Sejarah Kuttab Mengembalikan kebesaran islam dengan pendidikan Kataatib

Sejarah Kuttab Mengembalikan kebesaran islam dengan pendidikan

Kataatib menurut bahasa diambil dari kata kerja ( )ﻛﺘﺐ – ﻳﻜﺘﺐ yang artinya menulis. Kataatib adalah bentuk jama’ dari kuttab. Kuttab juga bermakna para penulis. Para ulama juga sering menyebut dengan istilah maktab. Kataatib menurut istilah adalah : )ﺍﻷﻤﺎﻛﻦ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﺑﻬﺎ ﺍﻷﻄﻔﺎﻝ ﻣﻦ ﻣﺒﺎﺩﺉ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ( ﻭﺍﻟﺤﻔﻆ ﺍﻟﻘﺮآﻦ ﻣﻦ ﺳﻦ ﺍﻟﺨﺎﻣﺲ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺛﻨﻰ ﻋﺸﺮ

Kataatib. . Kemunculan dan perkembanganya

Kuttab muncul pertama kali di zaman Nabi kemudian menyebar ke berbagai negara seiring dengan penyebaran Islam. Dimunculkan murni sebagai bagian dari rangkaian amal Islami. Kuttab adalah tempat utama di dunia Islam untuk mengajari anak-anak. Keberadaannya begitu agung dalam kehidupan masyarakat Islam, khususnya dikarenakan Kuttab adalah tempat anak-anak belajar Al Quran di tambah begitu mulianya ilmu dalam syariat Islam. Rasulullah memutuskan tentang tawanan perang Badar, agar setiap tawanan yang tidak punya harta untuk menebus, mengajar 12 anak-anak muslimin sebagai tebusannya. Mulanya, kuttab berlangsung di rumah-rumah para guru (mu’allim, mu’addib) atau pekarangan sekitar masjid. Pembelajaran tidak dilakukan di dalam masjid karena pesertanya adalah anak-anak kecil. Pertimbangan ini tentu sangat dimaklumi.
![“pendidikan [Islam] tidak memiliki periodisasi tertentu. Maka, tidak ditemui [apa yang disebut dengan] pendidikan “pendidikan [Islam] tidak memiliki periodisasi tertentu. Maka, tidak ditemui [apa yang disebut dengan] pendidikan](http://slidetodoc.com/presentation_image_h2/4dd7fe34e1ab3115bccada09877f3a82/image-5.jpg)
“pendidikan [Islam] tidak memiliki periodisasi tertentu. Maka, tidak ditemui [apa yang disebut dengan] pendidikan dasar atau ibtida’iyah, pendidikan menengah, dan sebagainya. Yang adalah satu periode yang utuh. [Pendidikan] berawal dari kuttab atau dengan bimbingan guru khusus, dan berakhir dengan halaqah di masjid. ” Ahmad Amin, Dhuha Al Islam




Jenis- jenis kuttab

1. Secara manhaj dirosi Ada 2 jenis kuttab. Yang pertama kataatib khusus mengajarkan baca-tulis, dan biasanya menggunakan teks Al-Qur’an atau syair Arab sebagai materinya. Ini berkembang pada periode awal Islam, dimana umumnya diajar oleh nonmuslim, karena kaum muslimin yang menguasai baca-tulis masih sangat sedikit. yang kedua kataatib Quraniyah Kuttab jenis kedua berkembang lebih akhir, yang berfungsi sebagai tempat pengajaran Al-Qur’an dasardasar agama Islam, dan diajar para qurra’.

2. Pembagian kelas Kuttab Awwal: pada jenjang ini, anak-anak belajar membaca, menulis, menghapal al Quran, ilmu dasar agama dan berhitung dasar. Kuttab Qonuni: pada jenjang ini anak-anak dan remaja belajar ilmu bahasa dan adab. Mereka belajar ilmu-ilmu agama, hadits dan berbagai macam ilmu lainnya (at Tarbiyah wa at Ta’lim fi al Islam h. 110) Kuttab khusus anak-anak yatim: mengajari ilmu bagi anak-anak yatim, anak-anak tidak mampu, anak-anak tentara dan para pengangguran, untuk menjaga dan memelihara mereka sebagai bentuk ibadah kepada Allah. (at Ta’lim fi Mishr zaman al Ayyubiyyin h. 121)

