SKENARIO MASA DEPAN PENDAHULUAN Menurut Kelompok Kerja Indonesia

  • Slides: 27
Download presentation
SKENARIO MASA DEPAN

SKENARIO MASA DEPAN

PENDAHULUAN Menurut Kelompok Kerja Indonesia Masa Depan (www. imd 2010. org) : Sebuah skenario

PENDAHULUAN Menurut Kelompok Kerja Indonesia Masa Depan (www. imd 2010. org) : Sebuah skenario lebih merupakan “karya seni” ketimbang karya ilmiah. Itulah sebabnya istilah merangkai skenario lebih pas dibandingkan dengan istilah “merumuskan skenario” atau “merencanakan skenario” Selain itu istilah scenario planning seringkali menyesatkan karena membawa pada pemikiran bahwa yang dihasilkan adalah sebuah “rencana”. Skenario bukanlah sebuah rencana, tetapi suatu penggambaran dari suatu kondisi mengenai kemungkinan yang bisa menjadi kenyataan.

Menurut Riza Fakhrumi Taher (www. waspadamedan. com) : Skenario bukanlah sebuah ramalan tentang apa

Menurut Riza Fakhrumi Taher (www. waspadamedan. com) : Skenario bukanlah sebuah ramalan tentang apa yang terjadi, tetapi gambaran tentang kemungkinan yang akan terjadi di masa depan yang dihasilkan berdasarkan hipotesa rasional yang memudahkan kota mengenali perubahan dan menghindari suasana yang mengejutkan akibat kejadian yang ada. Scenario building atau scenario planning merupakan sebuah instrumen, pendekatan dan piranti untuk mengeksplorasi wacana yang hidup di tengah masyarakat dan merangsang pemikiran tentang masa depan. Scenario planning bukan hanya berguna pada tataran negara, tetapi juga membantu pengembangan wilayah dan sektor tertentu, dunia bisnis, partai politik dan lainnya.

Sekilas perkembangan penggunaan skenario : Pemanfaatan skenario telah dimulai sejak Perang Dunia II sebagai

Sekilas perkembangan penggunaan skenario : Pemanfaatan skenario telah dimulai sejak Perang Dunia II sebagai salah satu cara untuk memperkirakan pergerakan musuh. Kemudian mulai tahun 1960 skenario dimanfaatkan oleh dunia bisnis untuk mendapatkan bayangan tentang kemungkinan perkembangan situasi yang bisa mempengaruhi roda usaha. Pada tahun 1991, skenario untuk pertama kalinya digunakan Afrika Selatan pada skala nasional untuk memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan mereka alami di masa mendatang. Sebagai negeri yang terus terkoyak konflik berkepanjangan antar berbagai kelompok kepentingan, Afrika Selatan dianggap sukses memanfaatkan pendekatan skenario masa depan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat luas akan adanya berbagai kemungknan masa depan dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemungkinan tertentu.

PENGALAMAN NEGARA LAIN Selain Afrika Selatan yang menyusun skenario “Mont Fleur” tahun 1991 -1992,

PENGALAMAN NEGARA LAIN Selain Afrika Selatan yang menyusun skenario “Mont Fleur” tahun 1991 -1992, negara lain yang menyusun skenario, antara lain adalah Guatemala, Jepang, Kolombia dan Rusia. Guatemala melakukan penyusunan skenario mereka pada tahun 1998 dengan melakukan dialog yang melibatkan para politisi, akademisi, militer, agamawan, penduduk asli, media dan kalangan aktivis; dengan melakukan dialog dan partnership di antara seluruh unsur masyarakat. Ada tiga skenario yang masing-masing diberi judul : “The Illusion of The Moth”, The Zigzag of The Beetle”, dan “The Flight of The Firefly”.

 Penyusunan skenario di Jepang dilakukan oleh sebuah lembaga riset ekonomi bernama Nakamae International

Penyusunan skenario di Jepang dilakukan oleh sebuah lembaga riset ekonomi bernama Nakamae International Economic Research yang bekerjasama dengan Global Business Network. Berbeda dengan persoalan yang dihadapi negara-negara berkembang, Jepang menyusun masa depannya sebagai antisipasi terhadap perubahan yang begitu cepat, sehingga masa depan juga sulit diprediksi negara maju sekalipun seperti Jepang (the future is very unpredictable). Jepang menghasilkan tiga skenario tahun 2020, masing-masing berjudul : “The Long Owling”, “Crash and Rebirth”, dan “Hercules Departs”.

 Penyusunan skenario di Rusia sebagaimana juga di Jepang, dilakukan oleh beberapa lembaga riset,

Penyusunan skenario di Rusia sebagaimana juga di Jepang, dilakukan oleh beberapa lembaga riset, yaitu CERA (Cambridge Energy Research Associates), Arthur Andersen, dan The US-Russia Bussiness Council. Rusia menyusun tiga kemungkinan skenario masa depan tahun 2020 yang diberi judul : “Renaissance Russia”, Fortress Russia”, dan “Russia Decays”.

RAGAM CARA MERANGKAI SKENARIO Merangkai skenario (scenario building) adalah satu cara mengantisipasi masa depan,

RAGAM CARA MERANGKAI SKENARIO Merangkai skenario (scenario building) adalah satu cara mengantisipasi masa depan, sambil sedapat mungkin mengusahakan agar masa depan tersebut lebih bersahabat dengan kepentingan bersama. Semangat perumusan skenario adalah keyakinan, bahwa warisan generasi pendahulu, melainkan hasil pembangunan bersama. masa depan bukan Kegiatan ini berbeda dengan strategic planning, yang berupaya menemukan cara-cara untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Ada dua pendekatan dalam merangkai skenario : Pendekatan pakar : skenario dirumuskan oleh para pakar, sebagai skenario pakar. dan disebut Pendekatan dialog : skenario dirumuskan dengan melibatkan sebanyak mungkin orang, dengan latar belakang yang berbeda-beda; disebut dialog skenario.

Pendapat tentang pendekatan skenario ditinjau dari sisi pandang masyarakat : Sementara ini muncul anggapan

Pendapat tentang pendekatan skenario ditinjau dari sisi pandang masyarakat : Sementara ini muncul anggapan bahwa skenario pakar lebih akurat, tetapi hanya terbatas di kalangan pakar saja. Sedangkan masyarakat luas tidak memahaminya, sehingga bisa menimbulkan rasa frustasi jika skenario tersebut tidak bisa diwujudkan. Dialog skenario memainkan peran edukasi dan menyadarkan masyarakat luas tentang adanya kemungkinan-kemungkinan pesimistis. Masyarakat menjadi lebih siap, lebih realistis, dan tidak terhanyut dalam harapan kosong. Dengan demikian masyarakat akan lebih memahami kesulitan yang dialami pemerintah, lebih toleran dan kooperatif.

PROSEDUR 1. MENENTUKAN PIHAK YANG DILIBATKAN Untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang patut dipertimbangkan,

PROSEDUR 1. MENENTUKAN PIHAK YANG DILIBATKAN Untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang patut dipertimbangkan, diusahakan agar peserta dialog skenario berasal dari berbagai lapisan masyarakat, sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Pihak yang dilibatkan dalam penyusunan skenario pada tingkat lingkungan akan berbeda dengan tingkat kota, tingkat propinsi dan tingkat nasional. Pada lingkup kota, misalnya : kalangan birokrat, militer, pengusaha, akademisi, akivis LSM, kelompok marjinal seperti korban penggusuran, penyandang cacat, dan lainnya.

2. MENETAPKAN FOCAL CONCERN Focal concern adalah pertanyaan strategis yang menjadi obsesi peserta. Dalam

2. MENETAPKAN FOCAL CONCERN Focal concern adalah pertanyaan strategis yang menjadi obsesi peserta. Dalam bahasa sederhana focal concern dapat diartikan sebagai tema yang akan dibahas. Rumusan tema menjadi jangkar bagi pembicaraan skenario. Karena itu jika temanya berbeda maka akan menghasilkan skenario yang berbeda pula. Misalnya skenario dengan tema properti, yaitu “Kondisi Bisnis Properti di Tahun 2015”; akan menghasilkan skenario yang berbeda dengan focal concern berupa pertanyaan “Bagaimana Kondisi Pendidikan di Tahun 2015 ? ”. Focal concern dipilih berdasarkan kesapakatan bersama yang berkaitan dengan obsesi, aspirasi, harapan, cita-cita; terhadap suatu kondisi yang dipandang urgen oleh peserta.

3. MENGIDENTIFIKASI DRIVING FORCES Driving forces atau daya dorong perubahan, adalah kondisi atau situasi

3. MENGIDENTIFIKASI DRIVING FORCES Driving forces atau daya dorong perubahan, adalah kondisi atau situasi yang arah perkembangannya masih belum pasti. Driving forces dipandang sebagai faktor yang diperkirakan mampu menjadi faktor penentu perubahan di masa mendatang. Misalnya; faktor kondisi keamanan, perekonomian, sistem pemerintahan, kebebasan pers, demokratisasi, peranserta dan lainnya. masyarakat, Identifikasi driving forces dilakukan dengan mendata sebanyak mungkin hal yang dipercaya peserta dialog. Pada awalnya tiap peserta didorong untuk mengungkapkan sebanyak mungkin driving forces. Kemudian melalui diskusi, peserta diminta menggabung-gabungkan driving forces yang mempunyai kesamaan atau kemiripan.

