Sistem Komunikasi Kabel Laut disingkat SKKL adalah sistem
Sistem Komunikasi Kabel Laut disingkat SKKL adalah sistem komunikasi menggunakan media transmisi kabel yang ditanam atau diletakkan di dasar laut untuk menghubungkan komunikasi antar pulau atau antar negara. Teori SKKL Halaman 1
n Ditinjau dari media transmisinya Kabel Laut ada dua macam: u Kabel Laut Coaxial (Analog) u Kabel Laut Serat Optik (Digital) n Sistem Komunikasi Kabel Laut Analog dengan media transmisi kabel coaxial merupakan SKKL generasi lama, menggunakan multiplek sistem FDM (Frequency Division Multiplexing). Bandwidth frekuensi yang digunakan antara 9 s/d 14 Mhz atau setara 480 s/d 1380 kanal suara dengan modulasi SSB (Single Side Band). n Sistem Komunikasi Kabel Laut Digital dengan media transmisi kabel serat optik single mode merupakan SKKL generasi baru, menggunakan teknik pengkodean PCM (Pulse Code Modulation) dan multiplek sistem TDM (Time Division Multiplexing). Sinyal electrik digital diubah menjadi sinyal cahaya dengan panjang gelombang pada 1310 atau 1550 nm. Teori SKKL Halaman 2
Tabel perkembangan SKKL Serat Optik SKKL OS-280 OS-560 OS-A OS-W OS-DW 10 G Bit Rate 280 Mbps 560 Mbps 5 Gbps 20 Gbps 100 Gbps 640 Gbps Capacity 3. 840 Ch 7. 680 Ch 60. 480 Ch 241. 920 Ch 1. 209. 600 Ch 7. 741. 440 Ch Wavelength 1310 nm 1550 nm 1552 -1560 nm 1545 -1560 nm Wavelength 1 280 Mbps 1 560 Mbps 1 5 Gbps 8 2, 5 Gbps 40 40 2, 5 Gbps 64 64 10 Gbps Repeater Regenerate Optical Amp Rptr spacing 50 – 70 km 120 – 150 km 30 – 95 km 65 – 90 km Multiplex PDH SDH - WDM SDH - DWDM Application TPC-3 SMW-2 APCN SMW-3 China - US NAVA-1 RFS year 1989 1993 1997 1999 2000 2002 Kapasitas transmisi SKKL tersebut diatas dihitung per fiber pair. Jika jumlah fiber pair yang dipasang lebih dari satu, maka kapasitas total akan merupakan kelipatannya. Teori SKKL Halaman 3
n SKKL Serat Optik memiliki keunggulan dibandingkan SKKL Coaxial diantaranya sebagai berikut: u Kapasitas transmisi besar (bandwidth lebar dg kecepatan tinggi). u Tahan interferensi EMI maupun RFI. u Jarak antar Repeater lebih jauh. u Ukuran peralatan yang relatif lebih kecil dan ringan. u Noise lebih rendah n Ditinjau dari interkoneksinya SKKL ada dua macam: u SKKL point to point (hanya dua landing station). u SKKL multi point (lebih dari dua landing station). n Ditinjau dari jaraknya SKKL ada dua macam : u SKKL jarak dekat, tanpa repeater. u SKKL jarak jauh, dengan repeater. Teori SKKL Halaman 4
Konfigurasi SKKL point to point dengan repeater (hanya dua landing station) SLTE LME SSE Teori SKKL RPTR CTB PFE SLTE LME SSE Halaman 5
Konfigurasi SKKL multi point (tiga landing station) SLTE LME RPTR BU CTB PFE LME SSE CTB SLTE Teori SKKL SLTE PFE LME SSE Halaman 6
n Secara garis besar konfigurasi SKKL dibagi dua perangkat utama: u u n Perangkat Terminal (Dry Plant) Perangkat Bawah Laut (Wet Plant) Perangkat Terminal terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Teori SKKL SLTE (Submarine Line Terminal Equipment) CTB (Cable Terminating Box) PFE (Power Feeding Equipment) LME (Line Monitoring Equipment) SSE (System Supervisory Equipment) MUX (Multiplexer) DXC (Digital Cross Connect) DDF (Digital Distribution Frame) Halaman 7
