Rosaria Ika Pratiwi M Sc Apt TEMPAT TANGGAL

  • Slides: 96
Download presentation
Rosaria Ika Pratiwi, M. Sc. , Apt. TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANYUWANGI, 11 OKTOBER

Rosaria Ika Pratiwi, M. Sc. , Apt. TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANYUWANGI, 11 OKTOBER 1981 PENDIDIKAN : S 1 : UNIVERSITAS SETIA BUDI APOTEKER : UNIVERSITAS SETIA BUDI S 2 : UNIVERSITAS GADJAH MADA JABATAN : DOSEN TETAP PRODI D III FARMASI ORGANISASI : ANGGOTA IAI KABUPATEN TEGAL EMAIL : ROSARIAIKAPRATIWI 45@GMAIL. COM NO HP : 082221484000 / 08155914782

PELAYANAN INFORMASI OBAT D III FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

PELAYANAN INFORMASI OBAT D III FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

Sistem Penilaian Keaktifan dan absensi 15 % Tugas 15 % Ujian Mid Term 30

Sistem Penilaian Keaktifan dan absensi 15 % Tugas 15 % Ujian Mid Term 30 % Ujian Akhir 40 % Referensi 1. Siregar, C. J. P. , 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, EGC 2. Aslem, M. , 2003, Farmasi Klinik Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta 3. Kurniawan, D. W. , dan Chabib, L. , 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik, Yogyakarta

Rencana Pembelajaran 1. Pengantar PIO 2. Metode PIO 3. Informasi PIO 4. Administrasi PIO

Rencana Pembelajaran 1. Pengantar PIO 2. Metode PIO 3. Informasi PIO 4. Administrasi PIO 5. Sasaran PIO 6. PIO Terapi Diabetes 7. PIO Terapi Kardiovaskuler Ujian Tengah Semester

Pengantar PIO Kemampuan Dasar 1. 2. 3. 4. 5. Mampu menjelaskan latar belakang PIO

Pengantar PIO Kemampuan Dasar 1. 2. 3. 4. 5. Mampu menjelaskan latar belakang PIO Mampu menjelaskan definisi PIO Mampu menjelaskan tujuan PIO Mampu menjelaskan ciri-ciri PIO Mampu menjelaskan bentuk obat

Pengantar PIO Latar Belakang Informasi Obat merupakan pekerjaan kefarmasian dan hak konsumen - UU

Pengantar PIO Latar Belakang Informasi Obat merupakan pekerjaan kefarmasian dan hak konsumen - UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 - Permenkes 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pendirian Apotek - UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 a. Informasi lengkap mengenai produk b. Konsumen berhak menuntut

Pharmaceutical Care (Filosofi penggunaan obat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien) Mencegah penyakit Mengurangi gejala

Pharmaceutical Care (Filosofi penggunaan obat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien) Mencegah penyakit Mengurangi gejala penyakit Menyembuhkan penyakit Memperlambat proses penyakit Peran Dasar Farmasi - Mencegah Drug Related Problem - Identifikasi Drug Related Problem - Memecahkan Drug Related Problem

Patient Care Pengetahuan terapi obat Pengetahuan interpretasi uji lab dan diagnostik Keterampilan memonitor pasien

Patient Care Pengetahuan terapi obat Pengetahuan interpretasi uji lab dan diagnostik Keterampilan memonitor pasien integrasi pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan penyakit Patient Care Keterampilan informasi dan konsultasi obat Pengetahuan terapi non obat Pengetahuan teknologi farmasi Keterampilan identifikasi DRP dan solusinya

PIO ? Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini,

PIO ? Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini, kepada pasien, masyarakat, profesional kesehatan yang lain, dan pihak – pihak yang memerlukan PIO meliputi penyediaan, pengolahan, penyajian, dan pengawasan mutu informasi obat dan keputusan profesional

Tujuan PIO ? 1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional berorientasi kepada pasien

Tujuan PIO ? 1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional berorientasi kepada pasien 2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain 3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan – kebijakan yang berhubungan dengan obat Misal : PFT

Penggunaan Obat Rasional Kepatuhan Pasien Tujuan Terapi Tercapai Kualitas Hidup Meningkat

Penggunaan Obat Rasional Kepatuhan Pasien Tujuan Terapi Tercapai Kualitas Hidup Meningkat

Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Merasa sudah sembuh Mengalami efek samping obat Menurunkan dosis karena merasa

Penyebab Ketidakpatuhan Pasien Merasa sudah sembuh Mengalami efek samping obat Menurunkan dosis karena merasa lebih baik Obat yang digunakan tidak lagi membantu menyembuhkan penyakitnya 5. Menambah ( membeli sendiri) dengan obat lain 6. Bosan minum obat terus menerus 1. 2. 3. 4.

Resiko Ketidakpatuhan Pasien Kegagalan Terapi Terjangkitnya Kembali Penyakit Resiko Toksisitas Obat Peningkatan Biaya Perawatan

Resiko Ketidakpatuhan Pasien Kegagalan Terapi Terjangkitnya Kembali Penyakit Resiko Toksisitas Obat Peningkatan Biaya Perawatan Diperlukan Perawatan Tambahan

Akibat Ketidakpatuhan Pasien 1. Penderita lanjut usia harus dirawat di IGD (75 %) 2.

