SEJARAH PERIKLANAN Melly Maulin P Iklan majalah pertama

  • Slides: 11
Download presentation
SEJARAH PERIKLANAN Melly Maulin P

SEJARAH PERIKLANAN Melly Maulin P

 • Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864. Pada masa-masa itu,

• Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864. Pada masa-masa itu, periklanan berkembang seiring perkembangan pers yang juga ditandai berkembangnya perusahaan periklanan dengan fungsi sederhana. Pada abad ke-18, beberapa toko di Eropa mulai berfungsi sebagai agen yang mengumpulkan iklan untuk suratkabar. • Pada abad ke-19 mulai dikenal pembelian ruang iklan melalui agen perseorangan (menyalurkan lagi ke perusahaan periklanan). Setelah 1880 an, perusahaan periklanan meningkatkan fungsi dengan menawarkan konsultasi dan jasa periklanan lain. • Pada peralihan menuju abad ke-20, sistem manajemen periklanan modern seperti posisi manajer iklan mulai diterapkan.

 • Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen,

• Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619 -1629. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J. P. Coen meninggal. • Iklan pertama di Indonesia hanya berupa sebuah pengumuman mengenai kedatangan kapal dagang Bataviaasche Nouvelles tahun 1744. Pemanfaatan iklan menunjang pemasarannya antara lain dilakukan oleh surat kabar Bientang Timoor dengan iklan yang berbunyi: “Siapa siapa njang biasa trima soerat kabar bernama Bientang Timoor soeka diteroeskan ini taon 1865, dikasi taoe njang oewangnja itoe soerat kabar, harganja f. 15, – bole lekas dikirimkan sama njang kloewarken itoe soratkabar” • Pertumbuhan iklan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh modal swasta di sektor perkebunan dan pertambangan pada tahun 1870. Pada jaman ini, beredar iklan brosur untuk pertama kalinya. Iklan tersebut berisi promosi perusahaan komersial. Selain brosur, digunakan pula iklan display. Pada awal abad 20, biro reklame mulai bermunculan walau tidak bertahan lama karena masalah perekonomian.

 • Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia. Berbagai poster dan

• Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia. Berbagai poster dan selebaran mengkampanyekan Jepang sebagai “Pelindung, Cahaya, dan Pemimpin”. Namun, pada masa itu tetap banyak iklan lain seperti pasta gigi, batik, tawaran kursus dan tak ketinggalan iklan bioskop yang menayangkan film Jepang. • Pasca kemerdekaan, muncul iklan himbauan untuk menyumbangkan dana bagi kepentingan perjuangan, pertahanan kemerdekaan, pembangunan atau perbaikan sekolah.

 • Pada tahun 1963, berdiri perusahaan periklanan Inter. Vista Ltd yang dikelola (sekaligus

• Pada tahun 1963, berdiri perusahaan periklanan Inter. Vista Ltd yang dikelola (sekaligus didirikan) oleh Nuradi, mantan diplomat yang pernah bekerja di perusahaan periklanan SH Benson cabang Singapura. • Perusahaan ini dianggap sebagai perintis periklanan modern di Indonesia dengan pelayanan menyeluruh seperti media planning, account management, riset, dan bidang lain. Saat ini, berbagai perusahaan periklanan di Indonesia tergabung dalam suatu asosiasi yaitu PPPI. Asosiasi perusahaan periklanan ini terwakili pula dalam keanggotaan Dewan Pers yang secara resmi dituangkan dalam UU No. 4 Tahun 1967.

TOKOH PERIKLANAN MODERN • Perintis periklanan ini bernama Nuradi. Lahir di Jakarta, tanggal 10

TOKOH PERIKLANAN MODERN • Perintis periklanan ini bernama Nuradi. Lahir di Jakarta, tanggal 10 Mei 1926. Seperti juga banyak pelaku periklanan modern, Nuradi pun tidak memperoleh pendidikan formal di bidang periklanan. • Perjalanan hidup Nuradi di dunia periklanan dimulai ketika tahun 1961 -1962 mengikuti Management Training Course di SH Benson Ltd. , London, perusahaan periklanan terbesar di Eropa saat itu. Sedangkan pengalaman praktek periklanan diperolehnya melalui cabang perusahaan tersebut di Singapura. Sekembalinya ke Jakarta (1963) dia mendirikan perusahaan periklanannya sendiri, Inter. Vista Advertising Ltd. .

