SKALA PENGUKURAN INSTRUMEN PENELITIAN Part II Maria Anistya

  • Slides: 39
Download presentation
SKALA PENGUKURAN & INSTRUMEN PENELITIAN (Part II) Maria Anistya Sasongko 662012001

SKALA PENGUKURAN & INSTRUMEN PENELITIAN (Part II) Maria Anistya Sasongko 662012001

Materi : D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Materi : D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN JUDUL PENELITIAN INSTRUMEN KISI-KISI INSTRUMEN ITEM-ITEM

D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN JUDUL PENELITIAN INSTRUMEN KISI-KISI INSTRUMEN ITEM-ITEM INSTRUMEN

Judul Penelitian dan Instrumen yang digunakan ▪ Judul Penelitian : GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN

Judul Penelitian dan Instrumen yang digunakan ▪ Judul Penelitian : GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI ▪ Judul tersebut terdiri atas dua variable independen (Gaya, Situasi Kepemimpinan) dan satu variable dependen (Iklim Kerja) ▪ Masing-masing instrumennya adalah : 1. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan 2. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan 3. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi

KISI INSTRUMEN ▪ Variabel yang akan diukur kemudian dijabarkan menjadi indikator variabel (kisi instrumen)

KISI INSTRUMEN ▪ Variabel yang akan diukur kemudian dijabarkan menjadi indikator variabel (kisi instrumen) kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen.

TABEL. 1 KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR GAYA KEPEMIMPINAN, SITUASI KEPEMIMPINAN DAN IKLIM

TABEL. 1 KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR GAYA KEPEMIMPINAN, SITUASI KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA ORGANISASI Variabel Penelitian Gaya Kepemimpinan Indikator 1. Kepemimpinan direktif 2. Kepemimpinan supportif 3. Kepemimpinan partisipatif Situasi Kepemimpinan 1. Hubungan pemimpin dengan anggota 1, 2, 3, 4, 5, 6 2. Tugas-tugas 7, 8, 9, 10, 11, 12 3. Power Position 13, 14, 15, 16, 17, 18 Iklim Kerja Organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Otonomi dan fleksibilitas Menaruh kepercayaan dan terbuka Simpatik dan memberi dukungan Jujur dan menghargai Kejelasan tujuan Pekerjaan yang resiko Pertumbuhan kepribadian No. item Instrumen 1, 4, 7, 10, 13, 16 2, 5, 8, 11, 14, 17 3, 6, 9, 12, 15, 18 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10 11, 12 13, 14

Penyusunan Item-item Instrumen ▪ Item-item dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen

Penyusunan Item-item Instrumen ▪ Item-item dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif antara lain : – – – sangat setuju ragu-ragu tidak setuju sangat tidak setuju ▪ Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor. ▪ Penyusunan item-item instrumen dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu: - bentuk pilihan ganda - checklist - rating scale

Contoh : 1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Gaya Kepemimpinan”, sumber data nya

Contoh : 1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Gaya Kepemimpinan”, sumber data nya bawahan dari pimpinan yang dinilai. Bentuk angket multiple choice (pilihan ganda) : Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan hasil pengamatan Bapak / Ibu/ Sdr. 1. Apakah pemimpin Anda menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 2. Apakah pemimpin Anda menunjukan hal-hal yang dapat menarik minat kerja pegawai? a. Selalu b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu dst. . .

▪ Instrumen tentang gaya kepemimpinan itu dikembangkan dari teori kepemimpinan situasional. Oleh karena itu

▪ Instrumen tentang gaya kepemimpinan itu dikembangkan dari teori kepemimpinan situasional. Oleh karena itu Gaya kepemimpinan yang baik tergantung pada stuasinya. Pada saat menjelaskan tugas-tugas kelompok maka ia harus bergaya direktif dan pada saat menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat anggotanya maka ia harus bergaya suportif dan untuk merumuskan tujuan kelompok maka ia bergaya partisipatif. ▪ Dengan instrumen tentang gaya kepemimpinan tsb, maka akan dapat digunakan untuk mengukur kualitas gaya kepemimpinan seseorang ▪ Menilai pemimpin akan lebih obyektif bila sumber datanya menggunakan berbagai kelompok yang terlibat dengan pekerjaan pimpinan. Untuk itu maka akan obyektif bila sumber datanya adalah : 1. Bawahan 2. Teman Kerja 3. Atasan (bila ada) 4. Yang bersangkutan (pemimpinnya menilai dirinya sendiri).

