SELAMAT DATANG BIOLOGI LAUT ITK 211 BAGIAN HIDROBIOLOGI
SELAMAT DATANG BIOLOGI LAUT (ITK 211) BAGIAN HIDROBIOLOGI LAUT DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
BIOLOGI LAUT (ITK-211) Bobot akademis: 3 (2 -3) SKS Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK): Dr. Neviaty P. Zamani MSc. Pengajar: Dr. M. Kawaroe MSc. Beginer Subhan, MSc Mutia Ismet MSc
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN KULIAH JUDUL MATA KULIAH : Biologi Laut NOMOR KODE/SKS : TK 211/3(2 -3) SEMESTER : GENAP DESKRIPSI SINGKAT: Mata kuliah ini membahas dunia kehidupan laut berdasarkan keanekaragaman flora dan faunanya, serta prinsip-prinsip biologi yang mengatur organisasi dan kelangsungan hidup organisme dan asosiasinya dalam zona-zona ekologi yang luas, seperti zona perairan, pantai dan lepas pantai.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN KULIAH TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memiliki pengetahuan/pemahaman dan penghayatan tentang struktur dan organisasi biota laut, serta proses-proses biologis yang berlangsung di laut.
Minggu 1 2 3 4, 5 Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Waktu Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memahami cakupan dan sejarah perkembangan BIOLA Pengertian dan cakupan biola, Sejarah perkemnbangan Pengertian dan cakupan biola Sejarah perkembangan biologi laut 100 Menit . Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan lingkungan kehidupan biota laut Lingkungan laut 1. Pewilayahan lingkungan laut berdasarkan kedalaman 2, Proses dan dinamika di laut 100 Menit Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep kehidupan dilaut. Konsep kehidupan dilaut 1. Pemahaman tentang konsep kehidupan 2. Sistematika dan evolusi kehidupan laut 100 Menit Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu membedakan dan menjelaskan kingdom monera, protista dan fungi Mengenal Kingdom 1. Monera, protista dan 2. Protista fungi 3. Fungi 200 Menit
Minggu Tujuan Instruksional Khusus Sub Pokok Bahasan 6, 7/MK W Setelah mengikuti mata kuliah Mengenal kingdom ini mahasiswa mampu Plantae menjelaskan Kingdom Plantae 1. 2. 8, 9, 10 Setelah mengikuti mata kuliah Biologi Animalia laut ini mahasiswa mampu (Avertebrata) mengenal kingdom animalia laut yang tidak bertulang belakang (Avertebrata) 1. Sponge /mkw 2. Cnidaria 3. Moluska 4. Crustácea 5. Artraphoda Seagrass Mangrove 11, 12, 13 Setelah mengikuti mata kuliah Biologi Animalia Laut ini mahasiswa mampu (Vertebrata) mengenal dan menguraikan biologi Animalia Laut yag bertulang belakang (vertebrata) 1. Ikan Laut /Nekton bahari 2. Reptil 3. Mamalia 14 1. Lautan Sebagai sumber makanan 2. Pemanfaatan laut beserta isinya oleh manusia Setelah mengikuti mata kuliah Man and the ocean ini mahasiswa mampu (Manusia dan lautan mengenal dan menguraikan keterkaitan antara manusia dan kehidupan laut Estimasi Waktu 200 menit 300 Menit 100 menit
DAFTAR PUSTAKA: Nybakken, JW. Marine biology: an ecological approach. 3 rd edition. Harper. Collins College Publisher. 1993. Odum, EP. Fundamentals of ecology. 3 rd edition. WB. Sounders Company. 1971. Nontji, A. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. 1993. Sumich, JL. An introduction to the biology of marine life. Wm. C Brown Publishers. 1992. Weber, HH and HV Thurman. Marine biology. 2 nd edition. Harper. Collins Publisher. 1991. Rohmimohtarto, K dan S Juwana. Biologi laut: ilmu pengetahuan tentang biota laut. Penerbit Djambatan. 2001. Castro, P and ME Huber. Marine biology. 3 rd edition. Mc. Graw. Hill Higher Education. 2000.
