SEJARAH JURNALISTIK DI DUNIA Di awali pada zaman

  • Slides: 21
Download presentation
SEJARAH JURNALISTIK DI DUNIA Di awali pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius

SEJARAH JURNALISTIK DI DUNIA Di awali pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100 -44 SM). Pada saat itu jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta Diurna”, yakni papan pengumuman (seperti majalah dinding atau papan informasi sekarang) yang diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Pada saat itu Julius Caesar disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”. Namun sebenarnya Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas perintah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yakni papan tulis yang berisikan catatan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya yang digantungkan di serambi rumah. Kemudian saat Julius Caesar berkuasa, Ia memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat, demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan diketahui rakyatnya setiap hari diumumkan pada “Acta Diurna” yang ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut “Forum Romanum” (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Berita di “Acta Diurna” kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para “Diurnarii”, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan “Acta Diurna” setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan. Dari kata “Acta Diurna” inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal” dalam Bahasa Latin berarti “harian” atau “setiap hari. ” Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour” dan bahasa Inggris “Journal” yang berarti “hari”, “catatan harian”, atau “laporan”. Dari kata “Diurnarii” muncul kata “Diurnalis” dan “Journalist” (wartawan).

kapal nabi Nuh kantor penyiaran berita pertama di dunia Sejarah jurnalistik zaman Islam ditandai

kapal nabi Nuh kantor penyiaran berita pertama di dunia Sejarah jurnalistik zaman Islam ditandai pada zaman Nabi Nuh, seperti dikutip Kustadi Suhandang (2004), cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada di dalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan. Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang ke kapal. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun disampaikan kepada seluruh penumpang kapal. Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.

Pada masa perkembangannya, peradaban Mesir Kuno memiliki teknik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang

Pada masa perkembangannya, peradaban Mesir Kuno memiliki teknik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “Phapyrus” yang disumbangkan sebagai media tulis menulis yang digunakan pada bangsa firaun yang kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa. Dari kata papirus dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas. Sejarah penemuan kertas berasal dari peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi Dunia, yaitu Tsai Lun. Ia merupakan seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan China tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang China senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di seluruh China. Tsai Lun menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 M. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah yang kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa.

Penggunaan kertas meluas di seluruh China pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja

Penggunaan kertas meluas di seluruh China pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja China sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. China sangat lama merahasiakan cara pembuatan kertas. Teknik pembuatan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini. Setelah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas. Sedangkan di Barat sebelum ada kertas, buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit terjangkau. Namun, sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat.

Penemuan mesin cetak pertama kali adalah Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (1398 –

Penemuan mesin cetak pertama kali adalah Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (1398 – 3 Februari 1468), merupakan seorang pandai logam dan pencipta berkebangsaan Jerman yang memperoleh ketenaran berkat sumbangannya bagi teknologi percetakan pada tahun 1450 -an. Ide Gutenberg yang terpenting tercetus ketika dia bekerja sebagai tukang emas di Mainz. Gutenberg mula membuat acuan huruf logam dengan menggunakan timah hitam untuk membentuk huruf skrip gotik. Pada permulaannya Gutenberg terpaksa menghasilkan hampir 300 bentuk huruf untuk meniru bentuk tulisan tangan yang bersambung-sambung. Setelah itu Gutenberg membuat mesin cetak yang bergerak untuk mencetak. Mesin cetak bergerak inilah sumbangan terbesar Gutenberg. Setelah menyempurnakan mesin cetak bergeraknya, Gutenberg mula-mula mencetak beribu-ribu surat pengampunan yang disalah gunakan oleh Gereja Katolik. Penyalah-gunaan ini merupakan puncak timbulnya bantahan daripada sesetengah pihak seperti Martin Luther. Pada tahun 1452, Gutenberg mendapatkan pinjaman uang daripada Johann Fust untuk projek pencetakan biblenya yang terkenal. Bagaimanapun Gutenberg telah dipecat daripada menguruskan pencetakan Bible itu sebelum ianya disiapkan sepenuhnya disebabkan Gutenberg dituduh mencetak surat pengampunan, kalender dan buku bacaan ringan sebagai aktiviti sampingan.

Karya utama mesin cetaknya yaitu Bible Gutenberg (Alkitab Gutenberg, dikenal sebagai Alkitab 42 baris),

Karya utama mesin cetaknya yaitu Bible Gutenberg (Alkitab Gutenberg, dikenal sebagai Alkitab 42 baris), yang telah diakui memiliki estetika dan kualitas teknikal yang tinggi. Dua ratus jilid salinan Bible Gutenberg pun akhirnya dicetak. Dan dijual di Pameran Buku Franfurt pada tahun 1456. Secara kasar, hampir 1/4 Bible Gutenberg masih ditemukan sekarang. Pada 15 August 1456 dianggap sebagai buku bercetak tertua di dunia barat. Majalah Life menganggap Mesin Cetak adalah penemuan yang paling luar biasa pada 1000 tahun terakhir. Penting untuk disadari bahwa abjad mungkin merupakan kunci keberhasilan mesin cetak. Sejarah koran atau surat kabar yang pertama kali diterbitkan di China pada tahun 911 M dengan nama “King Pau” atau Tching-pao yang artinya “Kabar dari Istana”. “King Pau” mengandung berita keputusan, pertimbangan dan informasi dari istana. Koran ini dimiliki oleh pemerintah Kaisar Quang Soo. Kemudian pindah dan masuk ke Jerman pada tahun 1609 dengan penerbitan koran pertama yang bernama Avisa Relation Order Zeitung. Pada 1618, surat kabar tertua di Belanda bernama Coyrante Uyt. Italien en Duytschland. Surat kabar pertama di Inggris diterbitkan pada 1662 bernama Oxford Gazette (later the London) dan diterbitkan terus menerus sejak pertama kali muncul. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama sekali dia telah menggunakan istilah “Newspaper”.

Di Amerika Serikat ilmu persuratkabaran mulai berkembang sejak tahun 1690 M dengan istilah “Journalism”.

Di Amerika Serikat ilmu persuratkabaran mulai berkembang sejak tahun 1690 M dengan istilah “Journalism”. Saat itu terbit surat kabar dalam bentuk yang modern, Publick Occurences Both Foreign and Domestick, di Boston yang dimotori oleh Benjamin Harris. Surat kabar pertama di Perancis, the Gazette de France, didirikan pada tahun 1632 oleh raja Theophrastus Renaudot (1. 586 -1. 653), dengan perlindungan Louis XIII. Pada pertengahan 1800 -an bisnis berita mulai berkembang. Organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Pasalnya, para pengusaha surat kabar dapat lebih menghemat pengeluarannya dengan berlangganan berita kepada kantor-kantor berita itu daripada harus membayar wartawan untuk pergi atau ditempatkan di berbagai wilayah. Kantor berita yang masih beroperasi hingga hari ini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan Agence-France Presse (Prancis).

 Kegiatan jurnalisme terkait erat dengan perkembangan teknologi publikasi dan informasi. Pada masa antara

Kegiatan jurnalisme terkait erat dengan perkembangan teknologi publikasi dan informasi. Pada masa antara tahun 1880 -1900, terdapat berbagai kemajuan dalam publikasi jurnalistik. Yang paling menonjol adalah mulai digunakannya mesin cetak cepat, sehingga deadline penulisan berita bisa ditunda hingga malam hari dan mulai munculnya foto di surat kabar. Pada 1893 untuk pertama kalinya surat-surat kabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Minggu. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam pita, walaupun belum banyak digunakan oleh kalangan jurnalis saat itu. Pada 1920 -an, surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita. Namun demikian, media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya, karena berita yang disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada 1950 -an perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi. Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970 -1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di industri media massa.

Sejarah Jurnalistik di Indonesia Setelah memahami sejarah jurnalistik dunia secara global, selanjutnya kita akan

Sejarah Jurnalistik di Indonesia Setelah memahami sejarah jurnalistik dunia secara global, selanjutnya kita akan membahas mengenai sejarah jurnalistik di Indonesia. Dunia jurnalistik memang mengalami perkembangan beserta jatuh bangunnya di Indonesia, namun tidak membuatnya terhambat untuk berkembang seperti sekarang ini. Berdasarkan sejarahnya, dunia jurnalistik Indonesia dibagi menjadi tiga golongan masa: Jurnalistik Kolonial, yaitu jurnalistik yang dibangun oleh orang Belanda pada abad ke-18 yang ditandai dengan munculnya surat kabar berbahasa Belanda yang bernama Bataviasche Nouvellesd. (Baca juga: Komunikasi Asertif) Jurnalistik China, yaitu jurnalistik yang dibuat oleh orang berketurunan Tionghoa di Indonesia dengan menerbitkan surat kabar sebagai media penghubung dan pemersatu kaum Tionghoa Indonesia. Jurnalistik Nasional, yaitu jurnalistik yang dibuat oleh anak bangsa asli Indonesia sebagai media perjuangan dan alat pergerakan kemerdekaan pada abad ke-20. Kemunculannya ditandai dengan ikatan jurnalis yang dinamakan Medan Priayi dengan dipimpin oleh Tirto Hadisuryo atau yang lebih dikenal sebagai Raden Djikomono. Sedangkan jika menilik sejarah jurnalistik di Indonesia berdasarkan perkembangannya, kita akan melihat bahwa jurnalistik Indonesia terbagi ke dalam 5 masa.

A. Masa Pendudukan Belanda Sejarah jurnalistik di Indonesia dimulai saat Belanda menjajah Indonesia. Jurnalistik

A. Masa Pendudukan Belanda Sejarah jurnalistik di Indonesia dimulai saat Belanda menjajah Indonesia. Jurnalistik pada masa pendudukan Belanda ditandai dengan diterbitkannya surat kabar Memories der Nouvelles pada tahun 1615 oleh Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen. Surat kabar ini awalnya masih ditulis tangan sampai pada tahun 1688 pemerintah Hindia Belanda memiliki mesin cetak yang dikirim dari negeri Belanda dan akhirnya dapat membuat surat kabar dengan cetakan pertama. Isi surat kabar cetakan pertama ini antara lain ketentuan dan perjanjian yang dibuat antara Belanda dengan Sultan Makassar pada saat itu. (Baca juga: Komunikasi Sosial) Setelah muncul surat kabar pertama tersebut, perlahan-lahan bermunculan pula surat kabar lain yang diterbitkan oleh masyarakat pribumi dan turunan etnik Tionghoa. Surat kabar baru tersebut diterbitkan oleh berbagai kalangan masyarakat saat itu dalam berbagai bahasa. Seperti Bahasa Belanda, Bahasa Cina, Bahasa Jawa, dan bahasa daerah lainnya. (baca juga: filsafat komunikasi) Kemudian, perkembangan dunia jurnalistik dan surat kabar di Indonesia pada masa itu terus menanjak hingga dicatat ada sekitar 30 surat kabar berbahasa Belanda, 27 surat kabar berbahasa Indonesia, dan satu surat kabar berbahasa Jawa pada pertengahan abad ke-19.

B. Masa Pendudukan Jepang Setelah masa pendudukan di Indonesia berganti oleh pendudukan Jepang, dunia

B. Masa Pendudukan Jepang Setelah masa pendudukan di Indonesia berganti oleh pendudukan Jepang, dunia jurnalistik Indonesia mengalami perubahan besar-besaran dimana semua surat kabar dipaksa bergabung menjadi satu dan isinya disesuaikan dengan rencana serta tujuan Jepang dalam Dai Toa Senso atau Perang Asia Timur Raya. Dikutip dari bebagai data peninggalan sejarah di Indonesia, perkembangan jurnalistik di masa pendudukan mengalami kesulitan. Dimana, kebebasan pers sangat dibatasi dan tentunya ditekan untuk mengikuti kepentingan pemerintahan Jepang pada saat itu. Hal itu bisa dibuktikan saat berita surat kabar yang seharusnya merupakan representasi kenyataan menjadi tulisan yang diatur dengan tujuan pro pemerintahan Jepang semata.

C. Masa Pasca Kemerdekaan / Pemerintahan Presiden Soekarno Dari masa perjuangan meraih kemerdekaan hingga

C. Masa Pasca Kemerdekaan / Pemerintahan Presiden Soekarno Dari masa perjuangan meraih kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan, surat kabar banyak digunakan sebagai sarana memompakan semangat juang kepada para pejuang untuk tetap bersemangat melawan para penjajah. Pada masa awal kemerdekaan, kondisi Indonesia masih terbilang rapuh dan terancam kedaulatannya dari berbagai pihak yang ingin merebut negeri ini. Pada masa itu lah surat kabar memiliki peranan penting sebagai sarana penguatan warga negara Indonesia dan sebagai perlindungan dari hasutan yang disebarkan Belanda melalui media massa mereka. (Baca juga: Pola Komunikasi Organisasi) Namun sayangnya setelah kedudukan Indonesia sudah semakin kuat dengan dibubarkannya RIS (Republik Indonesia Serikat) dan diakuinya kedaulatan Indonesia sebagai Republik Kesatuan berdasarkan UUDS, peranan jurnalistik mulai tergoyahkan. Surat kabar justru mulai digunakan sebagai alat manuver politik yang bertujuan mengguncang bahkan menyerang lawan politik supaya mendapatkan kekuasaan di pemerintahan Indonesia yang baru. (baca: komunikasi massa)