Akibat Ketidakpatuhan Pasien 1. Penderita lanjut usia harus dirawat di IGD (75 %) 2. Penderita hipertensi tidak dapat mengendalikan tekanan darahnya (70 – 80 %) 3. Penderita harus dirawat kembali di rumah sakit (12 %)

Ciri – Ciri PIO Mandiri Berorientasi pada pasien Ilmiah Objektif (sesuai kebutuhan) Proaktif (memperluas

Ciri – Ciri PIO Mandiri Berorientasi pada pasien Ilmiah Objektif (sesuai kebutuhan) Proaktif (memperluas jangkauan)

Obat Bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan

Obat Bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, serta memperelok tubuh pada manusia maupun hewan

Jenis Obat Baru • Obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat) seperti pembantu, pelarut, pengisi,

Jenis Obat Baru • Obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat) seperti pembantu, pelarut, pengisi, komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya • Contoh : Deutetrabenazine (Austedo) untuk pengobatan chorea, Cerliponase alfa (Brineura) terapi pengganti enzim untuk memperlambat hilangnya kemampuan berjalan pada pasien usia 3 th keatas Obat Esensial • Obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam DOEN yang ditetapkan oleh Menkes RI • Contoh : Asam salisilat (antipiretikum), methampiron (analgetikum) Obat Generik • Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya • Contoh : Captopril (antihipertensi), Glibenclamid (antidiabetik)

Obat Jadi • Obat dalam keadaan murni/campuran dalam bentuk salep, cairan, supositoria, pil, tablet,

Obat Jadi • Obat dalam keadaan murni/campuran dalam bentuk salep, cairan, supositoria, pil, tablet, serbuk, atau bentuk lain yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah • Contoh : OBH, salep 2 -4 Obat Paten • Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya (10 -20 th) • Contoh : Aspirin (Bayer), Viagra

Obat Asli • Obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan

Obat Asli • Obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman digunakan dalam pengobatan tradisional • Contoh : Temulawak (hepatitis), bawang putih (hiperlipidemia), seledri (hipertensi) Obat Tradisional • Obat yang didapat dari bahan alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman digunakan dalam pengobatan tradisional • Contoh : tolak angin (jamu), diapet (herbal terstandar), stimuno (fitofarmaka)

Penggolongan Obat Tradisional 1. Jamu adalah obat tradisional yang berdasarkan dari pengalaman empiris secara

Penggolongan Obat Tradisional 1. Jamu adalah obat tradisional yang berdasarkan dari pengalaman empiris secara turun temurun, yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya dari generasi ke generasi. bentuk obat umumnya disediakan dalam berbagai bentuk serbuk, minuman, pil, cairan dari berbagai tanaman. Jamu umumnya terdiri dari 5 -10 macam tumbuhan bahkan lebih, bentuk jamu tidak perlu pembuktian ilmiah maupun klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris saja. Contoh : jamu buyung upik, jamu nyonya menier

2. Obat Herbal Terstandar (OHT) Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji

2. Obat Herbal Terstandar (OHT) Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji berkhasiat secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan), lolos uji toksisitas akut maupun kronis, terdiri dari bahan yang terstandar (Seperti ekstrak yang memenuhi parameter mutu), serta dibuat dengan cara higienis. Contoh : Tolak angin

3. Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-klinis (pada hewan

3. Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti aman melalui uji toksisitas, bahan baku terstandar, serta diproduksi secara higienis, bermutu, sesuai dengan standar yang ditetapkan. Contoh : Cursil

Penggolongan Obat Menurut UU Obat Bebas (Obat Daftar W) Obat Bebas Terbatas (Obat Daftar

Penggolongan Obat Menurut UU Obat Bebas (Obat Daftar W) Obat Bebas Terbatas (Obat Daftar W) Obat Keras (Obat Daftar G) • Obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam • Contoh : Parasetamol, CTM, Aspirin • Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat, diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam • Antimo, Superhoid, Noza • Obat yang memiliki takaran dosis maksimal (DM) harus dengan resep dokter, diberi tanda lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam dan huruf K yang menyentuh garis tepinya • Contoh : antibiotika, obat mengandung hormon, sediaan injeksi/parenteral

Obat Narkotika Obat Psikotropika • Obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta

Obat Narkotika Obat Psikotropika • Obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang sangat merugikan apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter • Contoh : morfin, petidin, kodein, metadon, opium • Obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang • Contoh : diazepam, luminal/barbital

Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Kerja Sistemik • Obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh •

Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Kerja Sistemik • Obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh • Contoh : Obat analgetik Lokal • Obat yang bekerja pada jaringan setempat • Contoh : Pemakaian topikal (salep)

Contoh Daftar Obat G 1. Semua obat injeksi. 2. Obat antibiotika, misalnya Chloramphenical, Penicillin,

Contoh Daftar Obat G 1. Semua obat injeksi. 2. Obat antibiotika, misalnya Chloramphenical, Penicillin, Tetracylin, Ampicillin dan lain. 3. Obat anti bakteri, misalnya Sulfadiazin, Sulfasomidin = Elkosin, Trisulfa dan lain-lain. 4. Amphetaminum (O. K. T). 5. Antazolinum = Antistin = obat antihistamin. 6. Digitoxin, Lanatosid C = Cedilanid, Digitalis folia = obat jantung. 7. Hydantoinum = obat anti epilepsi. 8. Reserpinum = obat anti hipertensi. 9. Vit. K = anti pendarahan. 10. Yohimbin = aphrodisiaka. 11. Meprobamatum = obat penenang (tranquilizer). 12. Isoniazidum = I. N. H. = anti TBC. 13. Nitroglycerinum = obat jantung. 14. Benzodiazepinum contohnya Diazepam = tranquilizer, Netrazepam = hipnotik (O. K. T). 15. Indomethacinum = obat rheumatik. 16. Tripelenamin Hydrochloridum = antihistamin.

Obat Daftar W (Obat Bebas & Obat Bebas Terbatas) Perbedaan obat daftar W dengan

Obat Daftar W (Obat Bebas & Obat Bebas Terbatas) Perbedaan obat daftar W dengan daftar G adalah bahwa obat daftar W dapat diperoleh tanpa resep dokter, asal memenuhi ketentuan-ketentuan berikut: Obat-obat dalam Daftar W hanya boleh dijual dalam bungkusan asli pabrik pembuatnya. Pada waktu penyerahan obat maka pada wadahnya harus tercantum tanda peringatan berupa etiket khusus yang tercatat sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan (tanda P)

Etiket khusus tanda peringatan (P) tersebut berwarna hitam dengan tulisan putih, berukuran 5 x

Etiket khusus tanda peringatan (P) tersebut berwarna hitam dengan tulisan putih, berukuran 5 x 2 cm dan memuat pemberitahuan sebagai berikut: * P 1 : Awas! Obat Keras, baca aturan pakainya. Contoh: - Benadryl tablet = Difenhidramin tablet, maximum 10 tablet @ 50 mg * P 2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur. Jangan ditelan Contoh: Gargarisma Kan * P 3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan Contoh: - Obat luka: Jodium tinctuur, Mercurochroom * P 4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar Contoh: Asma sigaret * P 5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan Contoh: Sulfanilamid puyer steril 5 g * P 6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Suppositoria antihemoroid

Penggolongan Obat Menurut Cara Penggunaannya Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) • Obat yang

Penggolongan Obat Menurut Cara Penggunaannya Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) • Obat yang digunakan melalui oral, diberi etiket warna putih • Contoh : sediaan tablet, sirup, suspensi, kapsul, puyer yang diminum secara oral Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) • Obat yang digunakan melalui implantasi, injeksi, membran mukosa, rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical, gargle/gargarisma, diberi etiket warna biru

Penggolongan Obat Menurut Kegunaan Dalam Tubuh Diagnosis (Diagnostic) • Obat yang dapat membantu mendiagnosis

Penggolongan Obat Menurut Kegunaan Dalam Tubuh Diagnosis (Diagnostic) • Obat yang dapat membantu mendiagnosis penyakit Mencegah (Prophylactic) • Obat yang dapat mencegah penyakit Menyembuhkan (Terapeutic) • Obat yang dapat membunuh parasit dan kuman dalam tubuh inang

Sumber Obat 1. • Tumbuhan (flora, nabati) • Contoh : digitalis folium, kina, minyak

Sumber Obat 1. • Tumbuhan (flora, nabati) • Contoh : digitalis folium, kina, minyak jarak 4. • Hewan (fauna, hayati) • Contoh : minyak ikan, adeps lanae, cera • Mineral (pertambangan) • Contoh : kalium iodida, garam dapur, parafin, vaselin • Sintetis (tiruan/buatan) • Contoh : kamfer sintetis, vitamin c 5. • Mikroba • Contoh : penicillin dari Penicillium notatum 2. 3.

Macam Bentuk Obat (Sediaan) Pulvis dan Pulveres (serbuk dan serbuk terbagi) Unguenta (salep) Pilulae

Macam Bentuk Obat (Sediaan) Pulvis dan Pulveres (serbuk dan serbuk terbagi) Unguenta (salep) Pilulae (pil) Capsule (kapsul) Kaplet

 Larutan Suspensi Guttae (tetes) Tabulae (tablet) Injectiones (injeksi)

Larutan Suspensi Guttae (tetes) Tabulae (tablet) Injectiones (injeksi)

 Emulsa (emulsi) Suppositoria dan Ovulae Immunosera et vaccina (vaksin) Solutiones – Mixturae -

Emulsa (emulsi) Suppositoria dan Ovulae Immunosera et vaccina (vaksin) Solutiones – Mixturae - Elixira Extractum (ekstrak)

Metode PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan metode PIO 2. Mampu menjelaskan alasan diperlukan

Metode PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan metode PIO 2. Mampu menjelaskan alasan diperlukan PIO 3. Mampu menjelaskan ruang lingkup PIO

Metode PIO Ada beberapa metode yang digunakan : 1. Konseling Proses/kegiatan yang sistematik untuk

Metode PIO Ada beberapa metode yang digunakan : 1. Konseling Proses/kegiatan yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat sehingga meningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran penggunaan obat yang rasional

Tahap Proses Konseling Pengenalan (pengenalan diri + tujuan konseling) Penilaian (menilai pemahaman pasien tentang

Tahap Proses Konseling Pengenalan (pengenalan diri + tujuan konseling) Penilaian (menilai pemahaman pasien tentang obat) Kesimpulan dan Penutup Pelaksanaan Konseling (penjelasan kpd pasien agar mengerti dan mengubah sikap Pengujian (verifikasi) memastikan pasien memahami dan mengerti)

Tujuan dan Manfaat Konseling 1. Membina komunikasi farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien

Tujuan dan Manfaat Konseling 1. Membina komunikasi farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien kepada farmasis 2. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien 3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi 4. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan 5. Membantu pemecahan masalah terapi 6. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan 7. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi 8. Meningkatkan efisiensi biaya kesehatan

Pasien yang dirujuk oleh dokter Pasien pediatrik, geriatrik, selesai dirawat, dan mendapat obat banyak

Pasien yang dirujuk oleh dokter Pasien pediatrik, geriatrik, selesai dirawat, dan mendapat obat banyak Pasien Yang Diberi Konseling Pasien yang menerima obat tertentu Pasien dengan penyakit kronis

Mengapa Diperlukan Konseling ? Sepertiga pasien tidak menerima konseling obat 30 % pasien gagal

Mengapa Diperlukan Konseling ? Sepertiga pasien tidak menerima konseling obat 30 % pasien gagal mentaati instruksi penggunaan obat Pengetahuan pasien meningkat mengakibatkan kepatuhan

Mendeteksi Ketidakpatuhan Pasien Langsung • Pemantauan obat dalam darah • Pemantauan kadar metabolit obat

Mendeteksi Ketidakpatuhan Pasien Langsung • Pemantauan obat dalam darah • Pemantauan kadar metabolit obat dalam urin Tidak Langsung • Wawancara • Menghitung sisa obat • Meneliti kembali catatan peresepan

Verbal Non Verbal Bentuk Komunikasi

Verbal Non Verbal Bentuk Komunikasi

2. Konsultasi Suatu bentuk kegiatan/hubungan yang dilakukan oleh seorang profesional kepada pasien atau keluarganya

2. Konsultasi Suatu bentuk kegiatan/hubungan yang dilakukan oleh seorang profesional kepada pasien atau keluarganya dalam hubungannya menyelesaikan masalah pengobatan/obat Tujuan dan Manfaat Konsultasi 1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan pasien dalam penggunaan obat 2. Pemberian bantuan seorang profesional kepada pasien dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah pengobatan/obat

3. Edukasi Suatu kegiatan yang dilakukan seorang profesional dengan memberikan penekanan kepada pendidikan pasien

3. Edukasi Suatu kegiatan yang dilakukan seorang profesional dengan memberikan penekanan kepada pendidikan pasien dan keluarganya sehingga mengakibatkan perubahan sikap pasien untuk ikut aktif dalam regimen terapetik Tujuan dan Manfaat Edukasi 1. Meningkatkan pendidikan pasien akan pengetahuan pengobatan/obat 2. Perubahan tingkah laku/sikap pasien 3. Merangsang pasien belajar dan ikut aktif dalam regimen terapetik

Alasan diperlukan PIO 1. Jenis dan jumlah obat yang semakin banyak 2. Pustaka semakin

Alasan diperlukan PIO 1. Jenis dan jumlah obat yang semakin banyak 2. Pustaka semakin banyak dan memerlukan pengalaman dalam memilih pustaka yang baik

Mengapa Diperlukan PIO ? 1. Jumlah item obat yang semakin meningkat 2. Dokter memerlukan

Mengapa Diperlukan PIO ? 1. Jumlah item obat yang semakin meningkat 2. Dokter memerlukan informasi akurat untuk mengambil kesimpulan tentang pengobatan 3. Petugas kesehatan tidak cukup waktu untuk menelusuri informasi obat 4. PIO adalah sumber materi konseling dan edukasi bagi profesional kesehatan dan pasien 5. Dapat memperluas pelayanannya secara aktif, dengan mengunjungi daerah perawatan pasien dan membantu staf profesional kesehatan 6. Komponen utama kualitas pelayanan di rumah sakit adalah obat

Ruang Lingkup PIO a. b. c. d. e. f. PIO untuk menjawab pertanyaan PIO

Ruang Lingkup PIO a. b. c. d. e. f. PIO untuk menjawab pertanyaan PIO dalam bentuk publikasi PIO untuk edukasi PIO untuk evaluasi penggunaan obat PIO dalam studi obat investigasi PIO untuk mendukung kegiatan PFT

Informasi PIO Kemampuan Dasar 1. 2. 3. 4. Mampu menjelaskan cakupan informasi PIO Mampu

Informasi PIO Kemampuan Dasar 1. 2. 3. 4. Mampu menjelaskan cakupan informasi PIO Mampu menjelaskan pusat informasi obat Mampu menjelaskan sumber informasi obat Mampu menjelaskan kegiatan PIO

Informasi PIO Cakupan Informasi - Nama obat Zat aktif Indikasi Dosis Efek samping Reaksi

Informasi PIO Cakupan Informasi - Nama obat Zat aktif Indikasi Dosis Efek samping Reaksi merugikan Pemberian obat Identifikasi obat

Cakupan Informasi - Interaksi obat Kompatibilitas i. v atau i. m Farmakokinetik Teratogenitas Toksisitas

Cakupan Informasi - Interaksi obat Kompatibilitas i. v atau i. m Farmakokinetik Teratogenitas Toksisitas Farmakologi dan Terapi Perhitungan farmasetik

Pusat Informasi Obat Bagian penting dari upaya untuk merasionalkan penggunaan obat Jakarta RSCM RS

Pusat Informasi Obat Bagian penting dari upaya untuk merasionalkan penggunaan obat Jakarta RSCM RS Fatmawati Unit Layanan dan Pengaduan Konsumen, BPOM Bandung RS Hasan Sadikin Yogyakarta PIOGAMA UGM PIO RS Bethesda Surabaya RS dr. Sutomo Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian Universitas Surabaya RSAL dr. Ramelan