n Perangkat Bawah Laut terdiri dari: 1. 2. 3. 4. n Kabel Repeater Equalizer BU (Branching Unit) Performansi SKKL. u u Teori SKKL Performansi SKKL sangat dipengaruhi oleh panjang sistem dan teknologi yang digunakan. Performansi SKKL Coax dinyatakan dalam SNR (Signal to Noise Ratio) mencapai 60 d. B. Performansi SKKL Serat Optik dinyatakan dalam Q factor mencapai 11 d. B dan dalam BER (Bit Error Rate) setelah melalui proses FEC (Forward Error Correction) mencapai < 10 -11. Availability SKKL didisain mencapai 99, 9995%. Halaman 8
n Kehandalan SKKL. u u u Umur pakai SKKL didisain hingga 25 tahun, artinya selama 25 tahun SKKL harus memiliki performansi yang tetap baik tanpa memerlukan perbaikan apapun yang diakibatkan oleh kerusakan internal. Untuk meningkatkan kehandalan, maka tiap perangkat yang terbuat dari komponen aktif didisain memiliki redundansi. Kehandalann SKKL dinyatakan dalam: F F F u u u Teori SKKL Failure Rate atau FIT (Failure in Times). MTBF (Mean Time Before Failure). MTTR (Mean Time to Repair). FIT adalah jumlah rata-rata kerusakan selama 109 jam operasional. Yang menentukan nilai FIT adalah sipembuat perangkat itu sendiri. MTBF adalah lama waktu operasional sebelum mengalami kerusakan, bisa dihitung dari nilai FIT. MTTR adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan. Halaman 9
u Contoh nilai FIT untuk perangkat bawah laut SMW 3 -S 3 WDM 8 Fujitsu yang membentang sepanjang 4757 km dari Tuas Singapura hingga ke Perth Australia dengan branch di Jakarta yaitu: F F u Repeater Equalizer Unit Branching Unit Jadi total FIT Maka Nilai MTBF dari perangkat di atas dapat dihitung sbb: F MTBF (tahun) = 109 / ( FIT x 365 x 24) = 109 / (1538, 8 x 365 x 24) = 74, 2 tahun Catatan: Teori SKKL : 24, 6 FIT pada 270 C sebanyak 60 unit : 2 FIT pada 270 C sebanyak 8 unit : 46, 8 FIT pada 270 C sebanyak 1 unit : (24, 6 x 60) + (2 x 8) + (46, 8 x 1) = 1538, 8 FIT Data FIT tersebut di atas diambil dari buku SMW 3 -S 3 Segment Description Ref. No. SMW 3/S 3 -TRH-S 001, Issue-1: Dec 1997. Halaman 10
n Fungsi umum dari perangkat SKKL Coax dan SKKL Serat Optik hampir sama, namun cara kerjanya yang berbeda. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang fungsi dan cara kerja tiap perangkat SKKL akan difokuskan khusus pada perangkat SKKL serat optik dengan aplikasi WDM 8. 1. SLTE (Submarine Line Terminal Equipment) u u Teori SKKL Fungsi umum SLTE adalah mentransmisikan sinyal dari MUX dan OW ke kabel serat optik dan sebaliknya. SLTE WDM 8 adalah perangkat transmisi berkecepatan tinggi untuk mentransmisikan delapan sinyal STM-16 (2, 488 Mbps). Untuk meningkatkan kualitas transmisi, maka diterapkan proses FEC (Forward Error Correction) pada setiap sinyal STM-16 yang kemudian dikonversi masing-masing menjadi sinyal 2, 666 Gbps. Kedelapan sinyal tersebut digabung dengan proses WDM untuk kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik. Disisi penerima terjadi proses sebaliknya. Halaman 11
Konfigurasi SLTE WDM 8 Transmitter SLTE MAIN 1 STM-16 Input (W) O/E FEC-S OS (SCR) O/E FEC-S SV Signal POST AMP TX WORKING STM-16 Input (P) SLTE COM CPL OS (SCR) POST AMP TX PROTECTION Power & Wavelength Control Teori SKKL 1 2 3 4 5 6 7 8 RPTR SV INF SSE sv WDM CPL (TX) POST AMP CPL WDM Line OUT Signal Line Signal Monitor Halaman 12
Konfigurasi SLTE WDM 8 Receiver SLTE MAIN 4 STM-16 Output (W) E/O OR (DSCR) FEC-R DCF PRE AMP RX WORKING CPL STM-16 Output (P) SV RX Signal Teori SKKL E/O OR (DSCR) FEC-R RX PROTECT SV PRE AMP SLTE COM 1 DCF OPT AMP 2 DCF OPT AMP 3 DCF OPT AMP 4 DCF OPT AMP 5 DCF OPT AMP 6 DCF OPT AMP 7 DCF OPT AMP 8 DCF OPT AMP WDM SPL (RX) PRE AMP WDM Line IN Signal Halaman 13
