SEKILAS KONSEP DASAR PSIKOLOGI Potret Psikologi di indonesia

  • Slides: 42
Download presentation
SEKILAS KONSEP DASAR PSIKOLOGI

SEKILAS KONSEP DASAR PSIKOLOGI

Potret Psikologi di indonesia Sering dipersepsi sebagai ilmu yang mempelajari tentang…… |Perdukunan …. .

Potret Psikologi di indonesia Sering dipersepsi sebagai ilmu yang mempelajari tentang…… |Perdukunan …. . ? |Tukang meramal…. ? |Tukang analisis…. . ? (Tdk sepenuhnya salah) |Tempat curhat…. . ? |Tempat menyelesaikan masalah…. . |Tempat mencampuri urusan orang lain…. . (Tdk sepenuhnya salah)

 PENGERTIAN PSIKOLOGI �Psychology berasal dari Bahasa Latin yg terdiri dari dua kata yaitu:

PENGERTIAN PSIKOLOGI �Psychology berasal dari Bahasa Latin yg terdiri dari dua kata yaitu: psyche = soul, mind (jiwa) logos = ilmu �Jadi, arti berdasarkan komponen katanya adalah: Ilmu yang mempelajari tentang jiwa �Psikologi adalah ilmu ilmiah yang mempelajari perilaku dan proses mental. �PSIKOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dimana jiwa termanifestasi dalam tingkah laku atau aktivitas, baik motorik, kognitif, maupun emosi. �Dasarnya dari Filsafat, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya. 3

 BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Pendekatan Neurobiologis (Perilaku dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Pendekatan Neurobiologis (Perilaku dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf) Pendekatan psikoanalisis (perilaku ditentukan oleh insting bawaan yang sebagian besar tidak di sadari. Menitikberatkan pada konsep id, ego dan superego) Pendekatan perilaku (perilaku muncul karena ada respon atas stimulus yang datang dan hasil proses belajar) Pendekatan kognitif (perilaku muncul tidak hanya karna stimulus tetapi ada proses mengolah dan mengubah informasi yang diterima) Pendekatan humanistik (perilaku muncul dan berubah dari pengalaman pribadi setiap manusia yang unik)

MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI DIRI SENDIRI MEMPELAJARI PSIKOLOGI BERUSAHA MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA MEMPERLAKUKAN MANUSIA DENGAN

MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI DIRI SENDIRI MEMPELAJARI PSIKOLOGI BERUSAHA MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA MEMPERLAKUKAN MANUSIA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA BERHASIL DALAM PENYESUAIAN ORANG LAIN Designed by Kuntjojo 3/5/2021 5

DINAMIKA PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS MANUSIA (selama rentang masa kehidupan) Masa Janin ADAPTASI Masa Lansia Masa

DINAMIKA PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS MANUSIA (selama rentang masa kehidupan) Masa Janin ADAPTASI Masa Lansia Masa Anak Masa Remaja Masa Dewasa

FOKUS BAHASAN : PSIKOLOGI MASA REPRODUKSI WANITA

FOKUS BAHASAN : PSIKOLOGI MASA REPRODUKSI WANITA

Pengertian wanita Berasal dari kata vani atau vanitai (sanskerta) berarti keinginan selalu diinginkan sebagai

Pengertian wanita Berasal dari kata vani atau vanitai (sanskerta) berarti keinginan selalu diinginkan sebagai objek seksual Kamus bahasa indonesia wanita = manusia yg memiliki vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Wanita adalah perempuan dewasa yang menitikberatkan kepada sifat keibuan secara fungsional dalam tanggungjawab

Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal

Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupan Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu: 1. Konsepsi 2. Bayi dan anak 3. Remaja : perubahan tubuh yg signifikan, menstruasi. 4. Usia subur: kehamilan, Melahirkan, Paska Melahirkan 5. Usia lanjut *Bahasan utama materi ini adalah point 3 dan 4

REMAJA Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan

REMAJA Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi

Wanita yg menikah Mulai masa remaja – menikah – kehamilan, wanita harus memiliki kesehatan

Wanita yg menikah Mulai masa remaja – menikah – kehamilan, wanita harus memiliki kesehatan mental/psikologis yang baik Kesehatan mental menjadi modal yg sangat penting utk terjadinya pernikahan yg harmonis, terencana, dan minim konflik Masa menikah ini banyak terjadi masalah jika tidak dibarengai dengan kesiapan psikologis, maka pemeriksaan caten terpadu (melibatkan konseling dg psikolog dan nutrisionis) seperti yang sdh dilakukan di puskesmas menjadi hal yg sangat penting utk dilakukan.

