Referat Oktober 2016 INTOKSIKASI ALKOHOL OLEH JULIA JOLANET
Referat Oktober 2016 INTOKSIKASI ALKOHOL OLEH : JULIA JOLANET S ADAM C 11111001 VANNY MATASAK C 11111281 ULVIANA HUMAIRAH B C 11111353 SUPERVISOR : dr. Djumadi Achmad, Sp. PA (K), Sp. F DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
PENDAHULUAN Intoksikasi atau keracunan : masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian Alkohol diproduksi oleh mikroskopik organisme yang bersel satu, salah satu dari ragi yang mengubah glukosa menjadi dan menghasilkan CO 2 dan membentuk etil alkohol (CH 3 CH 2 OH) sebagai hasil akhir Akohol berada di puncak daftar zat psikoaktif yang dihadapi dalam toksikologi postmortem. Sumber alkohol : • Berbagai minuman seperti whiskey, brandi, rum, vodka, gin ( mengandung 45% alkohol ); wine (10 -20%) , beer dan ale (48%). Alkohol (etanol) sintetik seperti air tape, tuak, dan brem Budiyanto A, dkk , Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. Hal. 113 -20. • Cologne, obat kumur, tonik rambut. Hanson GR. Venturelli PJ. Fleckenstein AE. Alcohol : Pharmacological effects. In : Hanson GR et al, eds. Drugs and society , 12 th ed. Massachusets: Jones &Barlett Learning, LLC; 2014. p.
EPIDEMIOLOGI Intoksikasi alkohol jauh lebih umum dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita Tahun 2010: total 25. 692 orang meninggal karena diinduksi alkohol di US Tingkat kematian berdasarkan jenis kelamin, Laki-laki : Wanita , 3: 1 Murohy SL, Xu J, Kochanek KD. Deaths: FInal Data for 2010. National Vital Statistics Reports, Vol. 61, No. 4, May 8, 2013 Obot IS. Room R. Alcohol, gender and drinking problems. Perspectives from Low and Middle Income Countries. World Health Organization Catalogue; 2005.
FARMAKODINAMIK Gambar 1. Proses absorpsi dari alkohol Hanson GR. Venturelli PJ. Fleckenstein AE. Alcohol : Pharmacological effects. In : Hanson GR et al, eds. Drugs and society , 12 th ed. Massachusets: Jones &Barlett Learning, LLC; 2014.
FARMAKODINAMIK ABSORPSI ALKOHOL • Keterlambatan pengosongan lambung ke dalam usus kecil akan menunda penyerapan alkohol • Kondisi yang dapat menunda pengosongan perut ke dalam usus seperti • jaringan parut atau spasme pilorus (titik sambungan antara perut ke usus kecil), • faktor jumlah alkohol yang dikonsumsi • kehadiran makanan, waktu saat alkohol itu tertelan Brautbar N. Principles and pitfalls in alcohol toxicity. Intoxication defense. 2000. http: //www. environmentaldiseases. com/article-alcohol-toxicity. html (Accessed 30 September 2014)
• METABOLISME FARMAKODINAMIK • Metabolisme alkohol, 90% dilakukan di hepar. • Sisanya: di ginjal, perut dan paru-paru. • Membutuhkan waktu sekitar 1 -1 / 2 jam untuk memetabolisme alkohol dalam 12 ons bir. Gambar 1. Proses metabolisme alkohol menjadi asetat Brautbar N. Principles and pitfalls in alcohol toxicity. Intoxication defense. 2000. http: //www. environmentaldiseases. com/article-alcohol-toxicity. html (Accessed 30 September 2014)
Kadar Alkohol dalam tubuh • Normalnya pada serum /plasma darah tidak terdapat konsentrasi alkohol. • konsentrasi alkohol pada darah dapat memberi efek samping sesuai jumlah kadar alkohol • Konsentrasi alkohol dalam urin 1, 2 -1, 3 kali besar dari darah karena adanya tubular resorpsi kadar alkohol dalam plasma <0, 05% atau 50 mg/dl alkohol tidak memberi pengaruh kadar 0, 05%-0, 10% atau 50 -100 mg/dl dapat memberikan pengaruh. Kadar 0, 15 atau 150 mg/dl : intoksikasi alkohol kadar 0, 25% atau 250 mg/dl : intoksikasi alkohol berat, kadar 0, 30% atau 300 mg/dl : dapat menyebabkan koma Kadar 0, 40% atau 400 mg/d : berakibat fatal
Gejala Intoksikasi Alkohol INTOKSIKASI AKUT: BAC >100 mg / dl BAC >50 mg / dl • Penurunan beberapa tugas yang membutuhkan keterampilan • Peningkatan berbicara • Relaksasi • Persepsi perubahan lingkungan • Ataksia • Hyper-reflexia • Keputusan yang lemah • Kurangnya koordinasi • Mood, kepribadian, dan perubahan perilaku, nystagmus • Bicara cadel BAC >200 mg /dl • Amnesia • Diplopia • Disartria • Hipotermia • Mual • Muntah BAC > 400 mg /dl • Depresi pernapasan • Coma • Kematian Vonghia L. Leggio L. Ferulli A. Bertini M. Gasbarrini G. Addolarato G. Acute alcohol intoxication. European Journal of Internal Medicine 19 (2008) 561– 567.
