Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam llmu ekonomi islam sebagai
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
llmu ekonomi islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru muncul pada tahun 1970 -an, tetapi pemikiran tentang ekonomi islam telah muncul sejak islam itu diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Karena rujukan utamanya adalah Al-Qur’an dan Hadist maka pemikiran ekonomi ini muncul juga bersamaan dengan diturunkannya Al-Qur’an dan kehidupan Rasulullah SAW pada abad akhir 6 M hingga awal 7 M Setelah masa tersebut banyak sekali cendekiawan muslim yang memberikan kontribusi karya pemikiran ekonomi Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir muslim banyak mengisi khazanah pemikiran ekonomi dunia pada masa di mana barat masih mengalami masa kegelapan. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Kontribusi Tokoh Ekonomi masa Islam = Dihilangkan? Yunani The Great Gap Eropa “economic analysis begins only with the Greeks, not to be reestablished until the Scholastics emerged with St. Thomas Aquinas” (History of Economic Analysis, Schumpeter) “Adam Smith is usually considered the founder of the field of microeconomics … in The Wealth of Nations (1776) … Macroeconomics did not even exist in its modern form until 1935, when John Maynard Keynes published his revolutionary General Theory of Employment, Interest and Money. ” (Economics, Samuelson & Nordhaus) muttaqiena. blogspot. com Sejarah Pemikiran Ekonomi
GREAT GAP üJosep Schumpeter: • Terjadi Great Gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal sebagai the dark ages • Pemikir ekonomi pertama kali timbul di Yunani Kuno (abad 4 SM) dan bangkit kembali pada abad 13 M di tangan pemikir skolastik Thomas Aquinas ü Masa kegelapan di Barat, terjadi masa keemasan Islam ü Alur sejarah dapat digambarkan sebagai berikut:
KETIDAK JUJURAN ILMIAH KAUM BARAT DALAM KAJIAN SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI Kelahiran Adam Smith 1771 M Kelahiran Nabi saw SM Era Plato & Aristoteles 571 M M M asa Khu M asa Din laf as D as ur a D ina ti Ra isa sti Ban syi nt Ab i U din i O ba m tto siy ay m ah ah an Tu rk i • Kajian sejarah pemikiran ekonomi manusia dimulai dari pemikiran Plato, Aristoteles, Socrates dan lain yang hidup di era sebelum masehi, yang kemudian disebut aliran klasik • Kemudian meloncat ke “Bapak Ekonomi” Adam Smith yang lahir tahun 1771 M • Dilanjutkan para pakar ekonomi setelahnya, seperti Ricardo dan Keynes • Kajian mereka melupakan atau sengaja melupakan jasa kaum muslimin bagi dunia dalam ilmu pengetahuan, termasuk pemikiran ekonominya 1924 M Pakar ekonomi Barat sedikitpun tidak menyinggung masa keemasan pemikiran ekonomi umat Islam
Perkembangan Ekonomi Konvensional Garis Besar Periodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi SM 1 M Pemikiran Yunani 13 M Dark Age Tak Ada Karya Pemikiian Ekonomi? Bibel 18 M The Wealth Adam Smith Pemikiran Thomas Aquinas, dll
Perkembangan Ekonomi Islam PERIODISASI PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM 7 M Al-Qur’an & Rasulullah 11 M Hanafi, Syafi’i, Abu Yusuf, Hanbali, Mawardi, Farabi 13 M Al-Ghazali, Ibn-Rushd, Ibn Taymiyah, Ibn Khaldun 19 M Waliullah, M. Iqbal, M. Abduh 20 M Zarqa’, Baqr As-Sadr, Siddiqie, Khursyid Ahmad, Umer Chapra
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Periodisasi Filsof: Hammurabi (1700 SM) Xenophone (440 -355 SM) Plato (427 – 357 SM) Aristoteles (350 SM) Sebelum Masehi Bible Abad ke-1 s/d 5 tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi Abad ke 5 s/d 11 tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi dari pemikir konvensional, tetapi ditemukan lebih dari 15 penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Al-Qur’an dan Sunnah Fase Pertama: peletakan dasasr pemikiran (s/d 450 H/1058 M), di antara: Zaid bin Husen bin Ali; Abu Yusuf; Abu Ubayd al. Qasim; Ahmad bin Hanbal; Abu Ja’far al. Dawudi; Ibn Maskawih
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Skolastik St. Thomas Aquinas St. Albertus Magnus Periodisasi Islam Abad ke-11 s/d 15 Fase Kedua (1058 -1446 M) Al-Ghazali; Al-Mawardi; Ibn Hazm; Al-Tusi; al-Kasani; al. Razi; Ibn Qayim; Ibn Taymiyah; Ibn Khaldun; Al-Maqrizi Era Merkantilisme: Jean Bodin; Thomas Mun; David Hume Abad ke 15 – 20 Tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Fase Ketiga (1446 – 1932 M) Paham Fisiokratis: Francis Quesnay Tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Paham Klasik Adam Smith (1723 – 1790) Ditemukan penulisan Shah Wali Allah (1703 – 1762) ekonomi dari seorang penulis Islam
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Skolastik St. Thomas Aquinas St. Albertus Magnus Periodisasi Islam Abad ke-11 s/d 15 Fase Kedua (1058 -1446 M) Al-Ghazali; Al-Mawardi; Ibn Hazm; Al-Tusi; al-Kasani; al. Razi; Ibn Qayim; Ibn Taymiyah; Ibn Khaldun; Al-Maqrizi Era Merkantilisme: Jean Bodin; Thomas Mun; David Hume Abad ke 15 – 20 Tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Fase Ketiga (1446 – 1932 M) Paham Fisiokratis: Francis Quesnay Tidak ditemukan penulisan tentang ekonomi dari pemikir Islam Paham Klasik Adam Smith (1723 – 1790) Ditemukan penulisan Shah Wali Allah (1703 – 1762) ekonomi dari seorang penulis Islam
KRONOLOGI SEJARAH EKONOMI ISLAM Konvensional Simon Kuznet John R. Hick John K. Galbrait V. Lenin Paul Samuelson Walt W. Rostow Milton Freidman Periodisasi Islam Abad ke-20 Muhammad Iqbal Yusuf Qardawi Khurshid Ahmad M. Omer Chapra Dll.
Sejarah Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam Periode Rasulullah Saw • Kebijakan ekonomi Rasulullah SAW • Pendapatan Negara • Penggunaan Anggaran Negara Periode Khulafa’ • Abu Bakar As. Sidiq • Umar bin Khatab • Usman Bin Afan • Ali bin Abi Thalin Periode Klasik Periode Kontemporer • Periode pertama • Periode kedua • Periode ketiga • Tokoh-tokoh Internasional • Tokoh-tokoh Nasional
Periode Rasulullah SAW • Sebelum daingkat menjadi Nabi, Muhammad adalah seorang pedagang (budaya/propfesi umum orang arab) • Setelah diangkat menjadi nabi, Rasulullah sekaligus menjadi kepala pemerintahan. • Pembangunan sektor eknomi baru terlihat ketika rasulullah hijrah ke Madinah. Secara geografis Mekah merupakan kawasan yang tandus (penyebaran agama masih seputar aqidah), sedangkan Madinah merupakan kota yang relatif lebih subur sehingga profesi masyarakat relatif lebih bervariasi. • Sistem ekonomi secara umum masih bersifat sederhana dan lebih menkankan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi sesuai dengan ajaran islam
Langkah awal dalam pembangunan pereknomian di madinah antara lain: • Pembagunan masjid sebagai media interaksi masyarakat • Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar, • Mendirikan lembaga al-Hisbah (institusi pengawas pasar/market controler) • Mendirikan Baitul Mal sebagai lembaga perbendaharaan negara • Pemasukan negara: 1. Kharaj pajak terhadap tanah: ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas, jenis tanaman, jenis irigasi 2. Zakat dalam bentuk uang tunai, hasil peternakan, hasil pertanian 3. Khums pajak proporsional sebesar 20%; Syiah: semua pendapatan; Sunni: hasil rampasan perang (kecuali Imam Abu Ubaid: barang temuan dan barang tambang 4. Jizyah pajak bagi orang non muslim sebagai ganti layanan sosialekonomi, perlindungan keamanan dari negara Islam 5. Penerimaan lain: kafarat dan harta waris dari orang yang tidak memiliki ahli waris • Penerapan ZISWAF untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan
Pengeluaran Negara PRIMER SEKUNDER • Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta, kuda dan persediaan • Penyaluran Zakat kepada yang berhak menerimanya sesuai ketentuan Al-Qur’an • Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin dan pejabat negara lainnya • Pembayaran upah para sukarelawan • Bantuan untuk para musafir • Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah • Jamuaan para delegasi keagamaan • Hadiah untuk negara lain • Pembayaran untuk pembebasan kaum muslimin yang menjadi budak • Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara tidak sengaja oleh pasukan muslim • Pembayaran hutang orang yang meninggal dalam keadaan miskin • Pembayaran tunjangan untuk orang miskin • Persediaan darurat
Periode Khulafaurrasyidin • Kebijakan ekonomi pada dasarnya meneruskan dasar-dasar yang telah di bangun oleh Rasulullah SAW • Khalifah Abu Bakar Siddiq banyak menemui permasalahan dalam pengumpulan zakat, sebab pada masa itu mulai bermunculan orang yang enggal membayar zakat. Belia merevitalisasi Baitul Maal. Beliau juga mempelopori sistem penggajian bagi aparat negara • Khalifah umar bin khatab, dipandang paling banyak melakukan inovasi dalam perekonomian. Beliau memandang penting sektor pertanian dalam perekonomian sehingga beliau mengambil langkah penting dalam bidang ini. memberikan hadiah kepada masyarakat yang mau menggarap sawah, Membuat salauran-saluran irigasi untuk sektor pertanian, pengembangan zakat dari kuda, karet, dan madu, penyeragaman mata uang dinar dan dirham
• Perekonomian Masa Khalifah Usman ibn Affan semakin rumit, sejalan dengan semakin luasnya wilayah negara islam. Pemasukan negara semakin besar, Pembentukan organisasi kepolisian yang permanen untuk mengamankan jalur perdagangan, Membangun armada laut supremasi kelautan di wilayah Mediterania • Khalifah Ali bin Abi Thalib terkenal khalifah sangat sederhana, wilayah pemerintahan sangat luas rentan dengan konflik, Memberhentikan para pejabat korup, Prinsip pemerataan memberikan santunan yang sama kepada setiap orang tanpa memandang status sosial atau kedudukannya dalam Islam, Kebijakan pencetakan mata uang koin atas nama negara Islam
Periode Klasik ABU HANIFAH • Abu Hanifah adalah fukaha terkenal dan seorang pedagang dari Kufah yang saat itu merupakan pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian. • Salah satu transaksi yang sangat populer pada masa Abu Hanifah adalah Salam. • Salam adalah menjual barang yang akan dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad disepakati. • Abu Hanifah mengusulkan agar rincian jenis komoditi, mutu, kuantitas, waktu dan tempat pengiriman barang dinyatakan jelas dalam akad • Abu Hanifah membebaskan zakat terhadap pemilik harta yang dililit utang dan tidak sanggup menebusnya. • Abu Hanifah melarang pembagian hasil panen (muzara’ah) untuk tanah yang tidak menghasilkan apapun yang umumnya digarap kaum lemah.
ABU YUSUF • Abu Hanifah adalah fukaha terkenal dan seorang pedagang dari Kufah yang saat itu merupakan pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian. • Salah satu transaksi yang sangat populer pada masa Abu Hanifah adalah Salam. • Salam adalah menjual barang yang akan dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad disepakati. • Abu Hanifah mengusulkan agar rincian jenis komoditi, mutu, kuantitas, waktu dan tempat pengiriman barang dinyatakan jelas dalam akad • Abu Hanifah membebaskan zakat terhadap pemilik harta yang dililit utang dan tidak sanggup menebusnya. • Abu Hanifah melarang pembagian hasil panen (muzara’ah) untuk tanah yang tidak menghasilkan apapun yang umumnya digarap kaum lemah.