Contoh : 2. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Situasi Kepemimpinan”, sumber data nya

Contoh : 2. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Situasi Kepemimpinan”, sumber data nya adalah pegawai. Bentuk instrumennya checklist : Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda (√ ) pada kolom jawaban yang telah tersedia. S=Semuanya ; SB = Sebagian Besar; SK = Sebagian Kecil; TA= Tidak Ada No. Pertanyaan tentang situasi kepemimpinan 1. Apakah para pegawai memberi dukungan kepada para pemimpin? 2. Apakah terdapat kesetiakawanan di antara pegawai? 3. Apakah para pegawai patuh dal loyal kepada pimpinan? Dst. . . S SB SK TA

Contoh : 3. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Iklim Kerja Organisasi”, sumber data

Contoh : 3. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel “Iklim Kerja Organisasi”, sumber data nya adalah para pegawai. Bentuk instrumen ratingscale : Mohon dijawab item-item instrumen iklim kerja organisasi di tempat Bapak / Ibu / Sdr bekerja. Jawaban diberikan dengan memberi tanda lingkaran pada angka yang sesuai dengan pendapat Bapak / Ibu / Sdr. No Pertanyanan tentang iklim kerja organisasi Tingkat Persetujuan 1. Terdapat fleksibilitas dalam menggunakan waktu dan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi 4 3 2 1 2. Para pegawai menyetujui pendapat dan inisiatif anda 4 3 2 1 3. Pemimpin sangat menaruh kepercayaan kepada anda 4 3 2 1 Dst. . . 4= sangat setuju / baik sekali; 3= setuju / cukup baik; 2= tidak setuju / tidak baik; 1= sangat tidak setuju / sangat tidak baik

Teknik Pengumpulan Data dan Waktu Penggunaannya ▪ Angket : digunakan bila responden jumlahnya besar

Teknik Pengumpulan Data dan Waktu Penggunaannya ▪ Angket : digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. ▪ Observasi : digunakan bila proyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil. ▪ Wawancara : digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah reponden sedikit. ▪ Gabungan Ketiganya : digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat dan konsisten

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Hasil Penelitian : • Hasil Penelitian yang valid :

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Hasil Penelitian : • Hasil Penelitian yang valid : bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. • Hasil Penelitian yang reliabel : bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen : • Instrumen yang valid : alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Contoh : Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti karena meteran memang alat untuk mengukur panjang sedangkan meteran akan tidak valid bila digunakan untuk mengukur berat.

Instrumen yang reliabel : instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

Instrumen yang reliabel : instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Contoh : alat ukur panjang yang terbuat dari karet tidak reliabel/konsisten. Ada 2 macam instrumen : 1. Instrumen berbentuk tes untuk mengukur prestasi belajar 2. Instrumen berbentuk non tes untuk mengukur sikap Instrumen yang baik harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional atau teoritis telah mencerminkan apa yang diukur dan dikembangkan menurut teori sedangkan instrumen mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam instrumen disusun berdasarkan fakta empiris

▪ Penelitian mempunyai validitas internal bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan yang

▪ Penelitian mempunyai validitas internal bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan yang digunakan. ▪ Penelitian mempunyai validitas external bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan. ▪ Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi v Validitas konstruksi v Validitas isi ▪ Validitas intrumen yang berupa non test harus memenuhi v Validitas konstruksi ▪ Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi : jika instrumen tsb dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefiniskan. ▪ Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan (efektiffitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah

F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN 1. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN ü Pengujian Validitas Konstruksi

F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN 1. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN ü Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity) ü Pengujian Validitas Isi (Content Validity) ü Pengujian Validitas Eksternal 2. PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN ▪ Eksternal a. Test-retest b. Ekuivalen c. Gabungan ▪ Internal Consistency 3. Contoh Pengujian Validitas dan Reliabilitas instrumen

1. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN a. Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity) ▪ Untuk menguji validitas

1. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN a. Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity) ▪ Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). ▪ Mungkin para ahli akan memberi keputusan : instruyen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total. ▪ Instrumen diujicoba pada sampel dari mana populasi diambil (pengujian pengalaman empiris ditunjukkan pada pengujian validitas external). Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. ▪ Pengujian Validitas instrumen dilakukan dengan analisis faktor dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Jadi berdasarkan analisis faktor kita dapat menyimpulkan bahwa instrumen itu memiliki validitas kontruksi yang baik atau tidak.