Banyak surat kabar yang dibredel karena dianggap melawan pemerintah saat itu, dan tak sedikit

Banyak surat kabar yang dibredel karena dianggap melawan pemerintah saat itu, dan tak sedikit pula wartawan yang ditangkap karena dianggap mengancam pemerintahan padahal mereka hanya menyuarakan kebenaran. Saking memburuknya kondisi jurnalistik dan pers di Indonesia, tanggal 1 Oktober 1958 dianggap sebagai tanggal matinya kebebasan pers di Indonesia dengan makin banyaknya surat kabar yang dipaksa tutup dan wartawan ditangkapi. Terlebih lagi, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang semakin mempersempit ruang gerak dan kebebasan pers di negara kita. (Teori Komunikasi Politik) Seolah tak cukup, beberapa bulan setelahnya, Departemen Penerangan mengumumkan peraturan baru yang mewajibkan media massa yaitu surat kabar dan majalah haruslah didukung oleh minimal satu partai politik atau tiga organisasi massa. Akibatnya, surat kabar tidak ada yang bersifat netral seperti seharusnya media massa dan semuanya memiliki corak masing-masing tergantung kebutuhan organisasi. (Baca juga: Sosiologi Komunikasi)

D. Masa Pemerintahan Presiden Soeharto Masa ini disebut juga masa demokrasi liberal yang berpengaruh

D. Masa Pemerintahan Presiden Soeharto Masa ini disebut juga masa demokrasi liberal yang berpengaruh kepada kebebasan pers dan dunia jurnalistik di Indonesia, dimana setiap orang selama memiliki modal diperbolehkan menerbitkan media massa berupa surat kabar atau majalah tanpa memerlukan pengesahan pihak manapun. Dengan begitu, masyarakat Indonesia terutama kalangan wartawan lebih bebas dalam menyuarakan pendapat dan pemikiran mereka tanpa khawatir akan ditangkapi seperti sebelumnya. (Baca juga : Cabang Ilmu Komunikasi) Namun justru karena itu, setiap surat kabar dan majalah berlomba untuk menerbitkan tulisan sebanyaknya dengan agak sedikit mengesampingkan mutu dan kualitas media pada saat itu. Sehingga tidak banyak media yang bermutu bagus dikarenakan minimnya peralatan mencetak dan lain sebagainya. Bahkan orang lebih memilih koran bekas RDV (Dinas Penerangan Belanda) daripada koran baru pada saat itu. Selain itu, ada juga permasalah baru yaitu munculnya media yang berisi konten pornografi yang bebas disebarluaskan karena tidak adanya pembatasan mengenai hal itu. Karena keadaan semakin memburuk, seperti terjadinya perang pena dan fitnah dimana-mana, pemerintah pun membuat peraturan yang berkaitan dengan dunia jurnalistik supaya dapat sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945. (Baca : Konteks Komunikasi) Kemudian, pemerintah mengeluarkan ketetapan MPRS No. XXXII/MPRS/1966 pada tanggal 6 Juli 1966 yang disambut oleh kalangan wartawan dengan Deklarasi Wartawan Indonesia hasil dari konfrensi kerja PWI di Jawa Timur. Dalam hal ini, dunia jurnalistik berikut pers diharapkan dapat bersama-sama dengan pemerintah membangun pers nasional menjadi lebih baik dan sehat. (baca: psikologi komunikasi)

