RAMBU K 3 LABEL K 3 BAHAN BERBAHAYA
RAMBU K 3, LABEL K 3, BAHAN BERBAHAYA, SERTA SISTEM PELAYANAN KESELAMATAN KERJA Kelompok 9: Anggreini Intan (14115006) Arif Iman Pradana (17117026) Naufal Aqilafif (17117078) Wahyu Dwi Nugroho (17117034)
RAMBU K 3
"153 pekerja di dunia mengalami kecelakaan kerja setiap 15 detiknya. ” - International Labour Organizational (ILO).
Sedangkan di Indonesia, seperti dilansir kompas. com, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membeberkan fakta bahwa rata-rata setiap harinya 8 orang meninggal akibat kecelakaan kerja.
RAMBU K 3 Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Rambu adalah tanda atau pentujuk. Rambu K 3 adalah tanda atau pentujuk keselamatan dan kesehatan yang bermanfaat untuk membantu melindungi karyawan dan pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.
KEGUNAAN RAMBU K 3 Mengingatkan pekerja dari potensi bahaya dan bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area kerja. Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan. Menarik perhatian terhadap adanya bahaya kesehatan dan keselamtan kerja Poin plus saat audit K 3, membantu perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi ISO, OHSAS, dll.
LANDASAN HUKUM TENTANG RAMBU K 3 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 14 b, Permenaker “Memasang yang Sistem Manajemen Keselamatan dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja Kesehatan Kerja Kriteria audit 6. 4. 4. yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan “Rambu-rambu mengenai keselamatan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan tanda pintu darurat harus dipasang dan sesuai dengan standar dan pedoman” terbaca dalam tempat menurut kerja petunjuk pengawas atau ahli keselamatan kerja” pegawai No. 05/MEN/1996 tentang
STANDAR ATURAN RAMBU K 3 ANSI Standard, ISO Standard, British Standard, Hazmat & NFPA Standard, Peraturan Mentri Lingkungan Hidup, Rambu Lalu Lintas, dan MO Standard.
PENGELOMPOKA N RAMBU K 3 WARNA, BENTUK, dan SIMBOL
WARN A
BENTUK
Rambu K 3 Berdasarkan Bentuk dan warna
Rambu K 3 Berdasarkan Bentuk, Warna, dan Simbol
LABEL K 3
LABEL K 3 Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan ataupun informasi tentang barang tersebut. Label k 3 dimaksudkan untuk mengenal dengan cepat suatu barang maupun bahan yang bertujuan untuk meminialisir kecelakaan kerja dengan menggunakan tanda identifikasi yani melalui kata- kata atau gambar pada label.
FUNGSI LABEL K 3 Menurut Kotler (2000: 478), fungsi label adalah sebagai berikut: • Untuk mengidentifikasi produk • Untuk menentukan kelas produk • Label memberikan beberapa informasi mengenai produk (siapa pembuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, dan bagaimana menggunakannya secara aman)
LABEL PADA PIPA Label (tanda) dan Kode Warna Perpipaan secara umum merujuk pada standar ANSI A 13. 1 -2007 (American National Standards Institute) dimana terdapat 6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan yang diatur
UKURAN LABEL PADA PIPA UKURAN PIPA LEBAR LABEL TINGGI HURUF ¾ inch – 1 ¼ inch 8 inch ½ inch 1 ½ inch – 2 inch 8 inch ¾ inch 2 ½ inch – 6 inch 12 inch 1 ¼ inch 8 inch – 10 inch 24 inch 2 ½ inch > 10 inch 32 inch 3 ½ inch NB: Label (tanda) harus mudah dilihat, terdapat di setiap belokan pipa, sambungan pipa, juga pipa yang melewati dinding serta penempatan label (tanda) dipasang setiap interval 7 meter - 15 meter.
LABEL PADA B 3 Label bahan berbahaya secara umum merujuk pada Globally Harmonized System - United Nations (GHS) yang diterbitkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa). Label dipasang per satuan kemasan bahan berbahaya ataupun paket kemasan bahan (material) berbahaya.
KLASIFIKASI BAHAN B 3 Terdapat 9 (sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B 3 (Beracun dan Berbahaya), antara lain : • Simbol kemasan berbahaya bagi lingkungan • Simbol kemasan bahan beracun • Simbol kemasan bahan mudah meladak • Simbol kemasan bahan mudah menyala • Simbol kemasan bahan oksidator • Simbol kemasan bahan berbahaya bagi pernafasan, termasuk karsinogenik • Simbol kemasan bahan penyebab iritasi • Simbol kemasan tabung gas bertekan • Simbol kemasan mudah korosif
LABEL TRANSPORTASI BAHAN MATERIAL Label trasportasi Bahan /Material Berbahaya (B 3 /Bahan Beracun & Berbahaya) secara umum merujuk pada U. S Department of Transportation (DOT) atau Departement Transportasi Amerika Serikat. Label (plakat) secara umum dipasang pada kendaraan pengangkut juga pada kemasan paket baik itu transportasi darat, udara dan laut ataupun transportasi khusus lainnya.
