Rangkuman ekmakro 3 april 2008 Pendahuluan A B
Rangkuman – ekmakro --------------------------------- 3 april 2008
Pendahuluan A B C V U . . D E F
Komponen-komponen Ekonomi Makro Luar Negeri Penerimaan Penjualan barang dan jasa Pasar Barang dan jasa • Perusahaan menjual • rumah tangga membeli Perusahaan - memproduksi dan menjual barang dan jasa. - membeli dan mempergunakan faktor produksi Masukan untuk produksi Upah, sewa, dan laba Belanja Pembelian barang dan jasa Rumah Tangga Pemerintah Pasar faktor produksi • Rumah tangga menjual • Perusahaan membeli Diagram aliran sirkuler (model visual perekonomian) • membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa. • memiliki dan menjual faktor produksi Tenaga kerja, tanah, dan modal Pendapatan Aliran barang dan jasa Aliran uang
Pasar dan Peran Pemerintah Tiga pertanyaan penting dlm perekonomian: 1. 2. 3. l l Keluaran apa dan jumlah berapa yang perlu diproduksi? Bagaimana cara memproduksinya, yaitu teknik apa utk mengkombinasikan berbagai faktor produksi menjadi keluaran tertentu. Untuk siapa keluaran tsb dibuat dan bgmn cara mendistribusikannya. Pertanyaan pertama berkaitan dgn masalah Permintaan. permintaan masyarakat Pertanyaan kedua berkaitan dengan Penawaran sektor produksi
Sistem Pasar mengandalkan Penawaran dan Permintaan untuk menyelesaikan 3 masalah ekonomi Pasar produk Permintaan Penawaran Sepatu Perumahan Harga-harga Pada pasar produk Pizza Pasar Finansial Keputusan pembelian Penawaran Konsumen Permintaan Dana Bunga, deviden Biaya produksi Produsen Produktivitas Faktor produksi Kepemilikan Faktor produksi Tenaga kerja Tanah Barang Modal Harga-harga pada pasar faktor produksi (upah, sewa, bunga) Tanah Barang Modal Permintaan Penawaran Pasar faktor produksi
Peran pemerintah l l Dalam ekonomi terpusat. Dalam ekonomi pasar Kegagalan Ekonomi Pasar: l Inefisiensi monopoli, eksternalitas (side effect), barang publik. l Ketidakadilan ketidak adilan yang tidak dapat diterima menyangkut pendapatan dan kekayaan. l Masalah makroekonomi siklus bisnis (inflasi dan pengangguran), pertumbuhan ekonomi yang lamban.
Pendapatan Nasional Rp. Belanja utk konsumsi (a) Barang jadi dan jasa (roti, komputer, potong rambut) Rumah tangga dan Pemerintah Penjual (b) Faktor produksi (Tenaga kerja, tanah, modal) Gaji, sewa, keuntungan, dll Rp. GDP dapat diukur sebagai (a) alur produk-produk jadi, atau secara ekivalen sebagai (b) Alur biaya/pendapata
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada 3 pendekatan pendapatan nasional: l l l Pendekatan produksi (production approach) Pendekatan pendapatan (income approach) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) a. Pendekatan Produksi pendapatan nasional dihitung berdasarkan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari masing-masing sektor ekonomi pada periode tertentu. Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu: 1. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan (manufactur) 4. Listrik, air dan gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, hotel dan restoran 7. Pengangkutan dan telekomunikasi 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 9. Jasa lain-lain.
b. Pendekatan Pendapatan pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu. Faktor Produksi Tenaga kerja Modal Tanah Keahlian Pendapatan upah/gaji Bunga Sewa Laba PDB = Upah + Bunga + Sewa + Laba
c. Pendekatan Pengeluaran pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi pada periode terentu (1 tahun). Pelaku Ekonomi Konsumen Produsen Pemerintah Sektor Luar Negeri Pengeluaran Konsumsi (C) Investasi (I) Pengeluaran Pemerintah (G) Ekspor – Impor (X-M) PDB = C+I+G+ (X-M)
PDB = C+I+G+ (X-M) l C (Consumption): Pengeluaran oleh rumah tangga atas berbagai barang dan jasa. l I (Investment): Pembelian peralatan modal, persediaan, dan struktur usaha, termasuk pembeliaan rumah baru oleh rumah tangga. l G (Government purchases): Pengeluaran atas barang dan jasa oleh seluruh lembaga dan tingkatan pemerintahan (pusat, daerah, dsb). l X-M (Net Export): Pembelian oleh pihak asing atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri (export) dikurangi pembeliaan domestik atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri.
