RPS Patofisiologi 2 PERTEMUAN 1 Dr Noor Yulia

  • Slides: 24
Download presentation
RPS Patofisiologi 2 PERTEMUAN 1 Dr. Noor Yulia MM FAKULTAS ILMU KESEHATAN & PRODI

RPS Patofisiologi 2 PERTEMUAN 1 Dr. Noor Yulia MM FAKULTAS ILMU KESEHATAN & PRODI RMIK

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Materi Sebelum UTS 01. Pengantar perkuliahan , bahan ajar patofisiologi 2 02. patofisiologi pada

Materi Sebelum UTS 01. Pengantar perkuliahan , bahan ajar patofisiologi 2 02. patofisiologi pada sistem penglihatan 03. patofisiologi sistem penglihatan + kuis 04. presentasi sistem pendengaran 05. patofisiologi sistem pendengaran 06 patofisiologi pada sistem pengecapan XII 07. patofisiologi pada sistem integumen

Materi Setelah UTS 08. patofisiologi pada sistem integumen 09 patofisiologi pada sistem nervosa (

Materi Setelah UTS 08. patofisiologi pada sistem integumen 09 patofisiologi pada sistem nervosa ( VI)SSP 10 patofisiologi sistem saraf tepi(NERVUS) 11 patofisiologi cairan otak , selaput otak dan sumsum tulang belakang 12. Gangguan jiwa /mental 13 gangguan mental dan tingkah laku 14 review perkuliahan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mampu melakukan klasifikasi dan kodefikasi diagnostik dan tindakan medis

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mampu melakukan klasifikasi dan kodefikasi diagnostik dan tindakan medis berdasarkan ICD 10 dan ICD 9 CM secara akurat pada sistem panca indra, sistem saraf, dan gangguan mental • Memahami istilah dan singkatan medis yang terkait dengan kondisi klinis , pemeriksaan penunjang , diagnosis dan terapi pada sistem panca indra, sistem saraf dan gangguan mental

Deskripsi Kompetensi Perekam Medis • Untuk menguasai kompetensi ini seorang perekam medis harus memiliki

Deskripsi Kompetensi Perekam Medis • Untuk menguasai kompetensi ini seorang perekam medis harus memiliki pengetahuan tentang : – Anatomi Fisiologi, – Patologi Ilmu Penyakit, – Nomenklatur & Klasifikasi Penyakit, – Klasifikasi Tindakan, – Terminologi Medis,

KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS • Perekam

KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT, MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS • Perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi internasional yang diberlakukan di Indonesia tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan • Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman buku ICD yang berlaku • Mengumpulkan data diagnosis pasien untuk memenuhi sistim pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk kebutuhan analisis sebab tunggal penyakit yang dikembangkan • Mengklasifikasikan kode data diagnosis yang akurat bagi kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas

Kompetensi dari KKPMT : 1. Mampu menentukan kode penyakit dan permasalahan kesehatan serta kode

Kompetensi dari KKPMT : 1. Mampu menentukan kode penyakit dan permasalahan kesehatan serta kode tindakan, sesuai dengan pedoman yang berlaku di Indonesia. 2. Mampu menelusuri kelengkapan informasi penunjang diagnosis untuk mendapatkan kode penyakit dan masalah terkait kesehatan serta kode tindakan yang akurat. 3. Mampu mengelola indeks penyakit, tindakan, kematian, dan indeks dokter, guna kepentingan laporan medis dan statistik serta permintaan informasi pasien secara cepat dan terperinci. 4. Mampu berkomunikasi dengan dokter dalam mengkonfirmasi diagnosis dan tindakan berdasarkan hasil telaah pendokumentasian Rekam Medis

Rancangan Evaluasi Perkuliahan – Absensi kehadiran : bobot 20 % – Tugas : bobot

Rancangan Evaluasi Perkuliahan – Absensi kehadiran : bobot 20 % – Tugas : bobot 20 % – Ujian Tengah Semester : bobot 30 % – Ujian Akhir Semester : bobot 30%

SUMBER KEPUSTAKAAN • Ganong William F 2003 , REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21 st

