PUSAT PERTUMBUHAN dan PERTUMBUHAN WILAYAH Oleh DRA NOFRIATI
PUSAT PERTUMBUHAN dan PERTUMBUHAN WILAYAH Oleh : DRA. NOFRIATI
• Pusat pertumbuhan (Growth Poles) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhanpembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikansebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain disekitarnya
Faktor-faktor Perkembangan Pusat Pertumbuhan : 1. SDA (Sumber Daya Alam) Daerah yang memiliki SDA melimpah & cadangan yang banyak, biasanya menjadi pusat pertumbuhanbagi wilayah-wilayah disekitarnya. 2. SDM (Sumber Daya Manusia) Manusia yang mempunyai pendidikan dan keterampilan yang tinggi merupakan sumber daya potensialdalam pembangunan suatu wilayah. 3. Lokasi terbagi 2 : a. Site �berhubungan dengan kondisi internal suatu daerah. Seperti : bentuk wilayah, kondisi iklim, tata air dsb. b. Situasi � Daya jangkau dari suatu wilayah untuk memberikan pelayanan terhadap wilayah-wilayahlain disekitarnya. Contoh : Jakarta memberikan daya jangkau untuk BODETABEK
Setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda. Potensi suatu wilayah dapat dilihat dari berbagaiaspek, baik aspek fisik maupun sosial budaya yang terdapat di wilayah tersebut • Dalam mengidentifikasi potensi suatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan dapat dilakukandengan cara menginventarisir potensi utama yang ada di daerah tersebut. Misalnya, pulau Bali merupakan suatu wilayah yang memiliki potensial utama wisata alam dan sosial budaya. Pulau Bali dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan dengan cara memacu perkembangan sektor lainnya, terutama industri cinderamata, perdagangan, transportasi, perhotelan, dan usaha jasa lainnya. Padaakhirnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan wilayah-wilayah di sekitarnyaterutama pulau -pulau di NTB dan NTT yang pada awalnya relatif berkembang.
q Teori tempat Sentral ( Central Place Theory) oleh Walter Christaller ahli geografi Jerman. Konsep Christaller mengungkapkan teorinya dalam jangkauan(range) dan ambang(threshold). Ø Range �adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang-barang kebutuhannyayang hanya kadang-kadang saja. Ø Threshold �adalah jumlah minimal dari penduduk yang menunjang keseimbangan dan kelancaransuplai barang.
Threshold dibedakan atas 2 macam, yaitu : • Threshold tinggi dimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual barang yang memiliki risiko kerugian tinggi karena jenis barang yang dijual adalah barang-barang mewah, seperti kendaraan bermotor, perhiasan. • Threshold rendah dimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual kebutuhan sehari sehingga tidak perlu memilih tempat dipusat kota.
• Berdasarkan teori Christaller, tempat sentral dimodelkan ke dalam titik-titik yang dikelilingi oleh bentuk hexagonal atau segi enam dimana daerah segi enam ini menggambarkan daerah atau wilayahyang dapat terlayani oleh tempat sentral tersebut.
Tempat sentral dapat berupa kota-kota besar, pusat perbelanjaan atau pasar, rumah sakit, ibu kota propinsi, ibukota kabupaten, dsb. Setiap tempat sentral memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya suatu wilayah, hierarki atau tingkatan tempat yang sentral. Contoh : ibu kota negara, ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten atau kota, ibu kota kecamatan dan kelurahan.
Hirarki Tempat Sentral (Central Place Hirearchi)
Hirarki tempat sentral (K=7, K=4 dan K=3)
Berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi 3 bagian 1. Wilayah Sentral berhierarki 3 (K=3) �Pusat pelayanan yang menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, seperti pasar. Konsep ini sering disebut kasus pasar optimal. Wilayah ini memilki ⅓ bagian dari wilayah tetangga disekitarnya. Contohnya : pasar kecamatan (Pasar Ciplak).
2. Wilayah Sentral Berhierarki 4 (K=4) Daerah yang memiliki pengaruh bagi dirinya sendiri dan daerah sekitarnya yang memberikankemungkinan jalur lalu lintas yang efisien. Konsep ini sering disebut sebagai situasi lalu lintas optimum. Wilayah ini memiliki pengaruh ½ bagian dari wilayah disekitarnya. Contohnya : pasar kabupaten/kota (Pasar Kramat Jati).
3. Wilayah Sentral Berhierarki 7 (K=7) Wilayah yang memiliki pengaruh seluruh bagian dari wilayah yang ada. Konsep ini dikenal sebagaisituasi administratif optimum.
Teori Kutub pertumbuhan (Growth Poles Theory) atau Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Centres. Theory) oleh Perroux (Perancis, 1995). “Perkembangan bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral, tetapi muncul ditempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda”. Wilayah yang menjadi pusat pembangunan inilah yang dinamakan pusat pertumbuhan atau kutub pertumbuhan. Dari wilayah inilah selanjutnya proses pembangunan berlanjut ke wilayah-wilayah di sekitarnya.
Teori Kutub pertumbuhan (Growth Poles Theory) Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Centres. Theory) Dikemukakan oleh : Perroux (Perancis, 1995)
Wilayah Pembangunan Sistem pembangunan nasional Indonesia telah dicanangkan sejak REPELITA II tahun 1974 -1978 yang menyatakan bahwa proses pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan, yaitu: • Wilayah Utama A (wilayah 1 dan 2), kota Medan • Wilayah Utama B (wilayah 3, 4, dan 5), kota Jakarta • Wilayah Utama C (wilayah 6 dan 7), kota Surabaya • Wilayah Utama D (wilayah 8, 9 dan 10), kota Makassar
Wilayah Pembangunan Utama
Pertanyaan : Ø Dimas : “Mengapa dalam mengaplikasikan Teori Christaler dibutuhkan persamaan topografi dalam wilayah tersebut”. Ø Jawab : Karena persamaan topografi akan memberikan pengaruh dan akses yang sama ke wilayah-wilayah di sekitar pusat pertumbuhan atau pusat fasilitas seperti pasar atau kantor administrasi. Sehingga fungsi pusat pertumbuhan atau pusat kegiatan dapat diakses secara merata oleh penduduk yang ada di wilayah sekitarnya.
- Slides: 20