Sistem Koordinasi SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON

  • Slides: 70
Download presentation
Sistem Koordinasi SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON

Sistem Koordinasi SISTEM SARAF SISTEM INDERA SISTEM HORMON

3 komponen untuk menanggapi rangsang: • RESEPTOR Indera • SISTEM SARAF menerima, mengolah, meneruskan

3 komponen untuk menanggapi rangsang: • RESEPTOR Indera • SISTEM SARAF menerima, mengolah, meneruskan rangsang dan hasil olahan rangsang • EFEKTOR Otot dan Kelenjar

NEURON • Macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran – Unipolar – Bipolar – Multipolar •

NEURON • Macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran – Unipolar – Bipolar – Multipolar • Macam-macam neuron berdasarkan fungsi: – Sensorik – Motorik – Konektor / Interneuron

Sinapsis (sinaps): sambungan antar neuron • Neuron prasinaps impuls Neuron pascasinaps • Melibatkan neurotransmiter

Sinapsis (sinaps): sambungan antar neuron • Neuron prasinaps impuls Neuron pascasinaps • Melibatkan neurotransmiter – Asetilkolin (di seluruh tubuh) – Noradrenalin (di sis. saraf simpatetik) – Serotonin, Dopamin (di otak) • 3 macam sinaps berdasarkan tempat: – Aksosomatik (akson – badan sel) – Aksodendritik (akson – dendrit) – Aksoaksonik (akson – akson)

Jalannya impuls saraf

Jalannya impuls saraf

GERAK • Gerak sadar/biasa Reseptor Sensorik Otak Motorik Efektor (diolah) • Gerak refleks (lengkung

GERAK • Gerak sadar/biasa Reseptor Sensorik Otak Motorik Efektor (diolah) • Gerak refleks (lengkung refleks) Reseptor Sensorik Konektor Motorik Efektor – Refleks otak (jika konektornya terdapat di otak) – Refleks sumsum tulang belakang (jika konektornya terdapat di sumsum tulang belakang)

PENGGOLONGAN SISTEM SARAF • SISTEM SARAF PUSAT – Otak – Sumsum tulang belakang •

PENGGOLONGAN SISTEM SARAF • SISTEM SARAF PUSAT – Otak – Sumsum tulang belakang • SISTEM SARAF TEPI – Saraf somatik – Saraf otonom • Saraf simpatik • Saraf parasimpatik

 • Otak / Encephalon Otak besar (cerebrum) – Lobus: • • Lobus oksipitalis

• Otak / Encephalon Otak besar (cerebrum) – Lobus: • • Lobus oksipitalis (bagian belakang) Lobus temporalis (bagian pelipis) Lobus frontalis (bagian dahi) Lobus parietalis (bagian ubun-ubun) • Otak tengah (mesensefalon) gerakan mata • Otak depan – Talamus menerima semua rangsangan dari reseptor (kecuali bau) – Hipotalamus pengaturan suhu, emosi – Infundibulum pangkal hipofisis • Otak kecil (cerebelum) keseimbangan, koordinasi gerak otot sadar • Jembatan Varol menghubungkan otak kecil kiri dan kanan • Sumsum lanjutan (medula oblongata) pernafasan, detak jantung, batuk, bersin (refleks)

Bagian-bagian otak • Otak besar (serebrum) – Lapisan: • Korteks • Medula – Belahan:

Bagian-bagian otak • Otak besar (serebrum) – Lapisan: • Korteks • Medula – Belahan: • Kiri • kanan – Lobus: • • Lobus oksipitalis (bagian belakang) Lobus temporalis (bagian pelipis) Lobus frontalis (bagian dahi) Lobus parietalis (bagian ubun-ubun) ingatan, fungsi sensorik – Area: • Area sensorik • Area motorik • Area asosiasi

SELAPUT OTAK DAN SUMSUM TULANG BELAKANG Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput

SELAPUT OTAK DAN SUMSUM TULANG BELAKANG Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput yang bernama meninges. Meninges dibagi menjadi 3: • Piameter lapisan dalam, banyak pembuluh darah • Araknoid lapisan tengah Ø Ruang Subaraknoid Berisi cairan serebrospinal fungsi: meredam benturan (pelindung) • Durameter lapisan luar

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis • Bagian luar berwarna putih, berisi serabut saraf

Sumsum Tulang Belakang / Medula Spinalis • Bagian luar berwarna putih, berisi serabut saraf • Bagian dalam berwarna kelabu, berisi badan sel (bentuk huruf H) - Sayap ventral neuron motorik - Sayap dorsal neuron sensorik

SISTEM SARAF TEPI / PERIFER • Fungsi: menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh.