INTOKSIKASI KRONIK Hati Penggunaan jangka panjang alkohol dapat merusak beberapa sistem organ. Pankreas Jantung Sistem saraf pusat
Gejala Intoksikasi Alkohol INTOKSIKASI KRONIK: Kardiovaskuler: Neurologis: -Kardiomiopati -Ensefalopati alkoholik -Wernike korsakoff syndrome -Hipertensi -Miokarditis kronik -Delirium Hepar & pankreas: -Sirosis -Gagal hati -pankreatitis kronik
INTOKSIKASI ALKOHOL KRONIK (JANTUNG) Konsumsi alkohol kronik Peningkatan jumlah sel dari LCA-Positif , limfosit T dan makrofag nekrosis myocardial dan fibrosis miocardial yang tampak pada pasien dengan kardiomiopati dilatif Dettmeyer R. Alcohol-related histopathology. In: Dettmeyer R. Forensis histopathology: fundamentals and perspectives. p. 142 -46
INTOKSIKASI KRONIK (HEPAR) Gambar. Mekanisme dari alkohol menyebabkan kerusakan hepatik yang progresif yang akhirnya menyebabkan sirosis. Gramenzi A, Caputo F, Biselli M, et al. Review article: alcoholic liver disease – pathophysiological aspects and risk factors. Journal compilation blackwell publishing Ltd. 2006.
INTOKSIKASI ALKOHOL KRONIK (PANKREAS) HIPOTESIS 1 penyalahgunaan alkohol kronik bikarbonat pankreas dan sekresi air konsentrasi protein dan kalsium sekresi kelenjar eksokrin pankreas pembentukan sumbatan protein obstruksi sekunder dari duktus pankreas perifer HIPOTESIS 2 Penyalahgunaan alkohol kronik memediasi autoaktivasi dari enzim proteolitik pada jaringan menyebabkan kematian sel, fibrosis dan jaringan parut dari duktus pankreas. Markus B. Chronic pancreatitis: pathogenesis and patophysiolgy. In: Markus B. Diseases of the pancreas: acute pancreatitis, chronic pancreatitis. Switzerland: Reinhardt Druck; 2004. p. 90 -1. . 7
INTOKSIKASI ALKOHOL KRONIK (OTAK) Kelainan neurologis yang sering terjadi pada intoksikasi alkohol kronik memiliki karakteristik seperti: Ensefalopati alkoholik Analisis kerusakan otak-alkohol yang menjelaskan gejala-gejala primer dari alkohol intoksikasi : Cedera pada bagian "white matter" otak dengan atropi pada interior dan eksterior otak. Wernike-korsakoff syndrome Kehilangan sel saraf pada korteks serebral, hipothalamus , dan cerebellum Delirium dan halusinasi Konvulsif disorder : organic brain seizures (grand mall) Kerusakan dendritik dan sinaptik bersama dengan reseptor dan transmiter menyebabkan perubahan fungsional dan kognitif. Kematian sel serta kematian astrocytic dapat meningkatkan mediator inflamasi. Oehmichen M, et al. Alcohol, Organic Solvents, and Aerosols. In. Oehmichen M. Forensic neuropathology and neurology. Germany: Springer; 2006. p. 374 -5.