SUMBER KEPUSTAKAAN • Ganong William F 2003 , REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21 st Ed. Mc. Graw – Hill Companies , San Francisco • Guyton Arthur C 2007, Buku ajar Fisiologi Kedokteran EGC Jakarta • Syaifuddin 2006 , ANATOMI FISIOLOGI untuk mahasiswa keperawatan EGC Jakarta • Evelyn C. Pearce 2012 , ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS , Gramedia Pustaka Utama Jakarta • Ikatan Dokter Indonesia , IDI 2002 , Standar Pelayanan Medik , edisi ke tiga, cetakan kedua, Perpustakaan Naional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT) • Elizabeth, J. Corwin, 2008 , EDISI REVISI 3 , BUKU SAKU PATOFISIOLOGI , EGC , Jakarta • Sylvia A. Price& Lorraine M. Wilson , ed 6 PATOFISIOLOGI , Konsep. Klinis Proses – proses Penyakit , EGC, Jakarta • DAN LAIN – LAIN BUKU KEDOKTERAN

SISTEMA / SUSUNAN TUBUH MANUSIA • ORGAN TUBUH MANUSIA merupakan kumpulan beberapa jaringan untuk

SISTEMA / SUSUNAN TUBUH MANUSIA • ORGAN TUBUH MANUSIA merupakan kumpulan beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu didalam tubuh. • Didalam tubuh manusia terdapat bermacam – macam sistim organ , Terdiri atas : 1. Sistim Muskuloskeletal (Kerangka dan otot) 2. Sistim respiratori (Pernafasan) 3. Sistim Kardiovaskuler(jantung dan pembuluhdarah) 4. Sistim digestif (pencernaan) 5. Sistim Endokrin (kelenjar buntu) 6. Sistim Urinaria (Berkemih) 7. Sistim Reproduksi 8. Sistim Nervosa (persarafan) 9. Sistim peng indraan 10. Sistim integument (kulit)

SISTEM SALING BERHUBUNGAN 1. Sistim Nervosa (persarafan) 2. Sistim peng indraan 3. Gangguan jiwa

SISTEM SALING BERHUBUNGAN 1. Sistim Nervosa (persarafan) 2. Sistim peng indraan 3. Gangguan jiwa / gangguan mental

SISTIM SARAF • Tersusun dari : – Serabut saraf – Simpul saraf – Sumsum

SISTIM SARAF • Tersusun dari : – Serabut saraf – Simpul saraf – Sumsum tulang belakang – Otak • Fungsi sistim saraf : – Menerima dan merespons rangsangan dari lingkungannya ( luar / dalam tubuh ). berupa aktifitas tubuh ( perilaku / integritas)

SISTIM SARAF • Sistim saraf terdiri dari 3 bagian pokok : – Saraf Sensoris

SISTIM SARAF • Sistim saraf terdiri dari 3 bagian pokok : – Saraf Sensoris : fungsi untuk mengetahui keadaan tubuh dan lingkungannya – Saraf Pusat : terdiri dari Otak dan Medula spinalis , Otak menyimpan informasi , menghasilkan pikiran , ambisi, emosi dan menentukan reaksi atas apa yang dicetuskan sensasi. Sinyal dari saraf pusat diteruskan ke saraf motoris – Saraf Motoris : menerima sinyal dari saraf pusat dan mencetuskannya dalam bentuk gerakan anggota tubuh • Terdapat juga Sistim saraf Otonom yang kerjanya tidak dipengaruhi keinginan.

SISTIM PANCA INDRA • Sistim pengindraan = panca indra adalah organ khusus untuk menerima

SISTIM PANCA INDRA • Sistim pengindraan = panca indra adalah organ khusus untuk menerima jenis rangsangan tertentu. • Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa ( sensory impression ) dari organ indra menuju keotak dimana tempat perasaan ditafsirkan. • Organ indra merupakan sel – sel tertentu yang dapat meneri ma stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke Sistim Saraf Pusat.

Indra yang disadari • 11 modalitas sensorik utama yaitu : 1. Penglihatan 2. Pendengaran

Indra yang disadari • 11 modalitas sensorik utama yaitu : 1. Penglihatan 2. Pendengaran 3. Penghidu 4. Kecap 5. Percepatan rotasi 6. Percepatan linear 7. Raba – tekan 8. Hangat 9. Dingin 10. Nyeri 11. Posisi sendi dan pergerakan

Indra yang tidak disadari Merupakan sejumlah besar reseptor sensorik yang menerus kan informasi yang

Indra yang tidak disadari Merupakan sejumlah besar reseptor sensorik yang menerus kan informasi yang tidak disadari , misal : • Kumparan otot (muscle spindle ) memberikan informasi tentang panjang otot, Tegangan otot • Tekanan darah arteri , Tekanan vena sentral • Pengembangan paru • Suhu darah dikepala • p. O 2 arteri • PH di CSS • Tekanan osmotik plasma • Perbedaan glukosa darah arteriovenosa

