SK KD Standar Kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi

  • Slides: 18
Download presentation

SK / KD Standar Kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

SK / KD Standar Kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan / penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi dasar Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

Indikator 1. Menjelaskan perbedaan system kekebalan alami dan buatan 2. Membedakan antigen dan antibodi

Indikator 1. Menjelaskan perbedaan system kekebalan alami dan buatan 2. Membedakan antigen dan antibodi 3. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing 4. Menjelaskan dampak yang terjadi bila pertahanan tubuh lemah

Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi 2. Menjelaskan fungsi antigen dan

Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi 2. Menjelaskan fungsi antigen dan antibodi pada mekanisme pertahanan tubuh 3. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing 4. Meprediksi kemungkinan yang terjadi jika pertahanan tubuh lemah

Fungsi Sistem Imun • penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh; • untuk

Fungsi Sistem Imun • penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh; • untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua; • sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya. Luar tubuh Penghalang misalnya kulit Inflamasi Dalam tubuh Non-spesifik Patogen dalam tubuh Fagositosis Luka Respon imun Imunitas humoral (antibodi) Pembekuan darah Patogen misalnya bakteri Lisozim dalam keringat Spesifik Imunitas diperantai sel (sel-sel)

Pertahanan Tubuh Alami Lisozim pada air mata Lisozim pada mukus dalam hidung Lisozim pada

Pertahanan Tubuh Alami Lisozim pada air mata Lisozim pada mukus dalam hidung Lisozim pada ludah Asam lemak dan bakteri alami Mukus dan silia pada saluran udara Asam pada lambung Lisozim pada usus halus Bakteri pada usus besar Lisozim pada urin Bakteri alami pada vagina

1. Pertahanan Tubuh Alami • Pertahanan fisik: air mata, sebum (minyak), mukus • Pertahanan

1. Pertahanan Tubuh Alami • Pertahanan fisik: air mata, sebum (minyak), mukus • Pertahanan Mekanik : rambut hidung, silia pd paru-paru • Pertahanan Kimia : air mata, mukus, saliva & keringat kimia. ( Lisozim, asam hidroklorik & laktat) mengandung zat • Pertahanan Biologis: bakteri tidak berbahaya Silia Pertahan mekanik berupasel-sel bersilia dalam saluran pernapasan

2. Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih 1. 2. 3. 4. 5. Neutrofil Eosinofil

2. Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih 1. 2. 3. 4. 5. Neutrofil Eosinofil Basofil Monosit Limfosit fagositosis reaksi alergi reaksi imflamasi fagositosis respon imun spesifik

Respon Imun 1. Respon Imun Non-spesifik (bawaan) a. Inflamasi Ø Merupakan respons lokal tubuh

Respon Imun 1. Respon Imun Non-spesifik (bawaan) a. Inflamasi Ø Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan Ø Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma b. Fagositosis Ø Oleh sel darah putih (neutrofil & monosit) Ø Menelan patogen & mencerna dgn enzim litik

2. Respon Imun spesifik (adaptif): Ø Timbul dari dua sistem berbeda yg saling bekerja

2. Respon Imun spesifik (adaptif): Ø Timbul dari dua sistem berbeda yg saling bekerja sama yaitu : * antibody-mediated immunity( imunitas humoral) a. Sel B plasma : mensekresikan antibody ke sistem sirkulasi tubuh b. Sel B memori : mengingat antigen yg spesifik c. Sel B pembelah: menghasilkan sel-sel limfosit B yg lebih banyak * cell-mediated immunity (imunitas yg diperantarai sel) a. Sel T pembantu ( helper T cell) b. Sel T pembunuh (killer T cell) c. Sel T supresor (superssor T cell)

Sumsum tulang Respon Imun Spesifik Limfosit berasal dari sel-sel stem di dalam tulang •

Sumsum tulang Respon Imun Spesifik Limfosit berasal dari sel-sel stem di dalam tulang • Antibody-Mediated Immunity • Cell-Mediated Immunity Sel stem Limfosit Sel T matang di kelenjar timus Sel B matang di limfa nodus Sel T Sel B Sel T pembunuh Sel T pembantu Mengaktivasi Sel B merespon terhadap antigen. Sel B menggandakan diri, membentuk klon -klon sel plasma yang mensekresikan antibodi Reseptor permukaan spesifik untuk anitgen “asing” Imunitas yang disebabkan sel Imunitas humoral Antigen pada permukaan organisme penginfeksi Sel T pembunuh Memori Sel T dan sel B tetap hidup sebagai sel memori. Infeksi kedua oleh antigen yang sama akan menghasilkan respon sekunder yang lebih cepat Antibodi berikatan dengan mikroorganisme untuk membunuhnya. Sel B tidak terlibat secara langsung.