Pustaka/tugas bacaan: Marine Biology: an ecological approach. 3 rd edition. JW Nybakken (editor). 1993. Marine Biology, 2 nd edition. Reseck, JR. 1988. An Introduction to the Biology of Marine Life. Sumich, JL. 1992. Wm. C. Brown publishers. Marine Biology, 2 nd edition. Webber, HH and HV Thurman. 1991. Harper. Collins publishers. Catatan: Bahan bacaan tambahan akan diberikan pada tiap awal materi kuliah/pokok bahasan yang berbeda.
Penilaian Nilai akhir dan huruf mutu peserta kuliah didasarkan tiga faktor, yaitu: 1. Nilai Ujian Tengah Semester (35%) 2. Nilai Ujian Akhir Semester (35%) 3. Nilai Praktikum, termasuk field trip (30%) Kisaran nilai akhir: A 76. 0 66. 0 B < 76. 0 56. 0 C < 66. 0 D < 56. 0 4. Kalau distribusi nilai terlalu rendah, penilaian berdasarkan distribusi normal
Peraturan perkuliahan: Mahasiswa/peserta kuliah mata kuliah Biologi Laut wajib mematuhi seluruh peraturan dan tata tertib yang berlaku di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Hal ini berlaku pada waktu kuliah dan praktikum! Peraturan tersebu merujuk pada: Pedoman tata tertib kehidupan kampus bagi mahasiswa Bab III: Norma dan etika kehidupan kampus Pedoman tata tertib penyelenggaraan pendidikan program S 1 Bab V: Perkuliahan
FIELDTRIP DILAKSANAKAN PADA TANGGAL MEI 2011
Sekilas sejarah BIOLA Manusia telah mempelajari tentang kehidupan laut sejak pertama kali mereka melihat samudera Aristoteles (384 BC – 322 BC ) dianggap sebagai ahli biologi laut pertama. Dia menjelaskan beberapa bentuk kehidupan laut dan banyak penjelasannya yang dianggap tepat pada saat ini. Aristoteles juga melakukan studi ilmu lain. Sebagai contoh, dia megatakan bahwa insang adalah alat pernapasan pada ikan.
I. Sejarah perkembangan Biologi Oseanografi dunia Ketertarikan manusia terhadap lautan khususnya dalam biologi laut dapat dilihat dari perjalanan observasi yang dibuat pada abad ke-4 oleh Aristotle, yang menjelaskan dan membuat catalog 180 spesies hewan laut. Ekspedisi besar-besaran pada abad 15 dan 16 menghasilkan pengetahuan geografi lautan dan menambah hasil pengamatan biologi, namun studi yang modern tentang biologi laut baru di mulai pertengahan abad 19.
Edward Forbes (credit; Lalli et al) Edward Forbes Founding Father of Oceanography Born 12 February 1815, Douglas, Isle of Man, UK Died 18 November 1854 (aged 39) Wardie, Edinburgh Residence United Kingdom Nationality Manx Fields Natural history Institutions Geological Society of London, King’s College London, Geological Survey of Great Britain, Royal School of Mines, University of Edinburgh
Edward Forbes, the Founding Father of Oceanography Orang pertama yang melakukan desain studi yang sistematis tentang biota laut. Orang yang memelopori dalam menggunakan peralatan jaring dalam pengambilan sampel dari hewan bentik dan dia memaparkan adanya jenis spesies yang berbeda pada kedalaman air laut yang berbeda. Bukunya yang berjudul “The Natural History of the European Seas” dipublikasi setelah 5 tahun meninggal dunia pada waktu yang sama munculnya teori Darwin tentang asal-usul spesies.
Namun Forbes lebih diingat sebagai penemu hipotesis azoik melalui publikasinya pada tahun 1843, yang mengatakan bahwa tidak ada organisme laut pada kedalaman dibawah 550 m. Forbes tidak menyadari bahwa telah ada penemuan adanya kehidupan pada bagian yang lebih dalam di laut.
John Ross & James Ross (credit; wikipedia) Pada tahun 1818, John Ross menemukan sampel dasar laut berupa cacing dan bintang laut pada kedalaman 1920 m di Teluk Baffin, sebelah barat Greenland. John Ross (Artic Explorer) James Ross, memimpin ekspedisi ke Samudra Antartika pada tahun 18391843 dan mengumpulkan hewan bentik dari kedalaman 730 m. Penemuan ini mempengaruhi pendapat Forbes tentang hipotesis azoik.
