SEMINAR PROPOSAL PEBEDAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
SEMINAR PROPOSAL PEBEDAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN BUNDER I KABUPATEN TANGERANG RIZKI NABILA RAHMATIKA
BAB I LATAR BELAKANG Hasil observasi awal di SDN Bunder I Kabupaten Tangerang pada tanggal 16 Juli 2019 bersama Wali Kelas V Masalah yang ditemukan • pertama, Guru di SD tersebut belum mengguasai model Contextual Teaching Learning dan Inkuiri Sosial dan guru hanya menggunakan model ceramah dan Tanya jawab. • Kedua, kondisi kelas yang kurang kondusif mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. • Ketiga, kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa yang menyebabkan siswa tidak semangat. • Keempat, guru kurang bervariasi dalam menggunakan model dan menyebabkan guru monoton hanya menggunakan model ceramah dan Tanya jawab.
Perumusan masalah Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka perumusan masalah yang diteliti “Apakah terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang diberi model Contextual Teaching Learning dengan siswa yang diberikan model Inkuiri Sosial ”. Tujuan penelitian Sehubung dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang diberikan model Contextual Teaching Learning dengan siswa yang diberikan model Inkuiri Sosial.
Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Manfaat praktis • Bagi Siswa • Bagi guru • Bagi sekolah • Bagi peneliti
BAB II PENGERTIAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Menurut Nurhadi (2002), “Contextual Teaching Learning merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Menurut Jumanta (2017), “Contextual Teaching Learning adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keretampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekontruksi sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat”. Menurut Trianto (2011), “Contextual Teaching Learning merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga’’. Dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching Learning merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan sehari-hari.
PENGERTIAN INKUIRI SOSIAL Sanjaya (2010), berpendapat bahwa “Inkuiri Sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial subkelompok konsep masyarakat. Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk membelajarkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat”. Sapriya (2010) memberikan pendapatnya bahwa strategi pembelajaran “Inkuiri Sosial diharapkan dapat membantu masayarakat dalam memecahkan masalah-masalah sosial sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka dari itu Inkuiri Sosial ini sudah seharusnya memberikan prioritas pada masalah-masalah praktis kemasyarakatan, dimana hal ini bertujuan untuk memberikan konstribusi untuk para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusan- keputusannya”. Dapat disimpulkan bahwa Inkuiri Sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial subkelompok konsep masyarakat. sosial sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka dari itu Inkuiri Sosial ini sudah seharusnya memberikan prioritas pada masalah-masalah praktis kemasyarakatan, dimana hal ini bertujuan untuk memberikan konstribusi untuk para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusannya.
Indikator Pembelajaran IPS 3. 1. 1 mengidentifikas i karakteristik luas dan wilayah Indonesia 3. 1. 2 membedakan kondisi geografis pulau-pulau di Indonesia 4. 1. 1 menentukan hasil identifikasi luas dan letak wilayah di Indonesia 4. 1. 2 menyajikan informasi kondisi geografis pulau di Indonesia.
Pengertian IPS Menurut Buchari Alma (2003) mengemukakan pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti : Geografi, Sejarah, Ekonomi, Antropologi, Sosiologi, Politik, dan Psikologi Wardani (2013) bahwa “Pembelajaran IPS di sekolah-sekolah lebih diwarnai oleh pembelajaran konvensional yang menitik beratkan pada pembelajaran seperti ceramah sehingga tidak ada rangsangan bagi siswa untuk berfikir dan mengeluarkan ide-ide mereka, pembelajaran IPS cenderung tidak mengangkat suatu permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa, tetapi lebih ke menghafal fakta sosial tanpa berusaha untuk menggapai suatu solusi yang dikehendaki” Menurut Susanto (2016) bahwa “hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga Negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya” IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya tentang bidang-bidang sosial.
PENELITIAN YANG RELEVAN Berdasarkan skripsi yang dilakukan oleh Yulia Santi, Rini Rahmawati, pada tahun 2016 mahasiswa Universitas Almuslim program study PGSD yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pelestarian Lingkungan di Kelas V SDN 8 Peusangan”. 1 Berdasarkan skripsi yang dilakukan oleh Miati Sutarya, Universitas Negeri Yogyakarta program studi Pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) pada tahun 2016 dengan judul “pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV” 2 3 Berdasarkan skripsi yang dilakukan oleh Yulia Kurnia Dewi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap pemahaman konsep mitigasi bencana pada mata pelajaran IPS siswa kelas V ”.
Perbedaan Model Contextual Teaching Learning dan Inkuiri Sosial Terhadap Hasil Belajar IPS Ssiswa Kelas V SDN Bunder 1 Kabupaten Tangerang Kelas Eksperimen 1 model Contextual Teaching 1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2. Guru menjelaskan pembelajaran CTL 3. Guru melakukan Tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. 4. siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing. 5. siswa melaporkan hasil diskusi. 6. setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. 7. dengan bantuan guru siswa mkelompok sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus dicapai. enyimpulkan hasil Kelas Eksperimen II Model Inkuiri Sosial 1. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Siswa mengembangkan hipotesis yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. 3. Guru membuat definisi istilah atau konsep yang jelas tentang masalah yang akan dipecahkan. 4. siswa memperluas hipotesis yang telah dilakukan. 5. Siswa menjawab pertanyaan dan hipotesis diuji bukuti dan fakta yang dikumpulkan. 6. Siswa menyelesaikan masalah yang dipecahkan. Terdapat Perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bunder I Kab. Tangerang
BAB III Metode penelitian ini adalah Kuantitatif Eksperimen (Quasi Eksperimen) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan data umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan
Desain uji coba Model Contextual Teaching and Learning dan Inkuiri Sosial pada pembelajaran IPS Siswa Kelas V Uji coba kelompok Model Contextual Teaching and Learning dan Inkuiri Sosial pada pembelajaran IPS
Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil belajar Jumlah butir soal Kompetensi dasar indikator Aspek/Ranah 3. 1 mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan/ maritim dan agrasis sertas pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya komunikasi serta transportasi. 3. 1. 1 mengidentifikasi karakteristik luas dan wilayah Indonesia 1, 2, 3, 4, 5 5 Essay 3. 1. 2 menjelaskan kondisi geografis pulau-pulau di Indonesia 6, 7, 8, 9, 10 5 Essay 4. 1 menyajikan hasil identifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan/ maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekomoni, sosial, budaya, komunikasi serta transportasi. 4. 1. 1 menentukan hasil identifikasi luas dan letak wilayah di Indonesia 11, 12, 13, 14, 15 5 Essay 4. 1. 2 menyajikan informasi kondisi geografis pulau-pulau di Indonesia. 16, 17, 18, 19. 20 5 Essay 10 20 C 2 10 C 3 Jumlah Bentuk tes
Analisi Data Analisis statistik Deskriptif Analisis Statistik Inferensial
- Slides: 14