KLASIFIKASI BAHAN B 3 Plakat Kelas 1 – Mudah meledak : 1. 1 bahan mudah meledak 1. 2 bahaya serpihan ledakan 1. 3 bahaya api ledakan 1. 4 bahaya ledakan ringan 1. 5 sensitivitas ledakan kecil. 1. 6 sensitivitas ledakan sangat kecil Kelas 2 – Gas : 2. 1 gas mudah terbakar 2. 2 gas bertekanan (tidak mudah terbakar) 2. 3 gas beracun 2. 4 gas korosif
Plakat Kelas 3 – cairan mudah terbakar Kelas 4 – padatan mudah terbakar 4. 1 padatan muda terbakar. 4. 2 spontan mudah terbakar 4. 3 berbahaya jika terkena air. Kelas 5 – oksidator: 5. 1 oksidator 5. 2 oksidator organik. Kelas 6 – beracun : 6. 1 bahan beracun 6. 2 menyebabkan infeksi Kelas 7 – bahan radioaktif.
Plakat Kelas 8 – bahan korosif. Kelas 9 – bahaya lain : Bahan berbahaya yang tidak termasuk kategori diatas.
LABEL PENGATUR TEMPAT KERJA
LABEL KETERANGAN Batas Area Kerja. Batas Ruangan Kerja. Batas Jalur Lalu Lintas. Produk Jadi. Sarana Umum. Barang/Bahan Baku. Sarana P 3 K. Sarana Keselamatan. Sarana Darurat & Evakuasi. Jalur Pejalan Kaki. Barang/Bahan yang akan diproses. Barang/Bahan Inspeksi QC. Produk/Bahan Ditolak (Reject). Sisa Pekerjaan yang tidak terpakai. Tanda Berhenti.
Rak/Lemari. Meja. Perlengkapan/Peralatan/Mesin. Area terbatas untuk tujuan operasional. Mesin/Alat Berbahaya. Area terbatas untuk keselamatan. Sarana Darurat Kebakaran. Zona Mengandung Bahaya.
BAHAN BERBAHAYA
BAHAN BERBAHAYA Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu : INDUSTRI KIMIA , INDUSTRI PENGGUNA BAHAN KIMIA, dan LABORATORIUM
Klas KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA Klas I (Eksplosif) Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan merusak sekeliling Klas II Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi bahan berbahaya seperti tabel disamping Penjelasan Klas III (Cairan mudah terbakar) (Bahan mudah terbakar) 1. Gas mudah terbakar 2. Gas tidak mudah terbakar 3. Gas beracun 1. Cairan : F. P <23 o. C 2. Cairan : F. P >23 o. C ( F. P = flash point) Klas IV (Bahan mudah terbakar 1. Zat padat mudah terbakar selain klas II dan III) 2. Zat yang mudah terbakar dengan sendirinya 3. Zat yang bila bereaksi dengan air dapat mengeluarkan gas mudah terbakar Klas VI (Zat pengoksidasi) (Zat racun) 1. Oksidator bahan anorganik 2. Peroksida organik 1. Zat beracun 2. Zat menyebabkan infeksi Klas VII (Zat radioaktif) Aktifitas : 0. 002 microcury/g Klas VIII (Zat korosif) Bereaksi dan merusak
PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA 1. Bahan kimia toxic Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya 2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive) Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) Disimpan pada tempat yang cukup dingin, lokasi penyimpanan dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakaran, tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai 4. Bahan Kimia Peledak (Explosive) Letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan
5. Bahan kimia oksidator Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedung tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan yang mudah bakar. 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances) Tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN KERJA
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari segi kesehatan umumnya, yang lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan. Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh : Beban kerja, Kapasitas Kerja , dan Beban Tambahan/Lingkungan kerja.
TUJUAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN KERJA 1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyusaian diri baik fisik maupun mental terutama dalam peyusuaian dalam pelaksanaan pekerjaan dengan tenaga kerja. 2. Untuk melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. 3. Untuk meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. 4. Memberi pengobatan, perawatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja.
TUGAS POKOK SISTEM PELAYANAN KESEHATAN KERJA 1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus. 2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan dan tenaga kerja 3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja. 4. Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan sanitair. 5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan kerja 6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja. 7. Pendidikan untuk tenaga kerja & latihan petugas P 3 K 8. Memberi nasehat mengenai perencanaan & pembuatan tempat kerja, alat pelindung diri, gizi, penyelenggaraan makanan di tempat kerja 9. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan & penyakit akibat kerja 10. Pembinaan & pengawasan tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu terhadap kesehatan. 11. Memberi laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
KESIMPULAN 1. Rambu K 3 merupakan salah satu cara menginformasikan kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kerja daari suatu aktivitas, area atau peralatan kerja tertentu 2. Label k 3 dimaksudkan untuk mengenal dengan cepat suatu barang maupun bahan yang bertujuan untuk meminialisir kecelakaan kerja dengan menggunakan tanda identifikasi yani melalui kata- kata atau gambar pada label. 3. Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
4. Adapun tujuan dari adanya sistem pelayanan kesahatan kerja anatara lain adalah sebagai berikut: • Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyusaian diri baik fisik maupun mental terutama dalam peyusuaian dalam pelaksanaan pekerjaan dengan tenaga kerja. • Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. • Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. • Memberi pengobatan, perawatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja.
VIDEO
THANKS
- Slides: 43