 • Keberadaan TV sebagai media baru di Indonesia sejak bulan Agustus 1962, telah

• Keberadaan TV sebagai media baru di Indonesia sejak bulan Agustus 1962, telah merangsang Nuradi untuk juga menjadikannya wahan periklanan. Inter. Visa tercatat sebagai perintis masuknya iklan komersial di TVRI. Tahun 1963, tiga iklan pertama (yang masih berbentuk telop) di media ini, adalah untuk klien-klien berikut: 1. Hotel Tjipajung, yang kebetulan milik ayahnya sendiri. 2. PT Masayu, produsen alat-alat berat dan truk. 3. PT Arschoob Ramasita, yang dimiliki oleh Judith Roworuntu, sekaligus menjadi pembuat gambar untuk iklan-iklan Inter. Vista. • Setahun setelah itu, muncul iklan skuter Lambretta. Tetapi kali ini, sudah digunakan bentuk slide, yang juga merupakan rintisan saat itu. Iklan Lambretta pun merupakan iklan pertama yang diproduksi untuk dapat ditampilkan di bioskop-bioskop. Ini merupakan prestasi tersendiri pula bagi Inter. Vista.

 • Menurut Nuradi, kekuatan Inter. Vista terletak justru pada akar budidaya Indonesianya. Pendapat

• Menurut Nuradi, kekuatan Inter. Vista terletak justru pada akar budidaya Indonesianya. Pendapat ini mungkin benar, kalau kita perhatikan beberapa slogan yang diciptakan Inter. Vista, seperti: 1. Produk susu kental manis; Indomilk …. sedaaap. 2. Produk bir; Bir Anker. Ini Bir Baru, Ini Baru Bir. 3. Produk rokok putih; Makin mesra dengan Mascot. 4. Produk skuter; Lebih baik naik Vespa. • Periode tahun 1963 -1967 Inter. Vista juga tercatat sebagai perusahaan periklanan pertama yang melakukan adaptasi terhadap film iklan yang berbahasa Inggris, meskipun proses produksi akhirnya masih dikerjakan di Singapura. Bahkan pada periode ini, Inter. Vista sudah memiliki sendiri sutradara untuk membuat film-film iklan para kliennya. Salah satu film iklan yang sangat sukses saat itu adalah iklan Ardath.

KELAHIRAN PERIKLANAN MODERN INDONESIA • Berbagai merk internasional mulai bermunculan di Indonesia dan dengan

KELAHIRAN PERIKLANAN MODERN INDONESIA • Berbagai merk internasional mulai bermunculan di Indonesia dan dengan garangnya berupaya meraup pangsa pasar sebesar-sebesarnya. Coca cola, Toyota, Mitsubishi, Fuji Film, American Express, Citibank, adalah sebagian dari nama-nama besar yang mulai membanjiri pasar Indonesia. Pada saat yang sama, muncul pula local brands yang dipicu oleh kemudahan mendapatkan kredit penanaman modal dari lembaga perbankan yang juga sedang bertumbuh pesat. • Salah satu sektor yang paling hidup pada dasawarsa 1970 an itu adalah industri farmasi dengan berbagai jenis obat baru yang diluncurkan pada saat itu antara lain adalah Bodrex-obat sakit kepala yang populer hingga saat ini. Begitu populernya nama Bodrex bahkan sampai dijadikan ikon jurnalistik Indonesia untuk menyebut wartawan yang datang tak diundang.

AWAL ARTIS DALAM PERIKLANAN • Dasawarsa 1970 an juga ditandai dengan tampilanya selebritis Indonesia

AWAL ARTIS DALAM PERIKLANAN • Dasawarsa 1970 an juga ditandai dengan tampilanya selebritis Indonesia sebagai bintang iklan. Sabun Lux produksi Unilever boleh jadi merupakan trendsetter di bidang itu. Sejak dasawarsa 1950 an, Lux sudah memakai slogan ”dipakai oleh 9 dari 10 bintang-bintang film”. Lux diidentifikasikan dengan bintang-bintang film rupawan berkelas dunia, antara lain : Sophia Loren.

 • Salah satu yang legendaris adalah Christine Hakim, bintang film temuan Teguh Karya.

• Salah satu yang legendaris adalah Christine Hakim, bintang film temuan Teguh Karya. Produk detergen bermerk rinso pun memilih Krisbiantoro sebagai duta produk. Kris adalah seorang penyanyi merangkap master of ceremony yang kocak dan menjadi presenter berbagai program televisi populer pada saat itu. Popularitas Krisbiantoro pun serta menjadi tuas yang ampuh untuk mendongkrak popularitas rinso. level International Advertising Services (Lintas) perusahaan periklanan yang menganai produk-produk Unilever tidak hanya menumpang popularitas selebritis, melainkan juga melahirkan bintang-bintang baru. • Robby Sugara, misalnya, ”hanyalah” seorang head waiter di sebuah restoran ketika terpilih menjadi bintang ”The Brisk Man”. Kehidupannya pun melejit seperti meteor.