Fungsi Perangkat SLTE WDM 8 terdiri dari: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. Teori SKKL O/E dan E/O. FEC-S dan FEC-R. OS dan OR. Post Amp, Pre Amp, OPT Amp. Coupler. WDM. Line Signal Monitor. Repeater Supervisory Interface. DCF (Dispersion Compensation Fiber). EOW (Engineering Order Wire). Sistem Proteksi. Sistem Alarm. Laser Safety Shutdown. Halaman 14
a. O/E berfungsi untuk mengkonversi sinyal optik menjadi sinyal electrik dari MUX sedangkan E/O sebaliknya. Komponen utama dari O/E dan E/O adalah Dioda laser dan Photodioda. Dioda laser sebagai sumber cahaya, yang paling baik adalah jenis DFB (Distributed Feedback) terbuat dari Ga. Al. As (Galium Aluminium Arsenid) yang mampu menghasilakan emisi cahaya koheren monocromatik terarah dan spektral cahaya yang sangat sempit dengan power yang besar. Photodioda sebagai detektor cahaya, umumnya adalah jenis PIN (Positive Intrinsic Negative) terbuat dari Ge (germanium), Si (Silicon), dan In. Ga. As (Indium Galium Arsenid), namun yang terbaik adalah jenis APD (Avalanche Photodioda) yang memiliki internal gain terbuat dari In. Ga. As atau Ge. b. FEC berfungsi untuk memperbaiki kualitas transmisi, teknik FEC ini ditemukan oleh Reed Solomon. Pada sisi transmit FEC bekerja dengan cara menambahkan bit syndrome, FAW, dan bit overhead termasuk didalamnya bit EOW pada bit STM-16 kemudian dimultiplex dan discrambling menjadi sinyal 2, 666 Gbps (FEC Frame Format). Pada sisi receive sebaliknya. Teori SKKL Halaman 15
c. OS (Optical Sender) berfungsi untuk mengkonversi sinyal elektik menjadi sinyal optik ke WDM Line. Sinyal 2, 666 Gbps (FEC Frame Format) dikonversi menjadi sinyal optik dengan panjang gelombang yang berbeda untuk masing-masing kanal. Pada sisi OR (Optical Receiver) mempunyai fungsi dan proses yang sebaliknya. d. Post Amp, Pre Amp, dan Opt Amp pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai penguat optik menggunakan teknologi EDFA (Erbium Doped Fiber Amplification), namun aplikasinya yang berbeda. Post Amp dirancang mempunyai ouput power yang sangat tinggi untuk mentransmisikan sinyal optik ke Line (laut), Pre Amp dirancang mempunyai sensitifitas input yang sangat peka untuk menerima sinyal optik dari Line, sedangkan Optical Amplifier dirancang mempunyai output power yang cukup tinggi dengan sensitifitas yang cukup peka sebagai penguat tengah. Teori SKKL Halaman 16
e. Coupler berfungsi untuk menggabungkan sinyal optik dari beberapa input menjadi satu output (Combiner) atau sebaliknya membagi sinyal optik dari satu input menjadi beberapa output dengan perbandingan intensitas tertentu (Splitter). Sedangkan yang merupakan gabungan dari kedua coupler diatas disebut directional coupler. f. WDM berfungsi sebagai multiplek beberapa sinyal optik dengan panjang gelombang ( ) yang berbeda. SMW 3 menggunakan WDM unidirectional (satu arah). Pada sisi transmit, perangkat WDM berupa coupler yang me-multiplex 8 ditambah 1 supervisory repeater. Pada sisi receive, perangkat WDM berupa Splitter atau Circulator, Filter, dan DCF. Spliter digunakan pada demultiplexer paralel seperti SMW 3 -S 3, sedangkan Circulator digunakan pada demultiplexer serial seperti SMW 3 -S 4. Filter yang diterapkan pada WDM SMW 3 adalah Filter kisi Bragg (Fiber-Bragg gratting filter). DCF digunakan sebagai individual equalizer yang berfungsi untuk mengkonpensasi dispersi kromatik negatif. Teori SKKL Halaman 17
