Sistem Bilangan dan Himpunan Tim Pengampu Matematika Ekonomi
![Sistem Bilangan dan Himpunan Tim Pengampu Matematika Ekonomi Sistem Bilangan dan Himpunan Tim Pengampu Matematika Ekonomi](https://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-1.jpg)
Sistem Bilangan dan Himpunan Tim Pengampu Matematika Ekonomi
![BILANGAN Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. BILANGAN Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-2.jpg)
BILANGAN Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.
![Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Bilangan Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Bilangan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-3.jpg)
Bilangan, adalah suatu konsep dalam ilmu matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Bilangan bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif. Contoh: B = {. . , -2, -1, 0, 1, 2, . . . } Bilangan asli adalah bilangan positif yang dimulai dari bilangan satu ke atas. Contoh: A = { 1, 2, 3, . . . } Bilangan prima adalah bilangan yanga tidak dapat dibagi oleh bilangan apapun, kecuali bilangan itu sendiri dan 1 (satu). Contoh: P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, . . . } Bilangan cacah adalah himpunan bilangan positif dan nol. Contoh: C = { 0, 1, 2, 3, . . . } Bilangan nol adalah bilangan nol itu sendiri (0) Contoh: N = { 0 } Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a disebut sebagai pembilang dan bilangan b disebut sebagai penyebut. Contoh: H = { 1/2, 2/3, 1/6, 5/8, . . . } Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah anggota bilangan bulat dan b ≠ 0. Contoh: R = { ¼, ¾, . . } Bilangan irrasional adalah bilangan – bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau bilangan selain bilangan rasional. Contoh: I = { √ 2, √ 3, √ 6, . . . } Bilangan real adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasional dan bilangan irrasional itu sendiri. Contoh: R = { 0, 1, ¼, ⅔, √ 2, √ 5, . . . }
![Bilangan negatif adalah bilangan bernilai negatif. Contoh: N = { -1, -2, , . Bilangan negatif adalah bilangan bernilai negatif. Contoh: N = { -1, -2, , .](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-4.jpg)
Bilangan negatif adalah bilangan bernilai negatif. Contoh: N = { -1, -2, , . . } Bilangan positif adalah bilangan yang bernilai positif selain nol. Contoh: P = { 2, 7, 9, . . } Bilangan ganjil adalah bilangan yang apabilan dibagi 2 hasilnya selalu tersisa 1 atau bilangan yang dapat dinyatakan dengan (2 n-1) dengan n = bilangan bulat. Contoh: G = { 1, 3, 5, 7, . . } Bilangan genap adalah bilangan yang selalu habis dibagi 2. Contoh: B = { 2, 4, 6, 8, 10, . . . } Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan bukan termasuk bilangan prima. Contoh: K = { 4, 6, 8, 9, 10, 12, . . . } Bilangan riil adalah bilangan yang bisa dituliskan dalam bentuk decimal. Contoh: L = { 5/8, 4/5, . . } Bilangan kompleks adalah bilangan yang angota-anggotanya (a + bi) dimana a, b ϵ R, i 2 = -1. Dengan a bagian bilangan rill dan b bagian dari bilangan imajiner. Contoh: K = { 2 -3 i, 8+2, . . } Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner) dimana i adalah lambang bilangan baru yang bersifat i 2 = -1. Contoh: M = { i, 4 i, 5 i, . . . } Bilangan romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari romawi kuno menggunakan huruf latin yang melambangkan angka numerik. Contoh: W = { I, III, IV, V, VI, IX, XII, . . } Bilangan kuadrat adalah bilangan yang dihasilkan dari perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyak dua kali dan disimbolkan dengan pangkat 2. Contoh: D = { 22, 32, 42, 52, . . . }
![HIMPUNAN o Himpunan adalah kumpulan objek – objek yang berbeda. o Objek didalam himpunan HIMPUNAN o Himpunan adalah kumpulan objek – objek yang berbeda. o Objek didalam himpunan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-5.jpg)
HIMPUNAN o Himpunan adalah kumpulan objek – objek yang berbeda. o Objek didalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. o Penyajian himpunan : 1. Enumerasi ( menyebutkan semua anggota himpunan yang ada) contoh 1 : A = {1, 2, 3, 4}; B = {2, 4, 6, 8} 2. Simbol – simbol baku (ditulis dengan menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal) contoh 2: N = himpunan bilangan asli = {1, 2, …}
![3. Notasi pembentuk himpunan Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x } 3. Notasi pembentuk himpunan Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x }](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-6.jpg)
3. Notasi pembentuk himpunan Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x } contoh 3: A adalah himpunan bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 5 A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5} contoh 4: M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF 2151} 4. Diagram Venn Contoh 5: Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}. Diagram Venn :
![Himpunan bilangan yang penting untuk diketahui adalah himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah, Himpunan bilangan yang penting untuk diketahui adalah himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah,](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-7.jpg)
Himpunan bilangan yang penting untuk diketahui adalah himpunan bilangan Asli, himpunan bilangan Cacah, himpunan bilangan Bulat, himpunan bilangan Rasional, himpunan bilangan Irrasional (tak terukur), himpunan bilangan Real.
![](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-8.jpg)
![Sifat Ketidaksamaan Bilangan Real a. Sembarang bilangan Real a dan b, dapat terjadi Sifat Ketidaksamaan Bilangan Real a. Sembarang bilangan Real a dan b, dapat terjadi](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-9.jpg)
Sifat Ketidaksamaan Bilangan Real a. Sembarang bilangan Real a dan b, dapat terjadi salah satu dari tiga hal yaitu : a < b, b < a, atau a = b. b. Jika a < b dan b < c maka a < c. c. Jika a < b, maka a + c < b + c untuk sembarang nilai c. d. Jika a < b dan c > 0 maka ac < bc. e. Jika a < b dan c < 0 maka ac > bc.