Tujuan Pusat Informasi Obat - Mendukung layanan-layanan klinis dengan menjawab pertanyaan dan mengembangkan pedoman-pedoman

Tujuan Pusat Informasi Obat - Mendukung layanan-layanan klinis dengan menjawab pertanyaan dan mengembangkan pedoman-pedoman berkaitan dengan penggunaan obat - Memberikan informasi obat yang terkini, tidak bias, dan terkaji - Terlibat dalam pengembangan kebijakan penggunaan obat - Publikasi : jurnal, buletin, dan informasi obat baru - Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan - Melatih tenaga kesehatan dalam evaluasi literatur - Evaluasi penggunaan obat - Mengkoordinasi program pelaporan reaksi obat yang tidak diinginkan

Sumber Informasi Obat Dokumen Manusia Sumber Info Obat Lembaga Fasilitas

Sumber Informasi Obat Dokumen Manusia Sumber Info Obat Lembaga Fasilitas

Klasifikasi Sumber Informasi Obat Primer Artikel original yang dipublikasikan langsung oleh penulisnya Hasil penelitian,

Klasifikasi Sumber Informasi Obat Primer Artikel original yang dipublikasikan langsung oleh penulisnya Hasil penelitian, laporan kasus, studi evaluatif, prosiding, tesis, disertasi Tersier Buku ajar/teks atau acuan umum, tidak up to date Drug Information Handbook, Drug Reference Martindale Sekunder Kumpulan abstrak dari penelusuran pustaka primer International Pharmaceutical Abstract, Medline, Pharmline Sumber Informasi Lain Tidak termasuk kategori sumber pustaka primer, sekunder, dan tersier Komunikasi dengan tenaga ahli, industri farmasi

Kegiatan PIO Pelayanan Kegiatan Lain Penelitian Pendidikan Pelatihan

Kegiatan PIO Pelayanan Kegiatan Lain Penelitian Pendidikan Pelatihan

1. Pelayanan Penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau pasif Pelayanan aktif

1. Pelayanan Penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau pasif Pelayanan aktif : PIO memberikan informasi obat tanpa menunggu pertanyaan, tetapi aktif memberikan informasi obat Contoh : penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar Pelayanan pasif : Memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan Contoh : v Menjawab pertanyaan v Mendukung kegiatan PFT

2. Pendidikan Layanan informasi obat di rumah sakit pendidikan atau non pendidikan Kegiatan yang

2. Pendidikan Layanan informasi obat di rumah sakit pendidikan atau non pendidikan Kegiatan yang dapat dilakukan : - Memberikan pendidikan berkelanjutan bagi Apoteker, TTK, perawat, mahasiswa - Memberikan informasi terbaru tentang obat atau penggunaan obat melalui seminar, simposium - Membimbing Apoteker magang atau mahasiswa PKL - Menyiapkan pedoman khusus tertulis tentang setiap aspek penggunaan obat untuk Apoteker, dokter, perawat Kegiatan pendidikan berkelanjutan ü Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diharapkan bagi profesi farmasi ü Mengembangkan materi pendidikan berkelanjutan yang terkini dan relevan bagi profesi farmasi

3. Pelatihan Sangat diperlukan bagi personil kunci, seperti pelatihan penelusuran informasi obat, evaluasi pustaka,

3. Pelatihan Sangat diperlukan bagi personil kunci, seperti pelatihan penelusuran informasi obat, evaluasi pustaka, pengembangan publikasi, dan perencanaan Tujuan pelatihan tingkat dasar : - Memberikan kesadaran tentang ruang lingkup informasi obat - Memberikan kesadaran tentang peranan farmasis spesialis informasi obat - Mengajarkan skill peserta pelatihan mampu menggali latar belakang informasi - Mengajarkan skill untuk mengevaluasi informasi dan memformulasi sebuah jawaban

Pelatihan Informasi Obat in-house Tempat kursus untuk pelatihan informasi obat in-house bertujuan untuk memberikan

Pelatihan Informasi Obat in-house Tempat kursus untuk pelatihan informasi obat in-house bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang informasi obat bagi mahasiswa magang farmasi dan Apoteker yang belum berpengalaman Topik yang direkomendasikan : 1. Pengenalan 2. Sumber informasi 3. Permintaan informasi obat 4. Pemeliharaan data 5. Tanggung jawab legal dan etika 6. Aktivitas pusat informasi obat lokal 7. Metode dan contoh

4. Penelitian Kegiatan penelitian berupa pemberian dukungan informasi terhadap evaluasi penggunaan obat (EPO) EPO

4. Penelitian Kegiatan penelitian berupa pemberian dukungan informasi terhadap evaluasi penggunaan obat (EPO) EPO adalah program jaminan mutu penggunaan obat di RS, dengan menjamin peresepan dan penggunaan obat yang aman, rasional, dan terjangkau Kegiatan penelitian ini adalah riset praktik kefarmasian antara lain : - Memulai, melaksanakan, dan mengkoordinasi risetpraktik kefarmasian - Melakukan riset peran farmasis di komunitas dan RS - Menganalisis dan membuat rekomendasi kepada profesi farmasi dan kedokteran mengenai praktik penulisan resep

