SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT BALI KELOMPOK 2 Dharma Yunita
SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT BALI
KELOMPOK 2 : Dharma Yunita (3401415033) 2. Wiwin Wahyuningsih (3401415019) 3. Fauzia Rahma Ulinucha (3401415041) 1.
Struktur Kekerabatan Masyarakat Bali 1. Patrilineal a. masyarakat tenganan : mempengaruhi tata kehidupan masyarakat di dalamnya. b. bali aga : - sistem klen patrilineal yang disebut karang. - gabungan dari beberapa karang disebut dadia`.
SISTEM KASTA 1. Brahmana : kasta yang memiliki kedudukan tertinggi, dan tempat tinggalnya dinamakan griya. contoh: pendeta. keturunannya : Ida Bagus (laki-laki) dan Ida Ayu (perempuan) 2. Ksatriya : memiliki posisi penting dalam pemerintahan, dan merupakan keturunan raja. Menggunakan nama “I Gusti”, nama tempat tinggal dinamakan puri dan penyebutannya dinamakan jero. keturunannya : Anak agung, dewa agung, tjokorda, atau nama dewa. 3. Sudra (jaba) : kasta mayoritas di Bali. Menggunakan nama : wayan, made, nyoman, dan ketut. Penamaan rumah : umah.
Istilah Kekerabatan 1. Meme atau Mimi yaitu merupakan istilah panggilan untuk seorang Ibu, 2. Ape merupakan istilah panggilan untuk Ayah, 3. Dadong merupakan istilah panggilan untuk Nenek, 4. Ki merupakan istilah panggilan untuk Kakek, 5. Bli merupakan istilah panggilan untuk kakak laki-laki, 6. Mbok merupakan istilah panggilan untuk kakak perempuan 7. Daha merupakan istilah untuk para remaja perempuan
Sistem Penamaan 1. laki-laki diawali dengan kata “I” 2. perempuan diawali dengan kata “Ni” �Nama Putu/Wayan adalah nama depan yang diberikan untuk anak pertama. �Nama Made/Kadek adalah nama depan yang diberikan untuk anak ke-2. �Nama Nyoman/Komang adalah nama depan yang diberikan untuk anak ke-3. �Nama Ketut adalah nama depan yang diberikan untuk anak ke-4. �anak ke-5 dan seterusnya kembali kepada urutan pertama (Putu/wayan, made/kadek, nyoman/komang, dan ketut).
Sistem Perkawinan 1. Melarang keras poligami. - Contoh : Masyarakat Desa Tenganan (Bali) menganut sistem perkawinan endogamy yakni : sistem perkawinan dengan anggota dalam kelompoknya sendiri, masyarakat tenganan sendiri terikat oleh suatu hukum adat atau yang disebut dengan awig-awig. -Apabila melanggar sanksinya berupa pembuangan (maselong). - Pada dasarnya sistem perkawinan endogamy ini dimaksudkan untuk mempertahankan tradisi.
2. masih memandang kasta atau setidak-tidaknya pernikahan dilakukan dengan kasta yang sederajat. Bila terjadi, akan mencoreng atau membuat malu seluruh kasta dari pihak wanita. 3. Pada perkawinan yang diidam-idamkan dari masyarakat Bali yang masih kolot yaitu perkawinan antara anak-anak dari dua orang saudara laki-laki. 4. perkawinan yang dapat mendatangkan bencana yaitu perkawinan pertukaran antara saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri.
- Ada bulan-bulan tertentu yang diperbolehkan untuk melangsungkan prosesi pernikahan yaitu bulan karu, kolu, dan kapat. - Bulan-bulan tersebut tidaklah mengacu pada kalender masehi. Melainkan mengacu pada kalender Tenganan, kalender yang dibuat oleh masyarakat Tenganan. - Tidak seperti di Jawa yang mana setiap pernikahan harus ada pemberian mas kawin, di Desa Tenganan tidak ada keharusan untuk memberikan mas kawin terhadap mempelai wanita. - Mereka beranggapan bahwa pemberian mas kawin sama saja dengan merendahkan perempuan, karena seakan-akan wanita itu seperti dibeli.
