Searching Sorting v Searching v Sorting Oleh Oman

  • Slides: 21
Download presentation
Searching & Sorting v Searching v Sorting Oleh : Oman Somantri, S. Kom Email

Searching & Sorting v Searching v Sorting Oleh : Oman Somantri, S. Kom Email : oman_mantri@yahoo. com

Searching Pencarian (Searching) adalah proses pencarian nilai dari sebuah larik dengan membandingkan tiap-tiap elemennya

Searching Pencarian (Searching) adalah proses pencarian nilai dari sebuah larik dengan membandingkan tiap-tiap elemennya berdasarkan algoritma pencarian yang digunakan. Ada 3 macam jenis search yang terdapat dalam pascal yaitu, Sequential search, Binary Search, dan Ekstrim Search.

1. Sequential Search Algoritma pencarian ini yaitu membandingkan nilai yang dicari (didefenisikan) dengan setiap

1. Sequential Search Algoritma pencarian ini yaitu membandingkan nilai yang dicari (didefenisikan) dengan setiap elemen array, mulai indeks terkecil sampai indeks terbesar yang terdefenisi.

CONTOH : program Sequential_Search ; uses wincrt; label awal; var pil: char; lg :

CONTOH : program Sequential_Search ; uses wincrt; label awal; var pil: char; lg : char; const nmin = 1; nmax = 100; type arrint = array [nmin. . nmax] of integer; var x : integer; tabint : arrint; n, i : integer; indeks : integer; function seqsearch 1(xx : integer): integer; var i : integer; begin i : = 1; while ((i<n) and (tabint[i] <> xx)) do i: =i+1; if tabint[i] = xx then seqsearch 1: =i else seqsearch 1: =0; end;

begin clrscr; write('input nilai n = '); readln(n); for i: =1 to n do

begin clrscr; write('input nilai n = '); readln(n); for i: =1 to n do begin write('Tabint[', i, '] = '); readln(tabint[i]); end; write('Nilai yang dicari = '); readln(x); indeks: =seqsearch 1(x); if indeks <> 0 then write(x, ' ditemukan pada indeks ke', indeks) else write(x, ' tidak ditemukan'); writeln; readln; end.

Apabila program ini dijalankan maka hasilnya adalah : Penjelasan : Bila pada indeks “input

Apabila program ini dijalankan maka hasilnya adalah : Penjelasan : Bila pada indeks “input nilai n=” diisi dengan angka 5 maka akan muncul “Tabint=” berjumlah 5. Misalkan ke-5 “Tabint” tersebut diisi dengan angka (1, 3, 5, 7, 8) secara berurutan, lalu pada indeks “Nilai yang dicari =” diisi dengan angka 5 maka pencarian akan berhenti pada (1, 3, 5) karena angka 5 telah ditemukan pada tabint ke 3.

2. Binary Search Algoritma ini juga disebut dengan dikotomik ide dasarnya adalah membandingkan harga

2. Binary Search Algoritma ini juga disebut dengan dikotomik ide dasarnya adalah membandingkan harga x, dengan elemen tengah array, jika lebih besar dari elemen tengah array, Karena elemen-elemen terurut membesar, maka pencarian dilakukan pada setengah bagian yang nilainya lebih besar dari x sampai elemen terakhir.

CONTOH : Program binary_search; Uses crt; const nmin = 1; nmax = 100; type

CONTOH : Program binary_search; Uses crt; const nmin = 1; nmax = 100; type arrint = array [nmin. . nmax] of integer; var x : integer; tabint : arrint; n, i : integer; indeks : integer; function binarysearch(xx : integer): integer; var i : integer; atas, bawah, tengah : integer; ditemukan : boolean; indeksxx : integer; begin atas : = 1; bawah : = n; ditemukan: =false; indeksxx: =0; while ((atas <= bawah) and (not ditemukan)) do begin tengah: = (atas+bawah) div 2; if xx = tabint[tengah] then begin ditemukan: = true; indeksxx : = tengah; end else begin if xx = tabint[tengah] then bawah: = tengah - 1 else atas: = tengah + 1; end; binarysearch: =indeks; end;

begin clrscr; write('input nilai n = '); readln(n); for i: = 1 to n

begin clrscr; write('input nilai n = '); readln(n); for i: = 1 to n do begin write('Tabint[', i, '] = '); readln(tabint[i]); end; write('Nilai yang dicari = '); readln(x); indeks: =binarysearch(x); if indeks <> 0 then write(x, ' ditemukan pada indeks ke-', indeks) else write(x, ' tidak ditemukan'); readln; end.