5. Kegiatan Lain Kegiatan lain yang dilakukan : - Melaksanakan evaluasi pustaka produk obat

5. Kegiatan Lain Kegiatan lain yang dilakukan : - Melaksanakan evaluasi pustaka produk obat baru - Menerbitkan buletin tentang tinjauan pemakaian obat dan penulisan resep yang rasional - Memulai dan mempromosikan pelayanan farmasi klinis (memaksimalkan efek, meminimalkan resiko, dan meminimalkan biaya) - Kegiatan promosi kesehatan (membuat media informasi tentang pemakaian obat untuk pasien dan mengkampanyekan peningkatan derajat kesehatan) - Kegiatan monitoring efek samping obat (MESO) misalkan : merencanakan strategi MESO, mengkoordinir pelaksanaan dan analisis hasil MESO, menyebarluaskan hasil MESO

Administrasi PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan tahap sistematis (SOP) PIO 2. Mampu menjelaskan

Administrasi PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan tahap sistematis (SOP) PIO 2. Mampu menjelaskan prosedur penanganan pertanyaan PIO 3. Mampu menjelaskan dokumentasi PIO

Administrasi PIO Hal yang perlu diperhatikan : 1. Tahap sistematis PIO (mekanisme layanan informasi)

Administrasi PIO Hal yang perlu diperhatikan : 1. Tahap sistematis PIO (mekanisme layanan informasi) 2. Menggali latar belakang pertanyaan 3. Dokumentasi

Mekanisme Layanan Informasi Pertanyaan - Langsung - Telp - Fax - Email Catat :

Mekanisme Layanan Informasi Pertanyaan - Langsung - Telp - Fax - Email Catat : -Pertanyaan - Sumber yg digunakan - Jawaban Menggali Latar Belakang Pertanyaan - Identifikasi penanya - Identifikasi masalah Merumuskan Jawaban Memeriksa Sumber Informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan strategi penelusuran informasi Mengevaluasi informasi yang akan diberikan

Menggali Latar Belakang Pertanyaan - Identifikasi penanya (pasien) - Identifikasi permasalahan (penyakit yang diderita)

Menggali Latar Belakang Pertanyaan - Identifikasi penanya (pasien) - Identifikasi permasalahan (penyakit yang diderita) -Identifikasi obat-obat lain yang digunakan -Identifikasi derajat urgensi -Perlukah dirujuk ? - Follow up - Diperlukan wawancara - Diperlukan keterampilan berkomunikasi

Dokumentasi Fungsi Dokumentasi • Mengingatkan informasi obat dan informasi pendukung yang diperlukan untuk menjawab

Dokumentasi Fungsi Dokumentasi • Mengingatkan informasi obat dan informasi pendukung yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dengan lengkap • Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa di kemudian hari • Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya di kemudian hari • Sebagai media untuk pelatihan staff • Merupakan basis data untuk penelitian • Sebagai dasar untuk menyusun jaminan mutu dan audit

Sasaran PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan informasi obat untuk dokter 2. Mampu menjelaskan

Sasaran PIO Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan informasi obat untuk dokter 2. Mampu menjelaskan informasi obat untuk perawat 3. Mampu menjelaskan informasi obat untuk pasien 4. Mampu menjelaskan informasi obat untuk apoteker 5. Mampu menjelaskan perluasan proaktif layanan informasi obat

Sasaran PIO Peran Pusat Informasi Obat Mendukun g layanan klinis Memberika n saran tentang

Sasaran PIO Peran Pusat Informasi Obat Mendukun g layanan klinis Memberika n saran tentang obat terkini Terlibat dalam kegiatan PFT

Informasi Obat Untuk Dokter Tujuan : Menetapkan sasaran terapi dan titik akhir terapi Pemilihan

Informasi Obat Untuk Dokter Tujuan : Menetapkan sasaran terapi dan titik akhir terapi Pemilihan metode untuk pemberian obat Pemantauan efek terapi obat Pemilihan zat aktif terapi yang paling tepat Penulisan resep obat yang paling tepat

Peran PIO untuk dokter 1. Proses penggunaan obat 2. Pada tahap penetapan pilihan obat

Peran PIO untuk dokter 1. Proses penggunaan obat 2. Pada tahap penetapan pilihan obat dan resepnya 3. Membantu membuat keputusan yang rasional Karakteristik Informasi Obat Berdasarkan Persyaratan Klinis a. Informasi harus spesifik bagi penderita b. Informasi harus diberikan sesegera mungkin c. Lebih diperlukan data dibandingkan dokumen

Informasi Obat Untuk Perawat adalah profesional kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan penderita Perawat

Informasi Obat Untuk Perawat adalah profesional kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan penderita Perawat merupakan orang pertama yang mengamati reaksi obat merugikan atau mendengar keluhan pasien Informasi ringkas dan bersifat segera

Informasi yang diperlukan Perawat - Bahan pengencer suatu rekonstitusi sediaan obat Kedalaman injeksi yang

Informasi yang diperlukan Perawat - Bahan pengencer suatu rekonstitusi sediaan obat Kedalaman injeksi yang diberikan Gejala efek samping Kecepatan timbulnya gejala efek samping Tindakan bila terjadi efek samping Inkompatibilitas obat

Informasi Obat Untuk Pasien Informasi yang diberikan : a. Pada tahap pengambilan riwayat pengobatan

Informasi Obat Untuk Pasien Informasi yang diberikan : a. Pada tahap pengambilan riwayat pengobatan b. Pada tahap pemantauan efek obat c. Pada tahap edukasi dan konseling proses penggunaan obat d. Pada saat mendampingi tim medik melakukan kunjungan ke ruang penderita e. Pemberian informasi interaksi obat

