Sejarah Keperawatan Yayah Karyanah B Sc S Sos
Sejarah Keperawatan Yayah Karyanah, B. Sc, S. Sos, MM
A. Tujuan mempelajari sejarah Keperawatan Agar dapat mengerti dan mengetahui tentang dasar/perkembangan dari pekerjaan keperawatan pada masa lalu serta cara bagaimana mengatasi segala kesulitan 2 yang dihadapi waktu itu 2. Memperlihatkan kepada kita bahwa yang kita kerjakan saat ini adalah meniru dari apa yang telah dikerjakan orang zaman dulu 1.
3. Memberi beberapa buah pikiran untuk kemungkinan 2 dimasa depan dan membantu kita dalam menentukan sikap dan cara 2 bekerja disesuaikan dengan kemajuan zaman 4. Mengenal tokoh 2 yang berjasa dalam perawatan
Pembagian sejarah dalam perawatan I. Zaman Purbakala (4000 sm 500 sm), runtuhnya Romawi Barat II. Zaman Pertengahan ( 500 sm 1500), runtuhnya Romawi Timur III. Zaman Baru (1500 – 1800), terjadi revolusi Perancis IV. Zaman Modern ( 1800 – sekaran
Zaman Purbakala 1. Pengobatan dan Perawatan zaman Purba. Pekerjaan perawat berdasarkan instinct/nakuri ( melidungi anak, merawat orang lemah) dilakukan secara primitif dan instinctief. Pengobatan masa itu : 1) merawat luka dan membalut luka 2) Menurunkan panas ( banyak minum dan kompres)
3. Membuka abses dengan menggunakan batu 2 tajam. 4. Menghentikan perdarahan dengan menggunakan batu 2 panas 5. Menggunakan tumbuh 2 an untuk mengobati penyakit 6. Melakukan pembedahan besar/kec
Pengaruh Kepercayaan Pada masa ini masih mempercayai bahwa orang sakit karena kemasukkan roh halus /arwah 2 jahat. Roh halus/arwah jahat orang sakit ahli pengobatan (dukun) pemberian yang tidak enak untuk mengusir roh 2 tersebut. Aturan dukun dalam pengobatan : 1. Ajaran alam 2. Ajaran transmigrasi
Ajaran alam : petunjuk 2 tentang obat. Contoh: = obat luka yang berdarah diberi balutan merah/daun warna merah = sakit kuning, minum masakan dari akar atau daun yang berwarna kuning.
Ajaran transmigrasi : mempercayai daya pemindahan. Contoh: orang yang akan melahirkan diberi minum air rendaman daun atau rendaman bunga.
Indonesia 1) Masa sebelum merdeka 1. Masa penjajahan belanda Pada masa ini perawat barasal dari warga Indonesia yang di sebut verpleger. Pekerjaan perawatdibantu oleh Zieken Opaser sebagai penjaga orang sakit. Pada masa ini pelayanan kesehatan hanya ditujukan untuk para tentara belanda. Mereka bekerja di. Binnen Hospital di Jakarta yang di dirikan pada tahun 1799. Dalam usaha meningkatkan kesehatan di Indonesia yaitu : a) Membentuk Dinas Kesehatan Tentara (Military Gezondherds). b) Membentuk Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke Gezondherds). c) Mendirika rumah sakit.
2. Masa Penjajahan Inggris �Gubernur jendral Inggris, Rafless sangat memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto nya adalah kesehatan adalah milik manusia, pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha memelihara kesehatan, antara lain, mengadakan pencacaran umum, cara perawatan pasien gangguan jiwa dan memperhatikan kesehatan dan perawatan para tawanan.
3. Masa Penjajahan Belanda Usaha peningkatan kesehatan penduduk mengalami kemajuan pada tahun 1819 di jakarta di dirikan beberapa rumah sakit, salah satu nya adalah Rumah Sakit Stadsverband di Glondok Jakarta Barat. Rumah sakit ini dipindahkan ke Salemba pada tahun 1919 yang sekarang menjadi RSCM. Pada kurun waktu 1816 – 1942 berdiri rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan Zending aprotestan(St. Boromeus. Bandung, Elizabeth Semarang).