MASA KEHAMILAN Wanita segala usia dalam kehamilan melakukan proses adaptasi apalagi sebagai persiapan berperan

MASA KEHAMILAN Wanita segala usia dalam kehamilan melakukan proses adaptasi apalagi sebagai persiapan berperan sebagai ibu. Konsep diri berubah yaitu siap menjadi orang dan peran barunya. Pada tahap ini membutuhkan tugas perkembangan yg pasti dan jelas yaitu siap menerima kehamilan , mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali hubungan dengan suami, ibu dan bayi yg dikandungannya, serta menyiapkan kelahiran sang anak. Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.

 Kesehatan mental pada ibu hamil seringkali mengalami permasalahan, namun banyak yg menganggapnya sebagai

Kesehatan mental pada ibu hamil seringkali mengalami permasalahan, namun banyak yg menganggapnya sebagai suatu hal yg biasa. Pada awal masa kehamilan, terjadi perubahan hormon yg sgt signifikan dapat mempengaruhi mood/suasana hati. Pd wanita dengan riwayat depresi atau gangguan jiwa berat lainnya, kesehatan mental di masa ini perlu mendapatkan pemantauan yg serius. Kelompok pendukung utama perlu dibentuk dan diberdayakan sejak masa awal kehamilan.

MASA PASCA MELAHIRKAN Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg mendadak dlm keseimbangan yg sudah

MASA PASCA MELAHIRKAN Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yg mendadak dlm keseimbangan yg sudah tertata pd hidup seorang ibu baik secara emosi maupun fisik Kebutuhan ibu pasca melahirkan adalah : kebutuhan akan makan, tidur dan kenyamanan fisik serta kesejahteraan emosional, kemandirian Dengan kondisi tsb diatas maka seorang ibu harus menyiapkan/menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, peran dan seksual. Masa ini perlu mendapatkan pemantauan serius dari keluarga, terutama selama masa nifas. Org 2 disekeliling ibu perlu mengamati perubahan emosi dan perilaku ibu. Jika sampai dengan masa nifas selesai namun kondisi psikis belum stabil, perlu dilakukan konseling utk asesmen psikis lebih lanjut

Wanita Sebagai Ibu dan Persiapannya

Wanita Sebagai Ibu dan Persiapannya

Pengertian ibu Ibu berasal dari kata empu ( sanskerta) yang berarti mulia, dihormati, membimbing

Pengertian ibu Ibu berasal dari kata empu ( sanskerta) yang berarti mulia, dihormati, membimbing dan mengasuh. Ibu adalah orangtua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.

Pengertian wanita sebagai ibu Peran wanita sebagai ibu adalah perempuan dewasa yang lebih menonjol

Pengertian wanita sebagai ibu Peran wanita sebagai ibu adalah perempuan dewasa yang lebih menonjol pada sifatnya sebagai orang yang mulia, dihormati, membimbing, mengasuh, dapat berperan sebagai guru, penuntun yang penuh kasih sayang dan perawat walaupun tidak semata dibatasi oleh hubungan biologis.

Proses perubahan dan pencapaian peran wanita sebagai ibu 1. Tahap psikososial dalam mencapai peran

Proses perubahan dan pencapaian peran wanita sebagai ibu 1. Tahap psikososial dalam mencapai peran 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi 3. Aktivitas pencapaian peran ibu

1. Tahap psikososial dalam mencapai peran a. Anticipatory stage mulai melakukan latihan peran dan

1. Tahap psikososial dalam mencapai peran a. Anticipatory stage mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain. b. Honeymoon stage mulai memahami peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari keluarga lain c. Plateu stage mencoba apakah mampu berperan sebagai ibu. Tahap ini memerlukan waktu sampai ibu kemudian melanjutkannya sendiri d. Disengagement tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi a. Kehamilan direncanakan atau tidak b. Efek faktor obstetri (komplikasi,

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi a. Kehamilan direncanakan atau tidak b. Efek faktor obstetri (komplikasi, cemas efek pengobatan medis dapat mempengaruhi janin) c. Usia (terlalu muda atau wanita tdk menikah) d. Penggunaan dan penyalahgunaan obat (perokok dan alkoholik kecemasan ttg tumbang janin, khawatir dg intervensi lembaga sosial berpisah dg bayi) e. Citra perubahan tubuh (kehamilan perubahan tubuh positif dan negatif)

3. Aktivitas pencapaian peran ibu Aktivitas taking on adalah meniru sikap orang lain, belajar

3. Aktivitas pencapaian peran ibu Aktivitas taking on adalah meniru sikap orang lain, belajar dari berbagai sumber tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi, mencoba menggendong, menyuapi dan mengganti popok bayi Aktivitas taking in adalah membayangkan dirinya saat melahirkan, mengurus anak, hubungan suami dengan keluarga Aktivitas letting go adalah mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran dari sebelumnya melepas peran yang tidak lagi sesuai