Spectrum WDM 8 SMW 3 -S 3 0 sv 1 2 3 4 5 6 7 8 -30 -60 1552, 3 Teori SKKL 1554, 3 1556, 3 1558, 3 1560, 3 Halaman 18
g. Line Signal monitor berfungsi untuk mengatur wavelength dan power setiap , hasilnya di-compare dengan nilai reference. Perbedaan nilai wavelength difeedback-an ke OS untuk mengatur temperatur Dioda Laser. Perbedaan nilai power difeedback-an ke Post Amplifier untuk mengatur penguatannya. h. Repeater Supervisory Interface, pada sisi transmit berfungsi untuk membangkitkan sinyal supervisory ( sv) ke repeater sesuai perintah dari LME. Pada sisi receive berfungsi menerima informasi hasil supervisory repeater dari setiap , dan meneruskannya ke LME. i. DCF berfungsi untuk mengkompensasi dispersi kromatik negatif dari repeated transmision line. DCF dengan dispersi kromatik 1400 ps/ns/km (pada 1558, 5 nm) digunakan untuk mengkompensasi dispersi kromatik pada tiap di SLTE. Sedangkan DCF dengan dispersi kromatik 19 ps/ns/km digunakan pada satu span repeater di laut untuk mengkompensasi dispersi kromatik yang ditimbulkan oleh setiap 10 span repeater kabel DSF yang mempunyai dispersi kromatik – 2 ps/ns/km. Teori SKKL Halaman 19
DCF dengan dispersi kromatik 1400 ps/ns/km (pada 1558, 5 nm) digunakan untuk mengkompensasi dispersi kromatik pada tiap di SLTE Accumulated Dispersions (ps/nm) 2. 5 Gbps x 8 Colors 2000 -1553. 3 nm -1554. 3 nm -1555. 3 nm -1556. 3 nm -1557. 3 nm -1558. 3 nm -1559. 3 nm -1560. 3 nm 0 -2000 -4000 -6000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Distance (kms) Teori SKKL Halaman 20
DCF dengan dispersi kromatik 19 ps/ns/km digunakan pada satu span repeater di laut untuk mengkompensasi dispersi kromatik yang ditimbulkan oleh setiap 10 span repeater kabel DSF yang mempunyai dispersi kromatik – 2 ps/ns/km. Distance Dispersion TX Teori SKKL NZ-DSF (Nagative Dispersion) (Positive ispersion) NZ-DSF (Positive ispersion) (Nagative Dispersion) RX Halaman 21
j. EOW berfungsi untuk sarana komunikasi antar Stasiun. EOW menyediakan pasilitas berikut pada setiap nya: j. k. l. k. l. Teori SKKL Kanal voice untuk komunikasi operator antar stasiun. Kanal data 9, 6 kbps untuk remote monitoring. Kanal data 64 kbps untuk komunikasi antar SSE. Sistem Proteksi 1+1, berfungsi untuk meningkatkan kehandalan perangkat dengan cara menyediakan perangkat proteksi penuh pada SLTE Main. Bila perangkat yang working mengalami kerusakan, maka perangkat protection akan mengambil alih fungsi, sehingga transmisi tidak terputus. Waktu perpindahan dari working ke protection kurang dari 100 ms. Sistem proteksi ini bisa diset secara otomatis, manual, atau remote. Sistem Alarm, berfungsi untuk merepresentasikan kondisi sinyal transmisi maupun perangkatnya itu sendiri. Alarm dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu; Major (urgent), Minor (nonurgent), dan Rec/Att. Sedangkan tampilannya dalam tiga bentuk yaitu; Station alarm, Individual alarm, dan di layar SSE. Halaman 22
