Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem

  • Slides: 27
Download presentation
Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Struktur Sistem Saraf Otonom • Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. • Terbagi menjadi dua

Struktur Sistem Saraf Otonom • Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. • Terbagi menjadi dua subsistem: – Sistem saraf simpatetik. – Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf Otonom • Sistem saraf otonom sistem neuron motorik – Menginervasi otot polos, otot jantung, dan kelenjar – Mengatur fungsi visceral • Denyut jantung, tekanan darah, pencernaan, dan uropoetica

Sistem Motorik Otonom dan Motorik Somatik • Sistem motorik somatik – Satu sel saraf

Sistem Motorik Otonom dan Motorik Somatik • Sistem motorik somatik – Satu sel saraf motorik memanjang dari SSP ke otot skelet – Axon bermyelinisasi dan dapat menghantarkan rangsang dengan cepat • Sistem Saraf Otonom – Rangkaian dari 2 sel saraf • Saraf preganglionik • Saraf postganglionik – Penghantaran rangsang lebih lambat karena axon tidak bermyelin 3

Pembagian Sistem Saraf Otonom • Simpatis dan parasimpatis – Rangkaian dua sel saraf •

Pembagian Sistem Saraf Otonom • Simpatis dan parasimpatis – Rangkaian dua sel saraf • Sebagian besar menginervasi struktur yang sama • Sebagian besar menyebabkan efek yang bertolak belakang • Simpatis – “fight, flight, or fright” – Teraktivasi saat latihan, gembira, dan keadaan darurat • Parasimpatis – “rest and digest” – Bekerja untuk menyimpan energi 4

Perbedaan Anatomik Sistem Simpatis dan Parasimpatis • Keluar dari daerah SSP yang berbeda –

Perbedaan Anatomik Sistem Simpatis dan Parasimpatis • Keluar dari daerah SSP yang berbeda – Simpatis divisi thoracolumbar – Parasimpatis divisi craniosacral 5

Perbedaan Anatomis Sistem Simpati dan Parasimpatis Perbedaan Parasimpatis Simpatis Panjang Serabut Lebih panjang preganglionik

Perbedaan Anatomis Sistem Simpati dan Parasimpatis Perbedaan Parasimpatis Simpatis Panjang Serabut Lebih panjang preganglionik dari pada postganglionik preganglionik Sedikit cabang dan Banyak cabang dan bersifat lokal bersifat universal Asetilkolin Norepinefrin (Adrenergik) Cabang Axon Neurotransmitter 6

Perbedaan Anatomis Sistem Simpatis dan Parasimpatis Figure 15. 4 a 7

Perbedaan Anatomis Sistem Simpatis dan Parasimpatis Figure 15. 4 a 7

Perbedaan Anatomis Sistem Simpatis dan Parasimpatis Figure 15. 4 b 8

Perbedaan Anatomis Sistem Simpatis dan Parasimpatis Figure 15. 4 b 8

Sistem Parasimpatis • Yang berasal dari cranial – Keluar dari otak – Mempersarafi organ

Sistem Parasimpatis • Yang berasal dari cranial – Keluar dari otak – Mempersarafi organ di kepala, leher, thorax, dan abdomen • Yang berasal dari sacral – Mempersarafi organ abdomen dan pelvis yang lain 9

Sistem Parasimpatis 1015. 5 Figure

Sistem Parasimpatis 1015. 5 Figure

Sistem Simpatis • Pengaturan – Keluar dari medulla spinalis segmen T 1 -L 2

Sistem Simpatis • Pengaturan – Keluar dari medulla spinalis segmen T 1 -L 2 – Serabut preganglionik berasal dari cornu lateralis medulla spinalis – Mempersarafi organ viscera dan permukaan tubuh – Mempunyai lebih banyak ganglion dibandingkan sistem parasimpatis W. Winami W. - Anatomi FK UKRIDA 11

Sistem Simpatis 12

Sistem Simpatis 12

Sistem Simpatis pada Extremitas • Mempersarafi – Kelenjar keringat – Pembuluh darah perifer 13

Sistem Simpatis pada Extremitas • Mempersarafi – Kelenjar keringat – Pembuluh darah perifer 13

Pengendalian SSP pada Sistem Saraf Otonom • Dikontrol oleh otak dan medulla spinalis –

Pengendalian SSP pada Sistem Saraf Otonom • Dikontrol oleh otak dan medulla spinalis – Formatio reticularis yang paling banyak berpengaruh langsung, terutama : • Medulla oblongata • Substantia grisea periaquaductus – Kontrol oleh hipotalamus dan corpus amygdaloideum • Hipotalamus pusat integrasi utama sistem saraf otonom • Corpus amygdaloideum regio limbik utama yang mengatur cortex – Dikontrol oleh cortex hemispherium cerebri 14

Perkembangan Sistem Saraf Otonom • Perkembangan sistem simpatis – Beberapa sel bermigrasi ke ventral

