SENYAWA KOORDINASI Pengertian Senyawa Koordinasi Senyawa koordinasi adalah

  • Slides: 21
Download presentation
SENYAWA KOORDINASI

SENYAWA KOORDINASI

Pengertian Senyawa Koordinasi • Senyawa koordinasi adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih ion

Pengertian Senyawa Koordinasi • Senyawa koordinasi adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih ion kompleks dengan sejumlah kecil molekul atau ion di seputar atom atau ion logam pusat, biasanya dari logam golongan transisi (juga beberapa pada logam alkali tanah). (Chang, 2005)

Susunan Senyawa Kompleks

Susunan Senyawa Kompleks

Atom Pusat • Atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya berupa ion

Atom Pusat • Atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya berupa ion logam, terutama logam golongan transisi yang memiliki orbital d yang kosong. • Contoh: Fe 2+, Fe 3+, Cu 2+, Co 3+, dll.

Ligan • Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks. • Interaksi antara

Ligan • Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks. • Interaksi antara atom logam dengan ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa Lewis. • Basa Lewis adalah zat yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron. • Setiap ligan memiliki setidaknya satu pasang elektron valensi bebas.

. . . Ligan • Atom logam transisi (baik dalam keadaan netral maupun bermuatan

. . . Ligan • Atom logam transisi (baik dalam keadaan netral maupun bermuatan positif) bertindak sebagai asam Lewis. Dengan demikian, ikatan logam-ligan biasanya adalah ikatan kovalen koordinat. • (Chang, 2005)

. . . ligan • Jenis ligan: • Monodentat: menyumbang satu atom donor H

. . . ligan • Jenis ligan: • Monodentat: menyumbang satu atom donor H 2 O, NH 3. • Bidentat: menyumbang dua atom donor etilenadiamina(disingkat “en”) • Polidentat: menyumbang lebih dari dua atom donor EDTA (heksadentat)

Bilangan Koordinasi • Adalah banyaknya atom donor di seputar atom logam pusat dalam ion

Bilangan Koordinasi • Adalah banyaknya atom donor di seputar atom logam pusat dalam ion kompleks. • Contoh: – [Ag(NH 3)2]+ : bilangan koordinasi Ag+ adalah 2. – Cu(NH 3)4]2+ : bilangan koordinasi Cu 2+ adalah 4. – [Fe(CN)6]3 - : bilangan koordinasi Fe 3+ adalah 6.

. . . lanjutan • Bilangan koordinasi lazimnya adalah 4 dan 6, namun bilangan

. . . lanjutan • Bilangan koordinasi lazimnya adalah 4 dan 6, namun bilangan koordinasi 2 dan 5 juga telah diketahui. • Bilangan koordinasi juga menentukan struktur bangun senyawa koordinasi. • Bilangan koordinasi 2: linear • Bilangan koordinasi 4: tetrahedral atau segiempat planar • Bilangan koordinasi 6: oktahedral

Atom pusat Memiliki elektron pasa orbital d Atom pusat Ligan Memiliki pasangan elektron bebas

Atom pusat Memiliki elektron pasa orbital d Atom pusat Ligan Memiliki pasangan elektron bebas ligan Ikatan koordinasi

TATANAMA SENYAWA KOORDINASI

TATANAMA SENYAWA KOORDINASI

Nama Ligan • Ligan-ligan diberi nama sesuai molekulnya kecuali air dan amoniak, ligan negatif

Nama Ligan • Ligan-ligan diberi nama sesuai molekulnya kecuali air dan amoniak, ligan negatif berakhiran o, ligan positif (walaupun jarang ada) berakhiran –ium. Contoh: • NH 2 CH 2 NH 2: etilendiamin (en) • CO- : karbonil CH 3 COO- : asetato • Cl- : kloro NH 2 NH 3+ : hidrazinium • H 2 O : akuo • NH 3 : ammina

Berdasarkan “Inorganic Nomenclature Committee of International Union of Pure and Applied Chemistry” • 1.

Berdasarkan “Inorganic Nomenclature Committee of International Union of Pure and Applied Chemistry” • 1. Urutan ion-ion : Pada pemberian nama garam, kation disebutkan lebih dahulu baru kemudian anion. Contoh: • K 2 [Pt Cl 6] , disebutkan kation K+ dahulu lalu anion [Pt Cl 6]2 -

Kompleks Non-ionik • Kompleks-kompleks non-ionik atau molekul diberi nama dengan satu kata. • Contoh:

Kompleks Non-ionik • Kompleks-kompleks non-ionik atau molekul diberi nama dengan satu kata. • Contoh: [Co(NH 3)3(NO 2)3 : trinitrotriaminkobalt(III) • CH 3 COCH 2 COCH 3 : asetilaseton

Urutan Ligan • Dalam kompleks, ligan dinamai terlebih dulu, sesuai urutan abjad, dan diakhiri

Urutan Ligan • Dalam kompleks, ligan dinamai terlebih dulu, sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan nama ion logam. • Ligan dalam kompleks ditulis tidak terpisah. • Bila ada ligan dari jenis tertentu yang berjumlah lebih dari satu, kita beri awalan Yunani di-, tri-, tetra, penta, dst.

. . . lanjutan • Awalan diabaikan ketika memberi urutan abjad pada ligan. Contoh:

. . . lanjutan • Awalan diabaikan ketika memberi urutan abjad pada ligan. Contoh: [Co(NH 3)4 Cl 2]+ namanya adalah “tetraamminnadikloro”. • Ligan Cl- dalam abjad penamaan, dianggap berawalan “c”(chloro) namun penulisan tetap “kloro”. • Jika ligan telah mengandung awalan Yunani, maka digunakan awalan bis(2), tris(3), tetrakis(4) untuk menyatakan banyaknya ligan yang ada. Contoh: etilendiamina telah mengandung di-, sehingga apabila terdapat dua ligan seperti ini, dinamakan bis(etilenadiamina).

Bagian Akhir Nama dan Bilangan Oksidasi • Kompleks anion diberi nama berakhiran –at. Untuk

Bagian Akhir Nama dan Bilangan Oksidasi • Kompleks anion diberi nama berakhiran –at. Untuk kompleks kation dan netral, nama logamnya tetap. • Bilangan oksidasi dari atom pusat dinyatakan dengan bilangan romawi di dalam kurung. • Contoh: K 4[Fe(CN)6] : kalium heksasianoferrat(II) • [Fe(H 2 O)6 SO 4 : heksaakuobesi(II) sulfat. • [Co(en)2 Cl 2]2 SO 4 : diklorobis(etilendiammina)kobal(II) sulfat.

Tempat ikatan • Ada beberapa ligan yang dapat terikat pada dua tempat, ligan ini

Tempat ikatan • Ada beberapa ligan yang dapat terikat pada dua tempat, ligan ini disebut ligan ambidentat. Tempat ligan ini terikat dinyatakan dengan huruf besar. Contoh: • SCN : tiosianato atau tiosianato – S • NCS : isotiosianato atau tiosianato – N • NO 2 - : nitro • O – N – O : nitrito • (NH 4)3[Cr(NCS)6] : amonium heksatiosianato-Nkromat(III) atau amonim heksaisotiosianatokromat(III)

Kesetimbangan Senyawa Koordinasi p. H Alfa p. Alfa 2, 0 3, 7 x 10

Kesetimbangan Senyawa Koordinasi p. H Alfa p. Alfa 2, 0 3, 7 x 10 -14 13, 44 2, 5 1, 4 x 10 -12 11, 86 3, 0 2, 5 x 10 -11 10, 60 4, 0 3, 6 x 10 -9 8, 44 5, 0 3, 5 x 10 -7 6, 45 6, 0 2, 2 x 10 -5 4, 66 7, 0 4, 8 x 10 -4 3, 33 8, 0 5, 4 x 10 -3 2, 27 9, 0 5, 2 x 10 -2 1, 28 10, 0 0, 35 0, 46 11, 0 0, 85 0, 07 12, 0 0, 98 0, 00