u Klasifikasi alarm: F F F u Tampilan alarm: F F F Teori SKKL Major (Urgent) alarm, yaitu alarm yang mengakibatkan transmisi terganggu atau gangguan pada fungsi perangkat yang sangat fital. Minor (Non urgent) alarm, yaitu alarm yang tidak mengakibatkan transmisi terganggu atau gangguan pada fungsi perangkat yang tidak fital. Rec/Att alarm, yaitu bila Major atau Minor alarm di-acknowledge (Aco) oleh operator. Station alarm merupakan tampilan alarm (berbentuk lampu dan buzer) dari alarm concentrator. Alarm concentrator mengumpulkan semua informasi alarm dari individual alarm. Individual alarm merupakan tampilan alarm pada front cover tiap card, alarm interface card, atau pada alarm top bay yang terkait. SSE melakukan pulling, monitoring, dan mendisplay alarm yang sedang terjadi (current status) maupun dalam bentuk report. Halaman 23
m. Laser Safety Shutdown, berfungsi untuk menghindarkan operator terhadap bahaya sinar laser. Bila sisi receiver tidak menerima sinyal optik, maka hal ini akan diinformasikan ke sisi transmiter untuk mematikan lasernya. 2. CTB (Cable Terminating Box) u CTB berfungsi untuk menyambungkan kabel serat optik dari TTE ke serat optik dari kabel laut dan menyambungkan kabel power dari PFE ke lapisan konduktor kabel laut. Serat Optik Ke SLTE Kabel Power Ke PFE Teori SKKL Optical Cassette Power Detector CTB Kabel Laut Serat Optik Halaman 24
3. PFE (Power Feeding Equipment). u u PFE berfungsi untuk mencatu daya dengan arus DC konstan ke perangkat bawah laut yang membutuhkan daya listrik seperti repeater dan BU. Pencatuan dapat dilakukan secara single end feed maupun dual end feed dengan polaritas PFE yang berlawanan. Vo PFE A (+) +Vo/2 Io -Vo/2 PFE B (-) Konfigurasi Pencatuan Perangkat Bawah Laut Pont to Point Teori SKKL Halaman 25
u Dalam keadaan normal pencatuan dilakukan secara dual end feed. Bila PFE di salah satu stasiun mengalami kerusakan sehingga tidak bisa mencatu, maka PFE di stasiun lawannya akan secara otomatis mencatu kebutuhan daya listrik seluruh perangkat bawah laut secara single end feed. A B A +Vo/2 B +Vo/2 0 -Vo/2 Grafik Pencatuan Doble End Feed Teori SKKL 0 -Vo/2 Grafik Pencatuan Single End Feed Dari Stasiun A Halaman 26
Konfigurasi Perangkat PFE PR PM Converter Sensor Arus & Tegangan LT Pemindah Beban Kontrol n PSW Pemindah Polaritas Ke CTB Sea Earth TL Station Earth Perangkat PFE terdiri dari: a. b. c. d. Teori SKKL PR (Power Regulator). PM (Power Monitor). Kontrol. LT (Load Transfer). e. f. g. h. TL (Test Load). PSW (Path Switch) Sea Earth Station Earth Halaman 27
a. PR (Power Regulator). u u u Teori SKKL Berfungsi untuk mengkonversi daya listrik dari Rectifier dengan input voltase 48 s/d 54 V DC menjadi output konstan 1 Ampere (current regulation) dengan voltase bisa bervariasi sesuai jumlah dan kondisi beban perangkat bawah laut. Power regulating ini berupa Converter yang masing-masing bisa menghasilkan output voltase hingga 1200 Volt. Jumlah Converter yang digunakan tergantung pada panjang kabel, jumlah Repeater, dan BU. Converter disusun secara seri dan dirancang untuk bisa saling mem-backup bila diantaranya ada yang mengalami kerusakan. Power Regulating mendapat feedback dari Power Monitoring melalui sistem kontrol untuk mengendalikan arus dan voltase dari tiap Converter. Halaman 28
b. PM (Power Monitor). u u Berfungsi untuk memonitor Line Current dan Line Voltage serta menampilkan alarm bila ada kelainan. PM memberikan feedback melalui rangkaian kontrol ke PR. PM dirancang rangkap dua atau tiga untuk redundansi. Mengirimkan hasil monitoring ke SSE. c. Kontrol. u u u Teori SKKL Berfungsi untuk mengendalikan fungsi PFE, seperti melakukan powering up dan powering down PFE. Mengendalikan proses power reconfiguration pada BU. Memberikan perintah Emergency Shutdown ke PR bila ada kelainan. Halaman 29