Konsep lain dalam Pendapatan Nasional Dari GDP sampai Disposible Income (DI) Gross Domestic Product (GDP) (+) Penerimaan pendapatan faktor luar negeri (-) Pembayaran faktor luar negeri Gross National Product (GNP) (-) Penyusutan kapital Net National Product (NNP) (-) pajak tidak langsung perusahaan National Income (NI) (-) pajak laba perusahaan (-) laba perusahaan tidak dibagikan (-) iuran dana jaminan sosial (+) pembayaran transfer pemerintah (+) bunga hutang pemerintah Personal Income (PI) (-) Pajak pribadi Disposible Income (DI) (-) tabungan pribadi Consumption (C)
Perbedaan GDP dengan GNP Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP) Indonesia Warga Negara Asing GDP Malaysia GNP Warga Negara Indonesia Warga Negara Malaysia
Harga dan Kuantitas Tahun Harga Hotdog Kuantitas Hotdog Harga Hamburger Kuantitas Hamburger 2001 2002 2003 $1 2 3 100 150 200 $2 3 4 50 100 150 Tahun 2001 2002 2003 Perhitungan GDP Nominal ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($2 per hotdog x 150 hotdog) + ($3 per humburger x 100 humburger) = $ 600 ($3 per hotdog x 200 hotdog) + ($4 per humburger x 150 humburger) = $ 1. 200 Tahun 2001 2002 2003 Perhitungan GDP Riil (tahun dasar 2001) ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($1 per hotdog x 150 hotdog) + ($2 per humburger x 100 humburger) = $ 350 ($1 per hotdog x 200 hotdog) + ($2 per humburger x 150 humburger) = $ 500 Tahun Perhitungan Deflator GDP 2001 2002 2003 ( $200/$200 ) x 100 = 100 ( $600/$350 ) x 100 = 171 ( $1. 200/$500 ) x 100 = 240
Deplator GDP l l Deplator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil. Deplator GDP mencerminkan tingkat harga saat ini relatif terhadap tingkat harga di tahun dasar. GDP Nominal X 100 Deflator GDP = GDP Riil
Kesimpulan: l GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. l GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang diproduksi. l Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa, bukan kuantitas yang diproduksi. l Pertumbuhan ekonomi: Gt l l l Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t Yrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t Yrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1 Gt = ( Yrt – Yr Yrt-1 ) X 100
Konsep Uang beredar 1. 2. Uang beredar dalam arti sempit (narrow money) M 1 Uang beredar dalam arti luas (broad money) M 2 M 1 = C + D C : currency (uang kartal) D : demand deposit (uang giral/rekening koran) M 2 = M 1 +TD + SD = M 1 + QM TD : Time deposits (deposito berjangka) SD : savings deposits (saldo tabungan) QM : quasi money = TD+SD
• • Tambahan uang yang tercipta: Deposito awal = $1000 Pinjaman Bank Umum Pertama = $ 900 (=0, 9 x$1000) Pinjaman Bank Umum Kedua = $ 810 (=0, 9 x$900) Pinjaman Bank Umum Ketiga = $ 729 (=0, 9 x$810) --… ____________________ Total Jumlah uang beredar = $ 10000 Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses penciptaan uang dapat diamati melalui bekerjanya angka pengganda uang (money multiplier). Angka pengganda uang merupakan kebalikan dari angka rasio cadangan (Reserve Requirement). (= RR) Angka pengganda uang = 1/rasio cadangan = 1/RR • Semakin besar rasio cadangannya, akan semakin kecil persentasi dana yang disalurkan (excess reserve) (= ER) sebagai pinjaman oleh bank.
Deposito Awal ($1000) RR (10%) Bank- 1 Pinjaman RR (10%) Bank- Sentral Deposito Bank- 2 Pinjaman Deposito RR (10%) Bank- n Tambahan uang beredar = (1/RR) x ($1000)
Teori Permintaan Uang l Menurut Keynes, permintaan uang yang dilakukan masyarakat didasari tiga motif: 1. Motif transaksi (Transaction motive) Motif spekulasi (Speculation motive) Motif berjaga-jaga (Precautionary motive). 2. 3.
