Semiotik Materi4 Barthes Roland Terj Nazarudin Kahfie 2012
Semiotik Materi-4 Barthes, Roland, Terj. Nazarudin Kahfie, 2012, “Elemen-elemen Semiologi”, Yogyakarta, Jalasutra.
Semiotik Struktural PETANDA �Hakikat Petanda: Petanda ialah “sesuatu” yang dimaksudkan oleh orang yang menggunakan tanda tertentu. Hal ini membawa kita kembali pada definisi yang sepenuhnya fungsional: Petanda adalah satu dari dua relata pada tanda; satu-satunya hal yang membedakannya dari penanda ialah bahwa penanda merupakan mediator.
Semiotik Struktural Klasifikasi petanda linguistik � Klasifikasi petanda linguistik; dalam semiologi klasifikasi ini amat mendasar karena dengan itu bentuk dipisahkan dari isi. Berkaitan dengan penanda-penanda linguistik, terdapat dua jenis klasifikasi; [1] bersifat eksternal dan berurusan dengan isi atau kandungan positif dari suatu konsep. Lebih bersandar pada subtansi (ideologis) petanda, bukan pada bentuk petanda. [2] klasifikasi yang dilakukan memilah-milah kandungan komutatif yang relevan. Misalnya melakukan dekomposisi terhadap monem, ke dalam satuan signifikan yang lebih kecil {pig+female = sow, horse+male=Stallion} atau {father=male paretnt, parent = first ascendant} � Menurut beberapa linguis, petanda bukan bagian dari linguistik yang hanya berurusan dengan penanda, serta bahwa klasifikasi semantik tidak dikembangkan
Semiotik Struktural �Petanda semiologis: linguistik struktural, meskipun telah berkembang, belum mengelaborasi ranah semantik, dalam artian belum sampai pada klasifikasi terhadap bentuk-bentuk dari petanda verbal. Kecuali jika kembali kepada klasifikasi konseptual melalui tiga pengamatan. 1) Petanda semiologis ditampakkan melalui bahasa yang terartikulasi, baik melalui suatu kata (misal; akhir pekan) maupun sekelompok kata (misal; perjalanan jauh ke pedesaan); misal dari petanda-petanda dari busana mode (misal; panjang atau pendek); misal petanda verbal (sedih, bersemangat, muram, dsb) kedudukannya di dalam semiologi masih harus
Semiotik struktural Petanda dalam suatu sistem (setelah diformalkan) memiliki fungsi yang luas dengan begitu dimungkinkan komunikasi antara satu sistem dengan sistem lainnya ke dalam suatu fungsi sistem yang lebih besar. dengan begitu didapatkan deskripsi yang sepenuhnya ideologis, atau deskripsi yang bersifat umum, terhadap semua sistem dari suatu sinkroni yang sudah ada. 3) Sistem penanda (leksikon) terjadi korespondensi, di ranah petanda, antara praktik dan teknik; kumpulan petanda-petanda ini menyiratkan, dari pihak pengguna sistem (‘pembaca tanda’), tingkat pengetahuan yang berbeda (sesuai dengan kekhasan dalam ‘budaya’ mereka), yang menjelaskan mengapa ‘leksi’ yang sama (atau satuan baca yang lebih besar) dapat dipahami secara berlainan sesuai kehendak individu. Beberapa leksikon-dan sebagai konsekuensinya beberapa tubuh petanda-bisa ada bersama-sama 2)
Semiotik Struktural � Hakikat penanda: penanda merupakan suatu relatum yang definisinya tidak bisa dipisahkan dari definis petanda. Satu-satunya perbedaan penanda merupakan penghubung/mediator: ia membutuhkan materi. Materialitas penanda aladah subtansi dari penanda selalui material (bunyi, objek, citra) � Klasifikasi penanda: klasifikasi terhadap penanda adalah strukturalisasi terhadap sistem. Hal yg harus dilakukan adalah memotong mata raintai pesan yg tak berkesudahan menjadi satuan signifikan terkecil dengan cara melakukan uji komutasi, kemudian mengelompokkan satuan-satuan itu ke dalam kelas paradigmatik, dan akhirnya mengklasifikasi relasi-relasi sintagmatik yang menjadi perekat satuan tersebut. tindakan ini merupakan bagian
Semiotik struktural Penandaan �Korelasi yang signifikan: penandaan dapat dipahami sebagai sebuah proses; penandaan adalah tindakan mengikat penanda dengan petanda, tindakan yang hasilnya adalah tanda. Distingsi ini dilakukan, tentu saja, hanya bermakna sebagai sebuah pengelompokkan (bukan bermakna fenomenologis). [1] karena penyatuan penanda dan petanda tidak menuntaskan tindakan semantik, karena tanda mendapatkan nilai juga dari lingkungannya. [2] karena mungkin dalam proses semantik, pikiran tidak berproses melalui konjungsi tetapi melompat -lompat.
Semiotik Struktural Nilai �Nilai dalam linguistik: kita mesti mendefinisikan tanda bukan lagi menurut ‘komposisi’nya tetapi dengan memperhitungkan hal-hal yang menjadi ‘latar’ keberadaannya: ini merupakan nilai. Nilai berhubungan erat dengan konsep bahasa; konsep tentang nilai ini berfungsi untuk menjatuhkan linguistik dari psikologi sembari mendekatkannya dengan ekonomi; konsep nilai, dengan demikian merupakan sentral dalam linguistik struktural.
Semiotik Struktural �Artikulasi: Tanda (yg diproduksi) adalah articuli; makna, dengan demikian, merupakan keteraturan (chaos) di sisi sebelahnya, tetapi keteraturan itu sebenarnya merupakan buah dari proses pemotongan atau pembagian. Bahasa adalah objek yang terletak di antara bunyi dan gagasan; bahasa tercipta dengan cara menyatukan bunyi dan gagasan sembagi menguraikannya secara simultan. Bahasa adalah ranah artikulasi dan makna adalah proses memotong menjadi bentuk-bentuk. Konsekuensinya, semiologi tidak lagi terlalu berkutat pada leksikon-leksikon bagi objek-objek, tetapi lebih pada upaya mengungkapkan
- Slides: 9