ASY SYAIBANI • Salah satu rekan sejawat Abu Yusuf dalam mazhab Hanafiyah adalah Muhammad bin Hasan asy-Syaibani. • Asy Syaibani menyusun risalah kecil yang berjudul al-Iktisab fi ar-Rizq al. Mustathab membahas pendapatan dan belanja rumah tangga. • Asy Syaibani menguraikan perilaku konsumsi seorang muslim yang baik serta keutamaan orang yang suka berderma dan tidak suka meminta-minta. • Asy Syaibani membagi pekerjaan jadi 4 jenis: ijarah (sewamenyewa), tijarah (perdagangan), zira’ah (pertanian), dan shina’ah (industri). • Asy Syaibani menilai pertanian sebagai lapangan pekerjaan terbaik, padahal masyarakat Arab saat itu lebih tertarik berdagang/berniaga. • Dalam suatu risalah yang lain, yakni Kitab al-Asl, asy-Saibani telah membahas masalah kerjasama usaha dan bagi hasil. • Secara umum, pandangan asy-Syaibani cenderung berkaitan dengan perilaku ekonomi seorang muslim sebagai individu. • Asy Syaibani berbeda dengan Abu Yusuf yang cenderung berkaitan dengan perilaku penguasa dan kebijakan publik.
ABU UBAID • Nama lengkap Abu Ubaid: al-Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid al-Harawi al-Azadi al-Baghdadi. Ia lahir pada 150 H di Harrah, Khurasan. • Abu Ubaid adalah ahli hadis (muhaddits), ahli fiqh (fuqaha), menjabat qadi di Tarsus, sering menangani kasus pertanahan dan perpajakan. • Karya Abu Ubaid yang fenomenal adalah Kitab Al Amwal, yang dianggap lebih kaya dibanding Kitab Al Kharaj karya Abu Yusuf. • Fokus Abu Ubaid lebih tertuju pada permasalahan terkait standar etika politik suatu pemerintahan daripada teknik efisiensi pengelolaannya.
• Kitab al-Amwal fokus pada masalah Keuangan Publik (Public Finance) meskipun mayoritas membahas permasalahan administrasi pemerintahan. • Kitab al-Amwal menekankan beberapa isu mengenai perpajakan dan hukum pertanahan serta hukum administrasi dan hukum internasional. • Pada masa Abu Ubaid, pertanian adalah sektor terbaik dan utama karena menyediakan kebutuhan dasar dan sumber utama pendapatan negara. • Abu Ubaid memiliki pendekatan yang berimbang terhadap hak -hak individu, publik, dan Negara. • Menurut Abu Ubaid, jika kepentingan individu berbenturan dengan kepentingan publik, ia akan berpihak pada kepentingan publik.
• Abu Ubaid menekankan bahwa perbendaharaan negara tidak boleh disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh penguasa untuk kepentingan pribadi. • Abu Ubaid menyinggung pentingnya keseimbangan kekuatan finansial penduduk nonmuslim (capacity to pay) dengan kepentingan muslim. • Kaum muslimin dilarang menarik pajak terhadap tanah penduduk nonmuslim melebihi dari apa yang diperbolehkan dalam perjanjian perdamaian. • Abu Ubaid menyatakan bahwa tarif pajak kontraktual tidak dapat dinaikkan, bahkan dapat diturunkan apabila terjadi ketidakmampuan membayar. • Abu Ubaid berupaya menghentikan diskriminasi atau favoritisme, penindasan dalam perpajakan serta upaya penghindaran pajak (tax evasion). • Abu Ubaid mengakui adanya kepemilikan pribadi dan kepemilikan publik.
• Pemikiran Abu Ubaid yang khas adalah mengenai hubungan antara kepemilikan dengan kebijakan perbaikan pertanian. • Dalam pandangan Abu Ubaid, sumber daya publik, seperti air, padang rumput, dan api tidak boleh dimonopoli seperti hima’ (taman pribadi). • Menurut Abu Ubaid, seluruh sumber daya publik adalah milik negara yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan publik. • Bagi Abu Ubaid, zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta bagaimana menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan. • Kalangan kaya wajib berzakat, kalangan menengah tidak wajib berzakat tapi bukan mustahik zakat, kalangan bawah adalah penerima zakat. • Abu Ubaid mengadopsi prinsip “bagi setiap orang adalah menurut kebutuhannya masing-masing” (li kulli wahidin hasba hajatihi). • Fungsi uang menurut Abu Ubaid: (1) standar nilai pertukaran (standard of exchange value), (2) media pertukaran (medium of exchange).