SISTEM SARAF TEPI / PERIFER • Fungsi: menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. • Dua macam sistem saraf tepi berdasarkan arah impuls: – Sistem saraf aferen dari reseptor ke saraf pusat – Sistem saraf eferen dari saraf pusat ke efektor • Dua macam sistem saraf tepi berdasarkan cara kerjanya: – Sistem saraf somatik – Sistem saraf otonom

 • Sistem saraf somatik – Mengatur gerakan yang disadari, cth: gerakan kepala, badan,

• Sistem saraf somatik – Mengatur gerakan yang disadari, cth: gerakan kepala, badan, dan anggota gerak. – Terdiri dari: • 12 pasang saraf otak / saraf kranial • 31 pasang saraf sumsum tulang belakang / saraf spinal • Sistem saraf otonom – Disebut juga sistem saraf tak sadar – Terdiri dari: • Sistem saraf simpatik memacu kerja organ, kecuali pada alat pencernaan. • Sistem saraf parasimpatik menghambat kerja organ, kecuali pada alat pencernaan. q Sistem saraf simpatik dan parasimpatik bekerja secara antagonis / berlawanan

12 PASANG SISTEM SARAF KRANIAL

12 PASANG SISTEM SARAF KRANIAL

8 pasang saraf leher 12 pasang saraf punggung 31 PASANG SARAF SPINAL 5 pasang

8 pasang saraf leher 12 pasang saraf punggung 31 PASANG SARAF SPINAL 5 pasang saraf pinggang 5 pasang saraf pinggul 1 pasang saraf ekor

Pleksus (gabungan) urat saraf: • Plexus cervicalis gabungan urat saraf leher • Plexus branchialis

Pleksus (gabungan) urat saraf: • Plexus cervicalis gabungan urat saraf leher • Plexus branchialis gabungan urat saraf lengan atas • Plexus lumbo sakralis gabungan urat saraf punggung dan pinggang

Golongan obat dan pengaruhnya terhadap sistem saraf • Sedatif menurunkan aktivitas otak cth: valium,

Golongan obat dan pengaruhnya terhadap sistem saraf • Sedatif menurunkan aktivitas otak cth: valium, barbiturat, obat tidur • Stimulan mempercepat kerja otak cth: kokain • Halusinogen cth: ganja/mariyuana, ekstasi, sabu-sabu • Painkiller cth: morfin, heroin, opium (candu)

Gangguan pada sistem saraf manusia • Epilepsi kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala,

Gangguan pada sistem saraf manusia • Epilepsi kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak • Neuritis • Alzheimer kurang kemampuan mengingat, hilangnya memori, membaca, menulis, berjalan. • Amnesia • Parkinson sejumlah neuron rusak, produksi dopamin tdk cukup, asetilkolin tidak terhambat, shg kontraksi otot tdk terkendali (tremor) di leher, bahu, bibir, kepala, tangan, kaki. • Meningitis radang/infeksi selaput otak karena bakteri Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, infeksi virus, jamur, tumor.

Mata Lidah Telinga Indera Hidung Kulit

Mata Lidah Telinga Indera Hidung Kulit

HIDUNG

HIDUNG

Hidung • Merupakan kemoreseptor. • Saraf pembau : olfaktori – Letak: rongga hidung bagian

Hidung • Merupakan kemoreseptor. • Saraf pembau : olfaktori – Letak: rongga hidung bagian atas • Di rongga hidung terdapat: – rambut-rambut halus – selaput lendir melarutkan zat kimia dalam udara yang masuk ke rongga hidung

 • GANGGUAN PADA INDERA PENCIUMAN – Anosmia Kehilangan kemampuan untuk membau karena beberapa

• GANGGUAN PADA INDERA PENCIUMAN – Anosmia Kehilangan kemampuan untuk membau karena beberapa hal: - cedera otak - tumor - keracunan Pb - faktor genetik - dsb.