Perhatian terhadap Kuttab khusus anak yatim ini sangat tinggi di zaman dinasti Az Zankiyyin, Al Ayyubiyyin dan Al Mamalik. Nuruddin Az Zanki salah seorang pemimpin membangun Kuttab anak yatim di banyak wilayahnya dan menggaji para pengajarnya berikut anak-anak yatimnya dengan gaji yang tinggi. (ar Raudhatain fi Akhbar al Daulatain 1/23)

Peralatan Kuttab

Kuttab biasanya dialasi dengan alas seperti karpet tempat anak-anak duduk bersila di sekitar guru mereka. Peralatan belajar mereka terdiri dari Mushaf Al Quran, beberapa Lauh (papan kayu untuk menulis), tinta dan pena. Adapun guru duduk di atas kursi. Terkadang kursi diganti dengan bangunan yang lebih tinggi yang digelari karpet kecil (Adab al Mu’allimin, Ibn Suhnun h. 50)

Berapa Usia ideal masuk kuttab Perhatian akan umur anak-anak Kemampuan anak-anak menerima ilmu

Secara umum, usia pembelajaran Kuttab sejak dini yaitu 5 atau 6 tahun. Anak-anak akan terus ada di Kuttab sampai menyempurnakan hapalan seluruh Al Quran atau sebagiannya, selain belajar membaca dan menulis, sebagian ilmu bahasa, berhitung dan berbagai ilmu alat untuk memahami agama. (at Tarbiyah fi al Islam h. 130) Anak-anak berada di Kuttab hingga usia 12 tahun atau kurang dari itu. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang lebih dari 12 tahun.

Tugas dasar yang dijalankan kuttab Pertama, mempersiapkan anakmenyambut usia baligh, yakni agar mereka benar-benar siap menjalankan kewajiban agamanyadengan dilandasi ilmu, kesadaran dan pembiasaan yang baik. Kedua, mempersiapkan dasar ilmiah bagi anak-anak berbakat untuk memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi.

Al-Ghazali dan Ibnu Sina menekankan bahwa seharusnya guru yang mengarahkan anak sesuai potensinya, bukan membiarkan mereka memilih sendiri apa yang diinginkannya.

“ Pendidikan khusus anak perempuan ”


Perhatian akan keselamatan anak Dikarenakan sejak usia kecil mereka telah pergi ke Kuttab, maka keluarga harus menyertakan para penyerta (pengantar) pada kepergian dan kepulangan. Penyerta ini disebut as Saiq (hari ini diterjemahkan: sopir). Di mana disyarakatkan bagi penyerta agar mempunyi sifat amanah, bisa dipercaya dan ahli, karena mereka menerima anak di pagi dan sore hari dan bersama mereka di tempat-tempat sepi. Maka mereka harus mempunyai sifat itu. (Nihayah ar Rutbah fi Thalab al Hisab h. 104)

Bagaimanasih menjadi guru kuttab ?

Secara teori, persyaratan menjadi guru di kuttab sebenarnya cukup “hebat”, namun dalam praktik seringkali kuttab hanya diasuh oleh seorang guru yang sangat bersahaja, dan bahkan menjadi bahan ejekan karena kelemahannya. Ibnul Ukhuwwah mencatat, bahwa syarat pengajaranak-anak yang lolos dalam sistem hisbah (semacam akreditasi & standarisasi), adalah:

3. Bisa dipercaya (ahl al-amanah). 1. Berkepribadian baik (ahl ashshalah). 2. Pandai menjaga dirinya dari yang haram dan maksiat (ahl al‘iffah). 4. Hafal Al-Qur’an (hafizh lil kitab al‘aziz). Mempunyai tulisan tangan yang baik (hasanu al-khathth). 6. Mengerti ilmu hitung (yadri alhisab). 7. Lebih baik lagi, sudah menikah (muzawwaj). 8. Penyayang anak-anak kecil (yataraffaq bi ashshaghir).