• Abu Ubaid mengakui fungsi uang sebagai penyimpan nilai (store of value) saat membahas jumlah tabungan minimum tahunan wajib kena zakat. • Salah satu ciri khas Kitab al-Amwal di antara kita-kitab lain yang membahas tentang keuangan publik (public finance). • Al Amwal membahas timbangan dan ukuran, yang biasa digunakan menghitung beberapa kewajiban agama yang berkaitan dengan harta atau denda. • Abu Ubaid pantas disebut sebagai pemimpin “pemikiran ekonomi mazhab klasik” di antara penulis tentang keuangan publik (public finance). • Abu Ubaid membela pelaksanaan distribusi kekayaan secara adil dan merata berdasarkan prinsip keadilan fiskal yang sebaik dan sempurna. • Menurut Abu Ubaid, segala kebijakan yang hanya menguntungkan sekelompok masyarakat dan membebani yang lainnya harus dihindari negara. • Abu Ubaid secara tegas menyatakan bahwa pemerintah wajib memberi jaminan standar kehidupan layak bagi setiap individu dalam masyarakat
AL MAWARDI • Al Mawardi Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al. Mawardi al-Basri asy-Syafi’i lahir di kota Basrah pada tahun 364 H (974 M). • Pemikiran ekonomi al-Mawardi ada pada tiga buah karya tulisnya, yaitu Kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din, al-Hawi dan al-Ahkam as. Sulthaniyyah. • Al Mawardi memaparkan perilaku ekonomi muslim serta jenis mata pencaharian utama, yaitu pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri. • Dalam Kitab al-Hawi, di salah satu bagiannya, al-Mawardi secara khusus membahas tentang mudharabah dalam pandangan berbagai mazhab. • Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi banyak menguraikan tentang sistem pemerintahan dan administrasi negara Islam. • Dalam Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Al Mawardi menguraikan lembaga negara, penerimaan dan pengeluaran negara, serta institusi hisbah.
• Menurut Al-Mawardi, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat adalah kewajiban penguasa dari sudut pandang ekonomi, moral dan agama. • Menurut Al-Mawardi, negara harus menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan umum. • Menurut Al-Mawardi, penilaian atas kharaj harus bervariasi sesuai faktor kemampuan tanah: kesuburan, jenis tanaman dan sistem irigasi. • Menurut Al-Mawardi, alternatif metode penetapan kharaj adalah berdasarkan: misahah, atau ukuran tanah yang ditanami saja, atau musaqah. • Metode Misahah: penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah. Metode ini merupakan fixed-tax, selama tanah tersebut memang bisa ditanami. • Pada penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah yang ditanami saja, tanah subur yang tidak dikelola tidak termasuk penilaian obyek kharaj.
AL GHAZALI • Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al. Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di Khurasan, Iran. • Sejak kecil, al-Ghazali tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga seorang sufi meninggal dunia. • Pemikiran ekonomi al-Ghazali dituangkan dalam: Ihya ‘Ulum al. Din, al-Mustashfa, Mizan al-‘Amal, dan al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk. • Fokus utama perhatian al-Ghazali tertuju pada perilaku individual yang dibahas secara rinci dengan rujukan yang komprehensif. • Rujukan al-Ghazali: Quran, Sunnah, Ijma Sahabat/Tabiin serta sufi: Junaid al-Baghdadi, Dzun Nun al-Mishr dan Harits bin Asad al-Muhasibi.
• Menurut al-Ghazali: seseorang harus memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dalam kerangka melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah. • Menurut al-Ghazali: seluruh aktivitas kehidupan termasuk ekonomi, harus sesuai syariah Islam. Tidak boleh kikir, tidak boleh boros. • Pemikiran sosioekonomi al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai “fungsi kesejahteraan sosial islami”. • Tema yang jadi pangkal tolak seluruh karya al-Ghazali adalah konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama). • Konsep maslahat al-Ghazali: konsep yang mencakup semua aktivitas manusia dan membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.