LIDAH • Memiliki kemoreseptor. • Permukaannya kasar karena mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut papila. •

LIDAH • Memiliki kemoreseptor. • Permukaannya kasar karena mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut papila. • Daerah yang peka terhadap rasa terdapat di celah-celah papila. Daerah tersebut dinamakan tunas/kuncup pengecap. • Tunas/kuncup pengecap merupakan kumpulan reseptor yang berhubungan dengan neuron sensori.

Figure 29. 6

Figure 29. 6

Pembagian daerah kuncup pengecap pada lidah berdasarkan kepekaan terhadap jenis rasa: • • Pangkal

Pembagian daerah kuncup pengecap pada lidah berdasarkan kepekaan terhadap jenis rasa: • • Pangkal (belakang): pahit Tepi kiri dan kanan: asam Tepi (kiri, kanan, depan): asin Ujung (depan): manis

MATA Di bagian dalam kelopak mata atas terdapat kelenjar air mata (kelenjar lakrimalis) yang

MATA Di bagian dalam kelopak mata atas terdapat kelenjar air mata (kelenjar lakrimalis) yang berfungsi membasahi bola mata dan membersihkan benda asing.

Bagian-bagian mata:

Bagian-bagian mata:

Dinding Bola Mata: • Sklera (berwarna putih) – Kornea lapisan transparan di bagian depan

Dinding Bola Mata: • Sklera (berwarna putih) – Kornea lapisan transparan di bagian depan • Koroid banyak mengandung pembuluh darah – Pupil (celah di depan) – Iris (lapisan berwarna di sekitar pupil) • Retina / selaput jala – Terdapat sel-sel yang peka terhadap cahaya (fotoreseptor) • Sel batang/basilus berfungsi pada keadaan gelap, mendeteksi bentuk benda • Sel kerucut/konus berfungsi pada keadaan terang, membedakan warna. – Bintik kuning / fovea bagian yang paling peka (paling banyak mengandung fotoreseptor) – Bintik buta bagian yang tidak memiliki fotoreseptor

CAIRAN PADA MATA • Aqueus humor (di antara lensa dan kornea) • Vitreus humor

CAIRAN PADA MATA • Aqueus humor (di antara lensa dan kornea) • Vitreus humor (di dalam bola mata)

Lensa mata • Berfungsi memfokuskan bayangan pada retina • Kemampuan lensa mata untuk mencembung

Lensa mata • Berfungsi memfokuskan bayangan pada retina • Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih disebut daya akomodasi mata. Otot pada mata (muskulus siliaris) �Melekat pada dinding koroidea �Mengatur daya akomodasi mata

 • GANGGUAN PADA MATA – Miopi rabun jauh. Bola mata terlalu panjang /

• GANGGUAN PADA MATA – Miopi rabun jauh. Bola mata terlalu panjang / lensa terlalu cembung. Bayangan jatuh di depan retina. Diatasi dengan kacamata berlensa cekung (-). – Hipermetropi rabun dekat. Bola mata terlalu pendek / lensa terlalu pipih. Bayangan jatuh di belakang retina. Diatasi dengan kacamata berlensa cembung (+). – Presbiopi mata tua / rabun dekat dan jauh. Karena daya akomodasi mata berkurang. Diatasi dengan kacamata berlensa ganda.

– Astigmatis silindris Lengkungan permukaan kornea/lensa tidak rata. Diatasi dengan kacamata berlensa silindris /

– Astigmatis silindris Lengkungan permukaan kornea/lensa tidak rata. Diatasi dengan kacamata berlensa silindris / silinder.

– Katarak bular mata Lensa mata menjadi kabur dan keruh tidak dapat tembus cahaya.

– Katarak bular mata Lensa mata menjadi kabur dan keruh tidak dapat tembus cahaya. Mata berair, gatal. Penyebab: penambahan usia, sinar UV. Diatasi dengan tindakan operasi. – Rabun senja / rabun ayam Tidak dapat melihat dengan baik jika cahaya kurang (senja/malam). Penyebab: kekurangan vitamin A.