Diagnosis Intoksikasi Alkohol pada Korban Hidup Anamnesis Mengumpulkan informasi penting, termasuk kuantitas alkohol dan jenis minuman yang dikonsumsi, waktu, gejala, keadaan dan akhirnya cedera Pemfis - Periksa tanda-tanda vital serta status gizi -Pemeriksaan jantung dan dada, pemeriksaan perut, dan pemeriksaan neurologis -Pemeriksaan fisik harus sering diulang untuk menindaklanjuti keracunan alkohol yang berhubungan dengan perubahan akut Pem. penunjang -Pemeriksaan lab: BAC, UAC -Foto thorax, EKG, CT scan kepala Dolinak D. Toxycology. In: Dolinak D. Matshes E. Lew E. Forensic pathology: Principles and practice. USA: Elsevier academic press; 2005. p. 346 -66.
Mendiagnosis Intoksikasi Alkohol pada Korban Post Mortem Analisis toksikologi etanol darah postmortem Lokasi : bilik jantung , vena femoralis BAC kurang dari 10 mg / 100 ml (0, 1 mg / m. L) harus dilaporkan sebagai negatif. Laboratorium: Edema dan pelebaran pembuluh darah otak selaput otak Degenerasi pada bagian parenkim organ Inflamasi pada mukosa saluran cerna histopatologi Autopsi Organ menunjukkan tanda perbendungan, darah lebih encer, berwarna gelap. Mukosa lambung menunjukkan tanda perbendungan, kemerahan dan tanda inflamasi Organ-organ termasuk otak dan darah berbau alkohol Budiyanto A, dkk , Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. Hal. 113 -20. Kugelberg FC, Jones AW. Interpreting results of ethanol analysis in postmortem specimens: A review of the literature. Forensic Science International 165 (2007) 10– 29
Peranan IKFM dalam Kasus Penyalahgunaan Alkohol Penyalahgunaan alkohol merupakan penyebab atau paling tidak sebagai faktor pencetus dari kecelakaan , pembunuhan, bunuh diri serta pelbagai tindak pidana lainnya Dengan demikian pemeriksaan alkohol dalam setiap tindak pidana perlu dilakukan baik pemeriksaan terhadap diri korban maupun terhadap pelaku kejahatan dengan tujuan membuat jelas dan terang kasus yang bersangkutan Idries, AM. Tjiptomartono, AL. Pemeriksaan pada korban keracunan, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan pesawat udara. In: Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses pnyidikan. Sagung Seto: Edisi 3. 2013 144 -151.
Pasal-Pasal / Hukum Yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Alkohol • Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 282/MENKES/SK/II/1998 tentang Standar Mutu Produksi Minuman Beralkohol • Yang dimaksud minuman keras dalam pasal (1) ayat 1 adalah minuman yang mengandung etanol yang di proses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol. 20
Pasal-Pasal / Hukum Yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Alkohol Hal-hal pokok yang diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan tersebut secara garis besar tentang penggolongan minuman keras adalah sebagai berikut : 15 Minuman keras golongan A • Minuman keras dengan kadar etanol (C 2 H 5 OH) 1% (Satu Persen) sampai dengan 5% (Lima Persen); misalnya : Bir Bintang, Green Sand, Angker Bir, Zero, Heineken. Minuman keras golongan B • Mnuman keras dengan kadar etanol (C 2 H 5 OH) lebih dari 5% (Lima Persen) sampai dengan 20% (Dua Puluh Persen); misalnya : Anggur Malaga, Anggur Kolesom, Whisky Drum, Anggur Orang Tua. Minuman keras golongan C • Minuman keras dengan kadar etanol (C 2 H 5 OH) lebih dari 20% (Dua Puluh Persen) sampai dengan 55% (Lima Puluh Lima Persen); misalnya : Jenever, Jhony Wolker, Mension Mouse, Mc Donald (brandy), Scotch Brandy
• TERIMA KASIH
- Slides: 20