• Menurut al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar. • Tujuan dasar maslahat: agama (al-dien), hidup/jiwa (nafs), keluarga/keturunan (nasl), harta/kekayaan (mal), dan intelek/akal (aql). • Al-Ghazali menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah mencapai kebaikan di dunia dan akhirat. • Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosial dalam kerangka hierarki utilitas individu & sosial tripartite. • Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite: kebutuhan (daruriat), kesenangan/kenyamanan (hajat), dan kemewahan (tahsinat).
• Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite merupakan klasifikasi peninggalan tradisi Aristotelian yang disebut kebutuhan ordinal. • Kebutuhan ordinal terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang eksternal dan kebutuhan terhadap barang-barang psikis. • Al-Ghazali juga memberikan nasihat kepada penguasa agar selalu memperhatikan kebutuhan rakyat dan tidak berperilaku zhalim. • Ketika rakyat berkekurangan dan tidak berpenghasilan hidup, penguasa wajib menolong dengan menyediakan makanan dan uang dari kas negara. • Al-Ghazali menolerir pengenaan pajak jika pengeluaran untuk pertahanan dan pos penting lain tidak tercukupi dari perbendaharaan negara.
• Mengenai evolusi pasar dan peranan uang, Al-Ghazali mengemukakan alasan pelarangan riba fadhlyang melanggar sifat dan fungsi uang. • Al-Ghazali mengutuk mereka yang melakukan penimbunan uang dengan dasar uang itu sendiri dibuat untuk memudahkan pertukaran. • Al-Ghazali berbicara mengenai harga yang dikenal sebagai altsaman al-adil (harga yang adil) atau equilibrium price (harga keseimbangan). • Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi menurut kepentingan sosialnya serta menitikberatkan perlunya kerja sama dan koordinasi. • Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi ala kontemporer, yakni primer (agrikultur), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa).
IBNU TAIMIYAH • Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim atau Ibnu Taimiyah lahir di kota Harran pada tanggal 22 Januari 1263 M (10 Rabiul Awwal 661 H). • Ibnu Taimiyah berasal dari keluarga berpendidikan tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab Hanbali dan penulis buku. • Ekonomi Ibnu Taimiyah: Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam, as. Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyah, al-Hisbah fi al-Islam. • Fokus perhatian Ibnu Taimiyah terletak pada masyarakat, fondasi moral dan bagaimana mereka harus membawakan dirinya sesuai dengan syariah. • Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku ekonomi individu dalam konteks hidup bermasyarakat.
• Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang akad dan upaya mentaatinya, harga yang wajar dan adil, pengawasan pasar, dan keuangan negara. • Ibnu Taimiyah mendefinisikan batasan ekonomi dan hak kepemilikan pribadi, agar pelaku ekonomi taat aturan dan moral publik bisa bertahan. • Menurut Ibnu Taimiyah, ekonomi berkeadilan dapat terwujud jika akad didasarkan pada kesepakatan dan informasi yang memadai antarpihak. • Menurut Ibnu Taimiyah, moralitas memerlukan keharusan tidak adanya paksaan, tidak adanya kecurangan. • Ibnu Taimiyah melarang pengambilan keuntungan dari keadaan yang menakutkan, atau ketidaktahuan dari salah satu pihak yang berakad.
• Ibnu Taimiyah, harga pasar yang terjadi harus wajar dan adil dengan syarat tidak adanya pasokan yang ditahan untuk menaikkan harga. • Ibnu Taimiyah juga membahas pengaturan uang, timbangan dan ukuran, pengawasan harga, serta pengenaan pajak tinggi dalam keadaan darurat. • Secara umum, pandangan-pandangan ekonomi Ibnu Taimiyah cenderung bersifat normatif. Namun juga memiliki pandangan ekonomi positif. • Ibnu Taimiyah menyadari sepenuhnya peranan permintaan dan penawaran dalam menentukan harga-harga. • Ibnu Taimiyah menggeser beban pajak dari penjual kepada pembeli yang harus membayar lebih mahal untuk barang kena pajak.