Charles Wyville Thomson A Scottish Naturalist, Wyville Thomson was born at Bonsyde, West Lothian, on 5 March 1830, the son of a surgeon in the service of the British East India Company
Pada tahun 1873, mempublikasikan buku oseanografi yang pertama “The Depths of the Sea”, berdasarkan review expedisi sebelumnya. Thomson juga menjadi pelopor expedisi lautan pertama mengelilingi dunia. Ini disebut “Challenger Expedition” tahun 1872 -1876 yang menempuh jarak 110900 km dengan mengunjungi semua samudra kecuali samudra Artik. Expedisi tersebut diorganisir oleh “Royal Society” dengan tujuan khusus melakukan survei samudra dalam kaitannya dengan fisik, kimia dan biologi.
Challenger Expedition the Report Of The Scientific Results of the Exploring Voyage of H. M. S. Challenger during the years 1873 -76 which, among many other discoveries, catalogued over 4, 000 previously unknown species.
Challenger mengintegrasikan fenomena fisik, kimia, biologi dan geologi dan menggunakan sistematika dalam pengumpulan sampel menggunakan metode yang telah distandarisasi. Berdasarkan hal ini maka expedisi Challenger dianggap sebagai awal dari oseanografi modern.
Lebih dari 76 ilmuwan menganalisis sampel-sampel selama pelayaran dan membutuhkan waktu 19 tahun untuk merapungkan laporan akhir 50 seri yang dipublikasi dibawah arahan dan pendanaan John Murray. Expedisi telah menghasilkan peta dasar laut dan telah memberikan bukti keberadaan kehidupan pada laut yang terdalam. Ditemukan 715 genera dan 4417 spesies baru dari mikroorganisme, dan 3508 merupakan spesies baru dari Radiolaria (grup Protozoa), yang semuanya dijelaskan oleh ahli biologi dari German Ernst Haeckel.
Tabel 1. Expedisi besar dalam bidang biologi. Vessel Challenger Blake Princese Alice I & II, Hirondelle I & II Albatross National Valdivia Negara Inggris USA Monaco Tahun 1872 -1876 1877 -1886 -1922 Tujuan Cruise Data biologi global, Kehidupan di laut dalam Penelitian laut dalam, Karibia dan Teluk Meksiko Penelitian laut dalam USA Jerman 1887 -1925 1889 1898 -1899 Michael Sars Dana I and II Discovery I and II Norwegia Denmark Inggris 1904 -1913 1921 -1936 1925 -1939 Penelitian laut dalam , Lautan Pasifik dan Hindia Penelitian plankton Distribusi vertikal organisme pelagic, biologi laut dalam Penelitian laut dalam dan tengah, Antlantik Utara Riset perikanan, laut dalam global Ekologi Antartika Meteor Galathea Trieste (bathyscaphe) Vitiaz Alvin (submersible) Jerman Denmark Swiss/U. S 1925 -1938 1950 -1952 1960 Biologi Antlantik Penelitian laut dalam, 10. 000 m Penyelaman laut dalam, 10. 916 m (Mariana Trench) U. S. S. R. U. S. A. 1957 -1960 1977 Biologi dasar laut dalam Penemuan sumber air (hidrotermal) panas laut dalam
Perkembangan Biologi Modern Oseanografi biologi memulai sebagai ilmu yang deskriptif dan penelitian dasar tentang biologi dari organisme laut dan lingkungannya menjadi aspek yang sangat penting pada oseanografi biologi. Namun, pengembangan peralatan dan teknik yang baru telah merubah cakupan dari riset oseanografi. Sonar, pada awalnya dikembangkan selama perang dunia ke II untuk mendeteksi kapal selam lawan, namun kemudian digunakan untuk mempelajari dasar lautan, mencari kumpulan ikan dan pada belakangan ini dikembangkan untuk menentukan lokasi dan konsentrasi zooplankton.