d. LT (Load Transfer). u Berfungsi sebagai switch pemindah beban dari Line ke TL dan sebaliknya untuk melakukan pengetesan PR. e. TL (Test Load). u Berfungsi sebagai beban yang aman menggantikan perangkat bawah laut. f. PSW (Path Switch). u u Berfungsi untuk melakukan perubahan polaritas catuan dari PFE. Sebagai Test point untuk melakukan pengukuran perangkat bawah laut (Insulasi, Resistansi, dan kapasitansi) saat out of service. g. Sea Earth. u Berfungsi sebagai return earth catuan PFE. h. Station Earth. u Teori SKKL Berfungsi sebagai grounding perangkat terminal dan backup sea earth. Halaman 30
4. LME (Line Monitoring Equipment). u LME berfungsi untuk: F F F u u u Teori SKKL Memonitor level power input dan output Repeater. Memonitor temperatur dan current bias laser dioda Repeater. Melakukan perintah switch optik atau add and drop di BU. Melakukan automatic fault handling. LME membangkitkan Supervisory command ke Repeater Supervisory Interface, dan menerima Supervisory response dari repeater untuk diproses dan diteruskan ke SSE. Supervisory command ditransmitkan ke repeater oleh Repeater Supervisory Interface secara direct intensity modulation pada sv. Supervisory response ditransmitkan oleh Repeater yang diinterogasi secara superimpose pada Line signal (salah satu dari 1 s/d 8) sesuai perintah Supervisory command ke Repeater Supervisory Interface untuk kemudian diteruskan ke LME. Halaman 31
5. SSE (System Supervisory Equipment). u SSE berfungsi untuk: F F F u u SSE dapat menyediakan automatik periodical report sesuai setting yang ditentukan oleh operator, seperti daily report dan timely report yang mencakup laporan alarm status, performance, dan power feeding current / voltage. SSE juga dapat menyediakan manual report sebagai berikut: F F F Teori SKKL Monitoring alarm / status SLTE, PFE, MUX Monitoring performance transmisi Switching control SLTE, PFE, dan MUX Monitoring dan switching control Repeater melalui LME Mendisplay remote station melalui remote SSE Past summary report dan History report Graphical analysis report Correlation report Halaman 32
System Surveillance SLTE 4 REP 4 SLTE CTB 5 1 2 3 BU REP CTB PFE LME SSE 1 1 (1) Alarm/Status Monitoring (2) Switching Control (3) Transmission Performance Monitoring (4) Repeater Monitoring/Control (5) Remote Station Display Note: SSE LME PFE SLTE CTB REP BU ROP Teori SKKL PFE 1 LME 2 3 SSE : System Supervisory Equipment : Line Monitoring Equipment ROP : Power Feed Equipment : Submarine Line Terminating Equipment : Cable Termination Box : Repeater : Branching Unit : Remote Operator Position Halaman 33
6. MUX (Multiplex). u u Multiplex berfungsi untuk menggabungkan beberapa sinyal input menjadi satu sinyal ouput dengan kecepatan bit rate lebih tinggi. Kebalikan dari multiplex adalah demultiplex. Sistem multiplex digital ada dua macam yaitu PDH dan SDH. a. MUX PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy). u u Proses Multiplexing dilakukan secara bertahap dan point to point. Clock yang diperlukan untuk proses multiplexing pada tiap bit rate / level diregenerate secara individual dari line input signal. Hirarki Multiplexing PDH Standar ANSI Signal Bit rate Capacity DS 0 64 kbps 1 Ch DS 1 1. 544 Mbps 24 Ch DS 2 6. 312 Mbps 4 x DS 1 DS 3 44. 736 Mbps 7 x DS 2 Teori SKKL Hirarki Multiplexing PDH Standar ITU Signal Bit rate Capacity E 0 64 kbps 1 Ch E 1 2. 048 Mbps 32 Ch E 2 8. 448 Mbps 4 x E 1 E 3 34. 368 Mbps 4 x E 2 E 4 139. 264 Mbps 4 x E 3 Halaman 34