Perkembangan Sistem Saraf Otonom • Perkembangan sistem simpatis – Beberapa sel bermigrasi ke ventral membentuk ganglia truncus symphaticus – Sel lain bermigrasi membentuk ganglia prevertebralis • Efisiensi sistem saraf otonom menurun seiring dengan pertambahan usia – Konstipasi karena mobilitas traktus gastrointestinal berkurang – Mata kering karena pembentukan air mata berkurang W. Winami W. - Anatomi FK UKRIDA 15

Gangguan Sistem Saraf Otonom • Penyakit Raynaud ditandai oleh konstriksi pembuluh darah – Dipicu

Gangguan Sistem Saraf Otonom • Penyakit Raynaud ditandai oleh konstriksi pembuluh darah – Dipicu oleh pajanan dingin atau tekanan emosi • Hipertensi tekanan darah tinggi – Dapat disebabkan oleh vasokonstriksi karena reaksi simpatis berlebihan W. Winami W. - Anatomi FK UKRIDA 16

Gangguan Sistem Saraf Otonom • Reaksi refleks massal – Aktivasi saraf otonom dan somatomotorik

Gangguan Sistem Saraf Otonom • Reaksi refleks massal – Aktivasi saraf otonom dan somatomotorik yang tidak terkontrol – Menyebabkan quadriplegik dan paraplegik • Akalasia Kardia Lambung – Gangguan persarafan otonom pada esofagus W. Winami W. - Anatomi FK UKRIDA 17

FUNGSI Luhur adalah Fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi Kebutuhan jasmani dan rohani sesuai

FUNGSI Luhur adalah Fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi Kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai Moral yang berlaku Terdiri Dari : - KOGNISI - MEMORI - BAHASA - EMOSI - VISUOSPATIAL

FUNGSI KOGNISI Proses mental untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian terhadap suatu hal hingga melahirkan

FUNGSI KOGNISI Proses mental untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian terhadap suatu hal hingga melahirkan tindakan Proses kognisi antaranya • SENSASI • PERSEPSI, • ASOSIASI • PIKIRAN • PERHATIAN, • PERTIMBANGAN • MEMORI

FUNGSI BAHASA • Bahasa verbal Hasil pemikiran/konsep/opini dengan menggunakan simbol bahasa dan tata bahasa

FUNGSI BAHASA • Bahasa verbal Hasil pemikiran/konsep/opini dengan menggunakan simbol bahasa dan tata bahasa melalui bentuk lisan maupun tulisan. • Bahasa non-verbal Ekspresi emosi untuk memperjelas bahasa verbal dengan intonasi, gerakan mata, kepala, badan, isyarat, body language/ bahasa isyarat.

Area Bahasa 1. Area RESEPTIF : a. Area Wernicke (area 22) untuk bahasa yang

Area Bahasa 1. Area RESEPTIF : a. Area Wernicke (area 22) untuk bahasa yang didengar b. Area Girus angularis (area 39) untuk bahasa yang dilihat 2. Area EKSPRESIF a. Area Broca (area 44)

Fungsi Memori Sensory input

Fungsi Memori Sensory input

Fungsi Emosi STRUKTUR ANATOMI OTAK UNTUK EMOSI Sistem Limbik (antara DIENSEFALON dan BATANG OTAK

Fungsi Emosi STRUKTUR ANATOMI OTAK UNTUK EMOSI Sistem Limbik (antara DIENSEFALON dan BATANG OTAK dengan CEREBRUM) Terdiri dari: • AMIGDALA- AMIGDALA • SEPTUM (DINDING) • HIPOKAMPUS • GIRUS SINGULATUS • THALAMUS ANTERIOR DAN HIPOTALAMUS Teori Sirkuit PAPEZ (1958) Bagian otak yang mengurus emosi adalah HIPOKAMPUS, AMIGDALA, CORPUS MAMILLARE, NUCLEI ANTERIOR THALAMUS, dan GIRUS SINGULATUS.

Fungsi Visuospatial FUNGSI HEMISFER KANAN, BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI : • - PENGAMATAN • -

Fungsi Visuospatial FUNGSI HEMISFER KANAN, BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI : • - PENGAMATAN • - PERLINDUNGAN DIRI DAN LINGKUNGAN • GANGGUAN PERSEPSI VISUAL: • - HEMISPATIAL NEGLECT (Pengabaian Ruang) • - ANOSOGNOSIA • GANGGUAN GERAKAN VISUAL (integrasi visuo-motor) - GANGGUAN KONSTRUKSI (apraksia konstruksional) • - GANGGUAN BERPAKAIAN (apraksia berpakaian)

References 1. Ganong WF (2005). Review of Medical Physiology, 22 nd ed. Chapters 5

References 1. Ganong WF (2005). Review of Medical Physiology, 22 nd ed. Chapters 5 & 16, Pages: 116, 266 - 277. 2. Guyton AC & Hall JE (2006). Textbook of Medical Physiology, 11 th ed. Chapter 57, Pages: 714 – 727. 3. Tortora GJ & Derrickson B (2006). Principles of Anatomy and Physiology, 11 th ed. Chapter, Pages: 496 – 499, 567 – 568. 4. Ganong WF (1993). Review of Medical Physiology, 16 th ed. Chapters 16, Pages: 241 - 251.