitik beratkan pada proyek untuk pemenuhan kebutuhan fisik keluargamelalui penyediaan perumahan, sandang dan pangan
Pendekatan-pendekatan dalam meningkatkan kedudukan dan peran wanita 2) Pendekatan keadilan Keadilan adalah suatu keadaan yang menunjukkan kulaitas untuk menjadi keterbukaan dan kesamaan, kesempatan, atau suatu keadaan yang setara dalam hal distribusi keadilan sabagai kesamaan yang diartikan bahwa anggota-anggota masyarakat seharusnya diperlakukan sama dan tidak dibeda-bedakan keadilan dapat berlaku dalam berbagai dimensi, oleh karena itu di kenal konsep keadilan kebudayaan, yaitu jaminan untuk keberlansungan keberadaan kebudayaan dari suatu kelompok. keadilan penyebaran pembangunan adalah keberlanjutan pembangunan yaitu penerusankesempatan-kesempatan pembangunan dari generasi ke genarasi berikutnya dan kesempatan yang sama terhadap sumber daya berbagai kelompok dan masyarakat. keadilan sosial politik adalah keberlakuan dimensi partsispasi dalam mana kekuasaan dan pengambilan keputusan di ambil oleh pemerintah pusat dengan melibatkan masyarakat lokal dan kelompok-kelompok lainnya. konsep keadilan dapat diukur berdasarkan indikator : a. Akses dan kontrol yang sama sebanding dengan kebutuhan-kebutuhan praktis b. Akses dan kontrol yang sama sebanding dengan kebutuhan-kebutuhan strategis c. Partisipasi yang sama sebanding dalam pengambilan keputusan, pelaksana keputusan, distribusi keuntungan, aktivitas-aktivitas dan program-program yang dilaksanakan d. Pembagian yang sama sebanding dalam kekuasaan dan kewenangan di dalam rumah tangga dan masyarakat e. Akses yang sama sebanding untuk memperoleh pendidikan, kegiatan-kegiatan pelatihan dan peningkatan kemampuan bagi seluruh anggota masyarakat f. Akses yang sebanding dalam memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan keberlanjutan suatu pekerjaan yang lebih produktif dalam menjaga kesejahteraan hidup g. Akses yang sama terhadap ketiadaan terhadap bentuk diskriminasi, baik dalam bentuk sosial maupun secara umum bagi laki-laki maupun perempuan U Konsep keadilan dan pendekatannya dalam pelaksanaannya mengakui hak-hak yuridis perempuan mislanya hak-hak ceria, hak atas anak, hak bersuara, hak mendapatkan upah
Pendekatan-pendekatan dalam meningkatkan kedudukan dan peran wanita 3) Pendekatan anti kemiskinan Pendekatan ini menekankan pada upaya menurunkan ketimpangan pendapatan antara perempuan dan laki-laki. Kelompok sasaran dari pendekatan ini adalah para pekerja yang miskin dalam sektor informal denagn meningktakan kese, patan kerja secara mandiri. Usaha nyata di lapangan adalah menunjukkan di pergunakannya anti kemiskinan dengan program mendatangkan penghasilan seperti usaha-usaha skal kecil.
Pendekatan-pendekatan dalam meningkatkan kedudukan dan peran wanita 4) Pendekatan efiiensi Pendekatan ini menekankan peningkatan partisipasi ekonomi perempuan di negara yang sedang berkembang secara otomatis berkaitan dengan peningkatan keadilan. Pelaksanaan pendekatan ini dengan menghilangkan subsidi-subsidi untuk pelayanan umum, upah-upah yang tidak efisien di bekukan dan tenaga-tenaga kerja yang todak efisien di hapuskan.
Pendekatan-pendekatan dalam meningkatkan kedudukan dan peran wanita 5) Pendekatan penguatan diri Asumsi dasar dari pendekatan ini adalah memperbaiki posisi perempuan. pendekatan ini berusaha agar permepuan mempunyai juga peluang dalam menguasai sumber daya produktif, persamaan upah untuk kerja yang sama denagn laki-laki, perlindunagn hukum ketenaga kerjaan, hak-hak yang tidak diskriminatif.
Keadilan (equity) Ø Keadilan adalah suatu keadaan yang menunjukkan kualitas untuk menjadi keterbukaan Ø Keadilan gender adalah suatu keyakinan tentang kepercayaan bahwa setiap individu (perempuan) diberikan kesempatan yang sama untuk berbuat yang terbaik berdasarkan kemampuan-kemampuan potensial yang ada pada diri mereka Ø Keadilan gender adalah suatu kondisi dan perlakuan yang sama terhadap laki dan perempuan Ø Keadilan gender seyogyanya berlaku baik dalam keluarga, masyarakat, lembaga -lembaga yang ada di masyarakat, tempat kerja dan dalam proyek pembangunan dan negara dimana keberlakuan memperhitungkan keberadaan laki-laki dan permepuan berdasaran nilai sosial budaya yang menjadi pedoman dan panutan masyarakat Ø Keadilan gender juga merupakan suatu pendekatan yang mendorong keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam kebijakan-kebijakan dan intervensi dalam pembangunan.
Kesetaraan (equality) Ø Kesetaraan adalah suatu keadaan menjadi setara/sama dalam ukuran, jumlah, nilai, kualitas, atau tingkatan Ø Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomim sosial budaya, pertahanan keamanan, keamanan nasional, kesamaan dalam menikmati hasil-hasil.
Kemitraan Ø Wanita mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang sama dengan pria dalam segala bidang(kemitra sejajaran) Ø Kemitraan terpadu Pelaksanaan kemitra sejajaran dalam keluarga dapat terjadi secara adil dan setara apabila menunjukkan adanya perilaku suami/istri sebagai berikut : a) Adanya saling penyesuaian diri b) Adanya saling pengertian c) Adanya saling tenggang rasa d) Adanya saling penghargaan e) Adanya saling bertanggung jawab f) Adanya saling gotong royong dan batu membatu g) Adanya pengakuan kedua bela pihak bahwa masing-masing berhak atas perwujudan pribadi
Kesimpulan : 1. Gender itu laki-laki dan perempuan 2. Proses penyadaran masyarakat tentang gender membutuhkan waktu yang panjang 3. Proses penyadaran gender harus di mulai dari unit terkecil ( keluarga ) 4. Laki-laki dan perempuan memang berbeda, tapi tidak boleh di beda-bedakan.
DAFTAR PUSTAKA http: //hasrin-fathir. blogspot. com/2013/09/sosiologigender. html https: //dokumen. tips/documents/-sosiologi-gender. html Sucahyono, Budi dan Sumaryana, Yan. 2002. Sosiologi Wanita. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
- Slides: 16