Sejarah Perkembangan Metode Penulisan Ushul Fiqh FAIUMY Content
Sejarah Perkembangan & Metode Penulisan Ushul Fiqh ( )ﺍﻟﻤﺤﺎﺿﺮﺓ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ FAI-UMY
Content Materi : Kelahiran & Perkembangan Ilmu Ushul Fiqh �Ragam Metode Penulisan Ilmu Ushul Fiqh ﺗﺎﺭﻳﺦ ﻧﺸﺄﺔ ﻋﻠﻢ ﺃﺼﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭ ﺗﻄﻮﺭﻩ ﻃﺮﻕ ﺗﺄﻠﻴﻒ ﻋﻠﻢ ﺃﺼﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ Indonesia ﻋﺮﺑﻴﺔ �Sejarah � �
Kompetensi : � Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : � 1. Menjelaskan sejarah perkembangan ushul fiqh � 2. Menjelaskan aliran-aliran penulisan ilmu ushul fiqh
Contoh Ijtihad Sahabat : � Umar ra tidak membagikan ghanimah berupa tanah pertanian di Sawad Iraq � Umar ra tidak lagi memberikan zakat pada muallaf � Umar ra tidak menjalankan praktek hukum potong tangan pada pencuri di masa paceklik dan kelaparan � Ali ra memutuskan vonis 80 kali dera pada mereka yang terbukti minum khamr
Dua Madrasah Fiqh masa Tabiin � Pusat di Hijaz ( Mekkah dan Madinah) � Pengusungnya : Murid 2 dari Ibnu Umar, dan Ibnu Amr bin Ash � Mengoptimalkan penggunaan atsar / riwayat AHLU HADITS � Pusat di Iraq ( Kufah dan Bashroh) � Pengusungnya : Murid 2 dari Abdullah bin Mas’ud � Banyak menggunakan ijtihad qiyasi ( analog) AHLU RO’YU
Memahami AHLU RO’YU � Sedikitnya jumlah hadits yang sampai ke ulama Irak � Ketatnya seleksi hadits yang mereka lakukan, hal ini karena banyaknya hadits-hadits palsu yang beredar di kalangan mereka sehingga mereka tidak mudah menerima riwayat seseorang kecuali melalui proses seleksi yang ketat. � Di sisi lain masalah baru yang mereka hadapi dan memerlukan ijtihad begitu banyak, maka mau tidak mau mereka mengandalkan qiyas (analogi) dalam menetapkan hukum. Masalah-masalah baru ini muncul akibat peradaban dan kehidupan masyarakat Irak yang sangat kompleks.
Memahami AHLU HADITS � Banyaknya hadits yang berada di tangan mereka dan sedikitnya kasus-kasus baru yang memerlukan ijtihad. � Contoh yang mereka dapati dari guru mereka, seperti Abdullah bin Umar ra, dan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, yang sangat berhati-hati menggunakan logika dalam berfatwa.
D. MASA PEMBUKUAN (3 Faktor penulisan Ushul Fiqh) 1) 2) 3) Adanya perdebatan sengit antara madrasah Irak dan madrasah Hijaz. Mulai melemahnya kemampuan bahasa Arab di sebagian umat Islam akibat interaksi dengan bangsa lain terutama Persia. Munculnya banyak persoalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memerlukan kejelasan hukum, sehingga kebutuhan akan ijtihad kian mendesak.
lanjutan …. � Menurut Ibnu Nadim : Ulama yang pertamakali menyusun ilmu ushul fiqh adalah Imam Abu Yusuf, murid Imam Abu Hanifah ( Kitabnya tidak sampai kepada kita). � Menurut Abdul Wahhab Khallaf dan Jumhur ulama : Yang pertamakali membukukan kaidah ushul fiqh adalah Imam Syafi’i dalam kitabnya Ar-Risalah. � Sampai sekarang, Imam Syafi’I dipandang sebagai bapak Ilmu Ushul Fiqh.
Imam Syafi’I , Fiqh & Ushul Fiqh � � � Beliau lahir di Ghaza, pada usia 2 tahun bersama ibunya pergi ke Mekkah untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an serta ilmu fiqh dari ulama Mekkah. Sejak kecil beliau sudah mendapat pendidikan bahasa dari perkampungan Huzail, salah satu kabilah yang terkenal dengan kefasihan berbahasa. Pada usia 15 tahun beliau sudah diizinkan oleh Muslim bin Khalid Az-Zanjiy - salah seorang ulama Mekkah - untuk memberi fatwa. Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru kepada Imam penduduk Madinah, Imam Malik bin Anas ra (95 -179 H) dalam selang waktu 9 tahun - meskipun tidak berturut-turut - beserta ulama-ulama lainnya, sehingga beliau memiliki pengetahuan yang cukup dalam ilmu hadits dan fiqh Madinah. Lalu beliau pergi ke Irak dan belajar metode fiqh Irak kepada Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani ra (wafat th 187 H), murid Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit ra (80 -150 H).
A. Metode Mutakallimin � Metode ini memusatkan diri pada kajian teoritis murni untuk menghasilkan kaidah-kaidah ushul yang kuat, walaupun kaidah itu mungkin tidak mendukung mazhab fiqh penulisnya. � Dalam mengkaji dan menelurkan kaidah ushul, metode ini sangat mengandalkan kajian bahasa Arab yang mendalam, menggunakan dalalah (indikator) yang ditunjukkan oleh lafazh kata atau kalimat, logika akal, dan pembuktian dalilnya. � Metode ini benar-benar terlepas dari pembahasan cabang-cabang fiqh dan fanatisme mazhab, jika masalah fiqh disebutkan ia hanya sebagai contoh penerapan saja.
B. Metode Fuqoha’ 1) 2) 3) Keterkaitan erat antara Ushul Fiqh dengan masalah cabang-cabang Fiqh dimana ia dijadikan dalil dan sumber utama kaidah-kaidah ushul yang mereka buat. Apabila ada kaidah ushul yang bertentangan dengan ijtihad fiqh para imam dan ulama mazhab Hanafi, mereka menggantinya dengan kaidah yang sesuai. Tujuan utama dari metode ini adalah mengumpulkan hukum-hukum Fiqh hasil ijtihad para ulama mazhab Hanafi dalam kaidah-kaidah ushul. Metode ini terlepas dari kajian teoritis dan lebih bersifat praktis.
C. Metode Muta’akhirin (Penggabungan) 1) 2) Metode ini muncul pertama kali pada permulaan abad ke-7 Hijriyah melalui seorang alim Irak bernama Ahmad bin Ali bin Taghlib yang dikenal dengan Muzhaffaruddin Ibnus Sa’ati (wafat th 694 H) dengan bukunya Badi’un -Nizham Al-Jami’ baina Ushul Al-Bazdawi Wal. Ihkam. Di antara keistimewaan terpenting dari metode ini adalah penggabungan antara kekuatan teori dan praktek yaitu dengan mengokohkan kaidah -kaidah ushul dengan argumentasi ilmiah disertai aplikasi kaidah ushul tersebut dalam kasus-kasus fiqh.
SELAMAT MUROJA’AH !
- Slides: 26