E. Masa Reformasi Perkembangan jurnalistik pada masa reformasi ditandai dengan kebebasan pers yang membolehkan

E. Masa Reformasi Perkembangan jurnalistik pada masa reformasi ditandai dengan kebebasan pers yang membolehkan surat kabar dan majalah terus berjalan tanpa adanya pembaharuan izin karena SIUPP sudah dihapuskan. Jurnalistik Indonesia pun berkembang pesat dan dapat mencakup berbagai kalangan masyarakat karena semua lapisan masyarakat dapat membuat media massa. Hal ini terlihat dari berkembang pesatnya jurnalistik baik cetak, elektronik, digital, dan internet. Berbagai media televisi dengan salurannya masing – masing, siang malam menghiasi layar televisi. Kemudian, keberadaan radio dan majalah yang juga berkembang pesat seiring perkembangan zaman. Tak luput dengan keberadaan teknologi, yang memungkinkan kita mengakses internet lebih cepat baik melalui komputer maupun dengan smartphone yang semakin merajalela. Keberadaannya mampu menjangkau hingga pelosok daerah. Oleh karena itu, pemberitaan semakin cepat tersebar dan meluas. Sehingga masyarakat di daerah pedesaan pun mampu mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di perkotaan, pun sebaliknya. Di sisi lain, dalam praktiknya memang ada media yang tidak melakukan tanggung jawabnya dengan benar, namun sebagaian besar tetap berpedoman pada UU Pers yang diakui bersama dalam dunia jurnalistik.

Contoh-contoh jurnalistik di Indonesia Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama,

Contoh-contoh jurnalistik di Indonesia Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus 1774. Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain Slompet Melajoe, Bintang Soerabaja(1861), dan Medan Prijaji (1907). Majalah tertua ialah Panji Islam (1912 -an) Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po (1901), kemudian Sin Po (1910). Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat kabar Soeara Asia. Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat kabar Tjahaja (Bandung), Asia Raja(Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang). Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa sangat mempengaruhi sistem pers di suatu negara. Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan demokratis. Di antarakeduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan sebagainya.

Pulitzer Award Hadiah Pulitzer (Pulitzer Prize) adalah penghargaan Amerika yang diberikan untuk pencapaian dalam

Pulitzer Award Hadiah Pulitzer (Pulitzer Prize) adalah penghargaan Amerika yang diberikan untuk pencapaian dalam seni. Penghargaan ini terutama terkait dengan jurnalisme, tetapi juga diberikan dalam bidang musik dan sastra. Sebuah kehormatan besar jika sebuah surat kabar memenangkan hadiah Pulitzer. Surat kabar yang mendapatkan Pulitzer terbanyak adalah New York Times, dengan 95 penghargaan hingga tahun 2007. Penghargaan ini dinamakan sesuai dengan Joseph Pulitzer, seorang jurnalis terkemuka akhir abad 19 dan awal abad ke-20 yang merevolusi New York World, sebuah koran utama kota New York. Di bawah Pulitzer, koran menjadi media jurnalisme investigatif ampuh dan memberi kontribusi terhadap pelayanan publik melalui berbagai kampanye publik. Satu tahun setelah kematian Pulitzer pada tahun 1911, Columbia University School of Journalism didirikan. Pada tahun 1917, hadiah Pulitzer pertama diberikan oleh panel juri yang mewakili berbagai kepakaran. Sampai kini, dewan Pulitzer terus diisi akademisi dari Columbia University serta anggota bergengsi dari komunitas berita. Terdapat 21 kategori hadiah Pulitzer: satu dalam musik, enam dalam sastra, dan 14 dalam jurnalisme. Hadiah dalam bidang jurnalistik meliputi penghargaan untuk liputan investigatif, kartun editorial, fotografi breaking news, pelaporan breaking news, explanatory reporting, laporan nasional, kritik, pelaporan internasional, fitur fotografi, tulisan editorial, komentar, pelaporan lokal, penulisan fitur, dan layanan publik. Fotografi pemenang Pulitzer sering menjadi sangat terkenal karena dianggap mampu merekam peristiwa penting dalam sejarah manusia atau menggambarkan adegan emosional melalui lensa kamera.

Dalam sastra, hadiah Pulitzer diberikan pada karya fiksi, drama, puisi, sejarah, biografi, dan nonfiksi

Dalam sastra, hadiah Pulitzer diberikan pada karya fiksi, drama, puisi, sejarah, biografi, dan nonfiksi umum. Pemenang hadiah Pulitzer menerima $ 10. 000 bersama dengan sertifikat mengenai pengakuan prestasi. Penghargaan pelayanan publik (public service) diberikan kepada surat kabar, bukan individu, meskipun seorang jurnalis dapat diakui dalam teks kutipan. Penghargaan Pulitzer untuk surat kabar berbentuk medali emas dengan gambar wajah Pulitzer di satu sisi dan orang yang sedang mengoperasikan mesin cetak di sisi lain. Biasanya, surat kabar mencalonkan diri mereka sendiri dengan mengirimkan materi yang relevan bersama dengan formulir pendaftaran. Agar memenuhi syarat, surat kabar harus dipublikasikan di Amerika Serikat setidaknya sekali seminggu, tetapi wartawan yang dinominasikan untuk Pulitzer tidak harus orang Amerika. Untuk mendapatkan Pulitzer dalam bidang musik dan sastra, para seniman juga mengirimkan karya mereka sendiri untuk diseleksi.