Tingkat Operasi Bank Sentral Operasi Pasar Terbuka Tingkat Diskonto Ketentuan Cadangan Instrumen Penawaran Uang Tingkat Suku Bunga Cadangan Target menengah Tingkat: Harga Stabil Pengangguran rendah Pertumbuhan GDP Target akhir
l Tanggung jawab Bank Sentral: 1. Bank Sentral sebagai Bank Pemerintah. - 2. Mengurus dan mengelola pengeluaran dan pendapatan pemerintah Bank sentral sebagai bank-nya bank. a. Memberikan pinjaman kepada bank umum sebagai sumber pinjaman terakhir (Lender of the last resort). 3. Bank sentral sebagai regulator pasar uang/valas. a. b. 4. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang. Mengawasi jumlah uang yang beredar, untuk menghindari masalah ekonomi (inflasi). Bank Sentral sebagai bank sirkulasi. a. Menambah jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan perekonomian. b. Mengganti uang yang sudah rusak dengan uang baru.
l Kebijakan Moneter. 1. Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian melalui jumlah uang yang beredar yang dilakukan oleh Bank Sentral (BI) Kebijakan Kuantitatif. - Open market Operation - - Reserve Requirement - - Penetapan cadangan The discount Rate - 2. Menjual atau membeli surat berharga Mempengaruhi tingkat bunga diskonto Kebijakan Kualitatif. a. b. Selective Credit Control (pengawasan thd kredit) Moral Suasion (himbauan moral)
Analisis Grafik Kebijakan Moneter S GDP (c) Penentuan Output 3, 300 B’’ 3, 000 A’’ S i (%) 0 MSA D 10 8 6 4 2 0 i MSB DI 10 8 6 4 2 A MSA I, S 100 200 B D MSB Uang (a) Pasar Uang M 0 A’ B’ DI 100200 Investasi I (b) Permintaan Investasi
l Kebijakan Fiskal. Kebijakan pemerintah dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran pada APBN. Wewenang diberikan kepada Menteri Keuangan 1. 2. 3. Kebijakan bidang perpajakan. Kebijakan hutang luar negeri. Kebijakan pengeluaran pemerintah.
Nilai tukar riil dan nominal Nilai tukar nominal: Suatu nilai dimana seseorang dapat memperdagangkan mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. $1 = 80 yen Apresiasi: suatu peningkatan nilai tukar mata uang yang dihitung oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibelinya. misal nilai tukar naik dari 80 yen menjadi 90 yen per dolar, dikatakan bahwa dolar mengalami apresiasi. --- dolar sedang menguat Depresiasi: suatu penurunan nilai tukar suatu mata uang yang dihitung oleh jumlah mata uang asing yang dapat dibelinya. misal nilai tukar turun dari 80 yen menjadi 70 yen per dolar, dikatakan bahwa dolar mengalami depresiasi. ---- dolar sedang melemah
Nilai tukar riil: Suatu nilai dimana seseorang dapat memperdagangkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain Misal: sekarung beras produk Amerika dijual $100. beras produk jepang dilual 16000 yen. nilai tukar nominal $1 = 80 yen Maka: harga beras Amerika $100 sama dengan 8000 yen per karung, harga beras amerika sama denga setengah harga beras jepang. Jadi: Nilai tukar riilnya adalah setengah karung beras jepang sama dengan sekarung beras amerika. Nilai tukar riil = (Nilai tukar nominal x Harga domestik) / Harga luar negeri
Nilai tukar riil = (Nilai tukar nominal x Harga domestik) / Harga luar negeri Nilai tukar riil = {(80 yen per dolar) x ($1000 per karung beras amerika)} /16000 yen per karung beras jepang = (8000 yen per karung beras amerika) / 16000 yen per karung beras jepang = ½ karung beras jepang per karung beras amerika. Untuk harga–harga keseluruhan mengukur nilai riil dengan menggunakan indeks harga Indeks harga untuk harga-harga domestik = P Indeks harga untuk harga luar negeri = P* Nilai tukar nominal antara mata uang domestik dengan mata uang asing = e. Maka: Nilai tukar riil = (e x P)/P*
Kategori penganggur Berdasar alasan mengapa menganggur. 1. Penganggur friksional menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota penganggur sukarela (voluntary unemployment). 2. Penganggur Struktural belum bisa mendapatkan pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari. perlu dokter yang tersedia tenaga kesehatan bukan dokter. 3. Penganggur musiman karena kondisi ekonomi sedang mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.