4. Masa Penjajahan Jepang �Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang tahun 1942 1945. Merupakan masa gelap di dunia Keperawatan Indonesia. Pekerjaan perawat pada masa penjajahan Belanda dan Inggris dikerjakan oleh perawat yang telah terdidik, sedangkan pada masa jepang tugas perawat dilakukan oleh bangsa jepang sendiri. Obat obatan sangatkurang sehingga wabah penyakit timbul dimana.
2) Masa setelah kemerdekaan 1. Periode tahun 1945 – 1962 �Pada masa ini tidak ada perkembangan dalam keperawatan, tenaga yang di gunakan masih meneruskan sistem pendidikan yang telah ada (lulusan pendidikan perawat pemerintah Belanda). Tidak adanya perkembangan keperawatan secara konseptual. Pelayanan yang di berikan masih berorientasi pada keterampilan melaksanakan prosedur dan hanya perpanjangan tangan pelayanan medis
�Pembangunan di bidang kesehatan di mulai pada tahun 1949, sampai dengan tahu 1950 pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar pendidikan umum Mulo+ 3 tahun untuk mendapat ijazah A (perawat umum), Ijazah B untuk perawat jiwa dan Mantri juru rawat dengan pendidikan perawat dengan dasar sekolah rakyat + 4 tahun
Periode tahun 1963 – 1982 �Tidak terlalu banyak perkembangan di bidang keperawatan, walau sudah banyak perubahan dalam pelayanan, tempat, tenaga lulusan akademi keperawatan banyak di minati oleh rumah sakit.
Periode tahun 1983 – sekarang �Sejak adanya kesepakatan lokakarya nasional Januari 1983 tentang pengakuan di terimanya keberadaan keperawatan sebagai suatu profesi dan pendidikan nya berada pendidikan tinggi. Pendidikan keperawatan bukan hanya menekan pada keterampilan tetapi lebih pada penumbuhan, pembinaan sikap dan keterampilan profesional berdasarkan landasan ilmu keperawatan. Tahun 1984 di berlakukan kurikulam nasional untuk diploma III Keperawatan. Tahun 1985 awal di buka nya program S 1 keperawatan di UI, tahun 1992 tahun penting bagi profesi keperawatan secara hukum keberadaan tenaga keperawatan sebagai profesi di akui dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan terutama pasal 32 yang berbunyi
Tahun 1984 di berlakukan kurikulam nasional untuk diploma III Keperawatan. Tahun 1985 awal di buka nya program S 1 keperawatan di UI, tahun 1992 tahun penting bagi profesi keperawatan secara hukum keberadaan tenaga keperawatan sebagai profesi di akui dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan terutama pasal 32 yang berbunyi
�UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan terutama pasal 32 yang berbunyi Ayat 3 : Pengobatan atau perawatan dapat di lakukan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat di pertanggungjawabkan.
Ayat 4 : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawtan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat di lakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itudan peraturan pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan sebagai penjabaran nya, tahun 1995 di buka Program S 1 keperawatan di Padjadjaran Bandung dan tahun 1998 di UGM Yogyakarta serta Kurikulum Ners di sahkan.
. Kemudian pada tahun 1999 S 1 Keperawatan di buka di UNAIR Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hasanudin Ujung pandang, USU, Universitas di ponegoro Jawa Tengah, Universitas Andalas dan dnegan SK Mendikbud No. 129/D/0/1999 di buka juga sekolah tinggi ilmu keperawatan di St. Carolus Jakarta. Pada tahun ini juga kurikulum DIII keperawatan selesai di perbarui dan di berlakukan secara nasional. .
Tahun 2000 di terbitkan SK Menkes No. 647 tentang registrasi dan praktik keperawatan sebagai regulasi praktik keperawatan sekaligus kekuatan hukum bagi tenaga perawat dalam menjalankan praktik keperawatan secara profesional.