Keadaan dan perubahan psikologi Ibu berusaha untuk menjadi orangtua yang terbaik bagi anaknya Ibu

Keadaan dan perubahan psikologi Ibu berusaha untuk menjadi orangtua yang terbaik bagi anaknya Ibu berusaha menghilangkan sifat atau perilaku buruk (minimal belajar pengelolaan dan pengendalian diri) Ibu berusaha memberikan semua kasih sayangnya

Faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi 1. Fungsi keibuan 2. Sifat keibuan 3. Relasi ibu

Faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi 1. Fungsi keibuan 2. Sifat keibuan 3. Relasi ibu dan anak 4. Ibu tiri dan ibu angkat

1. Fungsi keibuan Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis Peran dalam merawat dan mengurus keluarga

1. Fungsi keibuan Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis Peran dalam merawat dan mengurus keluarga Peran ibu sebagai pendidik Peran ibu sebagai contoh dan teladan Peran ibu sebagai manager Ibu pemberi rangsangan dan pelajaran (stimulator) Peran ibu sebagai istri

2. Sifat keibuan Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita mendorong seorang wanita untuk bersikap

2. Sifat keibuan Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita mendorong seorang wanita untuk bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang dan ketulusan, tidak semua ibu memiliki sifat keibuan. Secara garis besar digolongkan dalam 2 ide : Kualitas tertentu dari karakter dan kepribadian wanita yang bersangkutan b. Gejala emosional pada wanita tersebut, yang bersumber pada ketidakberdayaan bayi dan anak, sebab bayi atau anak selalu bergantung dan membutuhkan pertolongan serta pemeliharaan, terutama dari ibunya. a.

3. Relasi-komunikasi ibu dan anak Relasi bisa terjalin dengan baik apabila ada pengertian dan

3. Relasi-komunikasi ibu dan anak Relasi bisa terjalin dengan baik apabila ada pengertian dan pemahaman ibu terhadap sikap yang dimiliki anaknya serta terjalin komunikasi antara ibu dan anak. Komunikasi : verbal – non verbal (misal : bahasa tubuh) Sifat keibuan bersangkutan dengan relasikomunikasi antara ibu dengan anak sebagai kesatuan fisiologi, psikis dan sosial. Relasi-komunikasi dimulai sejak kehamilan sampai proses perawatan dan proses membesarkan anak. Bonding attachment optimal relasi positif

3. Relasi ibu dan anak (lanjutan. . ) Ada 3 fase perkembangan relasi ibu

3. Relasi ibu dan anak (lanjutan. . ) Ada 3 fase perkembangan relasi ibu dan anak selama hamil : q Fase 1 Menerima fakta kehamilan Berkata “ saya hamil” q Fase 2 Menerima janin tumbuh sebagai sesuatu yang terpisah dan perlu dirawat “saya akan memiliki bayi” q Fase 3 Mempersiapkan diri untuk melahirkan dan mengasuh anaknya “saya akan menjadi ibu”

3. Relasi ibu dan anak (lanjutan. . ) Bonding Attachment Attunement ( akan dijelaskan

3. Relasi ibu dan anak (lanjutan. . ) Bonding Attachment Attunement ( akan dijelaskan di slide terakhir)

4. Ibu tiri dan ibu angkat Ibu tiri Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibu

4. Ibu tiri dan ibu angkat Ibu tiri Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibu biologisnya atau ibunya meninggal dunia. Kemudian, kedudukan ibu yang melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita lain seiring pernikahan ayahnya. Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan kewajiban sebagaimana ibu kandung Sikap ibu dipengaruhi oleh : Lingkungan, Orang yang ada disekitar, Fantasi-fantasi tentang ibu tiri pada usia muda

Kepribadian wanita menentukan sifat keibutirian-nya Nasib anak-anak tiri dan fungsi ibu tiri sebagian besar

Kepribadian wanita menentukan sifat keibutirian-nya Nasib anak-anak tiri dan fungsi ibu tiri sebagian besar ditentukan oleh mutu cinta wanita kepada suaminya, dan oleh kepribadiannya. Jika wanita yang bersangkutan sifatnya sungguh -sungguh halus-mesra dan sangat feminim, rela berkorban diri demi kebahagiaan suami dan anak-anak tirinya agar bisa berfungsi sebagai ibu yang baik.