SISTIM INDRA • Reseptor Indra khusus : – Penghidu , – Penglihatan , –

SISTIM INDRA • Reseptor Indra khusus : – Penghidu , – Penglihatan , – Pendengaran , – Percepatan rotasi dan linier, – Pengecapan – Sensasi kulit adalah indra yang reseptornya berada dikulit – sensasi viseral ( sense of visceral ) adalah indra yang berhubungan dengan persepsi lingkungan dalam. : Nyeri dari alat viseral biasanya digolongkan sebagai sensasi viseral.

CHAPTER VI (G 00 -G 99) Diseases of the nervous system (Penyakit pada sistem

CHAPTER VI (G 00 -G 99) Diseases of the nervous system (Penyakit pada sistem saraf) • • • G 00 -G 09 Penyakit inflamasi dari sistem saraf pusat G 10 -G 13 sistemik atrophies terutama mempengaruhi sistem saraf pusat G 20 -G 26 ekstrapiramidal dan gangguan gerak G 30 -G 32 penyakit degeneratif lain dari sistem saraf G 35 -G 37 demielinasi penyakit pada sistem saraf pusat G 40 -G 47 Episodic dan gangguan paroksismal G 50 -G 59 Gngguan saraf, akar saraf dan pleksus G 60 -G 64 Polineuropati dan gangguan lain dari sistem saraf perifer G 70 -G 73 Penyakit persimpangan myoneural dan otot G 80 -G 83 Cerebral palsy dan sindrom lumpuh lainnya G 90 -G 99 Gangguan lain dari sistem saraf

CHAPTER VII (H 00 -H 59) Diseases of the eye and adnexa (Penyakit mata

CHAPTER VII (H 00 -H 59) Diseases of the eye and adnexa (Penyakit mata dan adneksa) • • • H 00 -H 06 Gangguan kelopak mata, sistem lakrimal dan orbit H 10 -H 13 Gangguan konjungtiva H 15 -H 22 Gangguan sklera, kornea, iris dan tubuh ciliary H 25 -H 28 Gangguan lensa H 30 -H 36 Gangguan koroid dan retina H 40 -H 42 Glaukoma H 43 -H 45 Gangguan tubuh vitreous dan dunia H 46 -H 48 Gangguan saraf optik dan jalur visual yang H 49 -H 52 Gangguan otot okular, gerakan teropong, akomodasi dan refraksi H 53 -H 54 gangguan dan kebutaan Visual H 55 -H 59 gangguan lain dari mata dan adneksa

CHAPTER VIII (H 60 -H 95) Diseases of the ear and mastoid process (Penyakit

CHAPTER VIII (H 60 -H 95) Diseases of the ear and mastoid process (Penyakit proses telinga dan mastoid) • • H 60 -H 62 Penyakit telinga eksternal H 65 -H 75 Penyakit telinga tengah dan mastoid H 80 -H 83 Penyakit telinga bagian dalam H 90 -H 95 Gangguan lain dari telinga

CHAPTER XII (L 00 -L 99) Diseases of the skin and subcutaneous tissue (Penyakit

CHAPTER XII (L 00 -L 99) Diseases of the skin and subcutaneous tissue (Penyakit kulit dan jaringan subkutan) L 00 -L 08 Infeksi kulit dan jaringan subkutan L 10 -L 14 Gangguan bulosa L 20 -L 30 Dermatitis dan eksim L 40 -L 45 Gangguan papulosquamous L 50 -L 54 Urtikaria dan eritema L 55 -L 59 gangguan-Radiasi terkait pada kulit dan jaringan subkutan • L 60 -L 75 Gangguan pelengkap kulit • L 80 -L 99 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan • • •

CHAPTER V (F 00 -F 99) Mental and behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku)

CHAPTER V (F 00 -F 99) Mental and behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku) • • • F 00 -F 09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental F 10 -F 19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif F 20 -F 29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional F 30 -F 39 Mood [afektif] gangguan F 40 -F 48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform F 50 -F 59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik F 60 -F 69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku F 70 -F 79 keterbelakangan Mental F 80 -F 89 Gangguan perkembangan psikologis F 90 -F 98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja F 99 - F 99 Gangguan mental Unspecified (F 99)

LANJUT KULIAH MENDATANG

LANJUT KULIAH MENDATANG