![a. Sifat komutatif untuk penjumlahan x+y=y+x b. Sifat komutatif untuk perkalian x. y a. Sifat komutatif untuk penjumlahan x+y=y+x b. Sifat komutatif untuk perkalian x. y](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-10.jpg)
a. Sifat komutatif untuk penjumlahan x+y=y+x b. Sifat komutatif untuk perkalian x. y = y. x c. Sifat assosiatif untuk penjumlahan x + (y + z) = (x + y) + z d. Sifat assosiatif untuk perkalian x (yz) = (xy) z e. Sifat distributif x (y + z) = xy + xz
![](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-11.jpg)
![KARDINAL Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A KARDINAL Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-12.jpg)
KARDINAL Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan himpunan berhingga, maka jumlah elemen berbeda di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. notasi : n(A) atau |A| Contoh 6: A = {x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20}, A={2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19}, maka |A| = 8 12
![Himpunan Kosong dan Himpunan Bagian (subset) Himpunan Kosong Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen Himpunan Kosong dan Himpunan Bagian (subset) Himpunan Kosong Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-13.jpg)
Himpunan Kosong dan Himpunan Bagian (subset) Himpunan Kosong Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0. Notasi : atau { } Himpunan Bagian Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. B dikatakan superset dari A. Notasi : A B 13
![HIMPUNAN SAMA A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan HIMPUNAN SAMA A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-14.jpg)
HIMPUNAN SAMA A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A. A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B. Notasi : A = B A B dan B A Contoh : (i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B (ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B (iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A B 14
![HIMPUNAN EKIVALEN Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika HIMPUNAN EKIVALEN Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-15.jpg)
HIMPUNAN EKIVALEN Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama. Notasi : A ~ B A = B Contoh : Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4 15
![Himpunan Saling Lepas Dua himpunan dikatakan saling lepas, jika dan hanya jika keduanya tidak Himpunan Saling Lepas Dua himpunan dikatakan saling lepas, jika dan hanya jika keduanya tidak](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-16.jpg)
Himpunan Saling Lepas Dua himpunan dikatakan saling lepas, jika dan hanya jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. Notasi : A // B Diagram Venn: Contoh : JIka A = {1, 3, 5, 7} dan B = {a, b, c, d}, maka A//B 16
![Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-17.jpg)
Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Notasi : P(A) atau 2 A Jika A = m, maka P(A) = Contoh 12. Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }} 17
![Operasi Himpunan Irisan (intersection) Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang Operasi Himpunan Irisan (intersection) Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-18.jpg)
Operasi Himpunan Irisan (intersection) Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap elemennya dari himpunan A dan B. Notasi : A B = {x|x є A dan x є B} Contoh : Jika A = {1, 3, 5, 8, 10} dan B = {2, 5, 10, 15, 17}, maka A B = {5, 10} 18
![Gabungan (union) Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya Gabungan (union) Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-19.jpg)
Gabungan (union) Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A dan B. Notasi : A B = { x x A atau x B } Contoh : Jika A = { 2, 7, 9 } dan B = { 2, 6, 10 }, maka A B = { 2, 6, 7, 9, 10 } 19
![PRINSIP DUALITAS 20 PRINSIP DUALITAS 20](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-20.jpg)
PRINSIP DUALITAS 20
![Komplemen (complement) Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang mengandung semua elemen dalam Komplemen (complement) Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang mengandung semua elemen dalam](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-21.jpg)
Komplemen (complement) Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang mengandung semua elemen dalam semesta pembicaraan yang tidak ada didalam A. Notasi : A= { x x U, x A } Contoh : Misalkan U = { 1, 2, 3, . . . , 9 } jika A = {1, 3, 5}, maka : A = {2, 4, 6, 7, 8, 9}
![Selisih (difference) Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang Selisih (difference) Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-22.jpg)
Selisih (difference) Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B. Selisih dari A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A. Notasi : A – B = { x x A dan x B } = A B Contoh : {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2} 22
![Perkalian Kartesian (cartesian product) Perkalian Kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang Perkalian Kartesian (cartesian product) Perkalian Kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-23.jpg)
Perkalian Kartesian (cartesian product) Perkalian Kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya adalah semua pasangan berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B Notasi: A B = {(a, b) a A dan b B } Kardinalitas perkalian kartesian : A B = A B 23
![Prinsip Inklusi-Eksklusi • Prinsip Inklusi-Eksklusi adalah suatu prinsip yang digunakan untuk mengetahui jumlah elemen Prinsip Inklusi-Eksklusi • Prinsip Inklusi-Eksklusi adalah suatu prinsip yang digunakan untuk mengetahui jumlah elemen](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-24.jpg)
Prinsip Inklusi-Eksklusi • Prinsip Inklusi-Eksklusi adalah suatu prinsip yang digunakan untuk mengetahui jumlah elemen hasil penggabungan dari beberapa himpunan. • Jumlah elemen hasil penggabungan dihitung dari jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen di dalam irisannya. • Untuk dua himpunan A dan B: A B = A + B – 2 A B 24
![Contoh: U=100 A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, B = himpunan Contoh: U=100 A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, B = himpunan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/48c4e7ebafe2fbb779eb7fc1e9471821/image-25.jpg)
Contoh: U=100 A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5, A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK – Kelipatan Persekutuan Terkecil – dari 3 dan 5, yaitu 15), Hitunglah jumlah bilangan yang habis di bagi 3 atau 5? yang ditanyakan adalah A B. A = 100/3 = 33, B = 100/5 = 20, A B = 100/15 = 6 A B = A + B – A B = 33 + 20 – 6 = 47 Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5. 25
- Slides: 25