Contoh aplikasi MUX PDH standar ITU (Europe) untuk add and drop multiplexer. Teori SKKL MUX DEMUX 140/34 34/140 34/8 8/34 8/2 2/8 Halaman 35
b. MUX SDH (Synchronous Digital Hierarchy) u Sistem multiplex SDH merupakan penyempurnaan dari sistem multiplex PDH yang mempunyai kelemahan sbb: F F F u u Teori SKKL Struktur MUX berbeda antara Eropa, Jepang, dan Amerika. Belum ada standarisasi untuk bit rate diatas 140 Mbps. Proses multiplexing yang harus bertahap yaitu 2/8/34/140. Clock yang diperlukan untuk proses multiplexing SDH pada semua bit rate / level, disupply oleh satu sistem clock yang disingkronisasi dari master clock (external clock). Sistem clock SDH selain dilengkapi redundancy juga dilengkapi internal clock yang berfungsi mengambil alih master clock bila external clock mengalami gangguan. STM-1 Merupakan basic frame dari sistem multiplex SDH. Mux SDH dapat berfungsi sebagai add and drop multiplexer dengan interface multilevel. Halaman 36
Pemetaan sinyal PDH kedalam sinyal SDH STM-N AUG AU-4 VC-4 140 Mbps X 3 TUG-3 X 3 AU-3 TU-3 VC-3 C-3 45 Mbps 34 Mbps X 7 TUG-2 MAPPING ALIGNING MULTIPLEXING Teori SKKL X 3 TU-2 VC-2 6 Mbps TU-12 VC-12 2 Mbps TU-11 VC-11 1. 5 Mbps X 4 Halaman 37
Hirarki Multiplexing SDH Signal Bit rate STM-0 51. 84 Mbps STM-1 155. 52 Mbps STM-4 622. 08 Mbps STM-16 2488. 32 Mbps STM-64 9995. 28 Mbps Capacity 21 E 1 63 E 1 252 E 1 1008 E 1 4032 E 1 Contoh aplikasi MUX SDH TM Teori SKKL ADM TM Halaman 38
7. DXC (Digital Cross Connect) u u u DXC berfungsi untuk melakukan cross connect secara ektronik menggantikan DDF dan sekaligus berfungsi sebagai ADM (Add and Drop Multiplexer). Menyediakan akses untuk test sirkit. Monitoring performansi sirkit. DXC 4/3/1 melakukan cross connect level VC 12 dengan interface multi level (STM-1, 140 M, 45 M, 34 M, 2 M, 1, 5 M). DACS II melakukan cross connect level 64 K dengan interface 2 M. 8. DDF (Digital Distribution Frame) u Berfungsi sebagai titik interkoneksi (point of interconnection) antar perangkat transmisi. u Penggunaan jenis konektor pada DDF tergantung level interkoneksinya: Ø Untuk level 2 Mbps, biasa digunakan Konektor K-52 atau lemo. Ø Untuk level 35 Mbps atau lebih, biasa digunakan Konektor DIN atau BNC. Ø Untuk level STM-1, ada juga yang menggunakan konektor optik. Teori SKKL Halaman 39
DXC 4/3/1 Test Ports 140 -Mbit/s I/O Interface Matrix cross-connections VC-4 VC-3 VC-12 45 -Mbit/s I/O Interface 34 -Mbit/s I/O Interface 2 -Mbit/s I/O Interface 1. 5 -Mbit/s I/O Interface ‘A’ Interface -48. . . -60 V * planned for future releases Teori SKKL Master Clock Board (MCB) Timing ref. External Output signal timing STM-4/16 Optical I/O Interface * STM-1 Optical I/O Interface STM-1 Electrical I/O Interface Control System Management Interface Q-Interface F-Interface Operation System (OS) Local / Remote UAE (User Access Equipment) Halaman 40