Informasi Obat Untuk Apoteker Informasi obat kepada kelompok team : 1. Kelompok peneliti klinik

Informasi Obat Untuk Apoteker Informasi obat kepada kelompok team : 1. Kelompok peneliti klinik 2. Tim investigasi obat 3. PFT 4. Panitia evaluasi penggunaan obat 5. Panitia pengendalian infeksi 6. Tim edukasi dan konseling 7. Panitia sistem pemantauan kesalahan obat 8. Panitia sistem pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan 9. Tim pengkajian penggunaan obat retrospektif

Prioritas Permintaan Informasi Obat a. Pengobatan darurat pasien dalam situasi hidup/mati b. Pengobatan pasien

Prioritas Permintaan Informasi Obat a. Pengobatan darurat pasien dalam situasi hidup/mati b. Pengobatan pasien rawat inap dengan masalah terapi obat khusus c. Pengobatan pasien ambulatori dengan masalah obat khusus d. Bantuan kepada staf profesional kesehatan e. Keperluan berbagai fungsi PFT f. Berbagai proyek penelitian terkait penggunaan obat

Perluasan Proaktif PIO - Mengadakan kerja sama dengan klinisi yang paling berpengaruh - Memastikan

Perluasan Proaktif PIO - Mengadakan kerja sama dengan klinisi yang paling berpengaruh - Memastikan staf pusat informasi obat segera dapat dicapai secara pribadi melalui telepon - Mengadakan upaya tambahan untuk menemukan jawaban bagi klinisi - Berpartisipasi dalam panitia pedoman pengobatan standar dan obat esensial - Mengadakan buletin praktis singkat dan berorientasi tentang penggunaan obat - Mengadakan penyajian untuk organisasi masyarakat

PIO Terapi Diabetes Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan zat aktif untuk terapi diabetes 2.

PIO Terapi Diabetes Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan zat aktif untuk terapi diabetes 2. Mampu menjelaskan informasi yang diberikan

PIO Terapi Diabetes ? Penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang

PIO Terapi Diabetes ? Penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal Nilai normal glukosa : Glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak dan sel-sel yang membentuk jaringan dan otot pada tubuh Jenis penyakit diabetes : tipe 1 dan tipe 2

Gejala Diabetes - Sering merasa haus - Sering buang air kecil terutama malam hari

Gejala Diabetes - Sering merasa haus - Sering buang air kecil terutama malam hari - Rasa lapar yang ekstrem - Berat badan turun tanpa sebab yang jelas - Berkurangnya masa otot - Kelelahan - Pandangan kabur - Luka yang lama sembuh - Sering mengalami infeksi (gusi, kulit, saluran kemih) - Terdapat keton dalam urin (produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak bila produksi insulin menurun)

Penyebab Diabetes Tipe 1 • Sistem imun menyerang hormon insulin • Tidak memiliki insulin

Penyebab Diabetes Tipe 1 • Sistem imun menyerang hormon insulin • Tidak memiliki insulin • Terjadi penumpukan gula dalam darah Tipe 2 • Sel menjadi resisten terhadap insulin • Pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin • Terjadi penumpukan gula dalam darah

Faktor Risiko Diabetes Tipe 1 Tipe 2 • Faktor keturunan • Penyakit virus •

Faktor Risiko Diabetes Tipe 1 Tipe 2 • Faktor keturunan • Penyakit virus • • • Lemak Perilaku pasif Faktor keturunan Usia Polycystic ovary syndrome (periode menstruasi tidak teratur dan obesitas) • Kolesterol tinggi • Hipertensi

- Diet sehat dan seimbang - Kendalikan BB Diupayakan - Olah raga teratur -

- Diet sehat dan seimbang - Kendalikan BB Diupayakan - Olah raga teratur - Kontrol kebiasaan makan - Kelola faktor risiko - Periksa kadar gula darah setiap tahun - Makan buah dan sayur Dihindari - Merokok - Lemak - Alkohol - Paparan sinar matahari - Zat karsinogen

Terapi ? 1. Insulin Mekanisme Kerja Menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa

Terapi ? 1. Insulin Mekanisme Kerja Menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa dan menghambat produksi gula hepatik Efek Samping Hipoglikemia, reaksi alergi Interaksi Obat Sejumlah obat dapat meningkatkan atau menurunkan efek hipoglikemik, penyesuaian dosis insulin harus dilakukan bila digunakan bersama obat lain

Obat Yang Menurunkan Efek Hipoglisemik Insulin • Kontrasepsi oral, Kortikosteroid, Siklofosfamid, Diltiazem, Fenitoin, Epinefrin,

Obat Yang Menurunkan Efek Hipoglisemik Insulin • Kontrasepsi oral, Kortikosteroid, Siklofosfamid, Diltiazem, Fenitoin, Epinefrin, Diuretik Tiazid, Hormon Tiroid Obat Yang Meningkatkan Efek Hipoglisemik Insulin • ACE Inhibitor (Kaptopril, Lisinopril), Beta Bloker (Propanolol, Bisoprolol), Antidiabetik oral, Klonidin, Mebendazol, Fenilbutazon, Salisilat, Tetrasiklin