Beliau juga menyatakan bahwa para lajang dilarang keras membuka kelas pengajaran bagi anak kecil, kecuali: 1. Sudah berusia lanjut (syaikhun kabir). 2. Dikenal taat beragama dan berkepribadian baik (qad isytahara bi ad-diin wal khayr). 4. Telah teruji kemampuan atau kualifikasinya untuk mengajar (tsubutu ahliyyatihi). 3. Memegang lisensi atau izin mengajar yang diakui (tazkiyyah mardhiyyah).

Apa sih yang dipelajari di kuttab Al quran Dasar-dasar menulis dan membaca Hitung-hitungan Dasar-dasar agama

Anak diminta untuk menghapal Al Quran semuanya atau sebagiannya. Belajar membaca, menulis, khot (bentuk tulisan), konsep dasar berhitung. Para murobbi sangat konsentrasi dalam membentuk pribadi yang baik dan stabil dengan membiasakan mereka menulis untuk masyarakat, saling mengajar di antara mereka khususnya dari anak-anak yang istimewa ilmunya yang dikenal dengan al ‘Ariif. Saling mendikte ilmu. Bagi yang telah baligh dan layak jadi imam ditunjuk untuk mengimami shalat berjamaah. Dengan selalu memperhatikan aplikasi ilmu yang telah mereka pelajari. Jika guru telah selesai mengajari membaca, menulis dan menghapal al Quran, maka selanjutnya mengajar dasar-dasar ilmu agama dan bahasa. Itu artinya, aktifitas Kuttab sampai mengajarkan hadits, adab, aqidah ahlus sunnah wal jama’ah yang disesuaikan dengan umur dan pemahaman, demikian juga kaidah-kaidah bahasa, melatih mereka secara bertahap surat menyurat dan syair yang baik, hingga mereka terbiasa. (Tarikh at Tarbiyah al Islamiyah h. 226)

Manajemen kuttab Waktu pembelajaran ditandai dengan tanda-tanda alam. Terbitnya matahari menjadi permulaan hari pembelajaran, panjang dan pendeknya waktu mengikuti terbitnya matahari dan adzan Asar. (At Tarbiyah Al Islamiyah fi Al Qorn Ar Rabi’ Al Hijri h. 185)

Ibnul Hajj al ‘Abdari (w: 737 H/1336 M) berkata: Hal itu merupakan sunnah sesuai dengan sabda Rasul shallallahu alaihi wasallam, “Istirahatkan hati sesaat demi sesaat. ” (marasil Abi Dawud, as Sakhai berkata: ada beberapa syahid yang shahih). Jika mereka telah istirahat dua hari dalam satu pekan, mereka akan bersemangat di sisa hari-harinya. (al Madkhal 2/321) Adapun waktu istirahat dan libur Kuttab. Muslimin mempunyai perhatian dalam memberikan sepenggal waktu istirahat setelah penatnya belajar.

Ada juga libur hari-hari ‘ied, saat sakit, angin ribut, badai, sangat dingin, hujan sangat lebat. Adapun guru, jika absen karena ada kesibukan mendadak maka dia harus membayar orang yang mempunyai kemampuan semisal dirinya untuk menggantikan mengajar anak-anak, syaratnya tidak dalam waktu lama…. demikian juga jika dia harus pergi sekitar satu atau dua hari. Itu ringan insya Allah. Tetapi jika kepergiannya jauh atau ditakutkan adanya halangan dalam perjalanannya, maka guru tidak boleh pergi. (Adab al Mu’allimin, Ibnu Suhnun h. 57)

“Para Fuqoha’ membuat manajemen, di mana Kuttab-Kuttab itu mengikuti aturan yang telah ditetapkan ditambah pengawasan dan bimbingan negara. Kehidupan dalam Kuttab sangat alami. ”

Kehidupan Sosial dalam Kuttab:

Masyarakat muslim tidak membolehkan Kuttab terpisah dan ada pembatas dengan masyarakat. Untuk itulah Kuttab berinteraksi dengan masyarakatnya dan bergabung dalam kehidupan harian mereka. Jika seorang ulama yang dulu mengajarkan ilmu meninggal, atau pemimpin yang bermanfaat bagi negara dengan pemikiran dan karyanya, atau amir yang adil dalam hukumnya, Kuttab akan diliburkan pada hari pemakamannya sebagai bentuk ikut bersama dalam rasa belasungkawa dan pemuliaan bagi mereka yang telah mengabdi bagi kepentingan umum dengan baik (Adab al Mu’allimin h. 57)

