Puisi Unsurunsur Puisi 1 Unsur Intrinsik unsur yang

  • Slides: 12
Download presentation
Puisi

Puisi

Unsur-unsur Puisi 1. Unsur Intrinsik → unsur yang berada di dalam puisi 2. Unsur

Unsur-unsur Puisi 1. Unsur Intrinsik → unsur yang berada di dalam puisi 2. Unsur Ekstrinsik → unsur yang berada di luar puisi

Unsur Intrinsik �Diksi atau gaya bahasa �Pengimajian, sehingga kata-kata seolah dilihat, didengar, dan dirasakan

Unsur Intrinsik �Diksi atau gaya bahasa �Pengimajian, sehingga kata-kata seolah dilihat, didengar, dan dirasakan �Kata konkret �Majas �Rima �Tipografi

Unsur Ekstrinsik �Tema �Perasaan �Nada dan suasana �Amanat atau nilai

Unsur Ekstrinsik �Tema �Perasaan �Nada dan suasana �Amanat atau nilai

Amanat Merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca

Amanat Merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca

Nilai atau amanat yang terkandung dalam puisi �Nilai pendidikan �Nilai sosial �Nilai budaya �Nilai

Nilai atau amanat yang terkandung dalam puisi �Nilai pendidikan �Nilai sosial �Nilai budaya �Nilai ekonomi �Nilai hukum �Nilai agama

Parafrase �Adalah mengungkapkan kembali suatu puisi menjadi lebih sederhana, namun tanpa mengubah maknanya �Parafrase

Parafrase �Adalah mengungkapkan kembali suatu puisi menjadi lebih sederhana, namun tanpa mengubah maknanya �Parafrase tergantung pada orang yang melakukan parafrase tersebut

Hampa Sepi di luar. Sepi menekanmendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak.

Hampa Sepi di luar. Sepi menekanmendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa -apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti. (keadaan amat) Sepi di luar (sana). (Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak. Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana). (pohonan itu) Tak bergerak Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku), Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya dariku) Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi). (menanti dalam) Sepi. (di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (, ) menanti jadi mencekik (malah) Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku) Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa (bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik (sorak) Ini (, ) (perasan) sepi (ini) terus (saja) ada. Dan (aku masih tetap) menanti.

Selamat Tinggal aku berkaca ini muka penuh luka (Ketika) aku berkaca, (Aku terkejut melihat)

Selamat Tinggal aku berkaca ini muka penuh luka (Ketika) aku berkaca, (Aku terkejut melihat) muka(ku) penuh luka (Sebenarnya ini) punya siapa? siapa punya? Aku mendengar (suara) seru (yang) kudengar seru menderu (Di) dalam hati (aku bertanya) Dalam hatiku Apa(kah) hanya suara angin lalu? Apa hanya angin lalu? (Aku pun mendengar suara) lagu (yang) Lagu lain pula lain Menggelepar di tengah malam buta Ah! Segala(nya) menebal, segala(nya) Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal (Sehingga) segalanya tidak kukenal

Guru. . . Jasamu sangatlah mulia Setiap hari tanpa mengenal lelah Mengajari sampai kami

Guru. . . Jasamu sangatlah mulia Setiap hari tanpa mengenal lelah Mengajari sampai kami bisa Guru. . . Jasamu tiada tara Untuk membuat siswamu mencapai cita Guru. . . Kau memang pahlawan tanpa tanda jasa Guru, tugasmu sangatlah mulia, tanpa mengenal lelah dari pagi sampai siang kau mengajari sampai muridmu bisa. Jasamu tiada tara, engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa. .

BUMIKU KAU TERDIRI DARI BERBAGAI NEGERI ADA NEGERI INDIA, ADA NEGERI SPANYOL, ADA NEGERI

BUMIKU KAU TERDIRI DARI BERBAGAI NEGERI ADA NEGERI INDIA, ADA NEGERI SPANYOL, ADA NEGERI ARAB, ADA NEGERI AMERIKA, ADA JUGA NEGERIKU, INDONESIA DAN NEGERI-NEGERI YANG LAIN BUMIKU KUCINTA KAU SEPANJANG MASA Karya: SHAFA SAFIRA ROBBANI TKIT AT-TAQWA SURABAYA– B 1

Doa kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh

Doa kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh caya. Mu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintu. Mu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling