Shilvy Andini Sunarto OLAH VOKAL DALAM PUBLIC SPEAKING
Shilvy Andini Sunarto
OLAH VOKAL DALAM PUBLIC SPEAKING § Olah vokal adalah pengaturan suara agar suara yang dihasilkan dapat didengar jelas, indah, tepat dan berjiwa dengan penggunaan pernafasan yang benar sehingga komunikasi menjadi efektif. § Mengapa olah vokal itu perlu? Karena suara berpengaruh 38% dari komunikasi kita. § Pribadi yang matang, mandiri dan percaya diri terpantul melalui suaranya. § Ekspresi suara mempengaruhi peningkatan kepercayaan orang lain terhadap kita karena suara memancarkan energi, kegairahan dan antusiasme. § Suara yang baik dapat menciptakan hubungan baik. § Suara yang meyakinkan dapat menimbulkan kesan professional. § Serta suara yang jelas dapat meningkatkan kepercayaan bisnis.
UNSUR-UNSUR DALAM OLAH VOKAL 1. Artikulasi (Kejelasan) § Artikulasi menjadi sangat penting ketika kita berbicara di depan umum. § Kebiasaan kita yang berbicara terlalu cepat akan menghilangkan beberapa huruf dalam kalimat dan akan membuat pendengar merasa terganggu. § Kita dapat berlatih artikulasi dengan cara berulang kali mengucapkan huruf vokal A-I-U-E-O. § Ingat, tidak perlu terburu-buru dalam menyampaikan suatu pesan. § Yang terpenting adalah bagaimana penyajian pesan tersebut agar menjadi jelas dan mudah dipahami.
2. Intonasi (Nada bicara) § Intonasi merupakan tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan pada kata-kata tertentu di dalam kalimat. § Intonasi suara terbaik adalah intonasi suara ketika anda berbicara seperti biasa kepada orang lain.
3. Volume § Pengaturan volume dalam Public Speaking harus disesuaikan agar pas di telinga audiens. Saat berbicara, secara alami kita bisa mengatur volume. Berbicara berdua, berbisik, dan di depan orang banyak tentu membutuhkan volume yang berbeda. § Ketika public speaking di depan sekelompok orang atau di sebuah rapat, sangat penting untuk tidak pernah megarahkan pembicaraan hanya kepada orang terdekat atau barisan paling depan. Atur volume dengan baik agar semua orang bisa mendengarkan dengan baik. § Salah satu pedomannya adalah “berbicaralah kepada orang paling belakang”. Maksud dari kalimat tersebut adalah berbicara dengan volume yang sekiranya bisa didengarkan semua hadirin.
4. Speed/Tempo (Kecepatan bicara atau cepat lambatnya pengucapan) § Jika kita berbicara terlalu cepat, audiens tidak akan punya waktu cukup untuk menangkap dengan baik pesan yang kita sampaikan. § Yang terbaik adalah “tempo sedang”, namun sekali waktu percepat dan perlambat. Ini akan menjadikan pembicaraan kita menarik.
5. Pace (Langkah atau ketukan konstan dalam berbicara) § Hal ini merupakan bumbu dalam teknik Public Speaking. § Pace berarti derap langkah yang harus kita perhatikan dalam metode bicara kita. § Layaknya bernyanyi Public Speaking pun memiliki irama. § Kita dapat melatih hal ini dengan berbicara sambil menjentik-jentikan jari kita guna mengatur tempo yang sesuai.
6. Pause (pengaturan jeda dari per kalimat) § Dengan memberikan jeda, maka maksud pembicaraan kita akan lebih terasa efeknya. Ini berguna untuk membuat audiens dan lawan bicara kita penasaran dengan apa yang akan kita sampaikan selanjutnya. Kita dapat memberikan tanda baca jeda pada script pidato kita. Tentunya pada beberapa titik yang kita pikir akan menjadi hal yang fantastis. § Pause merupakan senjata ampuh pada setiap pidato dan orasi yang disampaikan Adolf Hitler. Di mana Adolf Hitler sangat mahir dalam menggunakan jeda. Ia menggunakan jeda sampai 7 menit dan audiens masih tetap di sana, tidak bergeming, penasaran dengan apa yang akan disampaikannya selanjutnya.
7. Aksentuasi/Stressing (penekanan kata atau kalimat tertentu) § Aksentuasi atau tekanan umumnya terletak pada suku kata terakhir. Yang dimaksud dengan tekanan nada adalah penonjolan salah satu bagian ujaran yang timbul oleh perbedaan pada sekelilingnya. § Ibarat sebuah bahasa tulis aksentuasi sama dengan cetak tebal. Tujuannya agar lebih dimengerti, memberi kesan lebih kuat, meluruskan maksud dan mempercepat impact.
8. Phrasering (Pemenggalan kalimat) § Hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan dalam phrasering adalah memahami titik atau koma. Tanda titik atau koma adalah tempat mengambil nafas. Oleh karena itu, tidak boleh mengambil nafas di luar tanda yang sudah diberikan.
9. Inflection (Perubahan nada suara) § Atur volume dengan sesekali menaikkan atau menurunkannya. Ini bisa menciptakan penekanan. Jika kita menurunkan suara ke hampir berbisik ketika mengatakan satu-dua kalimat, ini akan membuat audiens tiba-tiba memberikan perhatian penuh. Namun hati-hati, jangan terlalu sering menggunakan teknik ini.
- Slides: 11