9. Kabel Laut u u Kabel laut serat optik mempunyai dua fungsi utama yaitu serat optik sebagai media transmisi dan kawat tembaga sebagai penghantar catu daya dari PFE ke Repeater dan BU. Serat optik ada dua macam yaitu: F F u u Serat optik yang digunakan untuk SKKL adalah jenis single mode dengan hambatan optik 0, 2 d. B/km dan dispersi kromatik – 2 ps/ns/km. Berdasarkan pemakaiannya, kabel laut terdiri dari: F F F F Teori SKKL Single mode Multimode (Step index dan Graded index) Kabel Duct. Kabel LW (Light Weight). Kabel LWS (Light Weight Screen). Kabel SAL (Single Armor Light). Kabel SAH (Single Armor Heavy). Kabel DA (Double Armor). Kabel RA (Rock Armore) Halaman 41
Penampang Kabel SA (Single Armored) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Teori SKKL Optical fiber 400 um Copper clad steel wire Fiber tube Water blocking compound Steel pipe Tension member Water blocking compound Coper tube Insulation (polyethylene) Inner serving (polypropylene) Armor wire (galvanized steel) Outer serving (polypropylene) Halaman 42
10. Repeater u u Repeater berfungsi untuk memperkuat sinyal transmisi. Repeater Digital ada dua macam: F F u u u Pada Repeater Regenerator terjadi proses konversi dari optik ke elektrik dan sebaliknya, retiming, reshaping, dan amplifying. Pada Repeater Optik proses penguatannya dilakukan secara optical menggunakan Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA). Repeater juga dilengkapi kemampuan untuk: F F F Teori SKKL Repeater Regenerator, digunakan pada SKKL PDH. Repeater Optik, digunakan pada SKKL SDH. LD change over Optical output power monitor LD drive current monitor Optical input power monitor Temperature monitor Halaman 43
Repeater Configuration and Operation AMP (UP) Erbium Doped Fiber Optical In CPL Module Rear Module WDM ISO PC Pump LD(N) Teori SKKL PD Pump LD(E) OTDR Path SV Control Signal Power Circuit AMP (DOWN) Optical Out PD ALC & SV Power In CPL 10: 1 BS Power Out Same as that for AMP (UP) but opposite direction Halaman 44
11. Equalizer u Equlizer hanya digunakan pada SKKL multi wavelength (WDM). u Berfungsi untuk meratakan spektrum penguatan semua wavelength dan dipasang setiap 10 Repeater. WDM LTE Rep 1 Rep 2 Repn GEQ SYS 1 Optical Output Filter 1 SYS 1 Optical Output SYS 1 Optical Input Filter 2 SYS 1 Optical Input SYS 2 Optical Output Filter 3 SYS 2 Optical Output SYS 1 Optical Input Filter 4 SYS 1 Optical Input WDM LTE Power Supply Path Teori SKKL Halaman 45
12. BU (Branching Unit) u Branching unit digunakan pada SKKL yang memiliki lebih dari dua landing station. u Branching unit berfungsi untuk: a. Tempat membelokan jalur optik b. Tempat membelokan wavelength/lambda (WDM) c. Merekonfigurasi sistem power BU BU A a A B C A BU - c Teori SKKL B B C b + C Halaman 46
Konfigurasi sistem pencatuan perangkat bawah laut dengan tiga landing station A BU C A - Teori SKKL A + - BU C B - BU + C B A + - B BU B + C - (1) Pencatuan dalam Kondisi normal. (2) Pencatuan saat kabel putus di Segmen A, menyelamatkan trafik B dan C. (3) Pencatuan saat kabel putus di Segmen B, menyelamatkan trafik A dan C. (4) Pencatuan saat kabel putus di Segmen C. Halaman 47
SARANA PENDUKUNG PLN (220 VAC) Battery Ke Beban 48 Vdc Auto Switch RECTIFIER INVERTER GENSET UPS GENSET Back-up Ke Beban 220 Vac Air Conditioner Penerangan Pompa dll Teori SKKL Halaman 48
Distribusi Catu Daya Perangkat SMW 3 Ruang Rectifier APCN CB 400 A RECTIFIER APCN (1800 A) CB 600 A Ruang SEAMEWE-3 SIE DC PDB A CB 400 A A B KIT & ENERGY ADM + DCN ADM KIT & ENERGY DXC A B DXC Ruang Rectifier SMW-3 RECTIFIER SMW-3 (400 A) DXC TSE DC PDB CB 400 A F 600 A ADM B CB 400 A PFE CB BOX (DISTRIBUTION) SLTE Teori SKKL Halaman 49
- Slides: 49