Antigen & Antibody 1. Antigen atau imunogen Ø substansi kimia yang mampu merangsang sistem

Antigen & Antibody 1. Antigen atau imunogen Ø substansi kimia yang mampu merangsang sistem imun untuk menimbulkan respon spesifik. Ø Contoh antigen : bagian luar kapsul atau dinding sel bakteri Ø Ada 2 ciri penting: v Imunogenesitas : kemampuan memicu perbanyakan antibodi dan limfosit spesifik v Reakstivitas: kemampuan bereaksi dengan limfosit yang teraktivasi dan antibodi yang dilepaskan oleh reaksi kekebalan

2. Antibodi/imunoglobin ØProtein yang dibentuk sebagai respons terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan

2. Antibodi/imunoglobin ØProtein yang dibentuk sebagai respons terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut ØFungsi Utama : menonaktifkan dan menandai antigen untuk penghancuran lebih lanjut ØAda 5 imunoglobin 1. Imunoglobin G (Ig. G) : satu-satunya yang mampu melalui plasenta 2. Imunoglobin A (Ig. A) : ditemukan dalam sekresi eksternal(mukosa, urin, saliva, air mata, air susu ibu dll) 3. Imunoglobin M (Ig. M) : antibodi yang pertama kali disintesis dalam stimulus antigen oleh fetus 4. Imunoglobin D (Ig. D) : pertama kali ditemukan sebagi protein mieloma. Fungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivasi sel B 5. Imunoglobin E (Ig. E) : disekresikan oleh plasma kulit, mukosa, serta tonsil. Jika terpicu oleh antigen akan menyebabkan sel melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan reaksi alergi

Respon kekebalan 1. Ø Ø a. Respon kekebalan primer Perkenalan pertama dengan suatu antigen

Respon kekebalan 1. Ø Ø a. Respon kekebalan primer Perkenalan pertama dengan suatu antigen Ada beberapa periode atau fase: Periode laten/periode induksi : masa antara pemberian antigen dan dibentuknya antibodi dalam serum (6 -7 hari). Antigen disampaikan pada sel B, terjadi proliferasi dan diferensiasi sel B b. Periode biosintesis : * fase logaritmis : peningkatan antibodi secara logaritmis * fase mantap : kecepatan sintesis protein sama dengan kecepatan katabolismenya *fase penurunan : katabolisme antibodi lebih cepat dari sintesisnya 2. Respon kekebalan sekunder/ fase negatif

Ketidakseimbangan sitem pertahanan tubuh 1. Imunodefisiensi: kekebalan sangat lemah dan tidak mampu melawan infeksi

Ketidakseimbangan sitem pertahanan tubuh 1. Imunodefisiensi: kekebalan sangat lemah dan tidak mampu melawan infeksi berbahaya. Contoh AIDS 2. Hipersensitivitas (alergi) : respon berlebih terhadap antigen tertentu. Antigen yang menyebabkan alergi disebut : alergen 3. Autoimunitas : kegagalan sistem kekbalan tubuh untuk mengenali sel tubuhnya sendiri. 4. Isoimunitas (Alloimunitas) : tubuh mendapatkan kekbalan dari individu lain yang melawan sel tubuhnya sandiri. Contoh akibat transfusi darah

Tes Kulit

Tes Kulit

Pencegahan Penyakit • Kekebalan tubuh • aktif alami (aktivasi karena infeksi patogen), buatan (injeksi

Pencegahan Penyakit • Kekebalan tubuh • aktif alami (aktivasi karena infeksi patogen), buatan (injeksi antigen ke dalam tubuh atau vaksinasi) • pasif alami (antibodi yang diberikan dari Ibu ke bayinya), buatan (antibodi diekstrak dari individu lain kemudian disuntikkan ke tubuh orang lainnya atau serum) Pengobatan Penyakit dengan Antibiotik merupakan senyawa kimia untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Konsumsi antibiotik kepada suatu individu secara terus menerus dapat menyebabkan menurunnya kemampuan antibiotik dalam melawan penyakit, disebabkan meningkatnya jumlah baketri yang resisten terhadap antibiotik tersebut.