Bagaimana pengangguran diukur? Bekerja (131, 5 juta) Populasi Orang dewasa (205, 2 juta) Angkatan kerja (137, 7) Tingkat pengangguran Tidak Bekerja (6, 2 jt) Tidak berada dalam angkatan kerja (67, 5 juta) = (jumlah penganggur/angkatan kerja) x 100 = (6, 2/137, 7) x 100 = 4, 5 % Tingkat partisipasi angkatan kerja = (angkatan kerja/populasi orang dewasa) x 100 = (137, 7/205, 2) x 100 = 67, 1 %
Peraturan upah minimum Upah Kelebihan Tenaga kerja = pengangguran Penawaran Tenaga kerja Upah minimum WE Permintaan Tenaga kerja 0 LD LE LS Kuantitas tenaga kerja
Hukum Okun. Untuk setiap penurunan 2 persen GDP yang berhubungan dengan GDP potensial, angka pengangguran meningkat sekitar 1 persen 4 2 Hukum Okun Perubahan dalam tingkat pengangguran 0 -2 -4 -2 0 2 Dikutip dari: Samuelson h. 365 4 6 8 10 Perubahan dalam GDP (%)
Kurva Phillips Inflasi (%) I 1 A B I 2 0 Kurva phillips U 1 U 2 Pengangguran (%)
Inflasi contoh: l Langkah-1 menetapkan jenis barang rata-rata yang dibeli konsumen (contoh: 40 kg beras dan 10 kg gula) l Langkah-2 ketahui harga masing-masing l Langkah-3 hitung biaya keranjang belanjaan l Langkah-4 pilih tahun dasar (2001), hitung IHK setiap tahun (IHKt - IHKt-1) Laju Inflasi = X 100 IHKt-1) Tahun Harga beras/kg 2001 2002 2003 Tahun 2001 2002 2003 3. 500 4. 000 5. 000 Harga gula/kg 4. 500 5. 000 5. 500 Total biaya beras dan gula (3. 500 x 40)+(4. 500 x 10)=185. 000 (4. 000 x 40)+(5. 000 x 10)=210. 000 (5. 000 x 40)+(5. 500 IHK x 10)=255. 000 (185. 000/185. 000) X 100 = 100 (210. 000/185. 000) X 100 = 113 (255. 000/185. 000) X 100 = 138
Penghitungan Inflasi l Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga: Inflasi = (P 1 –P 0)/P 0 P 1 : harga barang atau jasa di akhir periode l P 0 : harga barang dan jasa di awal periode l l Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak : Inflasi = ( IHK 1 Januari 2008 - IHK 1 Januari 2007 )/ IHK 1 Januari 2007
l 1. 2. Berdasarkan sumber inflasi: Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan. Cost push inflation, inflasi karena dorongan biaya. Berdasarkan asal inflasi: inflasi Domestic inflation Foreign atau imported inflation
Angka pengganda perekonomian tiga sektor l l l Pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian tiga sektor: Y= C+I+G Fungsi konsumsi C = Co + b. Yd Disposable income Yd = Y-Tx+Tr dimana Tx : pajak; Tr: transfer pemerintah Untuk pajak tetap: Yd=Y-Tx+Tr Untuk pajak proporsional: Yd=Y-(To+t. Y) +Tr 6. Angka pengganda untuk pajak yang bersifat tetap. Y = Co +b(Y-Tx+Tr)+I+G Y = Co+b. Y-b. Tx+b. Tr+I+G Y-b. Y = Co - b. Tx+b. Tr+I+G (1 -b)Y = Co - b. Tx+b. Tr+I+G Y = {1/(1 -b)}. (Co - b. Tx+b. Tr+I+G) 7. Angka pengganda adalah: M = {1/ (1 -b)} 1. 2. 3. 4. 5.