Dampak Sejarah Terhadap Profil Perawat Indonesia �Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang menyenangkan maupun memilukan. Sejarah bukan sebatas cerita untuk generasi mendatang yang ditulis sekadar untuk dihafalkan. Setiap manusia memiliki sejarah masing, baik yang ber sifat individual, komunal, maupun.
Sama halnya dengan sejarah perjuangan bangsa. Kemerdekaan yang diraih bukan ha nya melibatkan tentara, tetapi juga seluruh elemen bangsa. Mulai dari pemimpin sampai rakyat jelata, orang tua sampai anak. Semuanya bahu membahu berjuang dengan semangat patriotis me
Sejarah akan mewarnai masa depan. Apa yang terjadi di masa sekarang dipengaruhi oleh sejarah pada masa sebelumnya. Ke suksesan yang diraih seseorang dalam hidupnya merupakan hasil atau buah dari keuletan dan perjuangannya di masa lalu. Contoh nya adalah negara Jepang. Negara tersebut menjadi salah satu negara yang pesat perekonomiannya. Keberhasilan ini salah satu nya dipengaruhi oleh semangat bangsa ini untuk terus maju dan meningkatkan produktivitasnya. Teori yang sama berlaku pula di negara kita. Keterpurukan yang dialami bangsa Indonesia di ham pir segala bidang disebabkan oleh perilaku korup yang telah men darah daging di negara ini sejak dulu.
Sistem hegemoni yang diterapkan oleh bangsa Eropa selama menjajah Indonesia telah memberi dampak yang sangat besar pada seluruh lini kehidupan, termasuk profesi perawat. Posisi Indonesia sebagai negara yang terjajah (subaltern)menyebabkan kita selalu berada pada kondisi yang tertekan, lemah, dan tidak berdaya. Kita cenderung menuruti apa saja yang menjadi keinginan penjajah. Situasi ini terus berlanjut dalam kurun waktu yang lama sehingga terbentuk suatu formasi kultural. Kultur di dalamnya mencakup pola perilaku, pola pikir, dan pola bertindak. Formasi kultural ini terus terpelihara dari generasi ke generasi sehingga menjadi se suatu yang superorganic.
Sejarah keperawatan di Indonesia pun tidak lepas dari peng aruh penjajahan. Kali ini, penulis mencoba menganalisis mengapa masyarakat menganggap perawat sebagai pembantu profesi kese hatan lain dalam hal ini profesi dokter. Ini ada kaitannya dengan konsep hegemoni.
Seperti dijelaskan di awal, perawat awalnya direkrut dari Boemi Putera yang tidak lain adalah kaum terjajah, sedangkan dokter didatangkan dari negara Belanda sebab pada saat itu di Indonesia belum ada sekolah kedokteran. Sesuai dengan konsep hegemoni, posisi perawat di sini adalah sebagai subaltern yang terus menerus berada dalam cengkeraman kekuasaan dokter Belanda (penjajah). Kondisi ini menyebabkan perawat berada posisi yang termarjinalkan. Keadaan ini berlangsung selama ber abad sampai akhirnya terbentuk formas.
�Posisi perawat sebagai subaltern yang tunduk dan patuh meng ikuti apa keinginan penjajah lama kelamaan menjadi bagian dari karakter pribadi perawat. Akibatnya, muncul stigma di masya rakat yang menyebut perawat sebagai pembantu dokter. Karena stigma tersebut, peran dan posisi perawat di masyarakat semakin termarjinalkan. Kondisi semacam ini telah membentuk karakter dalam diri perawat kultural pada tu buh perawat yang pada akhirnya berpengaruh pada profesi keperawatan secara umum. Perawat menjadi sosok tenaga kese hatan yang tidak mempunyai kejelasan wewenang atau ruang �
Orientasi tugas perawat dalam hal ini bukan untuk mem bantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal, melainkan membantu pekerjaan dokter. Perawat tidak diakui sebagai suatu profesi, melainkan pekerjaan di bidang kesehatan yang aktivitas nya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas perintah/instruksi dokter sebuah rutinitas belaka. Pada akhirnya, timbul sikap ma nut perawat terhadap dokter.
- Slides: 34