IBNU KHALDUN • Nama lengkap Ibn Khaldun: Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin ibn Khaldun. Ia lahir di Tunisia pada awal Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M. • Ibn Khaldun berasal dari Hadramaut, Yaman, terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan luas dan berpangkat, dan pejabat tinggi negara. • Pada masa Ibn Khaldun, dunia timur diperintah oleh seorang teknokrasi aristokratik internasional yang menumbuh suburkan seni dan sains. • Ibn Khaldun menjalani pensiunnya di Gal’at Ibn Salamah dan mulai menulis sejarah dunia dengan. Muqaddimah sebagai volume pertamanya.
• Karya terbesar Ibn Khaldun: al-Ibar (Sejarah Dunia). Dalam tulisannya, ia mencampur pertimbangan filosofis, sosiologis, etis dan ekonomis. • Ibn Khaldun berusaha mencari pengaruh lingkungan fisik, nonfisik, sosial, institusional, dan ekonomis terhadap sejarah. • Ibn Khaldun menguraikan teori produksi, teori nilai, teori distribusi, dan teori siklus-siklus menjadi teori ekonomi umum yang koheren. • Bagi Ibn Khaldun, manusia: binatang ekonomi yang berproduksi yaitu aktivitas manusia yang diorganisasikan secara sosial dan internasional.
• Menurut Ibn Khaldun, manusia harus melakukan produksi guna mencukupi kebutuhan hidupnya, dan produksi berasal dari tenaga manusia. • Ibn Khaldun menganjurkan sebuah organisasi sosial dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja agar produktivitas menjadi tinggi. • Menurut Ibn Khaldun, hanya pembagian kerja yang memungkinkan terjadinya suatu surplus dan perdagangan antara produsen. • Menurut Ibn Khaldun, pembagian kerja internasional tidak didasarkan pada sumber daya alam, tetapi kepada keterampilan penduduknya. • Menurut Ibn Khaldun, semakin tinggi kemakmuran, semakin tinggi permintaan penduduk terhadap barang dan jasa.
• Kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan kenaikan harga, dan juga naiknya gaji yang dibayarkan kepada pekerja terampil. • Teori produksinya, yang berdasarkan tenaga kerja manusia, mengantarkan Ibn Khaldun kepada teori tentang nilai, uang, dan harga. • Ibn Khaldun, menguraikan teori nilai, teori uang, dan teori harga. Nilai produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya. • Ibn Khaldun: emas & perak adalah ukuran nilai (uang) yang diterima secara alamiah. Nilainya tidak dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif. • Ibn Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter dan mendukung standar logam dan harga emas dan perak yang konstan.
• Bagi Ibn Khaldun, pembuatan uang logam hanyalah jaminan penguasa bahwa sekeping uang logam mengandung kandungan emas/perak tertentu. • Bagi Ibn Khaldun, percetakan uang adalah sebuah kantor religius, dan karenanya tidak tunduk kepada aturan-aturan temporal. • Bagi ibn Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran kecuali harga emas dan perak, yang merupakan standar moneter. • Menurut Ibn Khaldun, bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah, harganya rendah. • Menurut Ibn Khaldun, harga produk terdiri 3 unsur: gaji, laba & pajak. Tiap unsur adalah imbal jasa bagi tiap kelompok dalam masyarakat.
• Bagi Ibn Khaldun, gaji = imbal jasa bagi produser, laba = imbal jasa bagi pedagang, pajak = imbal jasa bagi pegawai negeri & penguasa. • Ibn Khaldun membagi perekonomian ke dalam tiga sektor: produksi, pertukaran, dan layanan masyarakat. • Menurut Ibn Khaldun, harga imbal jasa dari setiap unsur (gaji, laba & pajak) ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. • Karena nilai suatu produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya, maka harga tenaga kerja adalah basis harga suatu barang: • Menurut Ibn Khaldun, laba adalah selisih antara harga jual dengan harga beli yang diperoleh pedagang. • Laba bergantung pada hukum permintaan dan penawaran, yang menentukan harga beli melalui gaji dan menentukan harga jual melalui pasar.