Angka pengganda adalah: M = {1/ (1 -b)} l Selanjutnya persamaan dapat dijabarkan untuk masing -masing variabel C, I, G, Tx, dan Tr sebagai berikut: Y= {1/(1 -b)}. (Co) + {-b/(1 -b)}. (Tx) + {b/(1 -b)}. (Tr) + {1/ (1 -b)}. (I) + {1/ (1 -b)}. (G) l Angka pengganda untuk masing-masing variabel adalah: MCo = {1/ (1 -b)} MG = {1/ (1 -b)} MTx = {-b/ (1 -b)} MI = {1/ (1 -b)} MTr = {b/ (1 -b)}
2. Angka pengganda untuk pajak yang bersifat proporsional. Y = Co +b(Y-Tx+Tr)+I+G Y = Co +b(Y-To – t. Y +Tr)+I+G Y = Co+b. Y-b. To-bt. Y+b. Tr+I+G Y-b. Y+bt. Y = Co - b. To+b. Tr+I+G (1 -b+bt)Y = Co - b. To+b. Tr+I+G Y = {1/(1 -b+bt)}. (Co - b. To+b. Tr+I+G) Angka pengganda adalah: M = {1/ (1 -b+bt)}
Angka pengganda adalah: M = {1/ (1 -b-bt)} l Selanjutnya persamaan dapat dijabarkan untuk masing -masing variabel C, I, G, Tx, dan Tr sebagai berikut: Y= {1/(1 -b+bt)}. (Co) + {-b/(1 -b+bt)}. (To) + {b/(1 b+bt)}. (Tr) + {1/ (1 -b+bt)}. (I) + {1/ (1 -b+bt)}. (G) l Angka pengganda untuk masing-masing variabel adalah: MCo = {1/ (1 -b+bt)} MG = {1/ (1 -b+bt)} MTx = {-b/ (1 -b+bt)} MI = {1/ (1 -b+bt)} MTr = {b/ (1 -b+bt)}
Angka pengganda perekonomian terbuka (empat sektor) l l Pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian tiga sektor: Y= C+I+G+X-M Fungsi konsumsi C = Co + b. Yd pajak Tx=Txo + t. Y Impor: M = m. Y; dimana m = MPM (marginal propensity to impor) Angka pengganda adalah: M = {1/ (1 -b+bt+m)} = {1/ (1 -MPC+MPC. t + MPM) } = { 1/ (MPS+MPC. t +MPM)}
Contoh: Bila diketahui informasi dalam perekonomian terbuka, sbb: 1. Fungsi konsumsi C= 500+0, 8 Yd 2. Pajak tetap Tx=100 3. Investasi I=100 4. Pengeluaran pemerintah G=100 5. Ekspor X= 200 6. Impor M= 0, 05 Y. l Maka besarnya pendapatan nasional keseimbangan, adalah Y = C+I+G+X-M = Co+b. Yd + I+G+(X-m. Y) = Co+b(Y-Tx) +I+G+X-m. Y = 500+0, 8 Y-0, 8. 100 +100+200 -0, 05 Y 0, 25 Y = 500 -80+100+200 0, 25 Y = 820 Y = 3280
l Maka besarnya pendapatan nasional keseimbangan, adalah Y = 3280 l Pendapatan siap dibelanjakan (Yd) = Y- Tx Yd = 3280 – 100 = 3180 l Besarnya konsumsi keseimbangan adalah; Ceq = Co+b. Yd Ceq = 500 + 0, 8. 3180 = 500 + 2544 = 3044 l Besarnya tabungan keseimbangan adalah; Seq = Yd –C Seq = 3180 - 3044 = 136 l Besarnya impor adalah; M= 0, 05 Y M = 0, 05 x 3280 = 164
Angka Pengganda (Multiplier) l. Ilustrasi: l. Pengusaha menambah investasi sebesar 100 juta rupiah untuk menambah kapasitas produksi. l. Uang tersebut dibayarkan pada salah satu mitra kerjanya (si-A). Bila si-A memiliki kecenderungan marginal untuk mengkonsumsikan (MPC) sebesar 4/5, berarti ia akan membelanjakan kepada si B sebanyak 80 juta rupiah (4/5 x 100 juta). l. Selanjutnya bila si-B memiliki kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi sama yaitu 4/5, berarti ia mengkonsumsikan sebesar 64 juta rupiah (4/5 x 100 juta).