Gelombang suara bawah laut dengan hidropone dikembangkan untuk mempelajari komunikasi antara hewan-hewan mamalia dan menentukan lokasi kelimpahan makanan bagi hewan mamalia dan ikan. Komputer telah memudahkan dalam menganalisa data dan sangat berguna dalam mensimulasi kejadian-kejadian oseanografi. Pengembangan satelit dan penginderaan jauh memudahkan dalam pemetaan suhu laut dan menentukan pergerakan arus.
Skala riset dalam oseanografi biologi telah berkembang dari studi laboratorium tentang pengaruh dari perubahan lingkungan pada satu sel phytoplankton, hingga menggunakan satelit untuk mendapatkan gambaran global dari produksi tumbuhan pada permukaan laut.
II. Sejarah Pelayaran Indonesia Aktivitas pelayaran bangsa Indonesia sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang, berjalan bersamaan dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Wilayah kepulauan Nusantara yang terletak pada silang jaringan lalu lintas laut dunia, secara tidak langsung merupakan penghubung dunia Timur dan Barat. Berbagai hasil bumi dari Indonesia merupakan barang -barang yang dibutuhkan oleh pasaran dunia. Hal ini telah mengakibatkan munculnya aktivitas perdagangan dan pelayaran dari dan ke Indonesia.
Route pelayaran Chengho http: //mapchengho. gif Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Aceh Raya, dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang dan dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain.
Mesjid Cheng-Ho di Surabaya, bukti perjalanan Laksamana Cheng-Ho (muslim Tionghoa)
Zaman Prasejarah (zaman belum ada tulisan)/ Hingga abad ke-5 Penduduk kepulauan Indonesia sudah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain melalui perdagangan di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pedagang dari berbagai wilayah di Asia Tenggara dan Asia Selatan
http: //www. wikipedia. com Salah satu bukti adanya hubungan tersebut adalah ditemukannya nekara perunggu di Indonesia yang jenisnya sama dengan nekara perunggu yang terdapat di daratan Asia Tenggara. Hal itu setidaknya menunjukkan bahwa sejak zaman prasejarah telah terjadi jalinan hubungan budaya antar bangsa.
Zaman Sejarah (mulai abad-5/ ada tulisan) Menurut J. C van Leur, hubungan dagang antara Indonesia dan India the terlebih dahulu berkembang dari pada hubungan antara Indonesia dan China. Berdasarkan pada adanya bukti bahwa di pantai India telah terdapat pelabuhan-pelabuhan dengan kegiatan pelayaran yang secara aktif terlibat dalam perdagangan dunia, jauh sebelum pelabuhan di pantai selatan China melakukannya. Kitab Jataka dan Mahaniddesa serta sumber barat Periplous tes Erythrasthalasses dan Geographike Hyphegenesis dapat diperoleh gambaran bahwa sekitar abad ke-2 Masehi hubungan antara Indonesia dan India sudah cukup intensif.
Kerajaan Maritim di Indonesia Kerajaan Sriwijaya pada dasarnya merupakan suatu kerajaan pantai, sebuah Negara perniagaan dan Negara yang berkuasa di laut. Kekuasaannya lebih disebabkan oleh perdagangan Internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa yang sejak paling sedikit 15 abad lamanya mempunyai arti penting dalam sejarah
Kerajaan Melayu di Sumatra. Dari kitab sejarah dinasti Tang dapat dijumpai untuk pertama kalinya pemberitaan tentang datangnya utusan dari daerah Mo-lo-yeu di Cina pada tahun 644 dan 645. Nama Mo-lo-yeu ini mungkin dapat dihubungkan dengan kerajaan Melayu yang terletak di Pantai Timur Sumatra dengan pusat sekitar Jambi. Sekitar tahun 672 Masehi Itsing seorang pendeta Budha dari Cina dalam perjalanannya dari Kanton menuju India, singgah di She-li -fo-se (Sriwijaya) selama enam bulan untuk belajar bahasa Sansekerta. Dari She-li-fo-se I-tsing berlayar ke Melayu dengan menggunakan kapal raja. Hal ini menggambarkan bahwa sekitar tahun 685 kerajaan Sriwijaya telah mengembangkan kekuasaannya, dan salah satu yang ditaklukkan adalah kerajaan Melayu.