Yellow Jurnalisme kuning adalah jurnalistik yang mengutamakan judul sensaional dan ekspos berita yang cabul

Yellow Jurnalisme kuning adalah jurnalistik yang mengutamakan judul sensaional dan ekspos berita yang cabul dan kriminal. Ideologi jurnalistik koran kuning adalah sex and crime journalism, dikenal juga dengan sebutan Yellow Journalism, Yellow Papers, dan Gutter Journalism (Jurnalisme Got) Jurnalisme kuning, atau koran kuning, adalah jenis jurnalisme dengan judul-judul berita yang bombastis, tetapi setelah dibaca isinya tidak substansial. Jurnalisme kuning adalah jurnalisme pemburukan makna. Ini disebabkan karena orientasi pembuatannya lebih menekankan pada berita-berita sensasional dari pada substansi isinya Kamus Bahasa Indonesia mengartikan koran kuning sebagai surat kabar yang sering kali membuat berita sensasi. Menurut Ensiklopedia Pers Indonesia (EPI), Yellow Papers (Koran Kuning) adalah suratkabar yang isinya lebih banyak sensasi, rumor, dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan upaya pencerdasan manusia dan merupakan sebuah paradigma yang lahir pada zaman industri modern di mana telah ditemukan mesin cetak super canggih yang kemudian diikuti oleh tumbuhnya dunia hiburan.

Menurut Shirley Biagi dalam Media Impact: An Introduction to Mass Media (2011), istilah yellow

Menurut Shirley Biagi dalam Media Impact: An Introduction to Mass Media (2011), istilah yellow journalism (koran kuning) dewasa ini digunakan untuk menggambarkan jurnalisme atau media yang memperlakukan berita secara tidak profesional dan tidak etis. Disebut pers kuning karena penyajian jenis pers ini banyak mengeksploitasi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian pembaca maupun orang yang kebetulan lewat dan melihat media cetak pers kuning. Penataan judul artikel pers kuning sering tak beraturan dan tumpang tindih. Layout apapun bisa dipakai oleh pers kuning sehingga kreatifitas desainer semakin terasah. Pernahkah anda membaca judul berita yang bombastis macam "Bikin Merinding! Presenter TV "Meninggal Tragis di Depan Ribuan Penonton - "Heboh Pria Bernama Tuhan: MUI Minta KTP-nya Ditarik" Mengejutkan, Guru Cantik Mengaku Menikahi Yesus Kristus "Menyedihkan. . Presenter Ini Meninggal Saat Live di TV "Astaga, Ternyata Ini yang Bikin Risty Tagor Pisah Ranjang, Menyedihkan " Di antara judul-judul di atas, peristiwa ditulis secara hiperbola atau dilebih-lebihkan. Sebuah kasus dibuat semenarik mungkin sehingga menimbulkan kesan. Entah itu kesan angker, seram, sadis, dan sebagainya.

Kemunculan Jurnalisme Kuning (Yellow Journalism) Praktik jurnalisme kuning muncul pada tahun 1800 -an. Kemunculannya

Kemunculan Jurnalisme Kuning (Yellow Journalism) Praktik jurnalisme kuning muncul pada tahun 1800 -an. Kemunculannya ditandai dengan “pertempuran headline” antara dua koran besar di kota New York, Amerika Serikat. Koran yang terlibat antara lain New York World milik Joseph Pulitzer dan New York Journal milik William Randolf Hearst. Persaingan ketat itu terjadi selama tiga tahun, sejak tahun 1895 hingga tahun 1898. Kedua surat kabar tersebut dituduh telah menyebarkan berita sensasional untuk mendongkrak sirkulasi. Sementara itu, istilah jurnalisme kuning sendiri diberikan oleh The New York Press pada awal tahun 1987. Alasan penjulukkan jurnalisme kuning oleh The New York Press terhadap koran milik Pulitzer dan Hearst memang belum jelas. The New York Press hanya mengucapkan “Kita menyebut mereka kuning karena mereka kuning (warnanya).