5. Cara adat : Pada jaman dahulu laki-laki dalam mendapatkan istri ada 3 cara, yaitu : a. meminang kepada keluarga gadis (memadik, ngidih). b. melarikan gadis (mrangkat, ngrorod). c. Kawin paksa (blegadang).
Virilokal dan uxorilokal 1. Virilokal - Suami istri yang baru menikah dan ikut dalam kompleks perumahan dari orang tua suami. - maka anak keturunannya akan menjadi warga dari soroh suami. 2. Uxorilokal - Suami istri yang baru menikah dan ikut dalam komplek perumahan keluarga istri. - maka anak keturunannya akan menjadi warga dari soroh istri.
Rumah Tangga Keluarga batih bersifat monogami. 2. biasanya sering ditambah anak laki yang sudah berumah tangga bersama keluarga batih. 3. Juga ada orang lain yang menumpang baik masih kerabat ataupun bukan. 1.
Religi -Di daerah pegunungan, masyarakat tunggal dadia yang telah memisahkan diri karena hidup neolokal tidak perlu mendirikan tempat-tempat pemujaan luhur di kediamannya. Hal ini berbeda dengan desa di tanah datar yang justru sebaliknya. Jadi orang yang hidup neolokal wajib mendirikan tempat pemujaan di kediamannya yang disebut dengan Kemulan taksu. -Disamping itu, keluarga batih yang hidup neolokal mempunyai kewajiban terhadap kuil asal di rumah mereka. Sehingga pura atau kuil dapat menjadi sarana untuk mengintensifkan rasa solidaritas anggota keluarga suatu klen kecil.
Sistem Pewarisan Proses pewarisan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ; 1. Pada waktu pewaris masih hidup ; a. Jiwadana b. Pengupa Jiwa c. Pedum Pamong 2. Warisan, yaitu dilakukan setelah pewaris meninggal. 3. Melalui hibah wasiat, yaitu dilakukan pada saat orang tua masih hidup, tetapi peksanaannya dilakukan setelah orang tuanya meninggal.
Sistem Kemasyrakatan 1. Banjar merupakan suatu bentuk kesatuan sosial wilayah yang dikepalai oleh seorang kepala yang disebut kelian banjar yang mempunyai tugas dalam komunitas, kehidupan keagamaan, dan administrasi pemerintahan.
2. Subak - merupakan suatu kesatuan masyarakat tersendiri yang lepas dari banjar. - subak adalah para penggarap sawah yang mendapat air dari irigasi. - Tetapi ini semua tidak menjadi arti karena orang Bali ingin menciptakan suatu kedamaian sehingga warga Banjar dan Subak akan menggabungkan diri dalam mengolah lahan sawah.
3. Sekaha Organisasi bersifat turun-temurun dan sementara, yang berfungsi untuk menyelenggarakan upacara adat desa misalnya sekaha baris, yaitu perkumpulan tari baris. Dibentuk berdasarkan suatu kebutuhan tertentu seperti : 1. Sekaha memula yaitu suatu. perkumpulan atau kelompok menanam 2. Sekaha mayi, yaitu suatu perkumpulan atau kelompok menuai. 3. Sekaha gong yaitu suatu perkumpulan gamelan. 4. Bersifat permanen : sekaha teruna dan
Kehidupan Sosial Gotong Royong : - Dalam bergotong-royong dapat dilihat saat mengolah sawah, memperbaiki atap rumah, membuat sumur dan lain sebagainya. - Semua itu didasari oleh pengertian bahwa bantuan tenaga yang diberikan wajib dibalas dengan bantuan serupa. - Selain itu terdapat pula gotong-royong antar sekaha yang disebut dengan ngendeng.
SUMBER http: //cakepane. blogspot. co. id/2012/07/sisti m-kasta-di-bali. html http: //www. ipapedia. web. id/2015/01/sistemkekerabatan-masyarakat-bali. html http: //gennuss. blogspot. co. id/2013/12/siste m-kekerabatan-dan-pekawinan. html http: //baliantiqueco. tripod. com/warga_bali. h tm http: //arigawa. blogspot. co. id/2008/02/pewar
TERIMA KASIH
- Slides: 20