Kerajaan Samudra. Penulis Arab terkenal adalah Ibnu Battuta yang antara tahun 1345 -1346 menjadi utusan Sultan Delhi Muhammad Tughlak untuk menghadap kaisar Tiongkok. Dalam perjalanannya ke Tiongkok, begitu pula ketika kembalinya, ia singgah di kerajaan Samudra di Sumatra. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sejak abad ke 8, pedagang Arab sudah mulai mengenal Indonesia, sekurang-kurangnya Indonesia bagain barat seperti Lamuri, Samudra, Badrus, Kedah dan Sriwijaya. Sebagai akibat merosotnya kerajaan Sriwijaya, di Sumatera Utara muncul beberapa kerajaan maritim kecil. Kerajaankerajaan yang terdapat kira-kira tahun 1300 adalah Samudra, Perlak, Pasei dan Lamuri (Aceh).
Kerajaan Majapahit Menurut Krom, kerajaan Majapahit adalah berdasarkan pada kekuasaan di laut. Laut-laut dan pantai terpenting di Indonesia dikuasainya. Selain Negara agraris, Majapahit juga merupakan kerajaan perdagangan. Negara ini memiliki angkatan laut yang besar dan kuat. Majapahit mempunyai hubungan dengan Campa, Kampuchea, Siam Birma bagian Selatan dan Vietnam. Kitab Nagarakertagama. Dalam kitab ini menunjukkan bahwa banyaknya pedagang dari Jambu Dwipa, Kamboja, Cina, Yawana, Champa, Karnataka (Mysore), Goda dan Siam yang datang ke Majapahit.
Dengan uraian perluasan wilayah kekuasaan Majapahit, seperti dijelaskan oleh Prapanca, digunakan hipotesa bahwa pelayaran perdagangan pada abad XIV berada di tangan pedagang Majapahit. Artinya pada waktu itu, Majapahit memiliki kapal-kapal dagang dan menjalankan pelayaran sendiri, disamping pelayaran yang dilakukan juga oleh kapal asing.
Kerajaan Malaka merupakan suatu kota pelabuhan terbesar yang letaknya menghadap laut. Malaka mulai muncul sebagai pusat perdagangan dan kegiatan Islam baru awal abad ke 15. Pendiri kerajaan majapahit adalah seorang pangeran Majapahit dari Blambangan yang bernama Paramisora (Parameswara). Malaka menjadi suatu pelabuhan internasional dengan cara; awalnya setiap kapal yang lewat dipaksa untuk singgah serta membari fasilitas yang cukup baik serta dapat dipercayai bagi pergudangan dan perdagangan.
Periode Sejarah pelayaran Indonesia: Tahun 1890 -1935 Perusahaan pelayaran pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890 oleh pemerintah kolonial Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM (Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan merupakan satu-satunya perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak monopoli di Bidang pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi pemerintah sampai batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran saat itu.
Tahun 1936 -1942 Pada tahun 1936, dengan disahkannya undang-undang perkapalan (Indische Scheepvartet) memberikan banyak fasilitas bagi perusahaan pelayaran KPM. Hal itu menyebabkan perusahaan KPM berkembang pesat dan mampu menyelenggarakan pelayaran di seluru wilayah perairan Indonesia.
Tahun 1942 -1945 Pada tahun 1942, dengan adanya pendudukan Jepang di Indonesia, kapal-kapal niaga digunakan untuk melayani keperluan tentara Jepang, sehingga hampir semua pelayaran niaga terhenti operasinya.
Tahun 1945 -1956 Pada tahun 1945 -1956, setelah tentara jepang menyerah, pemerintah Belanda mencoba menghidupkan kembali perusahaan pelayaran KPM dengan mendirikan perusahaan pelayaran lain yang mendukung usaha KPM tersebut. sementara itu di wilayah kekuasaan republic Indonesia telah beroperasi beberapa perusahaan pelayaran. Pada tahun 1951 pemerintah Republik Indonesia mendirikan PN. PELNI, sehingga terjadi dualism penguasaan dalam pelayaran KPM oleh Belanda dan PN. PELNI oleh Indonesia.