Bila proses ini berjalan terus dengan tingkat kecenderungan marginal mengkonsumsi sama sebesar 4/5, maka akan didapatkan kenaikan total pada pengeluaran sbb: Total pengeluaran : = (1 x 100) + (0, 8 x 0, 8 x 100) + …. . + (0, 8 nx 100) = 100 juta. (1 + 0, 82 + 0, 83 +……. . 0, 8 n ) = 100 juta. {1/(1 -0, 8)} = 100 juta x 5 = 500 juta rupiah Hal ini menunjukkan bahwa dengan MPC=4/5 maka multipliernya adalah 5, terdiri dari 1 investasi utama ditambah dengan 4 pengeluaran konsumsi sekunder ekstra
Multiplier bergantung pada seberapa besar MPC-nya. Jadi : Multiplier (angka pengganda) Investasi = Ki = 1/(1 -MPC) = 1/MPS 1 Perubahan pada output = 1 -MPC 1 = MPS X Perubahan pada investasi
Menurunkan Angka Pengganda (Multiplier) secara aljabar Bila fungsi konsumsi adalah: C= a + b. Y Untuk perekonomian dua sektor, keseimbangan terjadi pada saat Y = C+I. Dengan melakukan substitusi kita dapatkan: Y = a+b. Y+I atau Y-b. Y = a+I Y (1 -b) = a+I Y = (a+I)/(1 -b) atau {1/(1 -b)}. (a+I) l. Bila I berubah sebesar delta I, maka Y berubah sebesar delta Y, dimana delta Y = delta I x {1/(1 -b)} Karena b merupakan MPC, maka delta. Y = delta I x {1/(1 -MPC)} atau delta Y = delta I x (1/MPS)
l. Angka pengganda investasi (Ki) adalah angka yang menunjukkan perubahan pendapatan sebagai akibat perubahan investasi. Ki = delta Y/delta I = 1/(1 -MPC) = 1/MPS
Contoh: Dalam perekonomian sederhana, diasumsikan tidak ada sektor pemerintah maupun kegiatan ekspor impor diketahui fungsi konsumsi: C = 500 + 0, 8 Y dan fungsi investasi: I = 100; Delta I = 100 Tentukanlah: a. Pendapatan keseimbangan awal (Yo)? b. Angka pengganda Investasi c. Pendapatan keseimbangan yang baru setelah ada penambahan investasi (Y 1) Yo= 1/MPS (a+I) = 1/0, 2 (500+100) = 5 x 600 = 3. 000 Ki = 1/MPS = 1/0, 2 = 5 Y 1 = (1/MPS)(a+I+d. I) = (1/0, 2) (500+100) = (5) x 700 = 3. 500 Y 1 = Yo+ delta Y = Yo + Ki x delta I = 3. 000 + 5 x 100 = 3. 500
Ki = 1/MPS = 1/0, 2 = 5 Y 1 = 1/MPC (a+I+d. I) = (1/0, 2) (500+100) = (5) x 700 = 3. 500 S , I, C C+I+d. I Investasi yang direncanakan Yo= 1/MPS (a+I) = 1/0, 2 (500+100) = 5 x 600 = 3. 000 C+I S= -500 + 0, 2 Y 100 - 500 Y 0 3000 Y 1 3500 I=100 Y Pendapatan agregat
Soal: 1. Diketahui data hipotesis perekonomian Indonesia adalah sbb: l l l Fungsi konsumsi C = 120 + 0, 75 Y Investasi I = 40 Ditanya : a. b. c. 2. hitunglah pendapatan nasional keseimbangan Tentukan konsumsi dan tabungan keseimbangan Hitung Impas pendapatan Diketahui sama dengan 1); ditanya: a. b. Hitung angka pengganda untuk pengeluaran investasi Berapa investasi yang diperlukan bila diharapkan pendapatan nasional baru = 680.
Soal: Diketahui data hipotesis perekonomian Indonesia adalah sbb: 1. Fungsi konsumsi C = 120 + 0, 75 Y Investasi I = 40 Ditanya : l l l a. b. c. hitunglah pendapatan nasional keseimbangan Tentukan konsumsi dan tabungan keseimbangan Hitung Impas pendapatan Jawab: a. Pendapatan nasional keseimbangan Pendekatan pengeluaran : Y=C+I Y=120+0, 75 Y+40 0, 25 Y = 160 Ye = 640 b. Ce dan Se ? Masukkan Ye kedalam fungsi konsumsi Ce=120+0, 75 x 640 = 120+480 = 600 Se = -a + MPS. Ye = -120 + 0, 25 x 640 = 40 c. Impas pendapatan terjadi pada saat pendapatan = konsumsi Y=C Y=120+0, 75 Y Y = 480
- Slides: 52