3. Ekstrim Search (Mencari nilai terbesar dan terkecil) Ide dasar algoritma mencari nilai ekstrim

3. Ekstrim Search (Mencari nilai terbesar dan terkecil) Ide dasar algoritma mencari nilai ekstrim adalah dengan membandingkan nilai elemen pertama array (diasumsikan sebagai nilai ekstrim) dengan nilai elemen-elemen sesudahnya.

CONTOH : begin program cari_maks; clrscr; uses crt; write('jumlah elemen = '); readln(nn); type

CONTOH : begin program cari_maks; clrscr; uses crt; write('jumlah elemen = '); readln(nn); type for i: = 1 to nn do arrint = array [1. . 100] of integer; begin var write('elemen ke-', i, ' = '); readln(tabint[i]); maks : integer; end; tabint : arrint; maks: = maksimum(tabint, nn); nn, i : integer; writeln('nilai Maksimum = ', maks); function maksimum(tabint : arrint; n : integer) writeln; : integer; writeln('andihasdialam. blogspot. com'); var readln; i : integer; end. max : integer; begin for i: =2 to n do if max< tabint[i] then max: = tabint[i]; maksimum: =max; end;

Sorting ( Pencarian )

Sorting ( Pencarian )

v Buble Sort Pengurutan biasa diterapkan pada isi tipe data array. Misalnya kita punya

v Buble Sort Pengurutan biasa diterapkan pada isi tipe data array. Misalnya kita punya 100 orang mahasiswa lalu kita ingin urutkan data tersebut mulai dari nilai tertinggi sampai nilai terendah disitulah kita gunakan pengurutan. Buble Sort adalah suatu metode pengurutan yang sederhana. Prinsip kerjanya seperti namanya (buble yang berarti gelembung).

Misalnya kita punya setumpuk data, akan kita urutkan dari yang paling kecil. Ambil data

Misalnya kita punya setumpuk data, akan kita urutkan dari yang paling kecil. Ambil data yang paling bawah bandingkan dengan yang atasnya kalau atasnya lebih kecil tukar poisisi yang kecil naik ke atas. Lakukan langkah tersebut seterusnya sampai semua data terurutkan. Lihat tabel berikut :

Program Urut_Buble. Sort ; Uses wincrt; Var data: array [1. . 100] of integer;

Program Urut_Buble. Sort ; Uses wincrt; Var data: array [1. . 100] of integer; i, j, temp, x, n: integer; Begin clrscr; write('Masukan jumlah data : '); readln(x); for i: =1 to x do begin write('Masukan data ke ', i, ': '); readln(data[i]); end; clrscr; writeln('Data yang belum terurut'); CONTOH : for i: =1 to n do begin write(data[i]); end; for i: =1 to x do begin for j: = n downto 2 do begin if (data[j]<data[j-1]) then begin temp: =data[j-1]; data[j-1]: =data[j]; data[j]: =temp; end; writeln;

writeln('Data yang sudah terurut'); for i: =1 to n do begin write(data[i]); end; readln;

writeln('Data yang sudah terurut'); for i: =1 to n do begin write(data[i]); end; readln; end.

v Insertion Sort • Insertion Sort adalah contoh lain dari metode pengurutan yang sederhana

v Insertion Sort • Insertion Sort adalah contoh lain dari metode pengurutan yang sederhana yaitu kebalikan dari buble sort yang mengurutkan data dari belakang, Insertion Sort mengurutkan data dari depan. • Ambil dua data pertama, urutkan sesuai yang diinginkan. Lalu sisipkan data ketiga ditempat semestinya lalu sisipkan data keempat ditempat semestinya diantara 3 data sebelumnya dan begitu seterusnya sampai semua data selesai diurutkan.

CONTOH : Program insertion_sort; Uses crt; var data : array [1. . 100] of

CONTOH : Program insertion_sort; Uses crt; var data : array [1. . 100] of integer; i, j, temp, jumlah : integer; begin clrscr; write('Masukan jumlah data : '); readln(jumlah); for i: =1 to jumlah do begin write('Masukan data ke-', i, ' : '); readln(data[i]); end; clrscr; writeln('Data yang belum terurut'); for i: =1 to jumlah do begin write(data[i]); end; for i: =1 to jumlah do

begin temp: =data[i]; j: =i-1; while (j>=1) and (temp<data[j]) do begin data[j+1]: =data[j]; j:

begin temp: =data[i]; j: =i-1; while (j>=1) and (temp<data[j]) do begin data[j+1]: =data[j]; j: =j-1; end; data[j+1]: =temp; end; writeln('Data yang sudah terurut'); for i: =1 to jumlah do begin write(data[i]); end; readln; end.

SELESAI

SELESAI