• Ibn Khaldun mendefinisikan dua fungsi utama dari perdagangan, yang merupakan terjemahan waktu dan tempat dari suatu produk. • Ibn Khaldun: pajak pun ditentukan oleh permintaan dan penawaran produk yang menentukan pendapatan penduduk dan kesiapannya untuk membayar. • Ibn Khaldun: produksi ditentukan populasi. Populasi ditentukan produksi. Tumbuhnya ekonomi menentukan tumbuhnya populasi dan sebaliknya. • Menurut Ibn Khaldun, proses kumulatif produksi, populasi, dan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh faktor sosiologis dan psikologis. • Menurut Ibn Khaldun: dengan pengeluarannya, negara meningkatkan produksi, dan dengan pajaknya negara membuat produksi menjadi lesu.
• Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa tanpa ketertiban dan kestabilan politik, produsen tidak memiliki insentif untuk berproduksi. • Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa uang berasal dari perekonomian dan harus kembali ke perekonomian. • Ibn Khaldun menemukan banyak pemikiran-pemikiran ekonomi yang mendasar beberapa abad sebelum kelahirannya “secara resmi”. • Ibn Khaldun menemukan manfaat-manfaat dan perlunya pembagian kerja sebelum Smith dan prinsip nilai tenaga kerja sebelum Ricardo. • Ibn Khaldun menguraikan teori populasi sebelum Malthus dan ia menandaskan peran negara dalam perekonomian sebelum Keynes. • Akhirnya, Ibn Khaldun menggunakan konsep-konsep ini untuk membangun suatu sistem yang dinamis dan koheren.
ASY-SYATIBI • Asy-Syatibi bernama lengkap Abu Ishaq bin Musa bin Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi, dari suku Arab Lakhmi, besar di Granada. • Asy-Syatibi mengemukakan konsep maqashid alsyariah. Tujuan syariah menurut asy-Syatibi adalah kemaslahatan umat manusia. • Asy-Syatibi menjelaskan bahwa syariah berurusan dengan perlindungan mashalih, baik dengan cara yang positif, maupun dengan cara preventif. • Menurut Asy-Syatibi, syariah melenyapkan unsur apa pun yang secara aktual atau potensial merusak mashalih. • Menurut asy-Syatibi, kemaslahatan manusia bisa terealisasi jika agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta dapat diwujudkan dipelihara.
• Asy-Syatibi mengakui hak milik individu. Namun menolak kepemilikan individu terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak. • Dalam pandangan asy-Syatibi, pemungutan pajak harus dilihat dari sudut pandang maslahah(kepentingan umum). • Pendapat Asy-Syatibi yang selaras dengan al-Ghazali dan Ibnu al-Farra’: pemeliharaan kepentingan umum adalah tanggung jawab masyarakat. • Untuk kepentingan maslahah, pemerintah dapat mengenakan pajak baru, sekalipun pajak tersebut belum pernah dikenal dalam sejarah Islam. • Menurut Asy-Syatibi, aktivitas ekonomi produksi, konsumsi, dan pertukaran merupakan kewajiban agama untuk kebaikan dunia akhirat. • Menurut Asy-Syatibi, seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung kemaslahatan bagi umat manusia disebut sebagai kebutuhan (needs).
AL-MAQRIZI • Nama lengkap al-Maqrizi: Taqiyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Qadir al-Husaini. Ia lahir di Kairo, pada 766 H (1364 -1365 M). • Al-Maqrizi melakukan studi khusus tentang uang dan kenaikan harga yang terjadi secara periodik dalam keadaan kelaparan dan kekeringan. • Menurut Al-Maqrizi, penyebab utama inflasi: penyebab alamiah (natural inflation) dan penyebab kesalahan manusia (human-error inflation). • Penyebab inflasi dari sisi kesalahan manusia: korupsi dan administrasi buruk, pajak berlebihan, serta kenaikan pasokan mata uang fulus. • Al-Maqrizi menegaskan bahwa uang emas dan perak merupakan satu-satunya mata uang yang dapat dijadikan standar nilai sesuai syariah. • Menurut al-Maqrizi, fulus dapat diterima sebagai mata uang jika dibatasi penggunaannya: hanya untuk keperluan transaksi berskala kecil.
Periode kontemporer • Muhammad Nejatullah Siddiqi • Muhammad Abdul Mannan • Muhammad Umar Chapra • Khursyid Ahmad • Monzer Kahf • Metwaly (Mutawali)
- Slides: 47