The latest Pelni ship - LABOBAR, photo copyright Jonathan Boonzaier 2004 (http: //www. maritimematters. com/images/pelni-9. jpg)
Tahun 1957 -1960 Pada tahun 1957 perusahaan pelayaran KPM dinasionalisasikan dan seluruh kekayaannya antara lain berupa 79 kapal berkapasitas kebih dari 135. 000 DWT diserahkan kepada PN. PELNI. disamping PN. PELNI pada waktu itu juga tumbuh beberapa perusahaan pelayaran swasta nasional, tetapi pada tahun 1960 karena kelesuan ekonomi banyak perusahaan pelayaran swasta nasional mengalami kepailitan.
Tahun 1960 -1968 Pada periode ini keadaan ekonomi di Indonesia kurang menguntungkan karena tingkat inflasi yang tinggi (300%). Menyebabkan banyak perusahaan pelayaran yang kesulitan dana untuk memperbaharui armada disamping kondisi prasarana pelayaran yang semakin menurun, antara lain fasilitas pelayaran niaga dan navigasi semakin menambah buruknya situasi pelayaran niaga saat itu. Pemerintah Indonesia membantu pengadaan kapal dengan dana pinjaman luar negeri dari negara-negara blok timur. Jenis dan tipe kapal beserta peralatan yang tidak sesuai dengan kondisi perairan Indonesia.
Tahun 1969 -1980 Pembinaan pelayaran ditekankan pada pembinaan pelayaran dalam negeri (Pelayaran Nusantara) yang dimaksudkan untuk menghidupkan kegiatan pelayaran yang tetap dan teratur antara pelabuhan utama di seluruh Indonesia. Pembinaan pelayaran ini antara lain dituangkan dalam program pengembangan pelayaran yang disebut RLS (Regulas Liners Service).
Tahun 1980 -1987 Periode tahun 1980 -1987 merupakan program pemantapan pola angkutan laut nusantara di seluruh Indonesia melalui program RLS. Program ini diadakan penyempurnaan trayek pelayaran Nusantara, yaitu: - Trayek Pelayaran Nusantara Barat - Trayek Pelayaran Nusantara Timur Ke Nusantara Barat - Trayek Pelayaran Nusantara Barat Ke Nusantara Timur
Tahun 1988 -1994 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1988 yang lebih dikenal dengan PAKTO 1988 (Pekan Oktober 1988), pemerintah melaksanakan deregulasi di bidang pelayaran yang meliputi: - Penyederhanaan di bidang perizinan, antara lain, berupa penyatuan izin usaha pelayaran dan izin operasi. - Pengelompokan jenis usaha pelayaran sesuai perizinannya menjadi : • Pelayara Luar Negeri • Pelayaran dalam Negeri • Pelayaran Rakyat • Pelayaran Perintis
Tahun 1994 s/d sekarang Penyederhanaan perizininan di bidang usaha pelayaran sesuai PAKTO ’ 88 tersebut disamping memperlancar arsu barang dan penumpang juga menimbulkan pengaruh negative bagi pertumbuhan pelayaran Nasional. Deregulasi tersebut memberikan keleluasan bagi kapal-kapal berndera asing untuk beroperasi di Indonesia sehingga mendesak pangsa pasar pelayaran nasional baik untuk pelayaran luar negeri maupun pelayaran dalam negeri. Berikut ini adalah prosentase perbandingn panfsa pasar angkutan laut menurut Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut, Ditjen HUBLA.
Perkembangan kelautan Periode I, yaitu : tahun 1600 hingga 1942 (periode penjajahan belanda) Periode II, yaitu : tahun 1942 hingga 1945 (Periode Penjajahan jepang) Periode III, yaitu : tahun 1945 hingga 1965 (Periode orde lama) Periode IV, yaitu : tahun 1966 hingga 1999 (Periode orde baru) Periode V, yaitu : setelah 19992010(Periode Reformasi)
Perkembangan kelautan Periode I, yaitu : tahun 1600 hingga 1942 (periode penjajahan belanda) Sub Periode I Georgius Everhadus Rumphius membuat deskripsi mengenai flora di Ambon dan sekitarnya. Karya yang dihasilkan adalah d’Amboinsche Rariteitkamer (1705) dan Herbarium Amboinense (1741– 1750).