▪ Contoh : Pengujian construct validity melalui analisis faktor terhadap instrumen untuk mengetahui prestasi

▪ Contoh : Pengujian construct validity melalui analisis faktor terhadap instrumen untuk mengetahui prestasi kerja pegawai. v variabel penelitian : prestasi kerja. v Berdasar teori dan hasil konsultasi ahli, indikator prestasi kerja pegawai meliputi 2 faktor: v Kualitas hasil kerja =3 pertanyaan v Kecepatan kerja =4 pertanyaan total instrumen ada 7 pertanyaan. Selanjutnya diberikan kepada 5 pegawai sebagai responden. Jawabannya di tabel 6. 8

Tabel 6. 8

Tabel 6. 8

▪ mengkorelasikan skor faktor dengan skor total : Berdasarkan tabel 6. 8 dihitung korelasi

▪ mengkorelasikan skor faktor dengan skor total : Berdasarkan tabel 6. 8 dihitung korelasi antara butir pada factor 1 dengan skor total (Y) dan korelasi antara butir pada factor 2 dengan skor total Y. ▪ mengkorelasikan antar skor item : Diperoleh hasil pada Tabel 6. 9 digunakan untuk mengecek apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak. Bila korelasi kurang dari 0, 30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

▪ Teknik statistik untuk pengujian menggunakan Rumus Korelasi Product Momen Pearson antara skor butir

▪ Teknik statistik untuk pengujian menggunakan Rumus Korelasi Product Momen Pearson antara skor butir dengan skor total ▪ Dengan : rhitung = koefisien korelasi n = jumlah responden X = skor butir Y = skor total

Tabel 6. 9

Tabel 6. 9

▪ Dari tabel 6. 8, diperoleh korelasi antara jumlah factor X 1 dengan skor

▪ Dari tabel 6. 8, diperoleh korelasi antara jumlah factor X 1 dengan skor total Y dan diperoleh 0. 85 dan antara jumlah factor 2 atau X 2 dengan skor total Y diperoleh 0. 94. Karena koefisien korelasi kedua factor tersebut lebih dari 0, 30 maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi yang valid untuk variable prestasi kerja pegawai. ▪ Berdasarkan tabel 6. 9, Butir no 3 pada factor 1 tidak valid karena butir tersebut mempunyai korelasi dengan skor total sebesar 0, 22 sehingga butir tersebut tidak selaras dengan butir yang lain. ▪ Masrun (1979) menyatakan bahwa : “ analisis untuk mengetahui daya pembeda sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27 % dan kelompok yang renda diambil 27 % dari sampel uji coba. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test.

Contoh : Suatu instrumen untuk mengukur kinerja paratur negara. Telah dikonsultasikan kepada para ahli

Contoh : Suatu instrumen untuk mengukur kinerja paratur negara. Telah dikonsultasikan kepada para ahli aparatur dan siap utk diuji coba. Uji coba dilakukan terhadap sampel 25 responden. masing-masing 27% responden dengan skor tertingi dan terendah. ▪ menguji daya pembeda dengan t –test

▪ Berdasarkan data yang ada pada tabel 6. 10 di atas dan rumus tersebut,

▪ Berdasarkan data yang ada pada tabel 6. 10 di atas dan rumus tersebut, maka varian gabungan dapat dihitung : Jadi t hitung 8, 9 Untuk mengetahui signifikan maka t hitung dibandingkan dengan t tabel. Bila t hitung > t tabel maka perbedaan itu signifikan sehingga instrumen valid. Harga t hitung > t tabel 1, 78 sehinga terdapat perbedaan yang signifikan antara X 1 dan X 2 dapt disimpulkan indstrumen itu valid. Uji ini didasarkan asumsi bahwa kelompok responden berdistribusi

b. ▪ Pengujian validitas Isi (Content Validity) Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas

b. ▪ Pengujian validitas Isi (Content Validity) Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen. dalam kisi-kisi terdapat : variabel, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir(item) pertanyaan (pertannyaan hasil penjabaran indikator) ▪ Pada setiap instrumen baik test maupun non test terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut maka setelah dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya diujicobakan dianalisis dengan analisis item atau uji beda. ▪ Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instruyen dengan skor total dan uji beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara 27 % skor kelompok atas dan 27 % skor kelompok bawah.