 Driving forces yang dihasilkan melalui curah pendapat tersebut kemudianalisis melalui pendekatan mengenali “dasar

Driving forces yang dihasilkan melalui curah pendapat tersebut kemudianalisis melalui pendekatan mengenali “dasar gunung es”. Peserta mengamati kasus-kasus yang ada; mencari persamaan antar kasus untuk menemukan pola, dan membandingkan berbagai pola untuk mengenali struktur sosial yang mendorong munculnya kasus-kasus tersebut. Dalam hal ini akan dilihat apakah ada persamaan pola dari kasus yang diakibatkan oleh kondisi keamanan, perekonomian, sistem pemerintahan, demokratisasi, peranserta masyarakat; yang telah diidentifikasi sebagai driving forces. Tahap selanjutnya adalah melihat atau mengidentifikasikan saling hubungan antar driving forces.

4. MENGANALISIS HUBUNGAN ANTAR DRIVING FORCES Lewat pendekatan “melacak dasar gunung es” peserta dialog

4. MENGANALISIS HUBUNGAN ANTAR DRIVING FORCES Lewat pendekatan “melacak dasar gunung es” peserta dialog akan sampai pada sejumlah faktor kunci yang mempengaruhi arah perkembangan berbagai daya dorong perubahan. Seringkali faktor kunci ini berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh para “pemengaruh” (key player, para elit politik). Perkembangan teknologi, kerusakan sumberdaya alam, kemiskinan, memang ikut mempengaruhi perubahan, tetapi akar dari kerusakan itu semua adalah hasil kebijakan yang dipilih oleh para pemengaruh tersebut.

 Setelah menemukan sejumlah faktor kunci, langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan yang ada antar

Setelah menemukan sejumlah faktor kunci, langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan yang ada antar faktor tersebut. Pemahaman terhadap struktur hubungan tersebut akan membuat peserta bisa lebih teliti dalam menemukan faktor yang menjadi sumber driving forces lainnya, sekaligus menemukan driving forces yang paling berperan mempengaruhi focal concern.

5. MEMLIHIH CRITICAL DRIVING FORCES Ada dua kriteria untuk memilih critical driving forces, yaitu

5. MEMLIHIH CRITICAL DRIVING FORCES Ada dua kriteria untuk memilih critical driving forces, yaitu : Derajat pengaruh; yang ditentukan oleh besar kecilnya dampak driving forces terhadap focal concern. Derajat kelenturan; yang merupakan ukuran mengenai kepastian arah perkembangan driving forces yang bersangkutan. Semakin lentur semakin tidak pasti arah perkembangannya. Pertumbuhan penduduk misalnya, adalah driving forces yang tingkat pengaruhnya cukup tingi, tetapi kelenturannya rendah karena pada saat ini sudah bisa meramalkan jumlah penduduk dengan akurasi tinggi.

 Berdasarkan dua kriteria tersebut, peserta dialog diminta memilih dua atau tiga driving forces

Berdasarkan dua kriteria tersebut, peserta dialog diminta memilih dua atau tiga driving forces yang paling kritis. Pembatasan jumlah critical driving forces dibutuhkan, karena semakin banyak critical driving forces semakin besar pula kombinasi kemungkinan yang dapat terjadi.

6. MENYUSUN MATRIKS KEMUNGKINAN Matriks kemungkinan adalah daftar kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sebagai hasil

6. MENYUSUN MATRIKS KEMUNGKINAN Matriks kemungkinan adalah daftar kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sebagai hasil interaksi critical driving forces. Matriks kemungkinan bisa dihasilkan dengan dua cara, yaitu secara deduksi dan induksi. - Cara deduksi digunakan bila hanya ada dua critical driving forces, dan masing-masing driving forces hanya memiliki dua alternatif pengembangan. Dengan cara ini dapat dibuat salib sumbu dengan crtical driving forces pertama sebagai absis, dan crtical driving forces lainnya sebagai ordinat. Pertemuan kedua salib sumbu akan menghasilkan empat kuadran, yang masing-masing akan mewakili satu skenario. - Cara induksi, dilakukan jika ada tiga critical driving forces; yaitu dengan cara meletakkan kondisi driving forces sebagai kolom, dan daftar kemungkinan sebagai lajur. Matriks ini dihasikan oleh tiga critical driving forces. Setiap driving forces mempunyai dua kemungkinan variasi, yaitu positif dan negatif.

7. MENJABARKAN CIRI TIAP KEMUNGKINAN Penjabaran ciri tiap kemungkinan adalah usaha untuk menggambarkan kondisi

7. MENJABARKAN CIRI TIAP KEMUNGKINAN Penjabaran ciri tiap kemungkinan adalah usaha untuk menggambarkan kondisi driving forces lainnya (yang bukan critical driving forces), pada tiap skenario. Misalkan, pada awal proses dihasilkan tujuh driving forces, yaitu A, B, C, D, E, F dan G. Kemudian yang dianggap kritis adalah C dan F; yang masing-masing mempunyaiu dua variasi C+ dan C-, serta F+ dan F-. Ini berarti akan terjadi empat skenario, yaitu : C+F+; C+F-; C-F+; dan C-F-. Menjabarkan tiap skenario adalah menggambarkan perbedaan keadaan driving forces A, B, D, E dan G pada skenario C+ F+, dengan keadaannya ada skenario C+F-, dan skenario lainnya. Dengan cara ini akan diperoleh gambaran rinci tentang perbedaan kondisi tiap skenario.

SALIB SUMBU DENGAN DUA CRITICAL DRIVING FORCES

SALIB SUMBU DENGAN DUA CRITICAL DRIVING FORCES

MATRIKS DENGAN TIGA CRITICAL DRIVING FORCES

MATRIKS DENGAN TIGA CRITICAL DRIVING FORCES

 8. MENYUSUN NARASI SKENARIO Setelah memperoleh gambaran kondisi tiap skenario, diusahakan menyusun sebuah

8. MENYUSUN NARASI SKENARIO Setelah memperoleh gambaran kondisi tiap skenario, diusahakan menyusun sebuah cerita yang masuk akal dan menarik – untuk menggambarkan proses perkembangan situasi dari kini – menjadi situasi yang tergambar pada tiap-tiap kemungkinan yang ditemukan. Penyusunan narasi dilakukan dengan memperkirakan berbagai peristiwa yang mungkin terjadi, dan mengarahkan sitiasi ke masing-masing skenario. Agar masuk akal, narasi skenario perlu mepertimbangkan berbagai kejadian yang memiliki peluang untuk terjadi. Maknanya adalah : narasi skenario tersebut harus bisa menyampaikan pesan, bahwa kalau skenario ini yang dipilih, maka akan begini hasil akhirnya.

9. MENGKOMUNIKASIKAN SKENARIO Skenario yang telah selesai disusun, disebarluaskan melalui berbagai media; televisi, media

9. MENGKOMUNIKASIKAN SKENARIO Skenario yang telah selesai disusun, disebarluaskan melalui berbagai media; televisi, media massa, film, sandiwara, melalui seminar, diskusi, atau bentuk lainnya. Skenario ini perlu disebarluaskan untuk menyadarkan masyarakat bahwa ada lebih dari satu kemungkinan masa depan. Kemungkinan yang akhirnya akan menjadi kenyataan, antara lain ditentukan oleh apa pilihan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat pada saat ini.

CONTOH : SKENARIO INDONESIA TAHUN 2010 1. PENDEKATAN Dilakukan melalui pendekatan dialog yang diselenggarakan

CONTOH : SKENARIO INDONESIA TAHUN 2010 1. PENDEKATAN Dilakukan melalui pendekatan dialog yang diselenggarakan mulai tahun 1999 sampai 2000, sebanyak 19 kali dialog dan lokakarya di 15 kota yang berbeda. Yaitu : Bogor, Batu, Brastagi, Makasar, Mataram, Palangkaraya, Samarinda, Pekanbaru, Puncak, Pontianak, Bedugul. Jogyakarta, Kupang, Semarang, Jakarta. 2. PIHAK YANG DILIBATKAN Kalangan birokrat, militer, pengusaha, akademisi, pemuka adat, politisi, LSM, kelompok marjinal : korban penggusuran, mantan tahanan politik, anak jermal, penyandang cacat. 3. FOCAL CONCERN Masa Depan Indonesia Tahun 2010.

4. DRIVING FORCES Menghasilkan dua critical driving forces, yaitu : sistem pemerintahan dan perekonomian.

4. DRIVING FORCES Menghasilkan dua critical driving forces, yaitu : sistem pemerintahan dan perekonomian. Sistem pemerintahan mempunyai dua alternatif, yaitu demokratis dan otoriter. pemerintahan Perekonomian mempunyai dua alternatif; ekonomi pro pertumbuhan. pemerataan dan

5. MENYUSUN SKENARIO Ada empat skenario masa depan, masing-masing adalah : - Skenario 1

5. MENYUSUN SKENARIO Ada empat skenario masa depan, masing-masing adalah : - Skenario 1 : pemerintahan demokrasi – ekonomi pro pemerataan; diberi Tapi Selamat” - Skenario 2 : pemerintahan otoriter – ekonomi pro pemerataan, diberi Rahang Buaya” - Retak” judul : “Masuk Skenario 3 : pemerintahan otoriter – ekonomi pro Ujung Tanduk” - judul : “Lambat pertumbuhan, diberi judul : “Di Skenario 4 : pemerintahan demokrasi – ekonomi pro pertumbuhan, diberi judul : “Mengayuh Biduk