– Buta Warna Penyebab: tidak memiliki satu jenis sel kerucut atau lebih. Beberapa jenis

– Buta Warna Penyebab: tidak memiliki satu jenis sel kerucut atau lebih. Beberapa jenis buta warna: - Buta warna sebagian (merah/hijau/biru) - Buta warna total Merupakan penyakit keturunan yang berkait dengan kromosom X. Laki-laki memiliki kemungkinan mengalami buta warna lebih besar daripada perempuan. – Glaukoma Adanya tekanan yang berlebih dalam bola mata (intraokuler). Penyebab: sumbatan pada saluran bola mata, cairan bola mata yang berlebihan.

MATA NORMAL GLAUKOMA AWAL GLAUKOMA AKHIR

MATA NORMAL GLAUKOMA AWAL GLAUKOMA AKHIR

TELINGA

TELINGA

TIGA BAGIAN TELINGA • Bagian luar – Daun telinga (pinna) – Saluran telinga –

TIGA BAGIAN TELINGA • Bagian luar – Daun telinga (pinna) – Saluran telinga – Membran timpani (gendang telinga) • Bagian tengah – Tulang martil / malleus – Tulang landasan / incus – Tulang sanggurdi / stapes Terdapat tuba Eustachius yang berhubungan dengan tenggorokan untuk menyeimbangkan tekanan udara

 • Bagian dalam – Labirin osea – Labirin membranasea Dilapisi sel epitel, berisi

• Bagian dalam – Labirin osea – Labirin membranasea Dilapisi sel epitel, berisi cairan endolimfe • Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semisirkularis) • Vestibula • Koklea (rumah siput) – Skala vestibuli – Skala media terdapat organon korti – Skala timpani

Telinga juga berperan sebagai alat keseimbangan dengan adanya tiga saluran setengah lingkaran dan vestibula

Telinga juga berperan sebagai alat keseimbangan dengan adanya tiga saluran setengah lingkaran dan vestibula

 • GANGGUAN PADA TELINGA – Radang telinga Karena infeksi bakteri, virus, fungi, dsb.

• GANGGUAN PADA TELINGA – Radang telinga Karena infeksi bakteri, virus, fungi, dsb. – Otosklerosis Adanya pertumbuhan berlebihan pada tulang osikel yang memengaruhi penghantaran bunyi. Otosklerosis yang terjadi pada tulang martil dan landasan seringkali tidak terdeteksi, tetapi jika terjadi pada tulang sanggurdi dapat menyebabkan kekakuan sehingga tidak dapat menghantar getaran ke koklea. Gejala: mengalami tinitus (bising/berdengung dalam telinga) Diatasi dengan operasi

KULIT Reseptor banyak terdapat di bagian dermis JENIS-JENIS RESEPTOR PADA KULIT • Reseptor tekanan

KULIT Reseptor banyak terdapat di bagian dermis JENIS-JENIS RESEPTOR PADA KULIT • Reseptor tekanan / paccini • Reseptor sentuhan / meisner • Reseptor sakit DI EPIDERMIS • Reseptor panas / ruffini • Reseptor dingin / krause

SISTEM HORMON • DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN • DIALIRKAN MELALUI PEMBULUH DARAH • PADA

SISTEM HORMON • DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN • DIALIRKAN MELALUI PEMBULUH DARAH • PADA UMUMNYA MENGHANTAR RANGSANG SECARA LAMBAT

HIPOFISIS/ PITUITARI/ MASTER OF GLANDS PLASENTA OVARIUM, TESTIS PANKREAS (PULAU-PULAU LANGERHANS) SISTEM HORMON (KELENJAR

HIPOFISIS/ PITUITARI/ MASTER OF GLANDS PLASENTA OVARIUM, TESTIS PANKREAS (PULAU-PULAU LANGERHANS) SISTEM HORMON (KELENJAR ENDOKRIN) TIROID / GONDOK PARATIROID / ANAK GONDOK TIMUS SUPRARENALIS / ADRENAL / ANAK GINJAL