c. Pengujian Validitas Eksternal ▪ Validitas external instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari

c. Pengujian Validitas Eksternal ▪ Validitas external instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris di lapangan. ▪ Contoh : instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai maka kriteria kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan catatan di lapangan tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan maka dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi. ▪ Penelitian mempunyai validitas eksternal bila penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel yang lain dalam populasi yang diteliti. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian dapat dilakukan dengan meningkatkan validitas eksternal instrumen dengan memperbesar jumlah sampel

2. PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN ▪ INTERNAL a. Test-retest (stability) ▪ Dilakukan dengan mencobakan instrumen

2. PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN ▪ INTERNAL a. Test-retest (stability) ▪ Dilakukan dengan mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Sehingga dalam hal ini instrumen dan respondennya sama tetapi waktunya yang berbeda. ▪ Reliabilitasnya diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. ▪ Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.

b. Ekuivalen ▪ Pengujiannya dilakukan cukup sekali tetapi instrumennya dua pada responden yang sama,

b. Ekuivalen ▪ Pengujiannya dilakukan cukup sekali tetapi instrumennya dua pada responden yang sama, waktu yang sama, instrumen berbeda. ▪ Reliabilitas dihitung dengan mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalent. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen reliabel c. Gabungan ▪ Dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. ▪ Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Gambar 6. 2

Gambar 6. 2 Pengujian Reliabilitas Gabungan Pengujian I Skor data instrumen pertama r 1

Gambar 6. 2 Pengujian Reliabilitas Gabungan Pengujian I Skor data instrumen pertama r 1 r 5 r 6 r 3 Pengujian II Skor data instrumen pertama Skor data instrumen kedua r 4 r 2 Skor data instrumen kedua

q Internal Consistency • Dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja kemudian data yang diperoleh

q Internal Consistency • Dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu diantaranya teknik belah dua dari Prearman Brown (splits half), KR. 20, KR 21 dan Anova Hoyt. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. 1. Rumus Spearman Brown : dimana : ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan belahan kedua

▪ 2. Rumus KR 20 (Kuder Richardson) dengan ▪ K = jumlah item dalam

▪ 2. Rumus KR 20 (Kuder Richardson) dengan ▪ K = jumlah item dalam instrumen ▪ pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item i ▪ qi = 1 – pi ▪ s 2 t = variansi total

3. Rumus KR 21 dengan K = jumlah item dalam instruyen M = mean

3. Rumus KR 21 dengan K = jumlah item dalam instruyen M = mean skor total s 2 t = variansi total

4. Anova Hoyt dimana : MKs = mean kuadrat antara subyek MKe = mean

4. Anova Hoyt dimana : MKs = mean kuadrat antara subyek MKe = mean kuadrat kesalahan ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

3. CONTOH PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN ▪ Instrumen yang akan diuji adalah Instrumen

3. CONTOH PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN ▪ Instrumen yang akan diuji adalah Instrumen Gaya Kepemimpinan Manajer. Instrumen diasumsikan telah disetujui para ahli, dan dicobakan ke 30 responden. Instrumen terdiri atas 18 butir dengan 4 interval jawaban. Jawaban terendah 1 dan tertinggi 4. 1. Pengujian Validitas Instrumen ▪ Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. ▪ Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. ▪ Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0. 3, jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0, 3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. ▪ Terdapat 18 koefisien korelasi (jumlah butir 18) dan korelasi tersebut lebih besar dari 0, 3 ▪ Dari data ternyata semua item valid sehingga semua item instrumen valid.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ▪ Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ▪ Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik splits half yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. ▪ Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. ▪ Skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. ▪ Skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

▪ Koefisien korelasi tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown yaitu : ▪ Jadi

▪ Koefisien korelasi tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown yaitu : ▪ Jadi reliabilitas instrumen gaya kepemimpinan 0, 809. ▪ Berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH