SEMINAR PROPOSAL PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
SEMINAR PROPOSAL PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PAIR CHECKS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN PORIS GAGA 3 KOTA TANGERANG NAMA : NIA AILIA NIM : 1686206143 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
PROPOSAL BAB II BAB III PENDAHULUAN KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS METODE PENELITIAN
BAB I Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada hari rabu tanggal 8 januari 2020 diketahui bahwa perlunya peningkatan kemampuan pemacahan masalah siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN Poris Gaga 3. Identifikasi Masalah 1. Penggunaan metode ceramah. 2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. 3. Suasana kelas kurang kondusif. 4. Kurangnya penerapan langkah-langkah pemecahan masalah dalam kegiatan diskusi kelompok.
BAB I Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Apakah terdapat perbedaan Untuk mengetahui adakah model pembelajaran perbedaan antara model kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks terhadap STAD dengan Pair Checks kemampuan pemecahan terhadap kemampuan masalah siswa kelas V pada pemecahan masalah siswa mata pelajaran IPS di SDN kelas V pada mata pelajaran Poris Gaga 3 Kota IPS di SDN Poris Gaga 3 Tangerang? Kota Tangerang.
BAB I Manfaat Penelitian Memberikan tambahan wawasan tentang penerapan model pembelajaran STAD dan Pair Checks terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran IPS.
Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), suatu proses di mana pembelajar menemukan perpaduan rumus/aturan/konsep yang sudah dipelajari sebelumnya dan selanjutnya diterapkan untuk memperoleh cara pemecahan dalam situasi yang baru dan proses belajar yang baru. Menurut Nurhariani (2018), pemecahan masalah menggunakan dasar proses berpikir untuk memecahkan kesulitan yang diketahui, mengumpulkan fakta tentang kesulitan, dan menentukan informasi tambahan yang diperlukan. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan seseorang dalam upaya mengatasi persoalan yang sedang dihadapi dengan cara menerapkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal agar dapat menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Susanto (2013), pemecahan masalah (problem solving) sebagai proses menerapkan pengetahuan (knowledge) yang telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalam situasi yang baru. Menurut Oztruk dan Guven (2016), problem solving adalah proses ilmiah seseorang yang melalui sebuah fase dari pemahaman masalah untuk kemudian mencari informasi yang diperlukan untuk diputuskan solusi pemecahannya dan dievaluasi solusinya. BAB II
BAB II Menurut Wahidmurni (2017), IPS merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Susanto (2014), menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Menurut Siska (2016), studi sosial dalam arti luas yaitu persiapan kaum muda agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk partisipasi aktif dalam masyarakat. IPS merupakan suatu mata pelajaran yang berisi materi perpaduan dari berbagai ilmu-ilmu sosial terpilih untuk kepentingan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang berlandaskan kepada peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sosial serta bertujuan untuk membentuk karakter manusia yang berguna di masyarakat.
Menurut Priansa (2017), Model pembelajaran dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang kurikulum ataupun guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hamiyah dan Jauhar (2014), Model pembelajaran merupakan cara/teknik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu cara yang dijadikan sebagai acuan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh siswa secara efektif. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Shoimin (2014), Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang belajar dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. BAB II
Menurut Rusman (2012), gagasan utama di belakang STAD adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Menurut Priansa (2017), tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah mengubah perilaku belajar siswa dari individualistik menjadi kerja sama tim yang mendorong siswa untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Model pembelajaran yang fokus utamanya adalah agar siswa dapat mengonstruksikan apa yang telah diajarkan oleh guru dengan cara diskusi kelompok dan agar siswa dapat bertanggung jawab bukan hanya atas dirinya sendiri tetapi juga atas anggota kelompoknya untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pengertian Model Pembelajaran STAD Menurut Aprizan, Rois, & Nurjanah (2019), merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dengan bantuan lembaran kerja sebagai pedoman secara berkelompok, berdiskusi guna memahami konsep, menemukan hasil yang benar. BAB II
Menurut Fathurrohman (2018), model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan untuk memberi penilaian Kurniasih & Sani (2016), menyatakan model pair checks adalah proses belajar kelompok yang mengedepankan kerja kelompok. Dimana setiap anggota kelompok harus memiliki kemandirian dan harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan Model pembelajaran Pair Checks merupakan suatu model pembelajaran diskusi kelompok Pengertian Model Pembelajaran Pair Checks Menurut Trianto (2010) model pembelajaran pair checks Spencer Kagen merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian secara berpasangan yang melatih rasa sosial berupa kerja sama dan memberi penilaian yang juga menuntut kemandirian siswa berupa kemampuan yang sudah harus diketahui sebelumnya dari masing-masing BAB II
Menurut Rusman (2012), siswa kelas V berada pada usia sekitar 10 -11 tahun yang bercirikan pada kemampuan berpikirnya sudah logis dan sistematis yang dapat memahami konsep yang berat sekalipun. Karakteristik Siswa Kelas V SD Menurut Manjid (2014), Perkembangan kecerdasan siswa kelas V sudah mendalam sehingga mampu mencirikan dan mengendalikan apa yang harus ungkapkan. Karakteristik siswa kelas V yang merupakan anak usia sekitar 10 -11 tahun yang berada pada tahapan opersional konkret yaitu anak sudah mampu berpikir secara logis dan sistematis, kemampuan intelektualnya sudah mendalam dan dapat mencapai kemandirian pribadinya. Nuraeni (2018), Siswa kelas V yang mana merupakan usia anak Sekolah Dasar dalam perkembangannya mampu menguasai berbagai macam keterampilan, mulai dari fisik sampai kognitifnya dalam mencapai kemandirian pribadinya sehingga mampu berpartisipasi dalam masyarakat. BAB II
Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan Pair checks Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPS Kerangka Berpikir Di SDN Poris Gaga 3 Kota Tangerang Student Team Achievement Division (STAD) 1. Penyampaian tujuan pembelajaran. 2. Pembagian kelompok. 3. Presentasi kelas. 4. Kegiatan belajar dalam kelompok. Pair checks 1. Bekerja berpasangan. 2. Pembagian peran partner dan pelatih. 3. Pelatih memberi soal, partner menjawab. 4. Pengecekan jawaban. 5. Bertukar peran. 5. Kuis. 6. Penghargaan prestasi 6. Penyimpulan. 7. Evaluasi. 8. Refleksi. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah antara Kelas yang Diberi Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan Pair Checks BAB II
BAB III Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Denelitian ini menggunakan metode Tempat Penelitian Waktu Penelitian SDN Poris Gaga 3 Juli 2019 -Agustus 2020 eksperimen bentuk desain Quasi Eksperimental jenis Nonequivalent Control Group Design.
BAB III Populasi Sampel Teknik Pengumpulan Data Seluruh siswa kelas Kelas A = 31 siswa Wawancara V yang berjumlah 54 Kelas B = 28 siswa Observasi orang Tes
Variabel Kemampu an pemecaha n masalah Kompetensi Dasar Indikator Menganalisis peran 1. Memahami ekonomi dalam masalah upaya 2. Merencanakan menyejahterakan penyelesaian kehidupan masalah masyarakat di 3. Melaksanakan bidang sosial dan rencana budaya untuk 4. Memeriksa memperkuat ulang jawaban kesatuan dan yang diperoleh Bentuk Nomor Soal 1, 2, 3, 5, 6, 4, 9, 12, 13 Uraian persatuan bangsa BAB III 7, 8, 10, 11, Kisi-kisi Instrumen Penelitian 14, 15
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
- Slides: 16