Sub Periode II (1850 -19050 • Pieter Bleeker (1850) meneliti ikan di Indonesia. Karya besarnya Atlas Ichthyologique. Bleeker merupakan perintis majalah ilmiah pertama di Indonesia yang berjudul Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indie • Ekspedisi Challenger (1872 - 1876) melalui perairan Indonesia. • Ekspedisi Belanda dengan kapal Siboga (1899 – 1900) meneliti tentang biologi laut di Indonesia timur.
Sub Periode III (1905 - 1942) • Tahun 1904 Dr. Koningsberger (direktur kebun raya, Bogor) memprakarsai pendirian Visscherij station (Stasiun Perikanan) pertama di Indonesia bertempat di Pasar Ikan Jakarta. • Pada tahun 1919, Stasiun Perikanan berubah menjadi Laboratorium voor het onderzoek der zee (laboratorium penelitian laut). Kegiatan laboratorium ini meneliti tentang biologi kelautan. Tempat ini melahirkan Delsman ahli telur dan larva ikan; Verwey ahli Ekologi terumbu karang dan ekologi kepiting bakau; Herdenberg ahli biologi perikanan.
• Salah satu tonggak penelitian botani laut terutama mengenai alga laut oleh Weber van Bosse • Ekspedisi Snellius (1929 -1930) Penelitian di Indonesia bagian timur. • Ekspedisi Galathea dari Denmark bertujuan untuk mempelajari biologi laut dalam. Ekspedisi ini berhasil mengkoleksi biota laut dalam sampai kedalaman 10000 meter.
• Periode II, yaitu : tahun 1942 hingga 1945 (Periode Penjajahan jepang} • Periode yang sangat pendek • Pada periode ini tidak banyak dilakukan kegiatan penelitian bidang kelautan. • Masa dimana seluruh energi tercurah untuk kemerdekaan
• Periode III, yaitu : tahun 1945 hingga 1965 (Periode orde lama) • Prof Kusnoto mendirikan Akademi Biologi di Ciawi yang mempunyai jurusan penelitian laut pada akhir tahun 1950 -an.
• 1960 -an berdiri Lembaga Penelitian laut, Lembaga Penelitian Perikanan Laut, dan Dinas Hidrografi Angkatan Laut (sekarang Dinas Hidro-oseanografi TNI Angkatan Laut) • Penelitian dengan bekerjasama dengan negara lain yaitu Operasi Armindo (Indonesia – AS , Ekpedisi Snellius I, II (RI – Belanda) dan Ekspedisi Corindon (RI – Prancis).
Periode IV, yaitu : tahun 1966 hingga 1999 (Periode orde baru) • Pada tahun 1984 dengan project Marine Science Education Project (MSEP) Departemen pendidikan mengembangkan Ilmu Kelautan dengan mendirikan program studi dibeberapa perguruan tinggi yaitu Institut Pertanian Bogor, Univesitas Riau, Universitas Diponegori semarang, Universitas Hasanudin Makassar, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Periode V, yaitu : setelah 1999 - 2010(Periode Reformasi) • Dibentuknya DKP • International Nusantara Strafication And Transport Program (INSTAN) (2004 – 2005) dilakukan di daerah ARLINDO. • Ekpedisi laut dalam bekerjasama dengan Jepang (2004) • INDOMIKS kerjasama dengan Perancis (2011)
Perkembangan di dunia Kajian dengan teknologi canggih untuk eksplorasi sampai kedasar laut Studi rekayasa genetika biota laut untuk makanan, obat-obatan, kosmetika dll
Tugas: • Gali perkembangan sejarah perperiode. Beri komentar. • Diskusikan apa langkah-langkah yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar bisa sejajar dengan negara-negara maju didunia, khususnya dalam bidang kelautan
Bahan renungan: Kupikir keberhasilan itu karena “keturunan’, ternyata karena ‘ketekunan”. Kupikir yang paling mahal itu “uang, emas dan permata”, ternyata “kesehatan dan nama baik”
Bahan renungan: Kupikir sukses itu “hasil kerja keras”, ternyata hasil kerja cerdas. Kupikir tuhan selalu kabulkan tiap doa hamba, ternyata hanya memberikan yang kita butuhkan
- Slides: 64