Ibu angkat seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih, dikenal

Ibu angkat seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih, dikenal atau tidak, didasari oleh keinginan memiliki anak. Biasanya krn keinginan untuk menjadi ibu tidak/belum terkabul karena mandul dan tidak bisa melahirkan seorang bayi atau karena masalah fertilitas lainnya. 2 faktor untuk memahami ibu angkat : Kapasitaskapasitas keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan anak angkatnya ; serta Motivasimotivasi tertentu yang mendorong wanita tersebut mengangkat seorang bayi atau anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak

Hal-hal yang membantu wanita sebagai seorang ibu Jadikan suami sebagai partner (suami perlu diedukasi

Hal-hal yang membantu wanita sebagai seorang ibu Jadikan suami sebagai partner (suami perlu diedukasi melalui edukasi suami siaga sebelum menjadi ayah) Realistis – cari bantuan Beri kesempatan suami dalam mengurus rumah tangga Suami melakukan Pemantauan kesehatan mental istri pasca melahirkan. Jika masih tampak labil setelah selesai masa nifas, sebaiknya segera lakukan konseling psikis. Jangan bercita-cita menjadi ibu yg idealis/sempurna/tanpa cacat, seringkali target yg over justru menyakiti diri sendiri. Waktu untuk “saya” Waktu untuk suami

Bonding Attachment Bounding : proses pembentukan, Attachment : membangun ikatan. : Interaksi antara orang

Bonding Attachment Bounding : proses pembentukan, Attachment : membangun ikatan. : Interaksi antara orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera setelah bayi lahir (Klause dan Kennel) Jadi bounding attachment : sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

Bonding attunement : Disebut juga dengan bereaksi, yaitu : Reaksi ibu thd bayi Saat

Bonding attunement : Disebut juga dengan bereaksi, yaitu : Reaksi ibu thd bayi Saat bayi menangis, Ibu perlu mengetahui apakah ia lapar atau ingin diganti popoknya, karena ia merasa tak nyaman. Reaksi bayi thd ibu yaitu respon bayi yang terjadi, karena ia tahu bisa mengandalkan Ibu. Ketika Ibu merespon dan hadir saat bayi membutuhkan, artinya Ibu sudah meyakinkan bayi dan membuatnya merasa aman. Artinya, cara Ibu merespon 'permintaan tolong' bayi bisa mempengaruhi bonding antara Ibu-bayi.

Tahap-tahap Bounding Attachment Menurut Klaus Kenell dalam Lusa (2010), bagian penting dalam bounding attachment

Tahap-tahap Bounding Attachment Menurut Klaus Kenell dalam Lusa (2010), bagian penting dalam bounding attachment adalah : 1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2) Bounding (keterikatan) 3) Attachment, perasaan sayang mengikat individu dengan individu lain.

Elemen-Elemen Bounding Attachment 1) Sentuhan – Sentuhan atau indera peraba Dipakai secara ekstensif oleh

Elemen-Elemen Bounding Attachment 1) Sentuhan – Sentuhan atau indera peraba Dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. 2) Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya 3) Suara Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. 4) Aroma Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.

5) Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang

5) Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 6) Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar. 7) Kontak dini Keuntungan fisiologis yang dapat : kadar oksitosin dan prolaktin meningkat, reflek menghisap dilakukan dini, pembentuk kekebalan aktif dimulai dan mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak.

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment 1) Dilakukan segera (menit pertama). 2) Sentuhan orang

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment 1) Dilakukan segera (menit pertama). 2) Sentuhan orang tua pertama kali. 3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak. 4) Kesehatan emosional orang tua stabil. 5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan. 6) Persiapan PNC (Perinatal Care) sebelumnya. 7) Adaptasi yang baik 8) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak. 9) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman (sekaligus inisiasi menyusui dini). 10) Fasilitasi untuk kontak lebih lama (adanya fasilitas rawat gabung) 11) Penekanan pada hal-hal positif. 12) Dukungan perawat maternitas khusus (bidan). 13) Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan. 14) Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Manfaat yang dapat diperoleh dari bonding attachmentattunement: Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat. Reflek menghisap

Manfaat yang dapat diperoleh dari bonding attachmentattunement: Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat. Reflek menghisap dilakukan dini. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth/kehangatan tubuh, waktu pemberian kasih sayang, stimulasi hormonal). Pembentukan kepercayaan dasar pada bayi (basic trust) dasar pembentukan karakter kepribadian yang matang dan tangguh.

Hambatan Bounding Attachment : Wulandari dan Handayani (2010) : 1) Prematuritas Bayi yang baru

Hambatan Bounding Attachment : Wulandari dan Handayani (2010) : 1) Prematuritas Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, diletakkan dalam incubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri, shg proses bonding tdk dapat optimal pada saat melewati masa kritis. 2) Bayi atau ibu sakit Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda. 3) Cacat fisik Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat menimbulkan stres pada keluarga utamanya ibu. Proses penerimaan ibu thd kondisi bayi dapat menghambat proses BA.

DISKUSI. . ?

DISKUSI. . ?

SEKIAN TERIMA KASIH

SEKIAN TERIMA KASIH