Anak-anak juga dilibatkan dalam permasalahan-permasalahan umum yang terjadi di masyarakat. Ibnu Suhnun berkata: Jika terjadi kekeringan dan pemimpin memerintahkan agar ada shalat Istisqo’, maka dianjurkan bagi guru untuk mengajak mereka yang telah bisa melakukan shalat untuk ikut bersama dalam shalat dan doa. Karena disampaikan ke saya bahwa kaumnya Nabi Yunus ketika telah melihat adzab, mereka keluar membawa anak-anak mereka untuk berdoa kepada Allah. (Adab al Mu’allimin h. 111)

Pengajaran di Kuttab sangat menekankan perhatiannya terhadap adab sosial. Di mana seorang guru menanamkan adab dalam diri anak-anak, mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, membiasakan mereka dengan kebiasaan yang baik, mengajari mereka cara menghormati orang lain, memerintahkan mereka untuk bakti kepada kedua orangtua, melaksanakan perintah keduanya, mau mendengar dan taat, mengucap salam kepada keduanya, mencium tangan keduanya saat menemui mereka berdua. Guru memukul muridnya jika mereka melakukan adab yang buruk, kotor dalam bicara dan perbuatan lain yang keluar dari aturan syariat (Ma’alim al Qurbah fi Ahkam al Hisbah h. 261)

Kesehatan Kuttab

Yang mengagumkan juga, perhatian Fuqoha’ murobbi terhadap kesehatan anak-anak di Kuttab. Mereka menganjurkan agar anak yang sakit dipisahkan dari teman-temannya yang lain agar tidak ada penyebaran penyakit. Ibnul Hajj al ‘Abdari berkata: Seharusnya jika ada salah seorang anak yang mengeluh sakit mata di Kuttab atau sakit badan lainnya dan anak itu benar, maka guru memulangkannya ke rumahnya dan tidak dibiarkan berada di Kuttab. (al Madkhal 1/322)

Hal itu dilakukan agar keluarganya memperhatikannya dan mengobatinya, serta dikhawatirkan penyebaran penyakit di antara anak-anak. Diminta kepada guru, agar melarang anak-anak memakanan dan manisan yang terbuka dan dihinggapi lalat. Guru tidak boleh membiarkan seorang pun membeli makanan dari penjual yang berjualan di depan Kuttab, jika akan menimbulkan masalah jika membelinya. (al Madkhal 1/313) Perhatian Kuttab dalam masalah kesehatan, hingga menjadwal kehadiran dokter dalam setiap bulan. (at Ta’lim fi Mishr Zaman al Ayyubiyyin h. 145)

Pembiayaan Kuttab

Pembiayaan Kuttab dari para orangtua yang mengamanahkan anak-anaknya di Kuttab. Ada gaji bagi guru yang dibayarkan bulanan atau tahunan atau paket. Ada juga orang-orang kaya yang menanggung pembayaran kerabatnya yang miskin atau orang tidak mampu yang bukan kerabatnya. Terlihat begitu jelas pembuktian ajaran Islam, potret kebersamaan dan saling menanggung dalam hal fasilitas pendidikan. Hal ini meringankan beban negara dari pembiayaan pendidikan, di mana negara hanya membiayai pada wilayah terbatas. Dan inilah yang menjadi penyebab menyebarnya lembaga-lembaga pendidikan di dunia Islam saat itu.

Mengapa harus kuttab. . .

1. pusat pengajaran paling tua dikalangan kaum muslimin 2. Gerbang pertama untuk menuju pengajaran yang lebih tinggi 3. pemuliaan terhadap ayat-ayat yang ditulis 4. Pemuliaan terhadap pengajar dan guru 5. Anjuran kepada orang tua untuk mendidik anaknya 6. Mengikuti aturan umum suatu negeri 7. Perhatian terhadap asupan (makanan) 8. Waktu libur yang dikelola

Yaa robbi. . bimbimglah kami dalam mengemban risalah dakwah ini
- Slides: 43