Sintesis protein, metabolisme lemak, pertumbuhan tulang STH, GH Pertumbuhan kelenjar tiroid utk sekresi tiroksin

Sintesis protein, metabolisme lemak, pertumbuhan tulang STH, GH Pertumbuhan kelenjar tiroid utk sekresi tiroksin TSH Aktivitas kulit ginjal utk sekresi glukokortikoid ACTH LOBUS ANTERIOR Pelihara korpus luteum utk produksi progesteron dan ASI PRL / LTH Pematangan folikel ovarium utk menghasilkan estrogen ; merangsang spermatogenesis FSH Pematangan folikel ovarium utk menghasilkan progesteron LH HIPOFISIS Merangsang sel interstitial testis utk produksi testosteron ICSH PARS INTERMEDIA LOBUS POSTERIOR MSH OKSITOSIN VASOPRESIN / ADH Menyebarkan melanin Merangsang otot polos dinding uterus dan sel kelenjar susu Reabsorbsi air di ginjal

TIROKSIN TIROID / GONDOK TRIYODOTIRONIN KALSITONIN PARATIROID / ANAK GONDOK PARATHORMO N Meningkatkan metabolisme

TIROKSIN TIROID / GONDOK TRIYODOTIRONIN KALSITONIN PARATIROID / ANAK GONDOK PARATHORMO N Meningkatkan metabolisme tubuh Pengendapan kalsium di tulang Mengatur konsentrasi ion Ca dan Fosfor Absorpsi Ca dari usus Ekskresi Ca dari ginjal Pelepasan Ca dari tulang

Pematangan sel limfosit T (pertahanan tubuh) TIMUS SOMATOTROPIN Pertumbuhan di masa kanak-kanak

Pematangan sel limfosit T (pertahanan tubuh) TIMUS SOMATOTROPIN Pertumbuhan di masa kanak-kanak

KORTEKS KORTISON MINERALOKORTIKOID: metabolisme Na & K, keseimbangan hormon seks GLUKOKORTIKOID: metabolisme karbohidrat ADRENALIN

KORTEKS KORTISON MINERALOKORTIKOID: metabolisme Na & K, keseimbangan hormon seks GLUKOKORTIKOID: metabolisme karbohidrat ADRENALIN MEDULA NORADRENALIN Meningkatkan denyut jantung, pernapasan, tek. darah; mengubah glikogen jadi glukosa Menurunkan denyut jantung, pernapasan, tek. darah

INSULIN Merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen PANKREAS GLUKAGON Mengubah glikogen menjadi glukosa

INSULIN Merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen PANKREAS GLUKAGON Mengubah glikogen menjadi glukosa

ESTROGEN (oleh folikel de Graaf) Tanda kelamin sekunder wanita PROGESTERON (oleh korpus luteum) Mempersiapkan

ESTROGEN (oleh folikel de Graaf) Tanda kelamin sekunder wanita PROGESTERON (oleh korpus luteum) Mempersiapkan dinding uterus utk menerima ovum yg sudah dibuahi OVARIUM Spermatogenesis TESTIS TESTOSTERON Tanda kelamin sekunder pria

GONADOTROPIN KORION ESTROGEN Meningkatkan pertumbuhan korpus luteum dan sekresi estrogen, progesteron Pertumbuhan organ kelamin

GONADOTROPIN KORION ESTROGEN Meningkatkan pertumbuhan korpus luteum dan sekresi estrogen, progesteron Pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin PLASENTA PROGESTERON SOMATOTROPIN Perkembangan jaringan dan organ janin Pertumbuhan jaringan janin dan perkembangan payudara ibu utk menghasilkan ASI

Kelainan sistem hormon • • Kretinisme kekurangan GH/STH Gigantisme kelebihan GH/STH saat anak-anak Akromegali

Kelainan sistem hormon • • Kretinisme kekurangan GH/STH Gigantisme kelebihan GH/STH saat anak-anak Akromegali kelebihan GH/STH saat dewasa Gondok pembengkakan kelenjar tiroid (kurang yodium) Tetani kekuragan parathormon Von Recklinghousen kerapuhan tulang krn kelebihan parathormon Adison kerusakan di korteks kelenjar adrenal Diabetes melitus kekurangan hormon insulin