2. Sulfonil Urea Mekanisme Kerja Merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila

2. Sulfonil Urea Mekanisme Kerja Merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi Glibenklamid, Klorpropamid, Glimepirid, Glikazid, Tolbutamid, Glipizid, Glikuidon Efek Samping Gejala saluran cerna, gejala hematologik, sakit kepala, anemia aplastik, gangguan fungsi hati dan ginjal Kontra Indikasi Pada wanita menyusui, ketoasidosis Peringatan Penggunaan hati-hati pada pasien usia lanjut

3. Biguanida Mekanisme Kerja Menghambat gluko neogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan Metformin

3. Biguanida Mekanisme Kerja Menghambat gluko neogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan Metformin Efek Samping Mual, muntah, diare, gangguan penyerapan vitamin B 12 Kontra Indikasi Gangguan fungsi ginjal dan hati gagal jantung, infeksi dan trauma berat, wanita hamil dan menyusui, dehidrasi Peringatan Penggunaan hati-hati pada pasien usia lanjut

PIO Terapi Kardiovaskuler Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan zat aktif untuk terapi kardiovaskuler 2.

PIO Terapi Kardiovaskuler Kemampuan Dasar 1. Mampu menjelaskan zat aktif untuk terapi kardiovaskuler 2. Mampu menjelaskan informasi yang diberikan

PIO Terapi Kardiovaskuler Penyakit Kardiovaskuler ? Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh

PIO Terapi Kardiovaskuler Penyakit Kardiovaskuler ? Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh Kekurangan persediaan darah (deficiency of blood supply) kekurangan oksigen pada sel-sel

Gejala Gagal Jantung - Sesak nafas - Kelelahan - Gejala pulmonari seperti tachypnea (pernafasan

Gejala Gagal Jantung - Sesak nafas - Kelelahan - Gejala pulmonari seperti tachypnea (pernafasan cepat dangkal) dan dyspnea (sesak nafas pada malam hari sehingga terbangun tiba-tiba) - Mual - Nyeri pada punggung - Berkeringat

Penyebab Gagal Jantung - Penyakit jantung koroner Gangguan ritme jantung Gangguan otot jantung (Kardiomiopati)

Penyebab Gagal Jantung - Penyakit jantung koroner Gangguan ritme jantung Gangguan otot jantung (Kardiomiopati) Kerusakan pada katup jantung Hipertensi Hipertiroidisme Anemia Radang otot jantung (Miokarditis) Cacat jantung sejak lahir Diabetes

Faktor Risiko Gagal Jantung - Hipertensi Hypercholesterolemia Merokok Diabetes mellitus Obesity Pola hidup tidak

Faktor Risiko Gagal Jantung - Hipertensi Hypercholesterolemia Merokok Diabetes mellitus Obesity Pola hidup tidak teratur Genetis Tidak pernah berolah raga

Diupayakan Dihindari Gaya hidup sehat Konsumsi makanan mengandung zat besi Menjaga berat badan Olah

Diupayakan Dihindari Gaya hidup sehat Konsumsi makanan mengandung zat besi Menjaga berat badan Olah raga teratur Menjaga tekanan darah Asupan garam berlebihan Merokok Alkohol Kolesterol tinggi

Terapi ? 1. Inhibitor ACE Kaptopril, Lisinopril, Ramipril, Delapril, Kuinapril Mekanisme Kerja Menurunkan angiotensin

Terapi ? 1. Inhibitor ACE Kaptopril, Lisinopril, Ramipril, Delapril, Kuinapril Mekanisme Kerja Menurunkan angiotensin II dan mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II serta mereduksi efek negatif senyawa tersebut (fibrosis miokardial, retensi natrium dan air, hipertrofi kardiak) Efek Samping agranulosit, proteinuria, gagal ginjal akut Kontra Indikasi Wanita hamil (gagal ginjal dan kematian janin)

2. Beta Bloker Mekanisme Kerja Menurunkan curah jantung, menurunkan massa ventrikel, mengurangi volume sistolik

2. Beta Bloker Mekanisme Kerja Menurunkan curah jantung, menurunkan massa ventrikel, mengurangi volume sistolik dan diastolik Propanolol, Metoprolol, Bisoprolol, Atenolol, Pindolol, Betaksolol Efek Samping Bradikardi, gagal jantung akut, eksaserbasi pada penderita asma Kontra Indikasi Pada wanita hamil Peringatan Penggunaan hati-hati pada pasien usia lanjut

3. Diuretik Mekanisme Kerja Mengatasi efek dari peningkatan volume dan retensi natrium Hidroklortiazid, Spironolakton,

3. Diuretik Mekanisme Kerja Mengatasi efek dari peningkatan volume dan retensi natrium Hidroklortiazid, Spironolakton, Furosemid, Metolazon, Klortalidon Efek Samping Hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hiperlipidemia, disfungsi seksual Kontra Indikasi Penderita penyakit ginjal kronik dan diabetes Peringatan Penggunaan hati-hati pada pasien usia lanjut

4. Digoksin Mekanisme Kerja Mereduksi gejala dan mengontrol laju respon ventrikel Digoksin dan Digitoksin

4. Digoksin Mekanisme Kerja Mereduksi gejala dan mengontrol laju respon ventrikel Digoksin dan Digitoksin Efek Samping Bradikardi Kontra Indikasi Pasien penurunan fungsi ginjal dan lansia Peringatan Pemberian Digoksin dilakukan pada tahap awal terapi dan dilakukan setelah terapi Beta Bloker karena terdapat efek bradikardi